You are on page 1of 5

RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL

LINGKUNGAN(SUHU DAN pH)


(Aquatic Organisms Responses to Environmental Variables (Temperature and
pH)

Mayang Sari (C24160036)*

Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2018

Abstrak
Kondisi perairan baik secara kimia, fisika, maupun biologi sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan. Kondisi tersebut akan terus berubah sesuai dengan keadaan
lingkungan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan perairan dapat berdampak secara
langsung dan tidak langsung pada biota akuatik, seperti perubahan pH dan suhu pada
perairan juga mempengaruhi tingkah laku ikan, morfologi, hingga fisiologis dari biota
perairan yang mengalami adaptasi terhadap perubahan tersebut. Kemampuan adaptasi
terhadap perubahan yang terjadi bervariasi, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor
hingga dapat menyebabkan kemunduran fungsional hingga pada kematian ikan.
Kata kunci : fisiologi hewan, nila, perubahan suhu, perubahan pH

Abstract
Water conditions both chemically, physically, and biologically greatly affect the
survival of fish. These conditions will continue to change in accordance with the state of
the environment. The ocur changes in aquatic environments can have a direct and indirect
impact on aquatic biota, such as changes of pH and temperature pf aquatic ecosystem, and
then fisiology of aquatic organisms to adaptation for lot of variation changes, it can causes
from many factors and causes fungsional decrease up to aquatic organisms dead.
Key words : animal fisiology, temperature, pH, tilapia.

PENDAHULUAN air tawar lainnya (Sangihe dalam


Ikan merupakan organisme yang Monalisa 2010). Hal ini menunjukkan
sangat sensitif terhadap perubahan peranan ikan nila pada rantai makanan
lingkungan. Perubahan yang terjadi pada memiliki pengaruh yang cukup besar,
lingkungan perairan dapat oleh karena itu perobaan mengenai
mempengaruhi kelangsungan hidup ikan. berbagai perilaku ikan nila perlu diteliti
Pencemaran merupakan salah satu agar dapat mendukung pengelolaan yang
penyebab perubahan morfologi maupun tepat dalam mengelola ikan tersebut.
perilaku ikan. Ikan sangat rentan Praktikum ini bertujuan untuk
terhadap kandungan logam yang dapat mengetahui adanya pengaruh dari suatu
masuk melalui insang maupun pakan perubahan lingkungan atau pencemaran
yang terkontaminasi. Efek dari zat atau perlakuan dalam suatu percobaan
berbahaya diperairan dapat merusak dalam rangka menentukan lingkungan
organ ikan, baik akut maupun ringan yang ideal untuk ikan serta untuk
(Affandi et al. 2014). mengetahui respon organisme akuatik
Ikan nila (Oreochromis sp) sudah terhadap variabel lingkungan (suhu dan
lama dikenal oleh masyarakat luas pH), dan mengetahui kisaran toleransi
sebagai ikan konsumsi dan mengandung organisme akuatik terhadap variabel
gizi yang hampir sama dengan jenis ikan lungkungan

*Kelompok VI (Wijianto)
METODOLOGI sebelumnya, selanjutnya dilakukan
penaikan pH menjadi 11 dengan
Waktu dan Tempat ditambahkan NaOH ke dalam akuarium
Praktikum dilaksanakan pada hari sebanyak 117 tetes, kemudian ikan
Rabu, 21 Februari 2018 pukul 09.00- diamati setelah 10 menit hingga waktu
12.00 WIB bertempat di laboratorium mencapai satu jam. Perlakuan kondisi
fisiologi hewan air, departemen asam dilakukan dengan cara yang sama
Manajemen Sumberdaya Perairan, namun menggunakan tambahan senyawa
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, HCl.
Institut Pertanian Bogor. Perlakuan Suhu
Sebanyak lima buah
Alat dan Bahan akuarium disiapkan serta diisi air ± 10 cm
Alat-alat yang digunakan dalam untuk satu jenis perlakuan suhu.
praktikum ini adalah lima akuarium, Akuarium 1 digunakan sebagai kontrol,
ember, gayung, timer, thermometer dan akuarium 2,3,4 diberikan perlakuan
penggaris. Bahan-bahan yang digunakan panas dengan suhu yang berbeda yaitu
pada praktikum ini adalah ikan nila pada 35ºC, 40ºC, 45ºC sedangkan akuarium 5
stadia juvenil. digunakan untuk perlakuan yang
dilakukan secara gradual atau bertahap
Rancangan percobaan yang diamati setiap sepuluh menit. Suhu
Ikan yang digunakan pada yang digunakan untuk perlakuan dingin
praktikum ini adalah ikan nila stadia yaitu: 20ºC, 15ºC, 10ºC. Termometer
juvenil dengan cara memasukkan ikan ke digunakan untuk melihat perubahan suhu
dalam akuarium yang berbeda dengan yang terjadi, heater digunakan ntuk suhu
berbagai perlakuan yang berbeda, respon panas dan untuk suhu dingin digunakan
ikan terhadap perlakuan diamati secara es batu. Sebanyak tiga ekor ikan nila
terus-menerus hingga waktu yang dimasukkan ke masing-masing akuarium
ditentukan. setiap perlakuan. Ikan tersebut sudah
ditimbang bobot awalnya terlebih
Prosedur Kerja dahulu. Suhu akuarium harus diusahakan
dalam kondisi yang stabil dengan tidak
Perlakuan pH ada fluktuasi yang berarti. Tingkah laku
Alat-alat yang dibutuhkan seperti ikan diamati serta dicatat setiap 10 menit
akuarium, gayung, dan ember selama satu jam. Setelah selesai, ikan
dipersiapkan, kemudian ikan yang ditimbang bobot akhirnya dan
dijadikan sebagai biota uji dimasukkan bandingkan dengan bobot awal.
ke dalam akuarium sebanyak tiga ekor
setiap akuariumnya dengan perlakuan Analisis Data
(treatment) yang berbeda. Percobaan Parameter respon yang diukur
kondisi basa dilakukan dengan tiga buah adalah kelangsungan hidup (SR),
akuarium, untuk akuarium I diberi Mortalitas dan Perubahan bobot ikan.
perlakuan kondisi pH 10, akuarium II Parameter tersebut lalu dianalisis
diberi perlakuan kondisi pH 11, dan menggunakan Analisa statistik,
akuarium III perlakuan pH dilakukan
Analysis of Variance (anova)
secara gradual(bertahap) mulai dari pH
normal perairan selama 10 menit Rumus SR , mortalitas dan perubahan
kemudian diamati tingkah laku serta bobot :
morfologi yang terjadi pada ikan,
kemudian pH dinaikkan menjadi 10 SR
dengan ditambahkan NaOH sebanyak 17 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒 − 𝑡
= x 100%
tetes, ikan diamati setelah 10 menit 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑡0)
kemudian setiap perubahan yang terjadi
dicatat pada sheet yang telah disediakan

*Kelompok VI (Wijianto)
∆W = Wakhir-Wawal Perlakuan pH Asam
Ulangan
5 4 3 Gradual
𝑁𝑜 − 𝑁𝑡 1 34,65 17,00 0,85 0,70
𝑀= × 100% 2 0,69 0,3 0,5 0,38
𝑁𝑜
3 0,40 0,36 0,14 0,92
Keterangan:
Wakhir = bobot akhir (kg) Data pada tabel di atas menunjukkan
Wawal = bobot awal (kg) bahwa terjadinya penurunan bobot ikan
SR = Survival rate (%) seorong dengan menurunnya nilai pH
M = mortalitas (%) pada suatu perairan bahkan pada ulangan
ketiga dengan pemberian perlakuan pH 3
didapatkan data bahwa bobot ikan pada
pH tersebut hanya 0,14 gram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4 Perlakuan basa terhadap
Tabel 1 Perlakuan suhu panas terhadap
perubahan bobot ikan perubahan bobot ikan
Perlakuan pH Basa
Perlakuan Panas Ulangan
Ulangan 10 11 Gradual
35ºC 40ºC 45ºC Gradual
1 0,18 3,52 -0,22
1 -0,34 0,40 0,30 -0,50
2 0,20 -2,56 -2,60
2 5,30 5,90 1,40 -0,52 3 -0,02 6,08 2,38
Dari data yang telah diperoleh, dapat Tabel di atas menunujukkan bahwa
dilihat bahwa nilai bobot ikan pada suhu pertambahan bobot ikan nila lebih
35ºC mengalami penambahan bobot mungkin terjadi saat pemberian
ikan, perlakuan secara gradual juga perlakuan basa yang dilakukan secara
menambah bobot ikan baik pada ulangan bertahap atau gradual. Pertambahan
I dan ulangan II. Dewi et.al(2014) bobot ikan terus bertambah seiring
mengatakan bahwa suhu sangat berperan dengan bertambahnya nilai pH pada
dalam proses metabolisme tubuh ikan. perairan.
Secara umum peningkatan suhu dapat Menurut Riwayati (2008) dalam
menurunkan daya tahan tubuh ikan Widyaningrum (2011) kisaran pH antara
terhadap racun. 6,7-8,2 merupakan pH yang baik bagi
pertumbuhan ikan nila, sedangkan
Tabel 2 Perlakuan suhu dingin terhadap menurut Khairuman dalam
perubahan bobot ikan Widyaningrum (2011) pH kurang dari 6
Perlakuan Dingin menyebabkan pertumbuhan ikan nila
Ulangan
10ºC 15ºC 20ºC Gradual terhambat. Stres asam serta basa yang
1 -0,12 0,90 2,28 4,86 dihasilkan dari proses metabolisme dapat
2 0,1 -0,9 0,7 1 menyebabkan ikan mengalami
kehilangan keseimbangan. Hal tersebut
Data dari tabel di atas menunjukkan sesuai dengan percobaan dimana tingkah
bahwa pada ulangan I dengan suhu 10ºC laku ikan yang mulai mengalami
Ikan nila mengalami pertambahan bobot perubahan seiring dengan terjadinya
dan pada ulangan II pada suhu 15ºC perubahan pH, gerakan ikan mulai tidak
juga mengalami pertambahn bobot teratur dan cenderung berdiam diri di
namun yang secara gradual tidak dasar akuarium.
mengalami perubahan baik pertambahan Menurut Junqueira (2016) Rennin
maupun penurunan bobot ikan. pada ikan berfungsi untuk mengatur
tekanan, pH darah dan kadar ion Na+.
Tabel 3 Perlakuan asam terhadap Ginjal mengatur susunan kimia
perubahan bobot ikan lingkungan internal dengan proses yang

*Kelompok VI (Wijianto)
kompleks, yaitu filtrasi, absorbsi dan serta berkaitan dengan perubahan daya
seksresi. Filtrasi terjadi dalam absorpsi terhadap oksigen.
glomelurus menghasilkan filtrat yang
memiliki komposisis serupa dengan KESIMPULAN
plasma darah tetapi hampir tidak Perlakuan suhu serta pH yang
mengandung protein karena diberikan pada ikan nilai yang diuji tidak
makromelekul tidak mudah menembus memiliki pengaruh yang nyata, hal ini
dinding glomerulus. Penyerapan kembali ditunjukkan dari nilai F hitung< F tabel,
zat-zat yang berguna dalam filtrat namun suhu dan pH mempengaruhi
dilakukan oleh tubulus-tubulus nefron tingkah laku ikan serta metabolisme ikan.
terutama tubulus kontortus proximal.
Pada proses sekresi, urin yang ditampung SARAN
sementara di vesika urunaria lalu Pengukuran yang dilakukan hanya
dikeluarkan melalui uretra. Proses ini dilakukan pada ikan air tawar saja.
mempertahankanhomeostatis lingkungan Praktikum selanjutmya dapat digunakan
internal suatu organisme. Hal tersebut ikan dengan habitat yang berbeda-beda
dapat memicu pertambahan bobot ikan dan bisa menggunakan biota dari jenis
yang terjadi disebabkan oleh usaha ikan lain contohnya crustacea dan mollusca .
dalam mempertahankan diri terhadap
perubahan lingkungan melalui proses
internal yaitu metabolisme dalam tubuh. DAFTAR PUSTAKA
Menurut Anderson (2003), Pada saat Affandi R, Batu L, Djamar TF, Zulfahmi
ikan mengalami gangguan yang I. 2014. Kondisi biometrik ikan nila,
menyebabkan stres, baik karena Oreochromis niloticus (Linnaeus
penanganan, kualitas air maupun infeksi 1758) yang terpapar merkuri.
bakteri, maka tubuh ikan akan Jurnal Iktiologi Indonesia.
mengeluarkan tanda atau alarm sebagai 14(1):38-39.
indikasi adanya gangguan. Alarm pada Anderson, D.P. 2003. Fundamentals of
ikan antara lain: pertama, adanya Aquatic Toxicology 2nd edition:
peningkatan gula darah akibat sekresi Effects, environmental fate and risk
hormon dari kelenjar adrenalin. management. Editor oleh Gary M
Persediaan gula, seperti glikogen dalam Rand. Florida(US): Ecological
hati dimetabolisme sebagai persediaan Services, Inc.
energi untuk emergensi. Kedua, Dewi, N. K., Prabowo, R., & Trimartuti,
osmoregulasi kacau akibat perubahan N. K. 2014. Analisis Kualitas Fisika
metabolisme mineral. Ikan air tawar Kimia dan Kadar Logam Berat pada
cenderung mengabsorbsi air dari Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan
lingkungan (overhydrate), ikan air laut Ikan Nila (Oreochromis niloticus
cenderung kehilangan air dari dalam L.) di
tubuh. Kondisi ini perlu energi ekstra PerairanKaligarangSemarang. Bios
untuk memelihara keseimbangan aintifika: Journal of Biology &
osmoregulasi. Ketiga, pernafasan Biology Education, 6(2), 109-116.
meningkat, tensi darah meningkat, Junqueira, L.U dan Carneiro. 2016.
persediaan eritrosit direlease ke sistem BasicHistology 14th edition. New
resirkulasi dan keempat, respon inflamasi York(US):McGraw-HillCompanies,
ditekan oleh hormon dari kelenjar Inc
adrenalin. Royan F, Rejeki S, Haditomo AH. 2014.
Kematian pada ikan percobaan Pengaruh salinitas yang berbeda
menurut literatur Royan(2014) dapat terhadap profil darah ikan nila
disebabkan oleh gejala osmolaritas , (Oreochromis niloticus). Journal of
terganggunya keseimbangan 15 Aquaculture Management and
osmolaritas antara media hidup, dengan Ttechnology. 3(2): 109-117.
cairan tubuh (internal dan eksternal),

*Kelompok VI (Wijianto)
Monalisa, S. S., & Minggawati, I. 2010.
Kualitas air yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis sp.) di kolam beton
dan terpal. Jurnal of tropical
fisheries, 5(2), 526-530.
Widyaningrum, T., & Suharyanti, T.
2011. Pengaruh Merkuri Klorida
Terhadap Pertumbuhan dan
Histopatologi Ginjal Ikan Nila
(Oreochromis niloticus, Linn).
Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science,
Enviromental, and Learning. 8(1):
129-138.

*Kelompok VI (Wijianto)

You might also like