Professional Documents
Culture Documents
Etiologi
Etiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir
prematur. terdapat laporan yang menghubungkan atresia esofagus pada keluarga,terdapat 2%
resiko apabila saudara terkena kelainan ini.
Faktor Resiko
a) Faktor Obat, salah satu obat yang diketahui dapat menyababkan kelainan kongenital adalah thali
domine
b) Radiasi, radiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat menimbulkan kelainan kongenital
pada janinyang dapat mengakibatkan mutasi gen
c) Gizi ibu sewaktu hamil
Manifestasi Klinis
Komplikasi
Penatalaksanaan
1. Pada anak segera dipasang kateter ke dalam esophagus dan bila mungkin dilakukan
penghisapan terus menerus.
2. Sebelum operasi bayi harus ditidurkan telungkup untuk mencegah isi lambung masuk ke paru.
3. Pemberian antibiotik pada kasus dengan resiko infeksi.
4. Kadang-kadang keadaan bayi memerlukan dilakukaknya tindakan bedah dalam 2
tahap,tahap pertama berupa pengikatan fistula serta pemasangan pipa gastrostomi untuk
pemberian makanan,tahap kedua berupa tindakan anastomosis kedua ujung esophagus
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan lubang
abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi untuk menelan sekresi.
No Intervensi Rasional
1. Lakukan pengisapan sesuai dengan Untuk menghilangkan penumpukan sekresi
kebutuhan. di orofaring.
2. Beri posis terlentang dengan kepala Untuk menurunkan tekanan pada rongga
ditempatkan pada sandaran yang ditinggikan torakal dan meminimalkan refluks sekresi
(sedikitnya 300). lambung ke esophagus distal dan ke dalam
trakea dan bronki.
3. Beri oksigen jika bayi menjadi sianotik. Untuk membantu menghilangkan distress
pernapasan.
4. Jangan gunakan tekanan positif (misalnya; Karena dapat memasukkan udara ke dalam
kantong resusitasi/ masker). lambung dan usus, yang menimbulkan
tekana tambahan pada rongga torakal.
5. Puasakan Untuk mencegah aspirasi.
6. Pertahankan penghisapan segmen esophagus Untuk menjaga agar kantong buntu tersebut
secara intermitten atau kontinue, bila di tetap kosong.
pesankan pada masa pra operasi.
7. Tinggalkan selang gastrostomi, bila ada, Agar udara dapat keluar, meminimalkan
terbuka untuk drainase gravitasi. resiko regurgitasi isi lambung dengan
trakea.
No Intervensi Rasional
1. Beri makan melalui gastrostomi Untuk memberikan nutrisi sampai pemberian
sesuai dengan ketentuan makanan oral memungkinkan.
2. Lanjutkan pemberian makan oral Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi bayi
sesuai ketentuan, sesuai kondisi
bayi dan perbaikan pembedahan.
3. Observasi dengan ketat. Untuk memastikan bayi mampu menelan tanpa
tersedak.
4. Pntau masukan keluaran dan berat Untuk mengkaji keadekuatan masukan nutrisi.
badan.
5. Ajarkan keluarga tentang teknik Untuk mempersiapkan diri terhadap
pemberian makan yang tepat. pemulangan.
No Intervensi Rasional
1. Hisap hanya dengan kateter yang diukur Untuk mencegah trauma pada mukosa.
sebelumnya sampai ke jarak yang tidak
mencapai sisi pembedahan.
4. Diagnosa keperawatan: Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, ketidaknyamanan
karena pembedahan.
Bayi istirahat dengan tenang, sadar bila terjaga, dan melakukan penghisapan non- nutrisi.
Mulut tetap bersih dan lembab.
Nyeri yang dialamianak minimal atau tidak ada.
No Intervensi Rasional
1. Beri stimulasi taktil (mis; membelai, Untuk memudahkan perkembangan optimal
mengayun). dan meningkatkan kenyamanan.
2. Beri perawatan mulut. Untuk menjaga agar mulut tetap bersih dan
membran mukosa lembab.
3. Beri analgesik sesuai ketentuan
4. Dorong orangtua untuk berpastisipasi Untuk memberikan rasa nyaman dan aman.
dalam perawatan anak.