You are on page 1of 10

TUGAS MATA KULIAH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DAN GAS

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

ELECTROSTATIC PRESIPITATOR

Dosen : Ir. Mukhtar Ghozali, M.Sc

Oleh:

Intan S.Hardianti 151424015

Kelas : 3A-TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. PENGERTIAN ELEKTROSTATIK PRESIPITATOR

Electrostatic Precipitator (ESP) adalah sebuah teknologi untuk menangkap


abu hasil proses pembakaran dengan jalan memberi muatan listrik padanya. Prinsip
kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada abu-abu tersebut melalui
beberapa elektroda (biasa disebut discharge electrode). Jika abu tersebut dilewatkan
lebih lanjut ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang memiliki muatan
lebih positif (biasa disebut collecting electrode), maka secara alami abu tersebut
akan tertarik oleh plat-plat tersebut. Setelah abu terakumulasi pada plat tersebut,
sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar
dari sistem ESP.

Gambar 2.1 Ilustrasi Sistem ESP


Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/electrostatic-precipitator.html
Electrostatic Precipitator yang di pasangkan pada sistem cerobong asap
digunakan untuk menangkap abu terbang (fly ash) sisa pembakaran yang ikut
terbawa dalam asap yang berasal dari boiler. Teknik yang digunakan adalah dengan
menjebak partikel halus menggunakan listrik bertegangan tinggi. Potensial tinggi
adalah suatu keadaan dimana didaerah tersebut kaya dengan elektron, sedangkan
potensial rendah adalah suatu keadaan dimana di daerah tersebut miskin dengan
elektron. Hal ini sesuai dengan prinsip aliran listrik yaitu listrik mengalir dari
potensial tinggi ke potesial rendah (banyak proton sedikit elektron). Baterai
memiliki dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif.
Kutub positif adalah kutub yang memiliki lebih sedikit elektron, sedangkan
kutub negatif adalah kutub yang memiliki lebih banyak elektron. Saat baterai di
pakai, proton mengalir menuju kutub yang memiliki jumlah elektron lebih sedikit
sehingga akhirnya jumlah elektron yang ada di kedua kutub menjadi sama yang
kemudian baterai di katakan habis. Sifat listrik di atas inilah yang kemudian
digunakan sebagai ide awal pembuatan electrostatic precipitator.

Batubara yang dibakar akan menghasilkan burning carbon dioxide, sulphur


dioxide dan nitrogen oxides. Gas-gas ini dikeluarkan dari boiler. Bottom ash atau
abu yang lebih tebal atau berat dijatuhkan ke bawah boiler dan masuk ke silo untuk
dibuang. Fly ash atau abu yang sangat ringan terbawa oleh gas panas di dalam
boiler. Fly Ash ini ditangkap oleh electrostatic precipitator sebelum gas buang
terbang ke udara melalui cerobong asap (Stack). ESP berfungsi sebagai filter udara
yang menyaring atau menangkap 99.4% fly ash.

Electrostatic Precipitator (ESP) bertugas sebagai penangkap debu halus yang


berada di saluran buang hasil pembakaran batubara. ESP terdiri dari beberapa sirip
elektroda positif dan negatif yang diberi sumber tegangan DC maksimal 90 kV DC
dengan arusnya 500 mA. Dengan dialiri listrik pada sirip-sirip elektrodanya maka
akan terjadi korona yang memberikan muatan negatif pada abu. Secara
sederhananya dapat dikatakan abu yang memiliki ion negatif akan ditarik dan
menempel di plat bermuatan positif. Abu yang menempel pada elektroda-elektroda
secara berkala akan dijatuhkan dengan digetarkan oleh vibrator yang terdapat dalam
ruang ESP tersebut. Abu yang telah dijatuhkan akan ditampung dalam hopper dan
akan di pindahkan ke tempat penampungan yang lebih besar melewati pipa-pipa
dengan cara di beri tekanan. Selanjutnya abu akan di di buang ketempat
pembuangan abu menggunakan truk pengangkut.

\
II. BAGIAN-BAGIAN ELEKTROSTATIK PRESIPITATOR

Casing

Casing dari ESP umumnya terbuat dari baja karbon berjenis ASTM A-36 atau
yang serupa. Casing ini didesain untuk kedap udara sehingga gas buang boiler yang
berada di dalam ESP tidak dapat bocor keluar. Selain itu ia didesain memiliki ruang
untuk pemuaian karena pada operasional normalnya ESP bekerja pada temperatur
cukup tinggi. Oleh karena itu pula sisi luar casing ini dipasang insulator tahan panas
demi keselamatan kerja. Discharge electrode dan collecting electrode didesain
menggantung dengan sisi support (penyangga) berada pada sisi casing bagian atas
dan pada sisi samping casing terdapat pintu akses masuk untuk keperluan perawatan
sisi dalam ESP.

Hopper

Hopper terbuat dari bahan yang sama dengan casing. Hopper berbentuk
seperti piramida yang terbalik dan terpasang pada sisi bawah ESP. Hopper berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya abu fly ash yang dijatuhkan dari collecting electrode
dan discharge electrode. Abu hanya sementara berada di dalam hopper, karena
selanjutnya abu akan dipindahkan menggunakan sebuah sistem transport khusus ke
tempat penampungan yang lebih besar. Namun, hopper ini didesain untuk mampu
menyimpan abu sedikit lebih lama apabila terjadi kerusakan pada sistem transport
fly ash yang ada di bawahnya.

Collection Electrode (CE)

Collecting Electrode menjadi tempat terkumpulnya abu bermuatan negatif


sebelum jatuh ke hopper. Jarak antar CE pada sebuah ESP didesain cukup dekat
yakni 305-400 mm dengan kedua sisi plat (depan belakang) yang sama-sama
berfungsi untuk menangkap abu. CE dibuat dari plat yang didukung dengan baja
penyangga untuk menjaga kekakuannya. CE dipasang dengan support yang berada
di atas dan menggantung pada casing bagian atas. Untuk mendapatkan medan listrik
yang seragam pada CE, serta untuk meminimalisir terjadinya loncatan bunga api
elektron, maka CE harus dipasang dengan ketelitian yang sangat tinggi.

Discharge Electrode (DE)

Discharge Electrode terhubung dengan sumber tegangan DC tinggi hingga


berperan menciptakan korona listrik. DE berfungsi untuk mengisi abu sehingga abu
menjadi bermuatan negatif. DE dipasang pada tiap tengah-tengah CE dengan jarak
152-203 mm tergantung jarak antar CE yang digunakan. Untuk mencegah short
circuit, pemasangan DE harus dipasang juga insulasi yang memisahkan DE dengan
casing dan CE yang bermuatan netral.

III. JENIS-JENIS ELEKTROSTATIK PRESIPITATOR


 Plate-Wire Precipitators

Dalam ESP pelat-kawat, gas mengalir di antara pelat paralel dari lembaran
logam dan elektroda tegangan tinggi. Elektroda-elektroda ini adalah kabel panjang yang
ditimbang dan digantung di antara lempeng atau didukung di sana oleh struktur seperti
tiang (bingkai kaku). Dalam setiap jalur aliran, aliran gas harus melewati setiap kawat
secara berurutan sebagai aliran melalui unit. Plat-kawat ESP memungkinkan banyak
jalur aliran beroperasi secara paralel, dan setiap jalur bisa sangat tinggi. Akibatnya, jenis
precipitator ini cocok untuk menangani volume besar gas. Untuk mengeluarkan debu,
plat dibagi menjadi beberapa bagian, tiga atau empat secara seri. Catu daya sering
disegmentasikan dengan cara yang sama untuk mendapatkan tegangan operasi yang
lebih tinggi, Debu juga menyetor pada kabel elektroda dan harus dilepas secara berkala
dari pelat pengumpul.

 Flat Plate Precipitators

Sejumlah besar presipitator yang lebih kecil (100.000 hingga 200.000 acfm)
menggunakan pelat datar sebagai pengganti kabel untuk elektroda tegangan tinggi. Plat
datar (paten United McGill Corporation) meningkatkan medan listrik rata-rata yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan partikel, dan terdapat area permukaan yang
ditingkatkan untuk pengumpulan partikel. Corona tidak dapat dihasilkan pada pelat datar
sendiri, sehingga elektroda penghasil korona ditempatkan di depan dan kadang-kadang
di belakang zona pengumpul pelat datar. Elektroda-elektroda ini dapat berupa jarum
berujung runcing yang melekat pada tepi pelat atau kawat korona independen. Tidak
seperti ESPs tempat-kabel atau tubular, desain ini beroperasi sama baiknya dengan
polaritas negatif atau positif. Produsen telah memilih untuk menggunakan polaritas
positif untuk mengurangi generasi ozon.
Plat datar ESP beroperasi dengan sedikit atau tanpa aliran korona yang mengalir
melalui debu yang terkumpul, kecuali tepat di bawah jarum korona atau kawat. Ini
memiliki dua konsekuensi. Yang pertama adalah bahwa unit agak kurang rentan
terhadap korona daripada unit konvensional karena tidak ada korona belakang yang
dihasilkan dalam debu yang terkumpul, dan partikel yang bermuatan kutub memiliki
banyak permukaan yang tersedia. Konsekuensi kedua adalah kurangnya arus pada
lapisan yang terkumpul menyebabkan gaya listrik yang cenderung untuk menghilangkan
lapisan dari permukaan pengumpul; ini dapat menyebabkan kerugian besar.
 Tubular Precipitators

ESP ini berbentuk tabung seperti cerobong asap dengan elektroda tegangan
tinggi yang berjalan di sepanjang sumbu tabung. Tubular precipitators memiliki aplikasi
khas dalam add sulfur, coke oven -produk pembersih gas (penghapusan tar), dan, baru-
baru ini, sinter besi dan baja. Unit tubular seperti ini masih digunakan untuk beberapa
aplikasi, dengan banyak tabung yang beroperasi secara paralel untuk menangani aliran
gas yang meningkat. Tabung berbentuk lingkaran, persegi, atau heksagonal dengan gas
mengalir ke atas atau ke bawah. Panjang tabung dapat dipilih sesuai kondisi. ESP tubular
dapat tertutup rapat untuk mencegah kebocoran material, terutama material yang
berharga atau berbahaya.
ESP tubular pada dasarnya merupakan unit satu tahap karena semua gas
melewati daerah elektroda. Elektroda tegangan tinggi beroperasi pada satu tegangan
pada seluruh panjang tabung, dan arus bervariasi sepanjang saat partikel dikeluarkan
dari system. Ketidakteraturan korona memungkinkan beberapa partikel untuk
menghindari pengisian untuk sebagian besar panjang tabung.
Tubular ESP paling sering diterapkan untuk partikulat basah atau lengket. ESP
ini, biasanya dibersihkan dengan air. ESP ini memiliki kerugian reentrainment dengan
magnitude yang lebih rendah daripada endapan partikulat kering.

 Wet Precipitators

Setiap konfigurasi precipitator yang dibahas di atas dapat dioperasikan dengan dinding
basah dan bukan kering. Aliran air dapat diterapkan secara batch atau continue untuk
mencuci partikel yang dikumpulkan ke dalam wadah untuk dibuang. Keuntungan dari
presipitator dinding basah adalah bahwa ia tidak memiliki masalah dengan rapping
reentrainment atau dengan korona belakang. Kerugiannya adalah peningkatan
kompleksitas pencucian dan fakta bahwa lumpur yang dikumpulkan harus ditangani
lebih hati-hati daripada produk kering, menambah biaya pembuangan.
 Two-Stage Precipitators

Presipitator dua-tahap yang diciptakan oleh Penney adalah perangkat seri dengan
elektroda buangan, atau pengion, yang mendahului elektroda pengumpul. Untuk aplikasi
indoor, unit dioperasikan dengan polaritas positif untuk membatasi pembentukan ozon.
Keuntungan dari konfigurasi ini yaitu lebih banyak waktu untuk pengisian partikel,
kecenderungan untuk korona belakang, dan konstruksi ekonomis untuk ukuran kecil.
Jenis precipitator ini umumnya digunakan untuk volume aliran gas 50.000 acfm dan
diterapkan ke sumber submikrometer
DAFTAR PUSTAKA
IEEE Global Spec. T.t. Electrostatic Precipitators Information.
https://www.globalspec.com/learnmore/manufacturing_process_equipment/air_quality/elec
trostatic_precipitators diakses pada 1 Mei 2018.
Septianda, R. 2016. Rancang Bangun Electrostatic Precipitator Mini Sebagai Penangkap
Partikel Asap di Udara. eprints.polsri.ac.id/3830/1/File%20I.pdf [1 Mei 2018]
STS Canada. T.t. Double Stage Units Electrostatic Precipitators.
http://www.stscanadainc.com/double-stage-units-electrostatic-precipitator.html diakses
pada 1 Mei 2018.
Total Air Pollution Control Pty Ltd. T.t. Electrostatic Precipitators.
http://tapc.com.au/electrostatic-precipitators/ [1 Mei 2018]

You might also like