Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Balikpapan yang merupakan salah satu kota cukup besar di Indonesia
memiliki luas sekitar 503,3 km² dan memiliki jumlah penduduk 625.968 jiwa. Dan juga
merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Kalimantan Timur. Sebagai salah
satu wilayah yang luas, membuat kota Balikpapan menjadi suatu wilayah yang terbagi
menjadi beberapa zonasi antara lain sebagai zona fasilitas umum, area industri dan
perumahan. Salah satu bentuk dari zonasi yang akan ditinjau tersebut yaitu berupa
fasilitas umum. Pada dasarnya ada berbagai jenis bentuk dari fasilitas umum salah
satunya adalah TPA Manggar yang terdapat pada Kecamatan Balikpapan Timur, Kota
Balikpapan.
Dalam melakukan pemilihan atau penempatan lokasi perlu adanya tinjauan
mengenai faktor yang mempengarui berupa analisis lokasi. Menurut Tarigan (2006),
analisis lokasi dibagi menjadi dua, yaitu analisis untuk memahami karakteristik lokasi
dan kegiatan dalam skala wilayah maupun membuat lokasi dan ruang bagi kegiatan
tertentu agar kemampuan ruang dapat dipergunakan secara optimal. Salah satu bentuk
analisis yang akan dilakukan adalah mengenai lokasi fasilitas umum berupa TPA,
dimana Tempat Pembuang Akhir (TPA) Manggar berlokasi pada jalan Proklamasi,
Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur. Pada tahun 1997, luasan area saat
itu mempunyai luasan sebesar 49,89 Ha. Selain itu, penempatan dan pembangunan TPA
Manggar merupakan bagian dari program Kalimantan Urban Development Project
(KUDP). Pada TPA Manggar sendiri telah terbagi menjadi zona-zona, dimana pada
setiap zona mempunyai pemanfaatan secara penuh dalam pengelolaan timbulan
sampah. Tempat Pembuangan Akhir merupakan tempat sampah yang dialokasikan
secara terisolasi secara aman agar tidak menimbulkan kerusakan atau dampak negatif
terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan penyediaan fasilitas dan
penanganan yang benar agar pengelolaan sampah tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Sehingga, dalam melakukan penentuan suatu zonasi, perlu adanya pertimbangan
berupa faktor-faktor yang mempengaruhi, dan pertimbangan mengenai objek
penempatan fasilitas pada lokasi tersebut. Sehingga, dalam hal ini akan dilakukan
identifikasi mengenai faktor-faktor penentu dalam penempatan lokasi terhadap fasilitas
penunjang berupa TPA Manggar dan diantaranya akan dilakukan mengenai analisis
lokasi dan keruangan lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN.
Pada Bab I Merupakan bab awal makalah yang berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran, sistematika penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI.
Pada bab II ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari
kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan serta beberapa literature
review yang berhubungan dengan penelitian.
2.8 Kriteria pemilihan dalam pemilihan lokasi tempat pembaungan akhir (TPA)
Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA (SNI
nomor 03-3241-1994), yaitu Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Kriteria Regional
Merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau zona tidak
layak sebagai berikut:
a. Kondisi geologi
• Tidak berlokasi di zona holocene fault dan tidak boleh di zona bahaya geologi.
b. Kondisi hidrogeologi:
• Tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter
• Tidak boleh kelulusan tanah lebih dari 10-6 cm/det
• Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter
• Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut di atas, maka
harus diadakan masukan teknologi
c. Kemiringan zona harus kurang dari 20 %
d. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk
penerbangan turbo jet dan lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain.
e. Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode
ulang 25 tahunan.
2. Kriteria penyisih
Merupakan kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik, diantaranya yaitu:
a. Iklim:
• Hujan, intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik
• Angin, arah angin dominan tidak menuju ke permukiman dinilai makin baik
b. Utilitas: tersedia lebih lengkap dinilai makin baik
c. Lingkungan Biologis:
• Habitat: kurang bervariasi, dinilai makin baik
• Daya dukung: kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin baik.
d. Kondisi tanah:
• Produktifitas tanah: makin tidak produktif dinilai makin baik
• Kapasitas dan umur: dapat menampung lahan lebih banyak dan lebih lama
dinilai lebih baik.
• Ketersediaan tanah penutup: mempunyai tanah penutup yang cukup, dinilai
lebih baik.
• Status tanah: kepemilikan tanah makin bervariasi dinilai tidak baik.
e. Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah, dinilai makin baik
f. Batas administrasi: dalam batas administrasi dinilai semakin baik
g. Kebisingan: semakin banyak zona penyangga dinilai semakinbaik
h. Bau: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
i. Estetika: semakin tidak terlihat dari luar dinilai semakin baik
j. Ekonomi: semakin rendah biaya satuan pengelolaan sampah (Rp/m3 atau Rp/ton)
dinilai semakin baik
3. Kriteria penetapan
Merupakan kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwenang untuk menyetujui
dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan Instansi yang
berwenang setempat dan ketentuan yang berlaku.
5. Bahaya Banjir 2
a. Tidak ada bahaya banjir 10
b. Kemungkinan banjir > 25 tahunan 5
No Parameter Bobot Nilai
c. Kemungkinan banjir > 25 tahunan Tolak (kecuali 1
ada masukan teknologi)
6. Tanah Penutup 4
a. Tanah penutup cukup 10
b. Tanah penutup cukup sampai ½ umur pakai 5
c. Tanah penutup tidak ada 1
7. Intensitas Hujan 3
a. Dibawah 500 mm per tahun 10
b. Antara 500 mm sampai 1000 mm per tahun 5
c. Diatas 1000 mm per tahun 1
8. Jalan Menuju Lokasi 5
a. Datar dengan kondisi baik 10
b. Datar dengan kondisi buruk 5
c. Naik/turun 1
9. Transport Sampah (satu jalan) 5
a. Kurang dari 15 menit dari centroid sampah 10
b. Antara 16 menit – 30 menit dari centroid sampah 8
c. Antara 31 menit – 60 menit dari centroid sampah 3
d. Lebih dari 60 menit dari centroid sampah 1
10. Jalan Masuk 4
a. Truk sampah tidak melalui daerah pemukiman 10
b. Truk sampah melalui daerah pemukiman 5
berkepadatan sedang (< 300 jiwa/ha)
c. Truk sampah melalui daerah pemukiman 1
berkepadatan tinggi ( > 300 jiwa/ha)
11. Lalu Lintas 3
a. Terletak 500 m dari jalan umum 10
b. Terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 8
c. Terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 3
d. Terletak pada lalu lintas tinggi 1
12. Tata Guna Lahan 5
a. Mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna 10
tanah sekitar
No Parameter Bobot Nilai
b. Mempunyai dampak sedang terhadap tata guna 5
tanah sekitar
c. Mempunyai dampak besar terhadap tata guna 1
tanah sekitar
13. Pertanian 3
a. Berlokasi di lahan tidak produktif 10
b. Tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 5
c. Terdapat pengaruh negatif terhadap pertanian 1
sekitar
2. Triangulasi antar-peneliti
Dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam
pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah
pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki
pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru
merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3. Triangulasi sumber data
Adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan
sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti
bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis,
arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau
foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang
berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda
pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan
keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
4. Triangulasi teori
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis
statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori
yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau
kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan
kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik
secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini
paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika
membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih
jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan cara-cara yang
digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Dan untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian terdapat metode pengumpulan data yang meliputi :
1. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan
melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang berpengaruh dan berkepentingan
dalam penelitian. Selain itu juga dilakukan survey lapangan untuk
lebih mengetahui kondisi lapangan dan mencari data pendukung dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut :
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan tulisan. Jenis
kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana
jawabannya sudah tersedia sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai
dengan pendapatnya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana metode ini
dilakukan dengan cara tanya jawab lisan. Metode ini dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan kondisi langsung bertemu dan berhadap-hadapan. Dalam penelitian ini, metode
wawancara dilakukan pada stakeholder yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh melalui literatur yang berhubungan dengan studi yang
diambil. Studi literatur ini terdiri dari tinjauan teoritis dan pengumpulan data instansi.
Untuk tinjauan teoritis kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat teori-
teori pendapat para ahli yang berkaitan dengan pembahasan studi. Untuk pengumpulan data
dari instansi-instansi terkait pembahasan studi yang disesuaikan dengan kebutuhan data
yang diperlukan. Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data sekunder ini adalah
keakuratan data dan validitas sumber data. Studi literatur atau kepustakaan dilakukan
dengan meninjau isi dari literatur yang bersangkutan dengan tema penelitian ini,
diantaranya berupa buku, hasil penelitian, dokumen rencana tata ruang, tugas akhir, serta
artikel di internet dan media massa.
Permukiman
Gambar 4.2 Permukiman di sekitar TPA Manggar
Diwilayah sekitar TPA Manggar banyak ditemui perumahan kampung yang
lokasinya berada di berada di sepanjang jalan menuju TPA. Permukiman penduduk
terdapat di RT 36 Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur berjarak +
500 meter kearah timur laut dari TPA Manggar. Kegiatan permukiman ini terkena
dampak dari kegiatan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Manggar.
Fasilitas umum
No Stakeholder
2 DKPP
1 Batas Administrasi
3 Kapasitas Lahan
4 Partisipasi Masyarakat
7 Bahaya banjir
8 Tanah penutup
No Faktor penentuan pemilihan lokasi TPA Manggar
10 Jalan masuk
11 Lalu lintas
13 Kegiatan Pertanian
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Diktat Landfilling Limbah. ITB Bandung. Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum. (2010).
Wardhana, Wisnu, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), Andi Offset,
Yogyakarta.
Devas, Nick and Rakodi, Caroline. 1993. Managing Fast Growing Cities: New
Approaches to Urban Planning and Management in The Developing World, John Wiley
and Sons, Inc. New York.