TEKNIK INSTRUMENTASI AUSTIN MORE HIP PROSTESE

A. Pengertian
Suatu cara melakukan instrumentasi untuk penggantian caput femur dengan
prostase

B. Tujuan
1. Mengerti instrumentasi teknik pemasangan AMP
2. Dapat mempertahankan keseterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo
4. Dapat mencegah tertinggalnya instrument atau gaas pada lapangan operasi

C. Persiapan
a. Persiapan pasien
1. Persetujuan operasi
2. Alat-alat dan obat-obatan
3. Puasa
b. Persiapan Alat
1. Alat non steril
a) Desinfektan (providone iodiene 10%) : 3 buah
b) Cairan PZ :1
c) Plat diatermi :1
d) Mesin diatermi :1
e) Mesin suction :1
f) Meja mayo :1
g) Meja operasi :1
h) Tempat sampah :1
i) Lampu operasi :1
j) Gunting verban :1
k) Plester polyester :1
2. Alatsteril
a) Mess no. 10/24 : 1/1
b) Handscone : secukupnya
c) Sufratule :1
 d) Kassasteril : 30
e) Cucing :2
f) Bengkok :1
g) Perlak/duk kecil :1
h) Selang suction :1
i) Couter :1
j) Spuit 10 cc :2
k) Redown drain set : 1 set
l) Benang jahit
- ecosorb no. 1.0 :1
- polipropiline no. 2.0 : 1
3. Set linen
a. Linen besar :3
b. Linen kecil :4
c. Gaun operasi :4
d. Sarung meja steril :1
e. Handuk steril :4
4. Set dasar
a. Desinfeksi klem :1
b. Doek klem :5
c. Handvast mess :2
d. Pinset chirugis :2
e. Pinset anatomis :2
f. Klem pean bengkok ;4
g. Klem pean lurus :2
h. Klem kocker :1
i. Gunting metzemboum :1
j. Gunting kassar :1
k. Nald voeder :2
l. Hold sprider :1
m. Langen beck :3
n. Bone curettage :1
o. Raspatorium :1
p. Elevator puecton :1
 q. Bone longenous/kuabel :1
r. Ring klem :3
5. Set tambahan
a. Hak femur
b. Spreader
c. Hoft man
d. Reduction, ferbuger
6. Set AMP
a. Adson cerebellum retractor (spreader)
b. HIP retractor
c. Land bone skin (sendok)
d. Hammer + mallet
e. Femoral head extractor (bor)
f. Reamer tajam dan hammer
g. Femoral head guide (pengukur jangka sorong)
h. AMP dengan berbagai macam diameternya

D. Teknik Instrumentasi
1. Setelah pasien dilakukan anastesi, pasang volley catheter sesuai dengan ukuran
2. Mengatur posisi lateral kesisi yang sehat dengan sela kaki diletakkan bantal
3. Memasang plat diatermi
4. Sekitar daerah operasi di bersihkan dengan kassa + savlon dan keringkan dengan
doek steril
5. Perawat instrument melakukan scrubing, growning, gloving, dan membantu
operator memakaikan growning dan gloving
6. Perawat instrument memberikan desinfeksi klem dan kassa pada asisten
7. Melakukan drapping untuk mempersempit lapang area operasi kepada operator
dan asisten
8. Menyiapkan selang suction, couter, dan klem dengan doek klem
9. Time out
10. Berikan mess no. 24 dan pinset chirugis kepada operator untuk insisi kulit, lemak,
sampai fasia dengan menggunakan mess no. 10. Berikan arteri klem pada asisten
untuk merawat perdarahan dan couter
11. Berikan langen beck dan hak femur untuk membuka daerah yang telah di insisi,
untuk eksplorasi otot menggunakan metzemboum
12. Berikan spreader untuk membuka ligament caput femur gunakan mess no. 10
dilanjutkan dengan gunting metzemboum sampai caput femur
13. Berikan femoral head extractor untuk mengangkat caput femur, bebaskan sampai
terangkat
14. Observasi caput femur, kemudian head guide (jangka sorong) untuk menentukan
diameter AMP nya (no 42). Ratakan bagian trochanter gunakan huabel, setelah
rata untuk membuat hument gunakan chisel box dilanjutkan dengan temper yang
harus samadengan AMP nya agar femur tidak pecah pada waktu membuat
hument, hammer di pukul pelan-pelan dengan hammer/mallet kemudian di lepas,
lakukan berulang-ulang sampai panjang sesuai AMP nya.
15. Masukkan AMP yang sudah terpasang kedalam cakum femur dengan bantuan
driver prostese
16. Sign out
17. Setelah masuk cek stbilisasi dengan gerakan flexi, ekstensi, adduksi, abduksi,
rotasi, setelah selesai pasang drain
18. Berikan ecosorb no. 1.0 untuk menjahit ligament, fasia, dan lemak. Kulit
menggunakan polymopiline no. 2.0
19. Luka operasi di bersihkan dengan kassa basah dan kering tutup dengan sufratule
dan kassa, viksasi dengan hypavik
20. Operasi selesai, perawat instrument melakukan inventaris alat-alat instrument
yang telah dipakai