Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
anak umur 5-15 tahun di Indonesia terj adi 180,3/100.000 kasus pertahun
dan dengan prevalensi mencapai 61,4/1000 kasus pertahun..
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan perawatan pasien typhoid pada aanak
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung terhadap perawatan
pasien typhoid pada anak.
b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu
mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada perawatan pasien
typhoid pada anak.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan pengembangan
asuhan keperawatan yang diberikan, khususnya dalam asuhan
keperawatan anak pada klien yang mengalami gangguan termoregulasi
akibat demam typhoid
2. Bagi Stikes Rajawali
Dapat menambah sumber bacaan atau referensi tentang asuhan
keperawatan anak dengan gangguan oksigenisasi akibat typhoid di
perpustakaan Stikes Rajawali
3. Bagi Peneliti/ Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan
anak dengan gangguan termoregulasi akibat typhoid.
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan : Latar belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan
dan Sistematika Penulisan
Bab II Konsep Dasar teori : Konsep medic dan Konsep Askep
Bab III Tinjauan Kasus : Resemu Keperawatan dan Pembahasan
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang
sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi
dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
3. Patofisiologi
Pathway Typhoid
8
4. Manifestasi Klinik
a. Minggu I
pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam
hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala,
anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak
enak di perut.
b. Minggu II
5. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus
3) Ilius paralitik
b. Diet.
1) Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
2) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
c. Obat-obatan.
1) Klorampenikol
2) Tiampenikol
3) Kotrimoxazol
7. Pencegahan
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan leukosit
c. Biakan darah
d. Uji Widal
b. Faktor-faktor Teknis
g) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih
pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg
BB/jam.
h) Sistem muskuloskoletal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada
gangguan.
i) Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid
dan tonsil.
j) Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam
penderita penyakit thypoid.
2.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien typhoid adalah :
a. Resti ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit b.d hipertermi
dan muntah.
b. Resti gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang tidak adekuat.
c. Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi.
d. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan
dengan kelemahan fisik.
e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.
2.3 Perencanaan
Berdasarkan diagnosa keperawatan secara teoritis, maka rumusan
perencanaan keperawatan pada klien dengan typhoid, adalah sebagai berikut :
Diagnosa. 1
Resti gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah.
18
Tujuan
Ketidak seimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil
Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR)
dalam batas normal, tanda-tanda dehidrasi tidak ada
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit
tidak elastis dan peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output
cairan dalam 24 jam
2. ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama
3. catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi
lambung
4. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per hari,
5. kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl)
6. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui
parenteral sesuai indikasi.
Diagnosa. 2
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil
Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai
bising usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium
normal, konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat.
Intervensi
1. Kaji pola nutrisi klien
2. kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien
3. anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut
4. timbang berat badan tiap hari
5. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
19
6. catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi
lambung
7. kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam
pemeriksaan laboratorium seperti Hb, Ht dan Albumin
8. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik seperti
(ranitidine).
Diagnosa 3
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
Tujuan
Hipertermi teratasi
Kriteria hasil
Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan
tidak terjadi komplikasi yang berhubungan dengan masalah typhoid.
Intervensi
1. Observasi suhu tubuh klien, anjurkan keluarga untuk membatasi
aktivitas klien
2. beri kompres dengan air hangat pada daerah axila, lipat paha, temporal
bila terjadi panas
3. anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti katun
4. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.
Diagnosa 4
Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan
kelemahan fisik
Tujuan
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
Kriteria hasil
Mampu melakukan aktivitas, bergerak dan menunjukkan peningkatan
kekuatan otot.
Intervensi
1. Berikan lingkungan tenang dengan membatasi pengunjung
20
2.4 Evaluasi
Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di
harapkan untuk klien dengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah :
tanda-tanda vital stabil, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi
terpenuhi, tidak terjadi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari secara mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang
penyakitnya.
22
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian tanggal : 4 Januari 2018
Dikaji oleh : Innu Kania Pahlesa
A. Identitas klien
1. Data pasien
Nama : An .S
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kecubung No 72
Kecamatan Baros
Kota Sukabumi
No Rm : RM 00084653
Diagnosa : obs febris, sepsis
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Januari 2018
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. L
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jl. Kecubung No. 72
Kecamatan Baros Kota Sukabumi
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan klien : Ayah
23
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ayah klien mengatakan anaknya demam
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ayah klien mengatakan anaknya demam, demam dirasakan
klien 7 hari sebelum masuk rumah sakit, demam terjadi pada
anaknya naik turun, demam akan tinggi saat malam hari dan
deman akan turun jika klien diberi obat penurun panas. Jika
demam ayah klien mengatakan klien selalu rewel dan menggigil.
Ayah klien mengatakan jika klien demam tubuh bagian atas
teraba panas tetapi ekstremitas bawah teraba dingin. Demam
disertai dengan nyeri perut
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ayah klien mengatakan anaknya belum pernah dirawat. Ayah
klien mengatakan anaknya tidak pernah mau makan nasi, sehari-
hari klien suka makan roti atau bihun.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita batuk pilek, DHF dan
tidak ada yang sedang pengobatan paru.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Menurut ayah klien kondisi lingkungan bersih, kebersihan
kamar bersih, bak mandi dikuras minimal 1x/seminggu, ventilasi
rumah baik, setiap pagi selalu dibuka.
6. Riwayat Kehamilan
a. Pre-natal
Tidak ada kelainan atau penyakit saat ibu klien hamil, usia
kehamilan 9 bulan
b. Natal
Bayi lahir spontan di klinik bersalin dan ditolong oleh bidan,
saat lahir bayi langsung menangis, tidak ada kebiruan, BB =
2800 kg, panjang 49 cm
24
c. Post Natal
Pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal, ASI
diberikan sampai usia 6 bulan, setelah itu diberikan susu
formula dan makanan tambahan bubur. Tetapi saat
diperkenalkan ke nasi klien tidak mau Imunisasi lengkap,
tidak ada alergi pada makanan dan klien agak sulit makan
E. Psikososial
Klien cengeng dan rewel, tidak mau berpisah dengan ayah, setiap
dilakukan tindakan keperawatan klien berontak dan menangis. Ayah
klien mengatakan cemas jika demam anaknya tidak turun turun
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umun : lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 E4M6V5
3. Tanda-tanda vital :
Nadi : 100 x/menit (N : 80 – 100 x/menit)
Suhu : 39,4˚C (N : 36,5˚C – 37,5˚C)
Respirasi : 19 x/menit (N : 20 – 30 x/menit)
4. Pengkajian Antropometri
BB : 16 kg ( BB sebelum sakit : 17 kg)
BB Ideal : Menurut rumus Brehman : Umur (tahun) x 2) + 8
( 5x2 ) + 8 = 18 Kg
Sehingga dapat disimpulkan berat badan An. S adalah termasuk ke
dalam berat badan ideal bawah
TB : 117 cm
LK :46 cm
LLA : 16 cm
5. Pemeriksaan Per Head To Toe
a. Kepala
Bentuk simetris, rambut klien berwarna hitam, distrayahsi rambut
merata, tidak terdapat luka atau lesi pada kulit kepala.
b. Mata
Bentuk kedua mata simetris, sclera tidak ikterik, reflex pupil
terhadap cahaya positif, air mata keluar pada saat menangis.
c. Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung nampak bersih, septum nasal
ditengah, tidak ada pengeluaran secret, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
27
d. Mulut
Bibir simetris, bibir berwarna merah muda, tidak ada sianosis di
bibir, mukosa bibir kering, gigi sudah lengkap, gusi berwarna
merah muda, tidak ada pembesaran pada tonsil, lidah tampak kotor
berwarna putih, ada sariawan.
e. Telinga
Bentuk dan ukuran simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat
serumen, keadaan gendang telinga baik, daun telinga sejajar dengan
sudut mata.
f. Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, maupun
kelenjar getah bening, gerakan leher baik, tidak ada kaku kuduk,
tidak terdapat kotoran pada lipatan leher.
g. Dada
Gerakan simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pola pernapasan
teratur, frekuensi napas 21 x/menit, bunyi napas vesikuler, bunyi
jantung lupdup.
h. Abdomen
Bentuk abdomen cembung, bising usus 8x/menit, turgor kulit
kembali lebih dari 3 detik, tidak teraba pembesaran hati dan limpa.
i. Genetalia dan Anus
Area genetalia bersih dan tidak ada lesi
j. Ekstremitas
Bentuk ekstremitas atas pergerakan aktif, kesimetrisan simetris
antara kiri dan kanan, akral hangat, kuku pendek, jumlah jari
lengkap. Capilary Rating Time (CRT) kembali kurang dari 2
detik,terdapat petekie pada kedua tangan klien
Bentuk ekstremitas bawah pergerakan aktif, bentuk simetris antara
kiri dan kanan, akral hangat, kuku pendek, jumlah jari lengkap,
CRT kembali kurang dari 2 detik, terpasang infus pada ekstremitas
28
kiri atas dengan jenis cairan futrolit 12 tetes / menit, trisep baik,
kekuatan otot 5/5
G. Data Penunjang
1. Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Normal
3. Hematokrit 34 % 37 – 47%
H. Terapi Medis
No Nama Obat Dosis Rute Waktu
1 Cefotaxime 3 x 500 mg Intravena 12.00, 20.00 dan
04.00 WIB
2 ondancentron 2 x 1,6 mg Intravena 16.00 dan 04.00
WIB
3 Paracetamol 3 x 160 mg peroral 12.00, 20.00 dan
04.00 WIB
29
I. Analisa Data
No Simptom Etiologi Problem
1. DS : Inveksi virus Hipertermi
- Ayah klien
mengatakan anaknya Gangguan termoregulasi
demam sejak 5 hari
sebelum masuk
rumah sakit Hipertermi
DO :
- Suhu 39,8 C
- Akral hangat
- Leukosit 22.800
- Typhi – O : 1/160
- Typhi – H ; 1/320
2. DS : infeksi Perubahan
- Ayah klien nutrisi kurang
mengatakan anaknya dari kebutuhan
tidak napsu makan peningkatan asam lambung
dan ada muntah
DO :
- Klien makan hanya Mual, muntah
habis 3 sendok makan
- Ada sariawan pada
mukosa bibir klien Tidak napsu makan
- Lidah kotor
mengatakan cemas
karena anaknya
demam tinggi Kurang pengetahuan
DO :
- Ayah klien bertanya-
tanya tentang Cemas
penyakit yang diderita
anaknya
4. Implementasi Keperawatan
Pkl. Dx 2 6. Memberikan
16.30 ondancentron 1,6 mg
Pkl. Dx 2 7. Mengkaji timbang R/ BB 11 kg,
16.45 berat badan klien BB sebelum
sakit 12 kg
Pkl. 8. Memberikan R/ klien
17.00 makanan yang makan ¼
mudah ditelan porsi makan
(bubur) dan
dihidangkan dalam
keadaan hangat
6 Januari
2018
Pkl. Dx 1 1. Mengobservasi suhu
R/ suhu 37,2
15.00 tubuh
C
Pkl. Dx 3 2. Mengkaji tingkat
R/ ayah klen
15.05 cemas orang tua
sudah tidak
Innu
cemas jika
nanti anaknya
demam lagi
Pkl. Dx 1 3. Mengajarkan kepada
R/ ayah klien
15.20 keluarga untuk suhu
mengatakan
normal
suhu normal
Pkl.
36 – 37 C,
16.00 Dx 1 4. Memberikan obat
R/ suhu 36,9
paracetamol
C
Pkl.
16.30 Dx 2 5. Memonitor perubahan
R/ BB 11 kg,
berat badan
BB sebelum
Pkl.
35
5. Evaluasi keperawatan
2. S:
Ayah klien mengatakan anaknya
masih tidak mau makan
O:
36
3. SS :
Ayah klien mengatakan cemas jika
anaknya demam tinggi
O:
- Tampak ayah klien sering bertanya-
tanya dan gelisah saat anaknya demam
tinggi
A:
- Cemas belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
5 januari S:
2018 1. Ayah klien mengatakan demam
Pkl. 18.30 anaknya masih naik turun
O: Innu
- Suhu 36,8 C
- Turgor elastis
- Mukosa bibir kering
- Akral teraba hangat
- A:
- hipertermi teratasi sebagian
37
P:
- Intervensi dilanjutkan
2. S:
Ayah klien mengatakan anaknya
sudah mulai mau makan, muntah
sudah tidak ada
O: Innu
- Makan sudah masuk ¼ porsi makan
- Muntah sudah tidak
- A:
- nutrisi kurang dari kebutuhan
teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
3. S:
Ayah klien mengatakan sudah tidak
cemas
O:
- Tampak ayah sudah mulai tenang saat
anaknya demam
A:
- Cemas teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
6 januari 1. S:
2018 1 Ayah klien mengatakan demam
Pkl. 18.30 . anaknya sudah turun
38
O:
- Suhu 36,4 C
- Turgor elastis
- Mukosa bibir lembab
- A:
- hipertermi teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
4. S:
Ayah klien mengatakan anaknya
sudah mulai mau makan, muntah
sudah tidak ada
O: Innu
- Makan sudah masuk 1/2 porsi makan
- Muntah sudah tidak
- A:
- nutrisi kurang dari kebutuhan
teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
B. Pembahasan
kepada An. S
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
data penunjang.
tidak semua ada seperti dalam teori. Data yang tidak ada pada An.S
suhu 39,3 C, klien tampak lemas, tidak mau makan, muntah, demam,
b. Analisa data
H : 1/320
a. Hipertermi
c. Cemas keluarga
3.2.3 Perencanaan
observasi suhu klien dan observasi muntah dan pola makan klien
3.2.4 Implementasi
suhu 36, 8 C.
42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Penulis melakukan asuhan keperawatan pada An. S dengan
bronkopneumoniia di ruang tanjung RSUD R Syamsudin SH Kota
Sukabumi selama 3 hari dari tanggal 4-6 Januari 2018. Penulis
menyimpulkan proses asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan asuhan keperawatan yaitu :
a. Pengkajian
Pada saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2018
dan hari berikutnya selama melaksanakan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan secara bio-psiko-sosial dan spiritual, ditemukan
tanda dan gejala seperti : suhu 39,3 C, akral dingin, mukosa bibir kering,
muntah, tidak napsu makan, lemas, lidah kotor, leukosit 29800, typhi- H :
1/320
b. Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan pengkajian dan analisa data, penulis
menemukan diagnose keperawatan yang muncul pada An. S yaitu :
1. Hipertermi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Cemas keluarga
c. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana tindakan
keperawatan yang berorientasi pada tujuan yang disesuaikan dengan
permasalahan klien, kemampuan klien, kondisi dan sarana yang ada.
Tujuan dari perencanaan yaitu suhu dalam batas normal, sudah ada napsu
makan, tidak ada muntah, mual tidak ada, mukosa bibir lembab
d. Implementasi keperawatan
Pada tahap implementasi keperawatan penulis tidak dapat
memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam, sehingga solusinya
43
DAFTAR PUSTAKA