You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INFEKSI PERNAPASAN AKUT

Topik : ISPA
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : RSUD Jayapura
Hari/Tanggal : Kamis, 19 April 2018
Waktu : 10.00 WIT

A. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan masyarakat mengetahui tentang penyakit ISPA.
Tujuan Khusus.

B. Setelah diberikan penyuluhan :


1. Pasien dapat menjelaskan tanda gejala penyakit ISPA
2. Pasien mengetahui penyebab dari penyajit ISPA.
3. Pasien mengetahui cara menghindari penyakit ISPA.

C. Materi.
1. Tanda gejala penyakit ISPA
2. Penyebab penyakit ISPA
3. Cara menghindari penyakit ISPA

D. PESERTA
Peserta yaitu keluarga pasien

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
2. Materi SAP
G. PENGORGANISASIAN
1. Penyuluh : Eka Riawati A. S.
2. Moderator : Rosdiana M. G.
3. Observer : Sattuniati
4. Fasilitator : Heru Purwanto
Jufri Bugis
Lilis Wiwi R.
Markus G. Runggaweri
Muh. Fatris Irianto
Papka Widianto
Rohmat Darwan
Rosi Maya Sari
Siti Maisaro
Yulanda L. Warkawani

H. PEMBAGIAN TUGAS
1. Penyuluhan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menggali pengetahuan masyarakat tentang tuberculosis
b. Menjelaskan materi
c. Menjawab pertanyaan peserta

2. Moderator
Tugas dan tanggung jawab :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberri materi
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
3. Observasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan penyuluhan
berlangsung

4. Fasilitator
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulai penyuluhan
c. Memotivasi agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta

I. SETTING TEMPAT

Keterangan :

Moderator

Fasilitator

Penyuluh

Audience

Observer
J. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Sasaran Kegiatan
1. Semua anggota Perkenalan.
5 menit
keluarga Doa.
2. Pembagian leaflet
5 menit
Penjelasan materi
3. 10 menit Sesi Tanya jawab.
4. 5 menit Evaluasi.

K. Evaluasi.
Keluarga dapat mengerti apa itu ISPA
Keluarga dapat menjelaskan tanda gejala penyakit ISPA
Keluarga mengetahui penyebab dari penyakit ISPA.
Keluarga mengetahui cara menghindari penyakit ISPA.
Lampiran materi

ISPA(Infeksi Saluran Akut)

A. PENGERTIAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas
termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus,
rongga telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah
dan selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan
bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati
dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung
pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi
dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

B. KLASIFIKASI
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1. ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
2. ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

C. ETIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golonganA
streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma,
dan pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung,
pharing, laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia,
vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas
wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.

Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa
faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran
pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca
(Whaley and Wong; 1991; 1419)

Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni
golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia
trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat
keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya
edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.

Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi
saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga
biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada
balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga
akut harus mendapat antibiotic.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi
lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan
mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan
penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka
perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-
cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda
bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.

D. Tanda – Tanda Klinis ISPA


1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting
expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan
cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil
bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

E. Tanda - Tanda Laboratoris ISPA

1. Hypoxemia,
2. Hypercapnia dan
3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada
anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya),
kejang, kesadaran menurun, stridor,Wheezing.
F. FAKTOR RESIKO
Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis,
BBLR dan premature.

Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan terhadap
infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara.

G. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat
pneumonia.

H. PENATALAKSANAAN ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit ISPA).

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan


penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-
kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang
bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian
makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi
pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

1. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

2. Pengobatan dan perawatan


Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
3. Pengobatan antara lain :
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4
kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

You might also like