You are on page 1of 11

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN

PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM


DALAM MINUMAN BERKARBONASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:

NENCY ADELLA NATHALIA


J 520 120 044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN


PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM
DALAM MINUMAN BERKARBONASI

Oleh :
Nency Adella Nathalia
J520120044

Telah disetujui dan dipertahankan di depan dewan penguji skripsi


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, 22 Juni 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. drg.Ariyani Faizah, MDSc (......................................)


(Ketua Dewan Penguji)

2. drg. Noor Hafida W., Sp.KG (......................................)


(Anggota I Dewan Penguji)

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Muhammadiyah Surakarta

drg. Dendy Murdiyanto, MDSc


NIK/NIDN: 1238/0629127903

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 14 Juli 2017

Penulis

NENCY ADELLA NATHALIA


J 520 120 044

iii
PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN
PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM
DALAM MINUMAN BERKARBONASI

Abstrak
Resin komposit nanofil merupakan bahan restorasi berpartikel kecil yang
memiliki kekuatan mekanik dan ketahanan hasil poles yang sangat baik.
Kelemahan resin komposit nanofil yaitu bersifat porus dan dapat menyerap cairan
seperti minuman bersoda atau berkarbonasi. Konsumsi minuman berkarbonasi
menimbulkan kondisi asam didalam rongga mulut sehingga dapat mempengaruhi
kekasaran email atau restorasi. Tooth mousse telah diketahui mengandung kasein
yang dapat berinteraksi dengan kalsium dan fosfat atau CPP-ACP yang mampu
mengurangi erosi dan meningkatkan kekerasan mikro pada email serta mencegah
demineralisasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi
tooth mousse terhadap resin komposit nanofil yang direndam dalam minuman
berkarbonasi. Penelitian ini menggunakan 32 sampel yang dibagi menjadi 2
kelompok, kelompok A resin komposit nanofil dengan aplikasi tooth mousse dan
kelompok B tanpa aplikasi tooth mousse. Kedua kelompok yang telah diukur
kekasaran awalnya, kemudian direndam dalam minuman berkarbonasi dan diuji
kekasaran akhir menggunakan surface roughness tester. Data diuji menggunakan
Shapiro-wilk test (p>0,05), Levene’s test (p>0,05) dan Independent T-test
(p<0,05) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dengan aplikasi tooth
mousse memiliki nilai kekasaran yang lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok tanpa aplikasi tooth mousse.
Kata Kunci: resin komposit nanofil, tooth mousse, minuman berkarbonasi,
kekasaran permukaan.

Abstract
The nanofill composite resin is a nanoparticle dental restoration material which
has mechanical strength and a good polish resistance. The weakness of the
nanofill composite resin is porosity and can absorbs liquid such as carbonated
beverages. Consumption of carbonated beverages causes acidic conditions in the
oral cavity so that can affect to enamel or restoration roughness. Tooth mousse
has contain casein which interact with calcium and phosphate or known as CPP-
ACP which can reduce erosion and increase the micro hardness of email and
prevent demineralization. This study aimed to know the effect of tooth mousse
application to nanofil composite resin roughness in carbonated beverage
immersion. This study uses 32 samples divided into 2 groups, group A nanofil
composite resin with tooth mousse application and group B without tooth mousse
application. The two groups which had measured for initial roughness, then
immersed in carbonated beverage and tested the final roughness using surface
roughness tester. Data were tested using Shapiro-Wilk test (p>0.05), Levene's test
(p>0.05) and Independent T-test (p<0.05). The results showed that groups with
tooth mousse applications had a lower roughness value than those with no tooth
mousse application.
Keywords: nanofill composite resin, tooth mousse, carbonated beverage, surface
roughness.

1
1. PENDAHULUAN

Perkembangan bahan restorasi dalam kedokteran gigi terus mengalami


peningkatan dan semakin beragam jenisnya. Resin komposit adalah bahan
restorasi yang paling sering digunakan saat ini. Salah satu jenis resin komposit
yaitu resin komposit nanofil yang memiliki ukuran filler sangat kecil antara 0,1 –
100 nm, sehingga dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan material1.
Resin komposit nanofil memiliki kelebihan diantaranya yaitu memiliki
permukaan yang hasul, pengerutan polimerisasi yang sedikit, ketahanan terhadap
keausan yang tinggi, kekuatan tekan yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk
restorasi gigi anterior dan posterior2. Kelemahan yang dimiliki resin komposit
jenis ini diantaranya bersifat porus dan dapat menyerap cairan3.
Minuman berkarbonasi atau bersoda merupakan jenis minuman yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki sifat asam. Kandungan asam
yang terdapat dalam makanan atau minuman dapat mempengaruhi kekasaran
bahan restorasi4. Resin komposit nanofil yang terpapar saliva dengan pH didalam
mulut yang tidak menentu ditambah dengan konsumsi minuman berkarbonasi
dapat menyebabkan permukaan restorasi menjadi kasar, serta dapat
mengakibatkan perubahan warna akibat permukaan yang tidak teratur5.
Tooth mousse adalah suatu agen pelapis topical gigi yang memiliki peran
sebagai agen desensitisasi, selain itu bermanfaat untuk mengatasi hipersensitivitas
dentin, menguatkan gigi, melindungi gigi, serta sebagai agen anti-karies. Tooth
mousse dikenal memiliki kandungan casein phosphopeptide-amorphous calcium
phosphate atau CPP-ACP yang diketahui mampu mencegah demineralisasi dan
meningkatkan remineralisasi email gigi6.
Dari kelebihan tooth mousse tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh
aplikasi tooth mousse terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil yang
direndam dalam minuman berkarbonasi.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris murni.


Penelitian ini dilakunan di laboratorium biomaterial Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta dan di laboratorium teknik mesin Fakultas

2
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Subyek pada penelitian ini dibuat
dari cetakan resin komposit nanofil berbentuk disk dengan diameter 6 mm dan
tinggi 2 mm sebanyak 32 sampel. Sampel terbagi menjadi 2 kelompok dengan
masing-masing kelompok terdiri dari 16 sampel yang dihitung menggunakan
rumus fereder.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin komposit Filtek
Z350 (3M ESPE). Keseluruhan sampel dibuat menggunakan cetakan yang terbuat
dari kuningan dengan diameter 6 mm dan tinggi 2 mm. Resin komposit nanofil
seberat 0,28 gram diaplikasikan dengan teknik bulk menggunakan plastis
instrumen dan dimasukkan kedalam cetakan, kemudian dilakukan kondensasi
kemudian dilakukan kondensasi untuk memenuhi seluruh ruang cetakan agar
tidak timbul adanya void atau gelembung udara pada cetakan resin komposit.
Plastis matriks diletakkan di atas permukaan cetakan resin komposit dan disinar
menggunakan visible light cure selama 20 detik penyinaran.
Langkah selanjutnya yaitu dilakukan finishing dan polishing pada seluruh
sampel dengan bur kecepatan rendah. Finishing dilakukan menggunakan white
stone bur berbentuk silindris dan polishing dengan menggunakan bur rubber
silicon sampai permukaan restorasi komposit halus dan mengkilap. Teknik yang
digunakan yaitu bur low speed digerakkan secara mendatar dengan gerakan
sebanyak 10 kali selama 10 detik untuk setiap bur yang digunakan pada finishing
dan polishing. sampel kemudian dilakukan uji kekasaran awal menggunakan
Surface Roughness Tester. Setelah dilakukan uji kekasaran awal, pada kelompok
A diaplikasikan tooth mousse seberat 0,083 gram dengan aplikasi satu lapis. Tooth
mousse dioleskan di atas permukaan 16 sampel dengan menggunakan microbrush
dan dilanjutkan dengan kuas untuk meratakan tooth mousse ke seluruh permukaan
cetakan, selanjutnya didiamkan selama 30 menit. 16 sampel pada kelompok B
tanpa perlakuan aplikasi tooth mousse. Kedua kelompok tersebut kemudian
direndam dalam minuman berkarbonasi sebanyak 50 ml pada masing-masing
gelas ukur selama 90 menit, sampel dikeluarkan dan dikeringkan untuk dilakukan
uji kekasaran akhir dengan langkah dan alat yang sama dengan uji kekasaran
awal. Hasil yang digunakan yaitu Ra sebagai deskripsi statistic yang memberikan
nilai rata-rata kekasaran. Hasil data yang diambil yaitu selisih kekasaran akhir –

3
kekasaran awal dengan satuan mikrometer (µm) dan data di analisis menggunakan
Independent T-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil dari kelompok A resin komposit nanofil dengan aplikasi tooth mousse
dan kelompok B resin komposit nanofil tanpa aplikasi tooth mousse pada kedua
perlakuan kemudian dihitung rerata dan simpangan bakunya. Hasil uji tersebut
akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil rerata dan standar deviasi kekasaran permukaan resin komposit
nanofil (µm)

n
Kelompok A 16 0,090 ± 0,011
Kelompok B 16 0,273 ± 0,014
Keterangan:
: Rerata selisih kekasaran akhir - kekasaran awal
Kelompok A : Resin komposit nanofil dengan aplikasi tooth mousse
Kelompok B : Resin komposit nanofil tanpa aplikasi tooth mousse
n : Jumlah sampel
SD : Standar Deviasi

Tabel tersebut menunjukkan hasil rerata kelompok resin komposit nanofil


dengan aplikasi tooth mousse lebih rendah kekasarannya apabila dibandingkan
dengan tanpa aplikasi tooth mousse. Data berikutnya dengan melakukan uji
normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk mengetahui data terdistribusi
normal atau tidak, sehingga dapat dipakai dalam statistik parameter. Tabel 2
berikut akan menunujukkan hasil uji normalitas:
Tabel 2. Uji normalitas data Shapiro-Wilk kekasaran permukaan resin komposit
nanofil
Sig
Kelompok A 0,175
Kelompok B 0,313
Keterangan :
Kelompok A : Resin komposit nanofil dengan aplikasi tooth mousse
Kelompok B : Resin komposit nanofil tanpa aplikasi tooth mousse
Sig : Tingkat signifikansi uji normalitas Shapiro-Wilk

4
Hasil analisis uji Shapiro-Wilk dikatakan normal apabila memiliki nilai
signifikansi p > 0,05. Data tersebut menunjukkan nilai signifikansi kelompok A
dan kelompok B p > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data tersebut
normal. Data penelitian kemudian di uji homogenitasnya menggunakan Levene’s
Test untuk mengetahui homogenitas data. Tabel 3 berikut ini akan menujukkan
hasil uji homegenitas data:
Tabel 3. Uji homogenitas data dengan Levene’s Test kekasaran permukaan resin
komposit nanofil

Levene’s Test Sig


0,922 0,354

Data hasil uji homogenitas menggunakan Levene’s Test dikatakan homogen


apabila memiliki nilai signifikansi p > 0,05. Hasil uji homogenitas pada tabel
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,354 sehingga disimpulkan data tersebut
homogen (adanya kesaaman varians). Uji normalitas dan uji homogenitas telah
diketahui hasilnya dan terpenuhi, maka selanjutnya dapat dilakukan uji
Independent T-test untuk mengetahui pengaruh aplikasi tooth mousse dan tanpa
aplikasi tooth mousse terhadap kekasaran resin komposit nanofil dengan
signifikansi 95%. Hasil uji ditunjukkan pada tabel 4:
Tabel 4. Uji Independent sample T-test kekasaran permukaan resin komposit
nanofil

Nilai kekasaran
Sig

Kekasaran ,000

Hasil uji Independent sample T-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi


0,000 nilai p < 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
dengan aplikasi tooth mousse dan kelompok tanpa aplikasi tooth mousse.
Kesimpulan dari hasil uji sesuai hipotesis, yaitu terdapat pengaruh aplikasi tooth
mousse terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil yang direndam
dalam minuman berkarbonasi dan aplikasi tooth mousse dapat mengurangi tingkat
kekasaran permukaan resin komposit nanofil yang direndam dalam minuman
berkarbonasi.
Pada kelompok dengan aplikasi tooth mousse menunjukkan hasil tingkat
kekasaran resin komposit nanofil lebih kecil dibandingkan kelompok tanpa

5
aplikasi tooth mousse. Tooth mousse diketahui memiliki kandungan Casein
Phosphopeptide Amorphous Calcium Phosphate atau CPP-ACP yang mampu
mencegah terjadinya disolusi, degradasi, dan demineralisasi serta meningkatkan
deposisi fosfat dan ion kalsium pada permukaan yang porus. Kemampuan CPP-
ACP yang secara signifikan melepaskan ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43-)
pada pH asam akan menarik H+ kemudian membentuk ion netral. Semakin
banyak ion netral terbentuk dan semakin berkurang H+ akan mencegah terjadinya
disolusi, degradasi dan deposisi material. CPP-ACP melakukan deposisi ion
kalsium dan fosfat pada permukaan gigi yang porus. Ion kalsium dan fosfat yang
mengisi permukaan porus akan menurunkan kekasaran permukaan bahan
tumpat7.

4. PENUTUP

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Aplikasi tooth mousse berpengaruh terhadap kekasaran resin komposit
nanofil yang dilakukan perendaman dalam minuman berkarbonasi.
2. Aplikasi tooth mousse dapat mengurangi tingkat kekasaran permukaan
resin komposit yang direndam dalam minuman berkarbonasi.

DAFTAR PUSTAKA
Park J.K., Kim T.H., Ko C.C., Garcia G.F., Kim H.I., Kwon Y.H., 2011, Effect
of Staining Solutions on Discoloration of Resin Nanocomposites, Am J
Dent, 23 (1) : 39-42.
Manuja N., Pandit I.K., Srivastava N., Gugnani N., Nagpal R., 2011,
Comperative Evaluation of Shear Bond Strength of Various Esthetic
Restorative Materials to Dentin, Journal of Clinical Pediatric Dentistry,
29 (1) : 7-13.
Nurmalasari, Afrida., 2015, Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit
Nano Pada Perendaman Teh Hitam dan Kopi, Jurnal Wiyata, 2(1) : 1-6.
Annusavice K.J., 2013, Phillips’ cience of ental Materials, 12th ed, Elsevier
Saunders, Missouri, 57-59, 63-65, 228-243.

6
Fejerskov & Kidd E.AM., 2008, Dental Caries : The Disease and Its Clinical
Management, USA : Blackwell Munksgaard.
Al-Batayneh, O., 2009, The Clinical Application of Tooth Mousse and other
CPP-ACP Products in Caries Prevention: Evidence-Based
Recommendations, Smile Dental Journal, 4 (1) : 1-4.
Al-Akmaliyah, A., Herda, E., Damiyanti, M., 2013, Pengaruh Aplikasi Pasta
CPP-ACP Perendaman dalam Coca Cola, FKG UI : 1-16.

You might also like