You are on page 1of 11

‘AFIYAH. VOL. 3, NO.

I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

PERBEDAAN SKALA NYERI SEBELUM DAN SESUDAH


PELAKSANAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
MASASE PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA DI
RUANG KEBIDANAN RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK
TAHUN 2014

Yossi Fitrina 1*)


1)
Program Studi D3 Keperawatan, STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

ABSTRACT

Based on the data obtained from the Medical Record Arosuka Solok District Hospital in 2012 found that
the amount of labor as much as 447 deliveries and 97 (21.7%) of which were labor with SC action,
whereas in 2013 the number of births was 469 births and 104 (22.2 %) of whom are delivery with the use
of pharmacological action SC obtained 79.5% and 20.5% non-pharmacological. Management of non-
pharmacological pain used include the use of relaxation, hypnosis, movement and position changes,
massage. The purpose of the study to determine differences in pain scale before and after the
implementation of the breath relaxation techniques and massage on postoperative patients in the
obstetrics Sectio Caesarea In Space Hospital Midwifery Arosuka Kabupaten Solok in 2014. Quasi-
experimental research that is, researchhas beenconductedon May 12through June 142014 andis
theentirepopulation ofpostoperativepatientsSectioCaesareainobstetricshospitalroomArosukato16people.
Data collection usingthe observation sheet. whichcontains thecharacteristics of the respondentstoobtain
dataregardingpostoperative painSectioCaesareabefore and afterdeep
breathingrelaxationtechniquesandmassage.The result showed an average pain scale prior to breath in
and massage techniques are being scale and after a deep breath and massage techniques mild pain scale.
Statistical tests were no significant differences between the implementation of relaxation techniques and
massage to decrease pain scale p value = 0.00001 and no influence in the implementation of breath and
massage techniques to decrease pain scale p value 0.402.It is expected that the hospital can make the
planning and development of health care services to patients in improving quality of care , particularly in
the provision of deep breathing relaxation techniques and massage for the reduction of postoperative
pain in patients Sectio Caesarea.

Key word: Skala Nyeri, Teknik relaksasi nafas dalam dan masase

PENDAHULUAN menyebabkan perubahan pada servik


Persalinan adalah proses dimana (membuka dan menipis) dan berakhir
bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dengan lahirnya plasenta secara lengkap
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal (APN, 2008: 37). Selain persalinan normal,
jika prosesnya terjadi pada usi kehamilan ada beberapa kasus yang mengharuskan
cukup bulan (37 minggu) tanpa disertai persalinan diakhiri dengan cara operasi
adanya penyulit. Persalinan dimulai yaitu dengan tindakan Sectio Caesaria.
(impartu) sejak uterus kontraksi dan

41
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Sectio Caecarea (SC) adalah yang diperkirakan juga dukungan


pembedahan untuk melahirkan janin penenangan dan psikologis) adalah faktor
dengan membuka dinding perut dan dinding yang signifikan dalam menurunkan ansietas
uterus dari dalam rahim (Prawirohardjo, dan bahkan nyeri yang dialami dalam
2009: 177). Menurut Whalley (2008), periode post operasi (Smaltzer dan Bare,
tindakan SC dapat menyebabkan nyeri dan 2002: 157).
mengakibatkan terjadinya perubahan Secara garis besar ada dua
kontinuitas jaringan karena adanya manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu
pembedahan. Tindakan SC menggunakan manajemen farmakologi dan non
anestesi agar pasien tidak merasa nyeri farmakologi. Manajemen nyeri non
pada saat dibedah. Namun setelah operasi farmakologi dapat dilakukan dengan teknik
selesai, saat klien mulai sadar dan efek relaksasi merupakan tindakan eksternal
anastesi sudah habis bereaksi, klien akan yang mempengaruhi respon internal
merasakan nyeri di daerah sayatan dan individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri
merasakan ketidaknyamanan. dengan tindakan relaksasi mencakup latihan
Ketidaknyamanan yang dirasakan pernafasan diafragma, teknik relaksasi
klien post operasi SC dapat menyebabkan progresif, guided imagery, dan meditasi,
resiko komplikasi pada bayi maupun pada beberapa penelitian telah menunjukkan
ibu. bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif
Menurut The International dalam menurunkan nyeri pasca operasi
Association for the study of pain (IASP), (Brunner & Suddart, 2001: 128).
nyeri didefinisikan sebagai pengalaman Manajemen nyeri dengan tindakan
sensoris dan emosional yang tidak relaksasi lainnya mencakup relaksasi otot,
menyenangkan yang berhubungan dengan nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku.
kerusakan jaringan atau potensial akan Teknik relaksasi nafas dalam merupakan
menyebabkan kerusakan jaringan. Nyeri suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
adalah alasan utama seseorang untuk dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
mencari bantuan perawatan kesehatan. klien bagaimana cara melakukan nafas
Nyeri terjadi bersama banyak proses dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
penyakit atau bersamaan dengan beberapa secara maksimal) dan bagaimana
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. menghembuskan nafas secara perlahan.
Persiapan praoperatif yang diterima oleh Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
pasien (termasuk informasi tentang apa teknik relaksasi nafas dalam juga dapat

42
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

meningkatkan ventilasi paru dan massase kulit terhadap penurunan rasa nyeri
meningkatkan oksigenisasi darah (Smeltzer dan 35,5% yang tidak melakukan massase
& Bare, 2002: 231). kulit terhadap penurunan nyeri. Penelitian
Massase didefinisikan sebagai ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
tindakan penekanan oleh tangan pada bermakna pemberian masase kulit terhadap
jaringan lunak, biasanya otot tendon atau penurunan nyeri post Sectio Caesaria.
ligamen tanpa menyebabkan pergeseran Data World Health Organization
atau perubahan posisi sendi guna (WHO), menyatakan bahwa persalinan
menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dengan SC adalah sekitar 10-15% dari
dan atau meningkatkan sirkulasi semua proses persalinan di negara-negara
(Henderson, 2006 Dikutip dari Yunita, berkembang. Data di indonesia
2010). menunjukkan bahwa angka persalinan SC
Penelitian yang membuktikan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
tentang keberhasilan tekhnik relaksasi nafas Data SDKI yang pertama yaitu tahun 1987
dalam dan masase menurunkan tingkat hingga yang kelima yaitu SDKI 2002-2007,
nyeri diantaranya penelitian Maulana terjadi peningkatan angka persalinan SC
(2003) yang meneliti tentang “Pengaruh secara nasional berjumlah kurang dari 4%
Pemberian Tekhnik Relaksasi Nafas dalam dari jumlah total persalinan
Terhadap Tingkat Nyeri Post Partum Di Berdasarkan data Medical Record
RSUD Bantul”. Dengan hasil penelitiannya yang diperoleh dari RSUD Arosuka
bahwa 62,8 % responden yang melakukan Kabupaten Solok tahun 2012 menyebutkan
teknik relaksasi nafas dalam dan 37,8% bahwa jumlah persalinan sebanyak 447
responden yang tidak melaksanakan teknik persalinan dan 97 (21,7%) di antaranya
relaksasi nafas dalam. Hasil penelitian merupakan persalinan dengan tindakan SC
tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh didapatkan dalam mengatasi tingkat nyeri
yang bermakna permberian tekhnik banyak menggunakan farmakologi 78,3 %
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan dan non farmakologi 21,7% sedangkan
tingkat nyeri post partum di RSUD Bantul. tahun 2013 jumlah persalinan adalah 469
Juga penelitian Dwi (2012) tentang persalinan dan 104 (22,2 %) diantaranya
pengaruh masase kulit terhadap penurunan merupakan persalinan dengan tindakan SC
rasa nyeri pasien post sectio secaria di di didapatkan penggunaan farmakologi 79,5%
RSUD Banyumas dengan hasil dan non farmakologi 20,5%..
penelitiannya 64,5% yang melakukan

43
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Studi awal yang telah dilakukan di Equivalent Control Group Design.


RSUD Arosuka Kabupaten Solok pada Penelitian ini dilakukan di ruang kebidanan
tanggal 8 Maret 2014 tercatat ibu yang RSUD Arosuka Kabupaten Solokpada
melahirkan dengan SC pada bulan Januari tanggal 03 – 28 Juni tahun 2014.
sampai Februari 2014 berjumlah 21 dari 83
Populasi dalam penelitian ini
persalinan atau sekitar 25,3 % dari total
adalah Seluruh pasien post operasi Sectio
persalinan, dengan rata-rata kejadian
Caesariadi ruang kebidanan RSUD Arosuka
operasi SC perbulannya merupakan 10
tanggal 03 - 28 Juni tahun 2014 berjumlah
kasus, yaitu hasil pembagian jumlah kasus
16 orang. Sampel penelitian adalah
Sectio Caesaria dibagi jumlah bulan.
keseluruhan dari jumlah populasi yaitu 16
Sedangkan hasil wawancara,
orang (total sampling). Metode yang
dengan 6 orang ibu post SC yang ada di
digunakan dalam pengumpulan data adalah
RSUD Aro Suka Kabupaten Solok, 5 orang
dengan menggunakan lembar observasi.
mengatakan tidak pernah mendengar teknik
yang berisi tentang karakteristik responden
relaksasi nafas dalam dan masase
untuk mendapatkan data mengenai nyeri
sedangkan satu orang pernah mendengar
post operasi Sectio Caesaria sebelum dan
tapi tidak mengerti, sedangkan hasil
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
wawancara dengan petugas, petugas
dalam dan masase. Analisa data dilakukan
mengatakan relaksasi nafas dalam dan
dengan teknik analisa univariat dimana data
masase jarang dilakukan, karena mereka
variabel disajikan dalam bentuk mean, yaitu
selalu memakai obat analgetik untuk
nilai rata-rata tingkat nyeri klien post opersi
menghilangkan nyeri klien.Dari latar
sectio caesaria. Penilaian dilakukan pada
belakang diatas peneliti tertarik untuk
saat sebelum dan sesudah pelaksanaan
meneliti tentang perbedaan skala rasa nyeri
tekhnik relaksasi dan masase pada klien
sebelum dan sesudah relaksasi nafas dalam
post operasi sectio caesaria. . Analisis
dan masase pada pasien post operasi Sectio
bivariat dilakukan dengan uji statistic
Caesaria di ruang kebidanan RSUD
dependen sampel t- test untuk mengetahui
Arosuka Kabupaten Solok.
perbedaan rata-rata skala nyeri dengan
pelaksanaan tekhnik relaksasi nafas dalam
METODOLOGI PENELITIAN dan masase pada ibu post operasi sectio
caesaria.
Desain penelitian ini menggunakan
Jumlah penduduk Arosuka
Quasi eksperimentdengan rancangan Non
Kabupaten Solok adalah sebanyak 56.491

44
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

jiwa dengan jumlah pria sebanyak 28.771 Pendidikan Responden


jiwa dan wanita sebanyak 27.780 jiwa. Menurut Hasbullah (2007: 53)
Penduduk ini tersebar di 2 Kecamatan dan Pendidikan responden dikelompokan
16 kelurahan dengan kepadatan penduduk menjadi pendidikan dasar (SD dan SLTP),
rata-rata 2.456 jiwa/Km2. pendidikan menengah (SMU, SMK /
sederajat) dan pendidikan tinggi (perguruan
Arosuka Kabupaten Solok
tinggi). distibusi frekuensi responden
merupakan salah satu daerah tingkat dua di
berdasarkan tingkat pendidikan dapat
provinsi Sumatera Barat yang mempunyai
dilihat pada diagram 5.1 di bawah ini:
luas wilayah paling kecil yaitu 3100 Ha.
Batas wilayah Arosuka Kabupaten Solok
sebelah barat, timur, utara dan selatan
berbatasan dengan Kabupaten Solok.
Rumah Sakit Umum Daerah
Dari diagram 5.1 dapat dilihat
Arosuka Kabupaten Solok (RSUD)
bahwa lebih dari sebagian (81 %)
merupakan sarana kesehatan pemerintah
responden mempunyai tingkat pendidikan
daerah tipe C yang berdiri di lahan seluas 6
dasar (SD dan SMP).
Ha, dimana RSUD ini memiliki 8 ruang
rawat inap yaitu rawat inap bedah, interne, Umur Responden
anak, VIP A, VIP B, Paru, Jantung, Penggolongan umur mengacu pada
THT/Mata, tempat tidur 160, jumlah pendapat yang dikemukan Trirusmi
perawat 102 orang, dengan pendidikan Widyatun (1999:7) yaitu masa dewasa awal
terakhir 15 orang tamatan S 1 Keperawatan, 21-35 tahun, dewasa tengah umur 36-45
83 orang tamatan D III Keperawatan, 4 tahun dan dewasa akhir umur 46-55 tahun
orang tamatan SPK . .untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi
Pada umumnya pasien di RSUD responden berdasarkan penggolongan umur
Arosuka berekonomi rendah dan dapat dilihat pada diagram 5.2 berikut:
berpengetahuan rendah sehingga untuk
Dari diagram 5.2 dapat dilihat
mencapai hasil penelitian ini tidaklah
bahwa hampir seluruhnya (94 %)
maksimal sehingga peneliti menemui
responden berada pada rentang umur 21-35
kesulitan dalam penelitian ini.
tahun (dewasa awal).
HASIL PENELITIAN DAN
Analisa Univariat
PEMBAHASAN

45
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Analisa data dilakukan dengan Deviasi Mean


teknik analisa univariat dimana data Pre Teknik 8 5,88 0,354 0,12 0,558-
Relaksasi 5 0,617
variabel disajikan dalam bentuk mean, yaitu Post 8 3,12 0,991 0,35 2,30-
nilai rata-rata tingkat nyeri klien post opersi Teknik 0 3,95
Relaksasi
sectio caesaria. Penilaian dilakukan pada
saat sebelum dan sesudah pelaksanaan Dari tabel 5.1 didapatkan rata-rata
tekhnik relaksasi dan masase pada klien skala nyeri pasien post operasi sectio
post operasi sectio caesaria. caesarea sebelum diberikan teknik relaksasi
adalah 5,88 dengan standar deviasi 0,354.
Dari hasil estimasi interval dapat
disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
skala nyeri pasien sebelum diberikan teknik
relaksasi nafas dalam adalah diantara
a. Distribusi Rata-Rata Skala Nyeri 0,558-0,617, hal ini menyatakan bahwa
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea rata-rata skala nyeri sedang. Dan rata-rata
Sebelum dan Setelah Dilakukan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam di Ruang skala nyeri pasien post operasi setelah
Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten diberikan teknik nafas dalam adalah 3,12
Solok Tahun 2014
dengan standar deviasi 0,991. Dari hasil
Tabel 5.1 estimasi interval dapat disimpulkan bahwa
Distribusi Rata-Rata Skala Nyeri Pasien
Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum dan 95 % diyakini rata-rata skala nyeri pasien
Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas setelah diberikan teknik relaksasi nafas
Dalam Di Ruang Kebidanan RSUD
Arosuka Kabupaten SolokTahun 2014 dalam adalah diantara 2,30-3,95, hal ini
menyatakan bahwa rata-rata skala nyeri

Variabel n Mean Standa Standa ringan.


95 %
r r Error CI
b. Distribusi Rata-Rata Skala Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum dan
Setelah Dilakukan Masase di Ruang Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok Tahun
2014
Tabel 5.2
Distribusi Rata-Rata Skala Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum dan
Setelah Dilakukan Masase Di Ruang Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok
Tahun 2014

Variabel n Mean Standar Standar Error Mean 95 % CI


Deviasi

46
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Pre 8 5,75 0,463 0,164 5,36-6,14


Masase
Post 8 3,50 0,535 0,189 3,05-3,95
Masase

47
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

a. Perbedaan Rata-rata Skala Nyeri


Dari tabel 5.2 didapatkan rata-rata Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik
skala nyeri pasien post operasi sebelum Relaksasi Nafas Dalam di Ruang
diberikan masase adalah 5,75 dengan Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten
standar deviasi 0,463. Dari hasil estimasi Solok Tahun 2014.
interval dapat disimpulkan bahwa 95 % Tabel 5.5
Perbedaan Rata-rata Skala Nyeri
diyakini rata-rata skala nyeri pasien
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik
sebelum diberikan masase adalah diantara Relaksasi Nafas Dalam di Ruang Kebidanan
RSUD Arosuka Kabupaten Solok Tahun
5,36-6,14, hal ini menyatakan bahwa rata-
2014
rata skala nyeri sedang. Dan rata-rata skala
nyeri pasien post operasi setelah diberikan Variabel Mean Stan Sta T p
Differen dar nd val
masase adalah 3,50 dengan standar deviasi ce Devi ar ue
0,535. Dari hasil estimasi interval dapat asi Err
or
disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-rata Skala nyeri 2,750 0,88 0,31 7, 0,00
sebelum 6 3 77 01
skala nyeri pasien setelah diberikan masase dan sesudah 5
adalah diantara 3,05-3,92, hal ini Teknik
relaksasi
menyatakan bahwa rata-rata skala nyeri Dari tabel 5.5 diperoleh perbedaan
ringan. rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan
teknik nafas dalam dan sesudah dilakukan
Analisa Bivariat nafas dalam adalah 2,750 dengan standar
Analisis bivariat dilakukan dengan uji deviasi 0,886. Sedangkan nilai t hitung =
statistic dependen sampel t- test untuk 7,775 dan p value 0,0001 dapat
mengetahui perbedaan rata-rata skala nyeri disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
dengan pelaksanaan tekhnik relaksasi nafas signifikan pelaksanaan teknik relaksasi
dalam dan masase pada ibu post operasi dengan penurunan skala nyeri.
sectio caesaria. Uji statistic untuk seluruh
analisis tersebut dianalisa dengan tingkat
kemaknaan 95% (alpha 0,05). Dimana jika
nilai p < 0,05 maka secara stastistik disebut
bermakana dan jika nilai p > 0,05, maka
hasil hitungan disebut tidak bermakna

48
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

b. Perbedaan Rata-rata Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Masase di


Ruang Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok Tahun 2014.
Tabel 5.6
Perbedaan Rata-rata Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Masase Nafas Dalam di
Ruang Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok Tahun 2014

Variabel Mean Standar deviasi Standar Error t p value


difference
Skala nyeri 2,250 0,463 0,164 13,748 0,0001
sebelum dan
sesudah
masase

Dari tabel 5.6 diperoleh perbedaan rata-rata nilai t hitung = 13,748 dan p value 0,0001
skala nyeri sebelum dilakukan masase dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
sesudah dilakukan masase adalah 2,250 yang signifikan pelaksanaan masase dengan
dengan standar deviasi 0,463. Sedangkan penurunan skala nyeri
.

c. Perbedaan Rata –Rata Skala Nyeri Antara Pelaksanaan Teknik Nafas Dalam
Dengan Pelaksanaan Masase Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang
Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok Tahun 2014
Tabel 5.7
Perbedaan Rata-Rata Skala Nyeri Antara Pelaksanaan Teknik Nafas Dalam Dengan
Pelaksanaan Masase Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan RSUD
Arosuka Kabupaten SolokTahun 2014
Variabel Mean Standar Standar t p value
differenc
deviasi error
e
Skala Nyeri sesudah 0,375 1,188 0,420 0,893 0,402
pelaksanaan teknik
nafas dalam dan
pelaksanaan masase

49
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Dari tabel 5.7 diperoleh perbedaan rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan teknik nafas dalam
dan dilakukan masase adalah 0,375 dengan standar deviasi 1,188. Sedangkan nilai t hitung =
0,893 dan p value 0,402 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pelaksanaan teknik nafas dalam dan pelaksanaan masase dengan penurunan skalanyeri.

KESIMPULAN DAN SARAN RSUD Arosuka Kabupaten Solok tahun


2014.
Kesimpulan
3. Ada perbedaan yang signifikan antara
Berdasarkan hasil analisis data yang
pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam
dilakukan pada penelitian ini tentang
dan massase dengan penurunan skala nyeri
Perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah
p value = 0,0001.
pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam
4. Tidak ada perbedaan yang signifikan
dan masase pada pasien post operasi sectio
antara pelaksanaan teknik relaksasi nafas
caesarea di ruang Kebidanan RSUD
dalam dan pelaksanaan masase p va1ue
Arosuka Kabupaten Solok tahun 2014,
0,402
dimana sebelum dilakukan pelaksanaan
teknik relaksasi nafas dalam dan masase Saran
rata- rata skala nyeri responden adalah Bagi Responden
tingkat sedang setelah dilakukan teknik Memberikan masukan bagi
relaksasi nafas dalam dan masase rata- rata responden dalam menerapkan intervensi
skala nyeri responden berkurang, hal ini yang telah dilakukan dan menerapkan untuk
dapat ditarik kesimpulan: anggota keluarga yang lain dalam upaya
1. Rata-rata skala nyeri pasien post operasi menurunkan skala nyeri.
sectio caesarea sebelum dan sesudah Bagi Perawat Rumah Sakit Arosuka
diberikan teknik relaksasi adalah 5,88 dan Kabupaten Solok
3,12 dengan standar deviasi 0,991 di ruang Dapat dijadikan masukan
Kebidanan RSUD Arosuka Kabupaten perencanaan dan pengembangan pelayanan
Solok tahun 2014. kesehatan pada pasien dalam peningkatan
2. Rata-rata skala nyeri pasien post operasi kualitas pelayanan, khususnya dalam
sebelum dan sesudah diberikan teknik pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan
relaksasi masase adalah 5,75 dengan masase untuk penurunan tingkat nyeri pada
standar deviasi 0,463 dan 3,50 dengan pasien post operasi Sectio Caesaria
standar deviasi 0,533 di ruang Kebidanan

50
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Bagi Pihak Institusi Pendidikan Tamsuri, A. 2007. Konsep dan


penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC
Penelitian ini diharapkan bisa
menjadi penyediaan data dasar yang dapat Cunningham FG. 2006.Obstetri William
Vol. 1. Jakarta: EGC.
digunakan untuk penelitian lebih lanjut,
khususnya mengenai pengaruh teknik Prof. Dr. Rustam Mocthar, MPH. 1998.
Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Edisi 2.
relaksasi nafas dalam dan masase terhadap
Jakarta Penerbit buku kedokteran.
skala tingkat nyeri pada pasien post operasi EGC.
Farrer. H. (2001). Keperawatan Maternitas.
Sectio Caesaria.
Edisi 4, Vol 2, Alih Bahasa: dr.Andry
Bagi peneliti lain Hartono. Jakarta: EGC
Diharapkan kepada peneliti lain
Indiarti. MT. (2007). Kehamilan,
untuk melakukan penelitian lebih lanjut Persalinan& Perawatan
Bayi.Yogyakarta: Diglossia Media.
dengan variabel yang berbeda dan lokasi
yang berbeda. Mansjoer. A. Dkk. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta :
Media Aesculapius.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Siad A. Latief, Sp An K. Dr. Kartini A.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian
Surya, Sp An K. Dr. M. Ruswan
suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Dachlan, Sp An K. (2001). Petunjuk
Rineka Cipta
praktis Anestesiologi. Edisi 2. Bagian
Anestesiologi dan terapi Intensif
Notoatmojo. 2010. Metodologi Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Indonesia
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan
Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2.
Metodelogi Penelitian Ilmu
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Keperawatan. Salemba Medika,
EGC
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G,
2002, Buku Ajar Keperawatan Notoatmodjo. 2002. Metodologi penelitian
Medikal Bedah Brunner dan kesehatan (edisi revisi). Rineka
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih Cipta, Jakarta.
bahasa oleh Agung Waluyo (dkk),
EGC, Jakarta

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume
2. Alih Bahasa : Renata Komalasari,
dkk. Jakarta: EGC.

51

You might also like