You are on page 1of 6

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Identitas
Terutama terjadi pada menit-menit pertama bayi baru lahir sampai beberapa hari.

1.2. Riwayat Penyakit


1.2.1. Keluhan Utama
Tidak bernapas secara spontan.
1.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang

Napas tersengal-sengal dan tangisan bayi tidak begitu keras, warna kulit pucat
tidak aktif.
1.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu

Adanya predisposisi terjadi asfiksia partus lama, tali pusat terjepit.

1.3. Activity Daily Life (ADL)


1.3.1. Nutrisi

Kebutuhan ASI/ cairan/ susu pada bayi pada hari pertama bayi lagi banyak tidur
terjadi penurunan berat badan 10% BBVL kembali 7 – 10 kg.
1.3.2. Eliminasi
Mekonium
1.3.3. Istirahat Tidur

Lebih banyak tidur.


1.3.4. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum lemah, Asfiksia berat Apgar 0- 3; Asfiksia sedang Apgar 4 – 6.

1.3.5. Pemeriksaan Fisik

TAMPILAN 0 1 2 NILAI
A Appearance
Badan merah
Seluruh tubuh
Warna kulit Pucat ekstremitas
kemerahan
kebiruan
P Pulse
Denyut jantung Tidak ada < 100 > 100
G Grimace
Reaksi terhadap Tidak ada Menyeringai Bersin / batuk
rangsangan
A Activity
Ekstremitas
Kontraksi otot Tidak ada Gerakan aktif
sedikit fleksi
R Respiration
Lemah /
Pernafasan Tidak ada Menangis kuat
tidak teratur
Jumlah Nilai
APGAR

2. Diagnosa Keperawatan
a. Inefektif bersihan/ pola nafas/ kerusakan pernafasan sehubungan dengan
penumpukan sekret pada saluran pernafasan.
b. Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan tali pusat.
c. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan iritabilitas sistem saraf pusat.
d. Perubahan perfusi jaringan renal sehubungan dengan hipovolemia iskemia.
e. Cardiac output sehubungan dengan edema paru.
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispenea

3. Intervensi
a. Inefektif bersihan/ pola nafas/ kerusakan pernafasan sehubungan dengan penumpukan
sekret pada saluran pernafasan.
1) Tujuan : Mempertahankan efektifitas pernafasan
Kriteria hasil :
a) Tidak ada sekret
b) Tidak ada gerakan cuping hidung
c) Tidak ada tarikan intrcostae
2) Intervensi :
a) Monitor pola dan fungsi nafas
R/ Mendeteksi kelainan pernafasan lebih lanjut
b) Lakukan penghisapan lendir
R/ Menjaga kebersihan jalan nafas
c) Pasang selang oksigen
R/ Memenuhi kebutuhan oksigen
d) Berikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang penyebab sesak dan cara
mengatasi
R/ Mengurangi kecemasan ibu dan keluarga serta kooperatif dalam tindakan
e) Atur posisi bayi
R/ Memberikan rasa nyaman

b. Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan tali pusat.


1) Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
a) Sign dan symptom tidak menunjukkan infeksi sistemik
 Tanda-tanda sepsis
 Tanda-tanda apnea, dispnue
 Tanda-tanda panas yang tidak stabil
 Tanda-tanda cianosis
b) Hitung darah normal lengkap ketika melahirkan
Intervensi :
1. Menilai parameter dan memberikan intervensi untuk menunjang BBL dilakukan secara
berkelanjutan.
Memonitor jantung ke paru-paru
2. Memonitor hitung darah
3. Berikan antibiotik sesuai perintah dokter
4. Catat peningkatan dan penurunan suhu
Rasional :
Neonatus sangat rentang dengan resiko infeksi-asfiksia mungkin merupakan hasil dari
infeksi.

Diagnosa Keperawatan III


Tujuan : Aktifitas optimal
Kriteria hasil :
1. Tidak menunjukkan desaturasi/ bradikardi
2. Merasa nyaman dengan terapi yang diberikan
3. Menunjukkan posisi yang nyaman
Intervensi :
1. Sediakan stimulasi lingkungan seminimal mungkin
2. Monitor TTV
3. Beri tanda-tanda “diharap tenang”
4. Berikan penerangan yang cukup sebanyak yang dapat ditoleransi pasien
5. Tidak terlalu sering menggerakkan bayi
6. Monitor TTV
7. Berikan posisi pronasi/ telentang sesuai dengan indikasi
8. Sediakan selimut, bantal
Rasional :
Suasana di ruang perawatan neonatus biasanya garuh terlebih tiba bayi/ neonatus tersebut
sangat sakit.

Diagnosa keperawatan IV
Tujuan : Perfusi jaringan baik
Kriteria hasil :
1. Mempertahankan output yang normal
2. Urine normal
3. Kandungan darah normal
Intervensi :
1. Mempertahankan output dan input
2. Pemberian diuretic dan input
3. Memonitor hasil lab urine
4. Menurunkan kadar proterin, glukosa, elektrolit, eritrosit urine
5. Memonitor kadar darah
6. Memberikan perawatan dengan pemberian obat nefrotik (gentamisin)
Rasional :
Selama periode asfiksia darah mengalir dari ginjal ke organ vital, meningkatkan potensial
iskemia.

Diagnosa Keperawatan V
Tujuan : Cardiac output adekuat
Kriteria hasil :
1. Nadi dan tekanan darah normal
2. HR dalam rentang normal
3. Menunjukkan sirkulasi perifer yang normal
- Capilary refill time < 3 detik
- Nadi kuat
- Tidak ada bercak-bercak
4. Sirkulasi volume normal
- Intake dan output seimbang
- Urine output norma
- CVP normal
Intervensi :
1. Memonitor TTV (RR. Tekanan darah, suhu) sesuai indikasi
2. Monitor perfusi jaringan tiap 2 – 4 jam
3. Monitor nadi perifer tiap 4 jam
4. Berikan terapi iv dan vasodilator sesuai indikasi
5. Monitor intake dan output, timbang popok
6. Nilai CVP, tekanan darah tiap jam

Rasional :
Asfisika dapat menyebabkan kerusakan pada otot-otot jantung yang disebabkan cardiac yang
menimbulkan masalah pada perfusi jaringan. Pergantian cairan pada ruang interstisial
menurunkan volume sirkulasi, perfusi jaringan yang adekuat menyediakan O 2 dan nutrisi
memungkinkan fungsi sel kembali normal.

Diagnosa Keperawatan VI
Tujuan : kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
- Mencapai status nutrisi normal dengan BB yang sesuai
- Mencapai keseimbangan intake dan output
- Mencapai kadar gula darah normal
- Bebas dari adanya komplikasi GI
- Lingkar perut stabil
- Pola eliminasi normal
Intervensi :
1. Timbang berat badan tiap hari
R/ mendeteksi adanya penurunan atau peningkatan berat badan
2. Berikan glukosa 5 – 10% banyaknya sesuai umur dan berat badan
R/ diperlukan keseimbangan cairan dan kebutuhan kalori secara parsial.
3. Monitor adanya hipoglikemi
R/ masukan nutrisi inadekuat menyebabkan penurunan glukosa dalam darah.
4. Monitor adanya kompliksi GI
- Distress
- Konstipasi/ diare
- Frekuensi muntah
R/ mempertahankan nutrisi cukup energi dan keseimbangan intake dan output.

g. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan
perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

h. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak di capai.
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

You might also like