Professional Documents
Culture Documents
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL……………………………………………………………… .. ………...i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Pendekatan Spesies....................................................................................4
2.2 Pendekatan Ekosistem dan Komunitas......................................................4
2.3 Pusat Keanekaragaman Hayati ..................................................................5
2.4 Ukuran dan Karakteristik Kawasan Konservasi ........................................6
2.5 Pengelolaan Habitat ...................................................................................7
2.6 Konservasi diluar Kawasan yang Dilindungi ............................................7
2.7 Pengelolaan Ekosistem ..............................................................................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................9
3.2 Saran ..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai peranan penting dalam
ekosistem. Kehadiran vegetasi pada suatu kawasan akan memberikan dampak
positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala lebih luas. Vegetasi berperan
penting dalam ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbodioksida
dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia, biologis tanah dan
pengaturan tata air dalam tanah. Secara umum vegetasi memberikan dampak
positif terhadap ekosistem, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur
dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada setiap kawasan.
Oleh karena itu, salah satu langkah penting dalam upaya konservasi adalah
menetapkan kawasan perlindungan secara legal baik oleh pemerintah maupun
secara adat. Karena kearifan budaya untuk konservasi ikan hias pada kawasan
tertentu merupakan kekuatan yang dapat diandalkan.
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka upaya konservasi dengan pendekatan
komunitas merupakan salah satu alternatif yang layak dipertimbangkan untuk
pelestarian ikan hias alami, sehingga budidayanya dapat dilakukan secara
berkelanjutan.
2
5. Untuk mengetahui pengelolaan habitat;
6. Untuk mengetahui konservasi diluar kawasan yang dilindungi;
7. Untuk mengetahui pengelolaan ekosistem.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dengan sasarannya yang secara satu per satu biasanya sulit dilaksanakan, mahal
dan seringkali tidak berhasil.
Penentuan kawasan perlindungan yang baru sebaiknya dilakukan dengan
suatu jaminan bahwa sebanyak mungkin tipe komunitas hayati dapat terwakili.
Dalam gerakan konservasi dunia, menentukan daerah mana di bumi ini yang telah
menerima perlindungan dengan baik dan daerah mana yang mendesak untuk
diberi perlindungan merupakan suatu hal yang sangat penting.
Dengan menggunakan pendekatan ekosistem, pihak yang berwenang perlu
sebanyak mungkin ragam wilayah yang menampung komunitas hayati dapat
dilestarikan. Wilayah yang layak untuk menampung komunitas hayati sebaiknya
memiliki spesies dan kondisi lingkungan yang mewakili beragam komunitas
hayati tersebut. Meskipun tidak ada wilayah yang sempurna, para ahli biologi dan
praktisi lapangan biasanya mampu mengenali wilayah yang tepat untuk
dilindungi.
5
tersebut diterapkan istilah hot-spot. Kriteria keanekaragaman hayati berdasarkan
kelompok indikator dan status keterancaman kolektif pada lokasi prioritas tersebut
telah digunakan lebih lanjut oleh Mittermeier untuk menetapkan hot-spots dunia.
Hasilnya ditemukan bahwa pada 1,4% luas permukaan bumi terdapat 25 hot-spot
yang mampu menampung sebanyak 44% spesies tumbuhan, 28% spesies burung,
30 spesies mamalia, 38% spesies reptile dan 54 spesies amfibi.
6
2.5 Pengelolaan Habitat
Suatu kawasan perlu diolah secara aktif agar mencakup seluruh tipe
ekosistem/habitat alami yang ada. Pemilihan jenis dan waktu pengelolaan juga
dapat membantu upaya menghilangkan spesies asing yang bersifat invasif.
Banyak spesies langka yang hanya dapat berfungsi dalam habitat tertentu atau
tahapan suksesi tertentu. Ketika suatu lahan ditetapkan sebgai kawasan yang
dilindungi, seringkali pola gangguan serta pemanfaatan oleh manusia berubah
dratis. Akibatnya, banyak spesies unik gagal bertahan hidup. Gangguan alami
seperti api, penggembalaan, dan pohon tumbang sering kali merupakan elemen
kunci bagi kehadiran spesies langka. Pada berbagai kawasan konservasi berukuran
kecil, tahapan penuh dari siklus suksesi alami mungkin tidak tercapai, sehingga
menyebabkan banyak spesies mengalami kepunahan setempat. Untuk mendorong
dimulainya proses suksesi, pengelola lahan terkadang dengan sengaja melakukan
pembakaran terhadap daerah yang ditutupi semak, rerumputan, maupun hutan.
Sebagai contoh, beberapa spesies tanah hanya ditemukan pada tegakan dewasa di
hutan boreal dan tidak terdapat pada lahan yang dikelola dengan sistem tebang
habis.
7
2.7 Pengelolaan Ekosistem
Banyak pengelola lahan di seluruh dunia kini memperluas tujuan pengelola
dengan memasukkan tujuan-tujuan menjaga kesehatan ekosistem. Konsep
pengelolaan ekosistem yang sedang berkembang saat ini digambarkan Grumbine
(1994) sebagai berikut “ pengelolaan ekosistem mamadukan pengetahuan ilmiah
mengenai berbagai hubungan ekologi, di dalam kerangka pemikiran sosial
ekonomi dan nilai-nilai yang rinci, serta mengarah pada tujuan umum berupa
perlindungan keutuhan ekosistem alami jangka waktu panjang”. Praktik
pengelolaan sumber daya alam, yang selama ini menekankan produksi
maksimum, baik berupa barang (volume kayu yang dipanen) maupun jasa (jumlah
pengunjung kedalam kawasan) perlu diperkaya dengan sudut pandang yang lebih
tepat dan meluas sehingga mencakup pelestarian keanekaragaman hayati serta
perlindungan ekosistem. Tujuan dari pengelolaan ekosistem hanaa dapat dicapai
bila terjalin kerja sama yang efektif antara badan pemerintahan, organisasi
konsevasi, kalangan bisnis, dan pemilik lahan serta masyarakat. Sebagai contoh
dalam pengelolaan ekosistem daerah aliran sungai di pesisir pantai, perlu
dilibatkan setiap unsur dan pihak terkait mulai dari pantai hingga dari kawasan
gunung.
Salah satu turunan logis dari pengelolaan ekosistem adalah pengelolaan
bioregional yang difokuskan pada satuan-satuan ekosistem berukuran besar.
Pendekatan bioregional cocok diterapkan terutama pada ekosistem tunggal yang
besar dan tak terputus yang melintasi perbatasan internasional antarnegara.
Pendekatan ini terutama cocok ketika kegiatan yang berlangsung di satu wilayah
atau negara akan berdampak pada wilayah atau negara lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari uraian materi diatas yaitu:
1. Pendekataan spesies adalah Suatu pendekatan yang kerap diterapkan dalam
membuat prioritas konservasi adalah dengan melindungi spesies tertentu.
2. Konservasi pada tingkat komunitas akan memungkinkan pelestarian sejumlah
besar spesies, dalam kesatuan-kesatuan yang bekerja mandiri.
3. Kriteria keanekaragaman hayati berdasarkan kelompok indikator dan status
keterancaman kolektif pada lokasi prioritas.
4. Ukuran dan lokasi merupakan dua faktor terpenting dalam merancang
kawasan lindung.
5. Suatu kawasan perlu diolah secara aktif agar mencakup seluruh tipe
ekosistem/habitat alami yang ada
6. Melindungi habitat merupakan komunitas hayati yang utuh merupakan cara
paling efektif untuk melestarikan seluruh keanekaragaman hayati
7. Melindungi habitat merupakan komunitas hayati yang utuh merupakan cara
paling efektif untuk melestarikan seluruh keanekaragaman hayati
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang konservasi pada tingkat
komunitas. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi
pengetahuan yang benar kepada pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10