You are on page 1of 34

MAKALAH FARMALOGI

ANTI KANKER

KELOMPOK 2
Karsita 13171066
Lidia Klorida BR 13171067
M. Ramadan Saputro 13171070
Nunrjanah 13171077
Pindi Natania 13171078
Raisy Ikrimah 13171080
Rizaldi Rahmatullah 13171082
Siti Sholeha 13171085
Zulfa Azkiya 13171094

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
2018
DAFTAR ISI

Hal
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2


2.1 Definisi Kanker ...................................................................... 2
2.2 Jalur Kematian Sel ................................................................. 4
2.3 Klasifikasi Kanker ................................................................. 4
2.4 Faktor-faktor Penyebab Kanker ............................................. 5
2.5 Faktor Resiko dan Gejala Kanker .......................................... 8
2.6 Diagnosis Kanker ................................................................... 13
2.7 Klasifikasi Obat Antikanker .................................................. 15
2.8 Tabel dosis obat antikanker ................................................... 28

BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................................


3.1 ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan istilah umum yang dipakai untuk menyebut semua
jenis tumor ganas. Tumor ganas merupakan tumor yang menyebar ke bagian
lain tubuh dan menyerang organ serta jaringan lain sehingga terjadi
penghancuran sel normal (Nafrialdi dan Gan, 2008). Penyakit ini menempati
peringkat kedua sebagai penyebab kematian (Anderson, 2001). Kanker
payudara merupakan tumor yang paling banyak ditemukan pada wanita
sebanyak 24.000 terdiagnosis kanker payudara di Inggris tiap tahunnya dan
15.000 meninggal karena penyakit ini (Davey, 2005). Kekerapan kanker
payudara menempati peringkat kedua dari berbagai jenis kanker (Dalimarta,
2004).
Upaya pengobatan kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, radiasi,
kemoterapi, dan pemberian hormon-hormon terapi (Di Piro et al., 2005).
Pengobatan kanker membutuhkan biaya yang mahal selain itu, selektivitas
obat-obatan antikanker yang digunakan rendah (Katzung, 1995) ataupun
karena patogenesis kanker itu sendiri belum jelas (Di Piro et al., 2005). Saat
ini, negara-negara berkembang termasuk Indonesia terus mengembangkan
penggunaan obat-obat tradisional herbal agar lebih aman dan efektif untuk
pengobatan kanker (Macabeo et al., 2008).
Kanker tidak menular, namun ada faktor penyebab yang dapat ditularkan
seperti virus. Beberapa penyakit kanker juga dapat diturunkan dari orang tua
kepada anaknya karena adanya mutasi dari gen spesifik yang bisa
menimbulkan kanker (Nafrialdi dan Gan, 2008). Zat kimia tertentu
(karsinogen) dapat juga menyebabkan kanker pada manusia (Widyastuti,
2008).

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kanker


Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol diikuti proses
invasi ke jaringan sekitar dan penyebarannya (metastatis) ke bagian tubuh
yang lain (King, 2000). Kanker merupakan istilah yang dipakai untuk
menyebut tumor ganas (Dalimarta, 2004). Secara garis besar, kanker dibagi
menjadi 4 jenis yaitu karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma. Karsinoma
adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di sel epitel. Sarkoma adalah
kanker yang tumbuh dan berkembang di jaringan penunjang, seperti jaringan
penunjang payudara. Leukimia adalah kanker yang menyerang jaringan yang
menghasilkan darah, sedangkan limfoma adalah kanker yang menyerang
jaringan limfa (Mangan, 2003).
Kanker tidak menular, namun ada faktor penyebab yang dapat ditularkan
seperti virus. Beberapa penyakit kanker juga dapat diturunkan dari orang tua
kepada anaknya karena adanya mutasi dari gen spesifik yang bisa
menimbulkan kanker (Nafrialdi dan Gan, 2008). Zat kimia tertentu
(karsinogen) dapat juga menyebabkan kanker pada manusia (Widyastuti,
2008).
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan kerja
hormon sehingga mengakibatkan jaringan baru abnormal yang
pembelahannya tidak terkendali (Tjay, 2002). Sifat utama sel kanker adalah
hilangnya kontrol pertumbuhan dan perkembangan sel kanker tersebut (King,
2000). Sel kanker dapat menyerang jaringan biologis lainnya, sehingga
mengganggu tuan rumah. Sel kanker dapat menyebabkan desakan akibat
pertumbuhan, penghancuran jaringan tempat kanker berkembang atau
bermetastasis, dan gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari
pertumbuhan sel kanker (Nafrialdi dan Gan, 2008).
Sel kanker dapat berada dalam 3 keadaan :
1) Sel kanker yang sedang membelah (siklus poliferatif)
2) Sel kanker dalam keadaan istirahat (tidak membelah, G0)

2
3) Sel kanker yang secara permanen tidak membelah.
Sel kanker yang sedang membelah terdapat dalam beberapa fase yaitu fase
mitosis (M), pasca mitosis (G1), fase sintesis DNA (fase S), dan fase pra
mitosis (G2) (Gambar 1). Pada akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul
dengan fase S, berakhirnya pembelahan sel masuk dalam fase pra mitosis (G2)
dengan ciri: sel berbentuk tetraploid, mengandung DNA dua kali lebih banyak
daripada sel fase lain, dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein.
Sewaktu mitosis berlangsung (fase M), sintesis protein dan RNA berkurang
secara tiba-tiba dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel, setelah itu sel dapat
memasuki interfase untuk kembali memasuki fase G1 (Nafrialdi dan Gan,
2008). Karakteristik sel kanker yaitu sel kanker dapat mencukupi sinyal
pertumbuhannya sendiri, sel kanker tidak peka terhadap sinyal – sinyal anti
pertumbuhan, sel kanker dapat menghindar dari mekanisme apotosis, sel
kanker dapat ber replikasi tanpa batas, dapat menginvasi jaringan lain, dan
bermetastasis (Hanahan, 2000) (Gambar 1).

Gambar 1. Karakteristik Sel Kanker (Hanahan, 2000)

3
2.2 Jalur kematian sel
Pengembangan obat anti kanker dirancang untuk mengidentifikasi bahan
yang secara selektif membunuh kanker. Rancangan obat kanker dapat
ditujukan pada sinyal-sinyal yang mempengaruhi sel..
Hubungan antara apoptosis dengan sinyal pertumbuhan sel kanker
memberikan ide pe nelitian tentang target dan mekanisme farmakologi obat-
obat anti kanker (Macdonald et al., 1997 cit Sudarmawan, 2006). Apoptosis
adalah tipe kematian sel yang terprogram melalui serangkaian perubahan
struktural sebagai hasil dari rangsang fisiologis atau patologis. Ciri morfologi
apoptosis adalah pengkerutan sel, penonjolan membran (membrane blebbing),
mitokondria bersegregasi, ribosom bersegregasi, sitoplasma berkondensasi,
kondensi kromatin, dan fragmentasi inti sel (De Vita et al., 1997 cit
Sudarmawan, 2006; Rahmawati, 2006).
Apoptosis terjadi melalui 2 jalur yaitu, jalur ekstrinsik atau death receptor
(DR) dan jalur intrinsik atau jalur mitokondria (Rahmawati, 2006). Pada jalur
mitokondria, apoptosis disebabkan oleh pelepasan sitokrom c dari mitokondria
melalui phorus yang dibentuk oleh mitochondrial permeability transition pore
(PTP) dan protein pro apoptosis Bax. Jika PTP berasosiasi dengan bax maka
keduanya dapat membentuk suatu kanal spesifik untuk sitokrom c dan faktor-
faktor yang menginduksi apoptosis. Aktivitas pembentukan phorus dicegah
oleh protein anti apoptosis Bcl-2. Sitokrom c yang dilepaskan oleh
mitokondria ke sitosol akan berinteraksi dengan Apaf-1 untuk membentuk
apotosom yang akan mengaktivasi pro caspase-9. Caspase 9 yang aktif akan
melakukan pemecahan terhadap caspase efektor yaitu caspase-3, -6, -7 yang
menyebabkan pemecahan subtrat dan berlanjut menjadi apoptosis (De Vita et
al., 2008).
2.3 Klasifikasi kanker
1) Karsinoma
Karsinoma yaitu kanker yang terjadi pada jaringan epitel. jenis kanker yang
berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran
tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel
melanin, payudara, leher rahim, kolon, rectum, lambung, pancreas, dan

4
esofagus. Contohnya meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma
anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal,
hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
2) Limfoma
Jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya
jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan sumsum
tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker
kelenjar limfe dan limfa)
3) Leukemia
Merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang
berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk
berakumulasi di dalam sirkulasi darah. Kanker jenis ini tidak membentuk
massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel
darah normal.
4) Sarkoma
Sarkoma yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada
dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel - sel yang ditemukan
diotot dan tulang dan merupakan kanker yang terjadi pada
tulangosteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot
seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan
penghantar atau pendukung lainnya.
5) Glioma
Glioma yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan
penunjang) di susunan saraf pusat.
6) Karsinoma in situ
Karsinoma in situ yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel
abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi
prainvasif (kelainan/luka yang belum menyebar).
2.4 Faktor - faktor penyebab kanker
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena
penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik

5
dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut :
1) Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi
untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker
payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai
contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika
ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
2) Faktor Lingkungan
a) Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
b) Sinar Ultraviolet dari matahari
c) Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam
sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah,
seperti Leukemia.
3) Faktor perilaku
a) Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga
peminum minuman beralkohol.
b) Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan
sering berganti ganti pasangan.
4) Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat
menyebabkan kanker adalah:
a) Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung

6
b) Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih
tinggi terhadap kanker kerongkongan.
c) Zat pewarna makanan
d) Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut
yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
e) Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
5) Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
a) Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya
merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
b) Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah).
c) Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
d) Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
e) Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma
dan kanker darah lainnya.
6) Infeksi
a) Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung
kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun
penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
b) Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan
saluran empedu.
c) Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan
penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera
dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan
kecepatan siklus sel.
7) Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung
mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya
pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan

7
hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya
risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat
dan buah zakar pada pria.
8) Faktor kejiwaan, emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh.
Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi
hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
9) Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai
electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber
radikal bebas yaitu :
a) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
b) Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun
kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari matahari.
c) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan
berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam
keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun
biologis.
2.5 Faktor Resiko dan Gejala Kanker
A. Faktor Resiko
1) Faktor Resiko Hormonal
Hormon estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker
tertentu, misalnya kanker payudara dan kanker endometrium. Wanita
yang memiliki menstruasi memiliki kadar estrogen yang tinggi, maka
resiko terbentuknya kanker payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi dini dan mencapai menopause lambat.
Terlambat mengandung atau tidak memiliki anak dapat meningkatkan
resiko kanker payudara.

8
2) Faktor Kejiwaan, Emosi Psikis
Gangguan yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau
memperberat kanker seperti stress, dendam, kebencian yang
mendalam,atau sakit hati (kepedihan). Peranan faktor kejiwaan pada
kanker dapat melalui beberapa cara, diantaranya: stress atau dendam
yang mempengaruhi perkembangan sel menjadi liar dan efek yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh sel T sehingga tidak mampu
melenyapkan sel kanker yang terbentuk.
3) Beberapa faktor yang bersifat Protektif terhadap pembentukan kanker
yaitu : Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu
dengan menghambat efek stimulasi estrogen. Hormon progesteron
meningkat pada saat kehamilan dan saat menyusui pada wanita oleh
karena itu, wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan
berturut - turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan mengurangi
resiko terkena kanker payudara.
B. Gejala-gejala kanker
1) Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau
organ tubuh yang terserang yaitu :
a) Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan
pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan
terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan
karena ketakutan atau kecemasan.
b) Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya
ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus
menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang
senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah
dalam tinja, darah dalam air kemih.
c) Perubahan kebiasaan buang air besar
d) Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan
protein (kaheksia)
e) Benjolan pada payudara

9
f) Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus
menerus.
g) Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
h) Luka yang tidak sembuh – sembuh
i) Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok
2) Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibadi menjadi kelompok :
a) Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa
tumor, pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak
lambung/ulceration. Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan
gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
b) Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk,
hemoptisis, hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang,
fraktur pada tulang-tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala
neurologis. Walaupun pada kanker tahap lanjut menyebabkan rasa
sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
c) Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara
signifikan, kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat
berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia, fenomena
paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan
kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap
gejala dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh berbagai kondisi
(daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis banding).
Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab
utama dari setiap gejala.
d) Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel
stromal, sel endotelial, fibroblas dan matriks ekstraselular. Pada
kanker, terjadi penurunan konsentrasi senyawa penghambat
pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti trombospondin,
angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan
ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial
growth factor, yang memungkinkan sel kanker melakukan
metastasis. Terapi terhadap tumor pada umumnya selalu

10
melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular
endothelial growth factor monoclonal antibodies untuk
mengimbangi overekspresi faktor proangiogenik, dan pemberian
senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin dan
angiostatin.
e) Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks
ekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel,
oleh enzim MMP. Hingga saat ini telah diketahui 26 berkas gen
MMP yang berperan dalam kanker, dengan pengecualian yang
terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.
3) Gejala Kanker secara khusus berdasarkan jenis kanker yang dialami :
a) Kanker Otak
Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah
hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan
berjalan,mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan,
perubahan pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara.
b) Kanker mulut
Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung
sembuh.
c) Kanker Tenggorokan
Batuk terus menerus, suara serak atau parau.
d) Kanker Paru-paru
Batuk terus - menerus, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada.
e) Kanker Payudara
Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk,
gatal - gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan
menyusui atau menstruasi.
d) Kanker saluran pencernaan
Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah
terang atau hitam, rasa tidak enak terus - menerus pada perut,
benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat
badan.

11
e) Kanker Rahim (uterus)
Pendarahan diperiode - periode datang bulan, pengeluaran darah
saat mens yang tidak seperti biasanya dan rasa sakit yang luar
biasa.
f) Kanker Indung Telur (ovarium)
Pada fase lanjut barulah muncul gejala.
g) Kanker Kolon
Pendarahan pada rectum terdapat darah pada kotoran, perubahan
buang air besar (diare yang terus menerus atau sulit buang air
besar).
h) Kanker Kandung Kemih atau Ginjal
Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air
kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung
kemih.
i) Kanker prostat
Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang
belakang, penis dan paha atas.
j) Kanker buah zakar/testis
Adanya benjolan pada buah zakar, ukuran penampungan pada buah
zakar yang membesar dan menebal secara mendadak, sakit pada
perut bagian bawah, dada membesar atau melembek.
k) Limfoma
Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet, gatal - gatal,
berkeringat pada waktu tidur malam, demam atau penurunan berat
badan tanpa sebab yang jelas.
l) Leukemia
Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena
infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian,
mimisan.
m) Kanker Kulit
Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti
tanduk), infeksi yang tidak sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah

12
warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan
warna kulit berupa bercak-bercak.
n) Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi
yaitu pada pengidap kanker stadium lanjut. Infeksi terjadi akibat
kekurangan protein dan zat gizi lainnya serta penekanan sistem
imun yang sering terjadi setelah pengobatan konvensional.
2.6 Diagnosis kanker
Deteksi Dini Kanker :
1) Upaya pendeteksian kanker yang terkini adalah dengan Digital Infrared
Imaging atau Pencitraan Inframerah Digital (PID). Teknik ini untuk
memonitor kesehatan payudara dan leher rahim pada wanita terhadap
adanya proses prakanker. Prinsip kerja PID adalah bahwa benda pada
temperatur tertentu akan memancarkan radiasi gelombang electromagnet
dari permukaan yang tidak kasat mata, dimana intensitas maksimum
terjadi pada panjang gelombang daerah sinar inframerah. Aktivitas kimia
dan aktivitas pembuluh darah didalam jaringan sekitar prakanker yang
sedang tumbuh selalu lebih tinggi daripada jaringan normal.
2) Beberapa tes penyaringan yang dapat dilakukan dirumah, misalnya
melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan sangat dapat
membantu wanita mendeteksi kaknker payudara.
3) Memeriksa buah zakar dapat membantu pria mendeteksi kanker secara
dini sehingga dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini.
4) Memeriksa secara teratur adanya luka terbuka dimulut yang tidak sembuh
- sembuh untuk mendeteksi kanker mulut pada stadium dini.
Pembentukan sel kanker
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi
sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah
keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang
berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal
dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan
ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri

13
khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan.
Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi
secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa
mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.
Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang
disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun
diwariskan (mutasi germline).
Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:
1) Perpindahan fasa G1 menuju fasa S.
2) Siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi. Pencerap
hormon tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang
diaktivasi oleh hormon T3 dan berfungsi sebagai supresor tumor dan
gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada kanker.
3) Siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.
4) Translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel
darah putih seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA
pada domain tertentu pada kromosom. Pada leukimia mielogenus kronis,
95% penderita mengalami translokasi kromosom 9 dan 22, yang disebut
kromosom filadelfia.
Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai akibat
paparan karsinogen yang sering dijumpai dalam lingkungan, sepanjang hidup,
baik melalui konsumsi, maupun infeksi. Terdapat empat jenjang
karsinogenesis:
1) inisiasi tumor
2) promosi tumor
3) konversi malignan
4) progresi tumor

14
2.7 Klasifikasi Obat Antikanker berdasarkan mekanisme kerja
A. Alkylating Agents
Agen alkilasi meliputi mustard nitrogen (klorambusil, siklofosfamid,
mechlorethamine), nitrosoureas (carmustine, lomustine), dan alkil sulfonat
(busulfan). Obat lain yang berperan sebagai agen alkilasi meliputi
cisplatin, dacarbazine, dan procarbazine.
Agen alkilasi adalah obat CCNS. Mereka membentuk spesies
molekuler reaktif yang membentuk gugus nukleofilik alkilat pada basa
DNA, terutama posisi N-7 guanin. Hal ini menyebabkan hubungan silang
dari basis, pasangan basa abnormal, dan kerusakan untai DNA.
Resistensi sel tumor terhadap obat-obatan terjadi melalui peningkatan
perbaikan DNA, penurunan permeabilitas obat, dan produksi agen
perangkap seperti tiol.
1) Cyclophosphamide
a) Farmakokinetik - sitotrome P450-dimediasi biotransformasi
cyclophosphamide diperlukan untuk aktivitas antitumor. Salah satu
produk pemecahannya adalah acrolein.
b) Penggunaan klinis - Penggunaan siklofosfamid termasuk leukemia,
limfoma non-Hodgkin, kanker payudara dan ovarium, dan
neuroblastoma.
c) Toksisitas - Distress gastrointestinal, myelosuppression, dan
alopecia merupakan efek samping dari siklofosfamid. Sistitis
hemoragik yang dihasilkan dari pembentukan akrolein dapat
menurun karena hidrasi yang kuat dan dengan menggunakan
mercaptoethanesulfonate (mesna). Siklofosfamid juga dapat
menyebabkan disfungsi jantung, toksisitas pulmonal, dan sindrom
sekresi hormon antidiuretik (ADH) yang tidak tepat.
2) Mechlorethamine
a) Mekanisme dan farmakokinetik - Mechlorethamine secara spontan
mengubah dalam tubuh menjadi produk sitotoksik reaktif.

15
b) Penggunaan klinis - Mechlorethamine paling dikenal untuk
digunakan dalam rejimen untuk limfoma Hodgkin dan non-
Hodgkin.
c) Toksisitas - Distres gastrointestinal, mielosupresi, alopecia, dan
sterilitas umum terjadi. Mechlorethamine telah menandai tindakan
vesikan.
3) Analog Platinum (Cisplatin, Carboplatin, Oxaliplatin)
a) Farmakokinetik - Cisplatin digunakan secara intravena; obat
mendistribusikan ke sebagian besar jaringan dan dibersihkan dalam
bentuk yang tidak berubah oleh ginjal.
b) Penggunaan klinis - Cisplatin umumnya digunakan sebagai
komponen rejimen untuk karsinoma testis dan untuk kanker
kandung kemih, paru-paru, dan ovarium. Karboplatin memiliki
kegunaan yang serupa. Oxaliplatin digunakan pada kanker usus
besar lanjut.
c) Toksisitas - Cisplatin menyebabkan gastrointestinal distress dan
hematotoksisitas ringan dan neurotoksik (neuritis perifer dan
kerusakan saraf akustik) dan nefrotoksik. Kerusakan ginjal dapat
dikurangi dengan penggunaan manitol dengan hidrasi paksa.
Karboplatin lebih sedikit nefrotoksik daripada cisplatin dan
cenderung tidak menyebabkan tinitus dan kehilangan pendengaran,
tetapi memiliki tindakan mielosupresan yang lebih besar.
Oxaliplatin menyebabkan neurotoksisitas yang membatasi dosis.
4) Procarbazine
a) Mekanisme - Procarbazine adalah agen reaktif yang membentuk
hidrogen peroksida, yang menghasilkan radikal bebas yang
menyebabkan pengabaian untaian DNA.
b) Farmakokinetik - Procarbazine aktif secara oral dan menembus ke
sebagian besar jaringan, termasuk cairan serebrospinal. Ini
dihilangkan melalui metabolisme hati.

16
c) Penggunaan klinis - Penggunaan utama obat ini adalah sebagai
komponen rejimen untuk limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, dan
tumor otak.
d) Toksisitas - Procarbazine adalah myelosuppressant dan
menyebabkan iritasi gastrointestinal, disfungsi CNS, neuropati
perifer, dan reaksi kulit. Procarbazine menghambat banyak enzim,
termasuk monoamine oxidase dan mereka yang terlibat dalam
metabolisme obat hati. Reaksi seperti disulfiram telah terjadi
dengan etanol. Obat ini leukemogenik.
5) Agen Alkylating
Lainnya Busulfan kadang-kadang digunakan pada leukemia
myelogenous kronis. Ini menyebabkan insufisiensi adrenal, fibrosis
paru, dan pigmentasi kulit. Carmustine dan lomustine adalah obat yang
sangat larut dalam lemak yang digunakan sebagai tambahan dalam
manajemen tumor otak. Dacarbazine digunakan dalam rejimen untuk
limfoma Hodgkin. Ini menyebabkan alopecia, ruam kulit, gangguan
pencernaan, mielosupresi, fototoksisitas, dan sindrom seperti flu.
B. Antimetabolit
Antimetabolit secara struktural mirip dengan senyawa endogen dan
antagonis asam folat (metotreksat), purin (merkaptopurine, thioguanine),
atau pirimidin (fluorourasil, sitarabin, gemcitabine). Antimetabolit adalah
obat CCS yang bekerja terutama pada fase S dari siklus sel. Selain mereka
efek sitotoksik pada sel neoplastik, antimetabolit juga memiliki tindakan
imunosupresan.
1) Metotreksat
a) Mekanisme aksi dan resistensi - Methotrexate adalah inhibitor
reduktase dihydrofolate. Tindakan ini mengarah ke apenurunan
sintesis thymidylate, nukleotida purin, dan asam amino dan dengan
demikian mengganggu asam nukleat dan protein metabolisme
(lihat Gambar 33-2 untuk enzim yang tergantung folat reaksi).
Pembentukan turunan polyglutamate dari metotreksat tampaknya
penting untuk tindakan sitotoksik. Tumor mekanisme resistensi sel

17
termasuk penurunan akumulasi obat, perubahan dalam kepekaan
obat atau aktivitas dihydrofolate reduktase, dan penurunan
pembentukan poliglutamat.
b) Farmakokinetik - Pemberian oral dan intravena methotrexate
memberikan distribusi jaringan yang baik kecuali untuk CNS.
Methotrexate tidak dimetabolisme, dan izinnya tergantung pada
fungsi ginjal. Hidrasi yang cukup diperlukan untuk mencegah
kristalisasi dalam tubulus ginjal.
c) Penggunaan klinis - Methotrexate efektif dalam choriocarcinoma,
leukemia akut, non-Hodgkin dan saraf pusat primer limfoma
sistem, dan sejumlah tumor padat, termasuk kanker payudara,
kanker kepala dan leher, dan kanker kandung kemih. Methotrexate
digunakan juga dalam psoriasis rheumatoid arthritis (Bab 36) dan
kehamilan ektopik.
d) Toksisitas - Efek samping umum dari methotrexate termasuk
supresi sumsum tulang dan efek toksik pada kulit dan
gastrointestinal mukosa (mucositis). Efek toksik metotreksat pada
sel normal dapat dikurangi dengan pemberian folinic asam
(leucovorin); strategi ini disebut penyelamatan leucovorin.
Penggunaan metotreksat jangka panjang telah menyebabkan
hepatotoksisitas dan infiltrat paru dan fibrosis.
2) Mercaptopurine (6-MP) dan Thioguanine (6-TG)
a) Mekanisme aksi dan resistensi - Mercaptopurine dan thioguanine
adalah antimetabolit purin. Kedua obat ini diaktifkan oleh
hypoxanthine-guanine phosphoribosyltransferases (HGPRTases)
ke nukleotida beracun yang menghambat beberapa enzim terlibat
dalam metabolisme purin. Sel tumor yang resisten memiliki
menurunkan aktivitas HGPRTase, atau mereka dapat
meningkatkan produksi mereka alkali fosfatase yang
menonaktifkan nukleotida beracun.
b) Farmakokinetik - Mercaptopurin dan tioguanin memiliki
bioavailabilitas oral yang rendah karena metabolisme pertama-

18
lewat oleh enzim hati. Metabolisme 6-MP oleh xanthine oxidase
dihambat oleh inhibitor xanthine oksidase allopurinol dan
febuxostat.
c) Penggunaan klinis - Antimetabolit purin digunakan terutama di
leukemia akut dan leukemia myelocytic kronis.
d) Toksisitas - Supresi sumsum tulang adalah pembatasan dosis,
tetapi disfungsi hati (cholestasis, jaundice, necrosis) juga terjadi.
3) Fluorourasil (5-FU)
a) Mekanisme - Fluorourasil diubah menjadi sel 5-fluoro-2′-
deoxyuridine-5′-monophosphate (5-FdUMP), yang menghambat
sintase thymidylate dan mengarah ke "kematian tanpa dasar" sel.
Penggabungan FdUMP ke DNA menghambat DNA sintesis dan
fungsi sementara penggabungan 5-fluorouridine- 5′-trifosfat
(FUTP), 5-FU metabolit lain, menjadi RNA mengganggu proses
dan fungsi RNA. Sel tumor mekanisme resistensi termasuk
penurunan aktivasi 5-FU, meningkatkan aktivitas sintase
thymidylate, dan mengurangi obat sensitivitas enzim ini.
b) Farmakokinetik - Ketika diberikan secara intravena, fluorourasil
didistribusikan secara luas, termasuk ke dalam cerebrospinal
cairan. Eliminasi terutama disebabkan oleh metabolisme.
c) Penggunaan klinis - Fluorourasil digunakan dalam kandung kemih,
payudara, usus besar, anal, kepala dan leher, hati, dan kanker
ovarium. Obatnya bisa digunakan secara topikal untuk keratosis
dan karsinoma sel basal superfisial.
d) Toksisitas - Distress gastrointestinal, mielosupresi, dan alopecia
sering terjadi.
4) Cytarabine (ARA-C)
Mekanisme aksi dan perlawanan - Cytarabine (cytosine arabinoside)
adalah antimetabolit pirimidin. Itu obat diaktifkan oleh kinase ke
AraCTP, penghambat DNA polimerase. Dari semua antimetabolit,
sitarabin adalah yang paling banyak spesifik untuk fase S dari siklus
sel. Ketahanan terhadap sitarabin

19
dapat terjadi sebagai akibat dari penurunan serapan atau penurunannya
konversi ke AraCTP.
5) Gemcitabine
a) Mekanisme - Gemcitabine adalah analog deoxycytidine yang
diubah menjadi difosfat aktif dan trifosfat bentuk nukleotida.
Gemcitabine difosfat tampak menghambat ribonukleotida
reduktase dan dengan demikian mengurangi genangan triphosphate
deoxyribonucleoside diperlukan untuk sintesis DNA. Gemcitabine
triphosphate dapat dimasukkan ke dalam DNA, di mana itu
menyebabkan penghentian rantai.
b) Farmakokinetik - Eliminasi terutama oleh metabolisme.
c) Penggunaan klinis - pada awalnya Gemcitabine disetujui kanker
pankreas dan sekarang digunakan secara luas dalam pengobatan
kanker paru-paru sel non-kecil, kanker kandung kemih, dan non-
Hodgkin's limfoma.
d) Toksisitas - terutama mielosupresi terjadi, terutama karena
neutropenia. Toksisitas pulmonal telah diamati.
C. Natural Product Anticancer Drugs
1) Vinblastine, Vincristine, dan Vinorelbine
a) Mekanisme - The alkaloid vinca memblokir formasi dari spindel
mitosis dengan mencegah perakitan tubulin dimer ke mikrotubulus.
Mereka bertindak terutama dalam fase M dari siklus sel kanker.
Perlawanan dapat terjadi dari peningkatan penghabisan obat dari
sel tumor melalui obat membran transporter.
b) Farmakokinetik - Obat-obat ini harus diberikan secara parenteral.
Mereka menembus sebagian besar jaringan kecuali cairan
serebrospinal. Mereka dibersihkan terutama melalui ekskresi bilier.
c) Penggunaan klinis - Vincristine digunakan pada leukemia akut,
limfoma, Tumor Wilms, dan neuroblastoma. Vinblastin adalah
digunakan untuk limfoma, neuroblastoma, karsinoma testis, dan
Sarkoma Kaposi. Vinorelbine digunakan pada paru-paru sel non-
kecil kanker dan kanker payudara.

20
d) Toksisitas - Vinblastin dan vinorelbine menyebabkan
gastrointestinal distress, alopecia, dan supresi sumsum tulang.
Vincristine tidak menyebabkan mielosupresi yang serius tetapi
memiliki neurotoksik tindakan dan dapat menyebabkan areflexia,
neuritis perifer, dan paralitik ileus.
2) Etoposide dan Teniposide
a) Mekanisme - Etoposide, turunan semisintetik dari podophyllotoxin,
menginduksi kerusakan DNA melalui penghambatannya
topoisomerase II. Obat ini paling aktif pada akhir S dan fase G2
awal dari siklus sel. Teniposide adalah analog dengan karakteristik
farmakologis yang sangat mirip.
b) Farmakokinetik - Etoposide terserap dengan baik setelah oral
administrasi dan mendistribusikan ke sebagian besar jaringan
tubuh. Eliminasi etoposid terutama melalui ginjal, dan
pengurangan dosis harus dilakukan pada pasien dengan gangguan
ginjal.
c) Penggunaan klinis - Agen ini digunakan dalam obat kombinasi
rejimen untuk terapi limfoma, dan paru-paru, sel germinal, dan
kanker lambung.
d) Toksisitas - Etoposide dan teniposide adalah gastrointestinal iritasi
dan menyebabkan alopecia dan supresi sumsum tulang.
3) Topotecan dan Irinotecan
a) Mekanisme - 2 camptothecins, topotecan dan irinotecan,
menghasilkan kerusakan DNA dengan menghambat topoisomerase
I. Mereka merusak DNA dengan menghambat enzim yang
memotong dan membuang untaian DNA tunggal selama proses
perbaikan DNA normal.
b) Farmakokinetik - Irinotecan adalah prodrug yang dikonversi di hati
menjadi metabolit aktif. Topotecan adalah dihilangkan secara
renoral, sedangkan irinotecan dan metabolitnya berada dihilangkan
dalam empedu dan kotoran.

21
c) Penggunaan klinis - Topotecan digunakan sebagai terapi lini
kedua untuk kanker ovarium lanjut dan untuk kanker paru-paru sel
kecil. Irinotecan digunakan untuk kanker kolorektal metastasis.
d) Toksisitas - Myelosupresi dan diare adalah yang paling banyak
toksisitas umum.
4) Paclitaxel dan Docetaxel
a) Mekanisme - Paclitaxel dan docetaxel mengganggu poros mitosis.
Mereka bertindak berbeda dari alkaloid vinca, sejak mereka
mencegah microtubule disassembly menjadi monomer tubulin.
b) Farmakokinetik - Paclitaxel dan docetaxel diberikan secara
intravena.
c) Penggunaan klinis - Para taxanes memiliki aktivitas dalam
sejumlah tumor padat, termasuk payudara, ovarium, paru-paru,
gastroesophageal, kanker prostat, kandung kemih, dan kepala dan
leher.
d) Toksisitas - Paclitaxel menyebabkan neutropenia, trombositopenia,
insidensi neuropati perifer yang tinggi, dan mungkin reaksi
hipersensitivitas selama infus. Docetaxel menyebabkan
neurotoksisitas dan depresi sumsum tulang.
D. Antibiotika Antitumor
Kategori obat antineoplastik ini terdiri dari beberapa struktur produk
mikroba yang berbeda dan termasuk anthracyclines, bleomycin, dan
mitomycin.
1) Antrasiklin
a) Mekanisme - The anthracyclines (doxorubicin, daunorubicin,
idarubicin, epirubicin, mitoxantrone) intercalate antara pasangan
basa, menghambat topoisomerase II, dan menghasilkan Radikal
bebas. Mereka memblokir sintesis RNA dan DNA dan
menyebabkan pemotongan untaian DNA. Gangguan membran juga
terjadi. Antrasiklin adalah obat CCNS.

22
b) Farmakokinetik - Doxorubicin dan daunorubicin harus diberikan
secara intravena. Mereka dimetabolisme di hati, dan produk
dikeluarkan melalui empedu dan urin.
c) Penggunaan klinis - Doxorubicin digunakan di Hodgkin dan non-
Limfoma Hodgkin, mieloma, sarkoma, dan payudara, paru-paru,
ovarium, dan kanker tiroid. Penggunaan utama dari daunorubicin
adalah dalam pengobatan leukemia akut. Idarubicin, anthracycline
yang lebih baru, disetujui untuk digunakan pada leukemia
myelogenous akut. Epirubicin digunakan pada kanker payudara
dan kanker gastroesophageal. Mitoxantrone digunakan pada
leukemia mieloid akut, non-Hodgkin's limfoma, kanker payudara,
dan kanker gastroesofagus.
d) Toksisitas - Obat-obat ini menyebabkan supresi sumsum tulang,
gangguan gastrointestinal, dan alopecia berat. Yang paling khas
efek samping adalah kardiotoksisitas, yang meliputi inisial
kelainan elektrokardiografi (dengan kemungkinan aritmia) dan
kardiomiopati yang lambat berkembang, tergantung dosis dan
gagal jantung kongestif. Dexrazoxane, penghambat generasi
radikal bebas yang diperantarai besi, dapat melindungi terhadap
bentuk tergantung dosis dari cardiotoxicity. Formulasi liposom
doxorubicin mungkin kurang cardiotoxic.
2) Bleomycin
a) Mekanisme - Bleomisin adalah campuran glikopeptida yang
menghasilkan radikal bebas, yang mengikat DNA, menyebabkan
untaian istirahat, dan menghambat sintesis DNA. Bleomycin
adalah obat CCS aktif dalam fase G2 dari siklus sel tumor.
b) Farmakokinetik - Bleomisin harus diberikan secara parenteral. Ini
diinaktivasi oleh jaringan aminopeptidases, tetapi beberapa ginjal
pembersihan obat utuh juga terjadi.
c) Penggunaan klinis - Bleomycin adalah komponen rejimen obat
untuk limfoma Hodgkin dan kanker testis. Itu juga digunakan
untuk pengobatan limfoma dan untuk karsinoma sel skuamosa.

23
d) Toksisitas - Profil toksisitas bleomisin termasuk pulmonal
disfungsi (pneumonitis, fibrosis), yang berkembang perlahan dan
membatasi dosis. Reaksi hipersensitivitas (menggigil, demam,
anafilaksis) sering terjadi, seperti juga reaksi mukokutan (alopecia,
pembentukan blister, hiperkeratosis).
3) Mitomycin
a) Mekanisme dan farmakokinetik - Mitomycin adalah Obat CCNS
yang dimetabolisme oleh enzim hati untuk membentuk suatu
alkylating agent yang meng-cross-link DNA. Mitomycin diberikan
intravena dan cepat dibersihkan melalui metabolisme hati.
b) Penggunaan klinis - Mitomycin bekerja melawan sel tumor
hipoksia dan digunakan dalam rejimen kombinasi untuk
adenokarsinoma serviks, lambung, pankreas, dan paru-paru.
c) Toksisitas - Mitomycin menyebabkan myelosupresi yang parah
dan adalah racun bagi jantung, hati, paru-paru, dan ginjal.
E. Agen Antikanker Yang Menyesuai
1) Inhibitor Tirosin Kinase
Imatinib adalah contoh obat antikanker selektif yang
pengembangan dipandu oleh pengetahuan tentang onkogen tertentu.
Saya menghambat aktivitas tirosin kinase dari produk protein dari bcr-
abl oncogene yang umumnya diekspresikan pada myelogenous kronis
leukemia (CML). Selain aktivitasnya di CML, imatinib efektif untuk
pengobatan tumor stroma gastrointestinal yang mengekspresikan
kinase tyrosin c-kit, yang juga dihambat. Perlawanan dapat terjadi dari
mutasi gen bcr-abl. Toksisitas imatinib termasuk diare, mialgia, retensi
cairan, dan kongestif gagal jantung. Dasatinib dan nilotinib adalah
antikanker baru penghambat kinase.
2) Faktor Penghambat Pertumbuhan Inhibitor
Trastuzumab, antibodi monoklonal, mengenali permukaan protein
dalam sel kanker payudara yang overexpress the HER-2 / neu reseptor
untuk faktor pertumbuhan epidermal. Toksisitas akut dari antibodi ini
termasuk mual dan muntah, menggigil, demam, dan sakit kepala.

24
Trastuzumab dapat menyebabkan disfungsi jantung, termasuk kongesti
gagal jantung.
Beberapa obat menghambat reseptor faktor pertumbuhan epidermal
(EGFR), yang berbeda dari reseptor HER-2 / neu untuk epidermal
faktor pertumbuhan yang ditargetkan oleh trastuzumab. EGFR
mengatur jalur sinyal yang terlibat dalam proliferasi seluler, invasi dan
metastasis, dan angiogenesis. Itu juga terlibat dalam menghambat
aktivitas sitotoksik dari beberapa obat antikanker dan terapi radiasi.
Cetuximab adalah antibodi monoklonal chimeric diarahkan ke domain
ekstraseluler EGFR. Ini digunakan dalam kombinasi dengan irinotecan
dan oxaliplatin untuk kolon metastatik kanker dan digunakan dalam
kombinasi dengan radiasi untuk kepala dan kanker leher. Toksisitas
utamanya adalah ruam kulit dan hipersensitivitas reaksi infus.
Panitumumab adalah monoklonal manusia sepenuhnya antibodi yang
diarahkan melawan EGFR; ini disetujui untuk refraktori kanker
kolorektal metastatik. Gefitinib dan erlotinib kecil inhibitor molekul
dari domain tirosin kinase EGFR. Kedua digunakan sebagai agen lini
kedua untuk kanker paru-paru sel non-kecil, dan erlotinib juga
digunakan dalam terapi kombinasi pankreas lanjut kanker. Ruam dan
diare adalah racun utama.
Bevacizumab adalah antibodi monoklonal yang mengikat
pembuluh darah faktor pertumbuhan endotel (VEGF) dan
mencegahnya dari berinteraksi dengan reseptor VEGF. VEGF
memainkan peran penting dalam angiogenesis yang diperlukan untuk
metastasis tumor. Bevacizumab punya aktivitas di kolorektal,
payudara, paru-paru sel non-kecil, dan kanker ginjal. Efek samping
termasuk hipertensi, reaksi infus, arteri trombosis, gangguan
penyembuhan luka, perforasi gastrointestinal, dan proteinuria.
Sorafenib, sunitinib, dan pazopanib adalah molekul kecil itu
menghambat beberapa reseptor tirosin kinase (RTKs), termasuk
mereka terkait dengan keluarga reseptor VEGF. Mereka
dimetabolisme oleh CYP3A4, dan eliminasi terutama hati. Hipertensi,

25
komplikasi perdarahan, dan kelelahan adalah efek samping yang
paling umum efek.
3) Rituximab
Rituximab adalah antibodi monoklonal yang mengikat protein
permukaan di sel limfoma non-Hodgkin dan menginduksi dilepaskan
lisis, sitotoksisitas langsung, dan induksi apoptosis. Ini saat ini
digunakan dengan obat antikanker konvensional (misalnya,
siklofosfamid plus vincristine plus prednisone) pada limfoma tingkat
rendah. Rituximab dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas dan
myelosuppression.
4) Interferon
Interferon adalah glikoprotein endogen dengan antineoplastik,
tindakan imunosupresif, dan antivirus. Alfa-interferon (lihat Bab 55)
efektif melawan sejumlah neoplasma, termasuk leukemia sel
berambut, tahap awal myelogenous kronis leukemia, dan limfoma sel-
T. Efek beracun dari interferon termasuk myelosuppression dan
disfungsi neurologis.
5) Asparaginase
Asparaginase adalah enzim yang menguras serum asparagin; ini
digunakan dalam pengobatan kanker auxotrophic T-sel (leukemia dan
limfoma) yang membutuhkan asparagin eksogen untuk pertumbuhan.
Asparaginase diberikan secara intravena dan dapat menyebabkan
hipersensitivitas berat reaksi, pankreatitis akut, dan perdarahan.
6) Inhibitor Proteasome
Bortezomib adalah inhibitor reversibel dari chymotrypsin-like
aktivitas proteasome 26S dalam sel mamalia. 26S proteasome adalah
kompleks protein besar yang mendegradasi ubiquitinated protein,
seperti kinase tergantung siklin. Efek yang merugikan meliputi
neuropati perifer, trombositopenia, dan hipotensi. Ini saat ini
digunakan untuk pengobatan multiple myeloma.

26
F. Hormonal Anticancer Agent
1) Glukokortikoid Prednisone adalah glukokortikoid yang paling sering
digunakan pada kanker kemoterapi dan banyak digunakan dalam terapi
kombinasi untuk leukemia dan limfoma.
2) Gonadal Hormone Antagonists Tamoxifen, modulator reseptor
estrogen selektif (lihat Bab 40), blok pengikatan estrogen ke reseptor
estrogen sel kanker di jaringan payudara. Obat ini digunakan dalam
reseptorpositif karsinoma payudara dan telah terbukti memiliki
pencegahan efek pada wanita yang berisiko tinggi untuk kanker
payudara. Karena itu Aktivitas agonis di endometrium, tamoxifen
meningkatkan risiko hiperplasia endometrium dan neoplasia. Efek
merugikan lainnya termasuk mual dan muntah, hot flushes, pendarahan
vagina, dan trombosis vena. Toremifene adalah reseptor estrogen yang
lebih baru antagonis yang digunakan pada kanker payudara stadium
lanjut. Flutamide adalah androgen antagonis reseptor yang digunakan
pada karsinoma prostat (lihat Bab 40). Efek samping termasuk
ginekomastia, hot flushes, dan hati penyelewengan fungsi.
3) Gonadotropin-Melepaskan Hormon (GnRH) Analog Leuprolide,
goserelin, dan nafarelin adalah agonis GnRH, efektif pada karsinoma
prostat. Ketika diberikan dalam dosis konstan sehingga untuk menjaga
kadar darah yang stabil, mereka menghambat pelepasan hipofisis
hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH).
Leuprolide dapat menyebabkan nyeri tulang, gynecomastia, hematuria,
impotensi, dan atrofi testis (lihat Bab 37 dan 40).
4) Inhibitor Aromatase
Anastrozole dan letrozole menghambat aromatase, enzim itu
mengkatalisis konversi androstenedione (prekursor androgenik) untuk
estrone (hormon estrogenik). Kedua obat digunakan pada kanker
payudara stadium lanjut. Toksisitas termasuk mual, diare, panas
flushes, nyeri tulang dan punggung, dyspnea, dan edema perifer.

27
2.8 Tabel dosis obat antikanker
Golongan
Obat Dosis Indikasi
obat
Siklofosfamid IV : 500-1500 mg/m2, Leukimia limfositik kronik,
interval 2-4 minggu penyakit Hodgkin, limfoma
Oral : 60-120 mg/m2/hari. non-Hodgkin, mieloma
Sebaliknya diberikan multipel, neuroblastoma,
bersama atau sesudah tumor payudara, ovarium,
makan paru, cervix, testis, jaringan
lunak, tumor Wilm
Mekloretamin Tunggal IV : 0,4 mg/KgBB Penyakit Hodgkin,
limfosarkoma karsinoma
mama dan karsinoma
ovarium
Sisplatin 20 mg/m2/hari IV selama 5 Karsinoma pankreas
hari; atau 50-70mg/m2 dosis
tunggal tiap 3 minggu
Alkilator
Karboplatin AUC 5-7 mg/menit/mL Kanker testis, ovarium, buli-
buli, esofagus, paru, kolon
Oksaliplatin 130 mg/m2 IV tiap 3
minggu; atau 85 mg/m2 IV
tiap 2 minggu
Prokarbazin 50 – 200 mg/hari per oral Limfoma Hodgkin
Busulfan 2-8 mg/hari Leukemia mielositik kronik
Dacarbazine IV : 2-4,5 mg/kg/hari Melanoma metastatik,
selama 10 hari, ulangi pada penyakit Hodgkin, sarkoma
interval setiap 4 minggu; jaringan lunak
150 mg/m2/hari selama 5
hari, ulangi pada interval
setiap 4 minggu; 250
mg/m2/hari selama 5 hari,
ulangi pada setiap3 minggu
5-fluorourasil (5- Infus kontinu : 15 Kanker payudara, kolon,
FU) mg/kg/hari selama 5 hari; esofagus, leher dan kepala
atau 15 mg/kg IV sekali Leukemia limfositik dan
seminggu mielositik akut, limfoma non-
Hodgkin
Sitarabin 100 mg/m2/hari untuk 5-10 Termasuk zat paling aktif
hari infus IV atau SC tiap 8 untuk leukemia, juga untuk
Antimetabolit jam limphoma, leukemia
meningeal, dan limphoma
meningeal. Sedikit digunakan
untuk tumor solid
2
Gemsitabin 1000 mg/m IV, tiap Kanker paru, pankreas, dan
minggu selama 7 minggu, ovarium
diikuti istirahat 1 minggu
6-Merkaptopurin 2,5 mg/kg/hari per oral Leukemia limfosik akut dan

28
kronik, leukemia mieloblastik
akut dan kronik,
koriokarsinoma

Vinkristin Anak : 2 mg/m2/minggu Leukemia limfositik akut,


(VCR) Dewasa:1,4-2 g/m2/minggu neuroblastoma, tumor Wilms,
rabdomiosarkoma, limfoma
Hodgkin, dan non-dgkin
Vinblastin IV : 0,1 – 0,3 Penyakit Hodgkin,
(VLB) mg/kgBB/minggu, atau 6-8 limfosarkoma,
mg/m2 per minggu koriokarsinoma dan tumor
payudara
Vinorelbin 15-30 mg/m2 per minggu Kanker paru, kanker
payudara
Paklitaksel 135-175 mg/m2 per 24 jam Kanker ovarium, payudara,
Produk infus atau 175 mg/m2 per 3 buli-buli, leher dan kepala
Alamiah jam infus
Dosetaksel 100 mg/m2, infus 1 jam, Penyakit Hodgkin
interval3 minggu
Etoposid IV : 100 – 150 mg/m2/hari Kanker testis, paru, payudara,
x 3-5 hari atau 50 limfomaHodgkin dan non-
mg/m2/hari x 21 hari Hodgkin, leukemia mielositik
akut, sarkoma Kaposi
2
Irinotekan Infus IV , 100-150 mg/m Karsinoma ovarium,
tiap 3-4 minggu kasinoma paru sel kecil,
karsinoma kolon
Topotekan Infus IV : 200 mg/m2 tiap Kanker ovarium
3-4 minggu
Antrasiklin Daunorubisin, 45-60 mg/m2 tiap 3-4 Leukemia limfositik dan
Doksorubisin, minggu, atau 10-30 mg/m2, meilositik akut
Mitramisin sekali seminggu Sarkoma jaringan lunak,
sarkoma osteogenik, limfoma
Hodgkin dan non-Hodgkin,
leukemia akut, karsinoma
payudara, genitourinaria,
tiroid, paru, lambug,
neuroblastoma dan sarkoma
lain pada anak-anak
2
Mitoksantron 12 mg/m /hari x 3 hari atau Leukemia mielositik akut,
12-14 mg/m2 tiap 3 minggu kanker prostat dan payudara
Bleomisin 15-25 mg/hari x 5 hari, IV Kanker paru, lambung dan
bolus atau infus anus
Antrasenedio
Karsinoma testis dan serviks,
n
limfoma Hodgkin dan non-
Hodgkin
Mitomisin IV : 125 µl/kgBB, dua kali Kanker lambung
seminggu

29
Dasatinib CML di fase kronis 1 dd leukemia mieloid kronis fase
300 mg pagi atau malam lymphoid blast dengan
kromosom Philadelphia
positif yang resisten atau
yang tidak dapat mentoleransi
pengobatan sebelumnya
Miscellaneous termasuk dengan imatinib;
Anticancer leukemia limfoblastik akut
Agents dengan kromosom
Philadelphia positif
Interferon I.m atau Sc 3 MUI sehari kambuhan atau metatstasis
selama 16-24 minggu, karsinoma sel ginjal, limfoma
infeksi hepatitis-B/C s.k. 3 sel T kutan yang progresif,
x seminggu 10 MUI limfoma non Hodgkin
folikuler, sarkoma Kaposi,
hairy cell leukemia, hepatitis
B kronik aktif, hepatitis C
kronik aktif, leukemia
mieloid kronis
Rituximab Per infus semula dengan Limfoma non-Hodgkin,
kecepatan 50 mg/jam, limfoma folikular refrakter
setelah 30 menit
ditingkatkan dengan 50
mg/jam setiap 30 menit
Anastrozol 1 mg/hari per oral
Tamoksifen 20 mg/hari per oral
Toremifen 60 mg/hari per oral Kanker payudara metastatik
Goserelin 3,6 mg SC tiap 28 hari
Hormonal Leuprolid 3,75 mg IM tiap 28 hari
Prednison Oral : 20-100 mg/1-2 hari Leukemia limfositik akut dan
kronik, limfoma Hodgkin dan
non-Hodgkin, tumor
payudara

30
BAB 3
KESIMPULAN

31
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc.
Graw Hill Company. USA.
Goodman dan Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Vol.2,
Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit Buku
Kedokteran
Harvey, Richard A., & Champe, Pamela C. 2013., Farmakologi Ulasan
Bergambar., EGC, Jakarta
Trevor AJ, Katzung BG, Kruidering-Hall MM, Masters SB. 2013, Katzung
& Trevor‟s Pharmacology: Examination & Board Rebiew. 10th ed.New
York: McGraw-Hill; 2013

32

You might also like