You are on page 1of 4

Asuhan keperawatan (ASKEP) Atresia Esophagus

ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA ESOPHAGUS

Definisi Atresia Eshophagus

Defenisi Atresia Esophagus


Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara
(buntu), pada esofagus. Pada sebagian besar kasus atresia esofagus ujung esofagus buntu,
sedangkan pada ¼ -1/3 kasus lainnya esophagus bagian bawah berhubungan dengan trakea
setinggi karina (disebut sebagai atresia esophagus dengan fistula).
Athresia Esophagus adalah suatu kondisi medis kongenital (lahir cacat) yang mempengaruhi
saluran pencernaan.
Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan
pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang mecegah
perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut.

Etiologi

Etiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir
prematur. terdapat laporan yang menghubungkan atresia esofagus pada keluarga,terdapat 2%
resiko apabila saudara terkena kelainan ini.

Faktor Resiko

a) Faktor Obat, salah satu obat yang diketahui dapat menyababkan kelainan kongenital adalah thali
domine
b) Radiasi, radiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat menimbulkan kelainan kongenital
pada janinyang dapat mengakibatkan mutasi gen
c) Gizi ibu sewaktu hamil

Manifestasi Klinis

 mengeluarkan ludah yang sangat banyak dan berbuih


 terbatuk atau tersedak setelah berusaha untuk menelan
 tidak mau menyusu
 sianosis (kulitnya kebiruan).

Komplikasi

1. Pneunomia aspirasi yang disebabkan karena usaha makan.


2. Atelaktasis pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara
(bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
3. Dismotilitas esophagus, terjadi karena kelemahan dinding otot esophagus
4. Gastrosophagus refluks atau asam lambung naik
5. Fistula tracheosophagus berulang
6. Disfagia atau kesulitan menelan

Penatalaksanaan

1. Pada anak segera dipasang kateter ke dalam esophagus dan bila mungkin dilakukan
penghisapan terus menerus.
2. Sebelum operasi bayi harus ditidurkan telungkup untuk mencegah isi lambung masuk ke paru.
3. Pemberian antibiotik pada kasus dengan resiko infeksi.
4. Kadang-kadang keadaan bayi memerlukan dilakukaknya tindakan bedah dalam 2
tahap,tahap pertama berupa pengikatan fistula serta pemasangan pipa gastrostomi untuk
pemberian makanan,tahap kedua berupa tindakan anastomosis kedua ujung esophagus

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Keperawatan

 Lakukan pengkajian bayi baru lahir


 Observasi manifestasi atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus (FTE)
 Bantu dengan prosedur diagnostik, misalnya radiografi dada dan abdomen; kateter dengan
perlahan dimasukkan kedalam esofagus yang membentur tahanan bila lumen tersebut
tersumbat.
 Kaji tanda-tanda distres pernapasan.

1. Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan lubang
abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi untuk menelan sekresi.

Tujuan: Pasien mempertahankan jalan napas yang paten tanpa aspirasi


Kriteria Hasil:

 Jalan napas tetap paten


 Bayi tidak teraspirasi sekresi
 Pernapasan tetap pada batas normal

No Intervensi Rasional
1. Lakukan pengisapan sesuai dengan Untuk menghilangkan penumpukan sekresi
kebutuhan. di orofaring.
2. Beri posis terlentang dengan kepala Untuk menurunkan tekanan pada rongga
ditempatkan pada sandaran yang ditinggikan torakal dan meminimalkan refluks sekresi
(sedikitnya 300). lambung ke esophagus distal dan ke dalam
trakea dan bronki.
3. Beri oksigen jika bayi menjadi sianotik. Untuk membantu menghilangkan distress
pernapasan.
4. Jangan gunakan tekanan positif (misalnya; Karena dapat memasukkan udara ke dalam
kantong resusitasi/ masker). lambung dan usus, yang menimbulkan
tekana tambahan pada rongga torakal.
5. Puasakan Untuk mencegah aspirasi.
6. Pertahankan penghisapan segmen esophagus Untuk menjaga agar kantong buntu tersebut
secara intermitten atau kontinue, bila di tetap kosong.
pesankan pada masa pra operasi.
7. Tinggalkan selang gastrostomi, bila ada, Agar udara dapat keluar, meminimalkan
terbuka untuk drainase gravitasi. resiko regurgitasi isi lambung dengan
trakea.

1. 2.2 Diagnosa keperawatan: Kerusakan (kesulitan) menelan berhubungan dengan


obstruksi mekanis.

Tujuan: Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat.


Kriteria Hasil: Bayi mendapat nutrisi yang cukup dan menunjukkan penambahan berat badan
yang memuaskan.

No Intervensi Rasional
1. Beri makan melalui gastrostomi Untuk memberikan nutrisi sampai pemberian
sesuai dengan ketentuan makanan oral memungkinkan.
2. Lanjutkan pemberian makan oral Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi bayi
sesuai ketentuan, sesuai kondisi
bayi dan perbaikan pembedahan.
3. Observasi dengan ketat. Untuk memastikan bayi mampu menelan tanpa
tersedak.
4. Pntau masukan keluaran dan berat Untuk mengkaji keadekuatan masukan nutrisi.
badan.
5. Ajarkan keluarga tentang teknik Untuk mempersiapkan diri terhadap
pemberian makan yang tepat. pemulangan.

1. 3.3 Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi cedera berhubungan dengan prosedur


pembedahan.

Tujuan: Pasien tidak mengalami trauma pada sisi pembedahan.


Kriteria Hasil: Anak tidak menunjukkan bukti-bukti cidera pada sisi pembedahan.

No Intervensi Rasional
1. Hisap hanya dengan kateter yang diukur Untuk mencegah trauma pada mukosa.
sebelumnya sampai ke jarak yang tidak
mencapai sisi pembedahan.
4. Diagnosa keperawatan: Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, ketidaknyamanan
karena pembedahan.

Tujuan: Pasien mengalami rasa aman tanda ketidaknyamanan.


Kriteria Hasil:

 Bayi istirahat dengan tenang, sadar bila terjaga, dan melakukan penghisapan non- nutrisi.
 Mulut tetap bersih dan lembab.
 Nyeri yang dialamianak minimal atau tidak ada.

No Intervensi Rasional
1. Beri stimulasi taktil (mis; membelai, Untuk memudahkan perkembangan optimal
mengayun). dan meningkatkan kenyamanan.
2. Beri perawatan mulut. Untuk menjaga agar mulut tetap bersih dan
membran mukosa lembab.
3. Beri analgesik sesuai ketentuan
4. Dorong orangtua untuk berpastisipasi Untuk memberikan rasa nyaman dan aman.
dalam perawatan anak.

1. 15.5 Diagnosa keperawatan :perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak


dengan defek fisik.

Tujuan : pasien (keluarga) disiapkan untuk perawatan anak di rumah.


Kriteria hasil: Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberiakn perawatan pada bayi,
memahami tanda-tanda komplikasi, dan tindakan yang tepat.

No. Intervensi Rasional


1. Ajarkan pada keluarga tentang  Untuk mencegah aspirasi
keterampilan dan observasi kebutuhan  Untuk mencegah keterlam-
perawat di rumah: batan tindakan
 Agar praktisi dapat diberitahu
 Beri posisi
 Tanda-tanda distress pernapasan  Untuk menjamin perawatan
 Tanda-tanda komplikasi; menolak yang tepat setelah pulang
makan, disfagia, peningkatan
batuk.
 Kebutuhan alat dan bahan yang
diperlukan
 Perawatan gastrostomi bila bayi
telah dioperasi, termasuk teknik-
teknik seperti pengisapan,
pemberian makan, perawatan sisi
operasidan atau ostomi, dan
penggantian balutan.

Diposting oleh Unknown di 12.15


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

You might also like