You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I

KONSEP MEDIS

a. Defenisi

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan


gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner
dan Suddarth,2013).
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (2015) dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM)
yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita
tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis
dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda
dapat disebabkan karena keturunan.
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM),
yang dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi
dua yaitu :
1.) Non obesitas
2.)Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta
pancreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan
perifer.Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak
dengan obesitas.
c. Diabetes Mellitus type lain
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan
hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin,
kelainan genetik dan lain-lain.
2.) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama
kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan
kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon
chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

b. Etiologi

Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa
Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan
kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
1. Dibetes melitus tipe I
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang
merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
a. Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya
tipe antigen HLA (Human Leucolyte antoge) teertentu pada individu
tertentu.
b. Faktor imunologi
Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody
terarah pada sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan tersebut
seolah-olah sebagai jeringan abnormal.
c. Faktor lingkungan
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal yang
dapat memicu destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang
menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetas Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor
genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin dan juga terspat beberap faktor resiko teetentu yang berhubngan
dengan proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:
a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelopok etnik tertentu
3. Faktor non genetik
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus.
b. Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
d. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar
katekolamin meningkat.
c. Patofisiologi

Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu


dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan
penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2)
Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada
dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein
dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada
Diabetes Mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine
penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan
filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam
jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus
yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar
glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua
energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat
dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10
Meq/Liter.

d. Manefestasi Klinis

Yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :


Pada tahap awal sering ditemukan :
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
penderita mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar).
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)
yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan
sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

e. Komplikasi
1. Akut
a. Hypoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Diabetik
2. Kronik
a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
b. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik,
nefropati diabetic.
c. Neuropati diabetic.
f. Pemeriksaan Penunjang

Kriteria diagnostik menurut WHO(1985) untuk diabetes melitus pada


orang dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan:
1. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa/Nuchter >140 mg/dl ( 7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkomsumsi 75 gr Karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp) >200 mg/dl (11,1
mmol/L)

Bukan DM Belum Pasti DM DM


Kadar GD Sewaktu:
I. Plasma vena <110 110 –199 > 200
II. Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200

Kadar GD Puasa:
III. Plasma vena <110 110 –125 > 226
IV. Darah kapiler < 90 90 – 109 > 110

g. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah


untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan
kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan
terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes
tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan
intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien
mengatasi kondisi ini.
Penatalaksanaan Medik diantaranya :
1. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam
hal Karbohidrat (KH), Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi :
a. KH 60 –70 %
b. Protein 10 –15 %
c. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumalah kelori uantuk pasien DM melalui
perhitungan menurut Bocca: Berat badan (BB) Ideal: (TB – 100) – 10% kg
1). BB ideal x 30% untuk laki-laki
BB ideal x25% untuk Wanita
Kebutuan kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:
 Ringan : 100 – 200 Kkal/jam
 Sedang : 200 – 250 Kkal/jam
 Berat : 400 – 900 Kkal/jam
2). Kebutuhhan basal dihituung seperti 1), tetapi ditambah kalori
berdasarkan persentase kalori basal:
 Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
 Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal
 Kerja berat ditambah 40 – 100 % dari kalori basal
 Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil
atau menyesui, ditambah 20 –30-% dari kalori basal
3) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
 Pasien kurus : 2300 – 2500 Kkal
 Pasien nermal : 1700 – 2100 Kkal
 Pasien gemuk : 1300 – 1500 Kkal
2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 –4 x seminggu) selama
kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
penyakit penyerta. Latihian yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki,
jogging, lari, renang, bersepeda dan mendayung. Sespat muingkain zona
sasaran yaitu 75 – 85 % denyut nadi maksimal : DNM = 220-umur (dalam
tahun)
3. Pengelolaan farmakologi
a) Obat hipoglikemik oral (OHO)
Golongansulfoniluresbekerjadengan cara:
 Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
 Menurunkan ambang sekresi insulin
 Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal. Preparat
yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien
gemuk.
b) Inhibitor alfa glukosidase
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam
saluran cerna sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial.
c) Insulinsensitizingagent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai sfek
farmakologi meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi
nasalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin
tanpa menyebabkan hipoglikemia.
BAB II

KONSEP ASKEP

a. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes


Mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata,
riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa
lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :
1. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
2. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola
mata cekung.
3. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
4. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
5. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
6. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
7. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
8. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
9. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi
impoten pada pria.

b. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan


teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes
Mellitus yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan/ / terputusnya kontuinitas
jaringan
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
c. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
d. Ketidakseimbangannutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
f. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
g. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi
informasi.

c. Rencana / Intervensi Keperawatan

Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan/ terputusnya


kontuinitas jaringan
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi,  pain control, komprehensif termasuk lokasi,
kimia, fisik, psikologis),  comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
kerusakan jaringan Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
tinfakan keperawatan  Observasi reaksi nonverbal dari
DS: selama …. Pasien tidak ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal mengalami nyeri,  Bantu pasien dan keluarga untuk
DO: dengan kriteria hasil: mencari dan menemukan dukungan
- Posisi untuk menahan  Mampu mengontrol  Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri nyeri (tahu penyebab mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Tingkah laku berhati- nyeri, mampu ruangan, pencahayaan dan
hati menggunakan tehnik kebisingan
- Gangguan tidur (mata nonfarmakologi untuk  Kurangi faktor presipitasi nyeri
sayu, tampak capek, mengurangi nyeri,  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
sulit atau gerakan mencari bantuan) menentukan intervensi
kacau, menyeringai)  Melaporkan bahwa  Ajarkan tentang teknik non
- Terfokus pada diri nyeri berkurang farmakologi: napas dala, relaksasi,
sendiri dengan menggunakan distraksi, kompres hangat/ dingin
- Fokus menyempit manajemen nyeri  Berikan analgetik untuk mengurangi
(penurunan persepsi  Mampu mengenali nyeri: ……...
waktu, kerusakan nyeri (skala,  Tingkatkan istirahat
proses berpikir, intensitas, frekuensi  Berikan informasi tentang nyeri
penurunan interaksi dan tanda nyeri) seperti penyebab nyeri, berapa lama
dengan orang dan  Menyatakan rasa nyeri akan berkurang dan antisipasi
lingkungan) nyaman setelah nyeri ketidaknyamanan dari prosedur
- Tingkah laku distraksi, berkurang  Monitor vital sign sebelum dan
contoh : jalan-jalan,  Tanda vital dalam sesudah pemberian analgesik
menemui orang lain rentang normal pertama kali
dan/atau aktivitas,  Tidak mengalami
aktivitas berulang- gangguan tidur
ulang)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

Diagnosa II : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya


luka
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Risiko gangguan NOC : NIC : Pressure Management


integritas kulit - Tissue Integrity : Skin  Anjurkan pasien untuk
and Mucous menggunakan pakaian yang
Faktor-faktor risiko: Membranes longgar
Eksternal : - Status Nutrisi  Hindari kerutan padaa tempat tidur
- Hipertermia atau - Tissue  Jaga kebersihan kulit agar tetap
hipotermia Perfusion:perifer bersih dan kering
- Substansi kimia - Dialiysis Access  Mobilisasi pasien (ubah posisi
- Kelembaban udara Integrity pasien) setiap dua jam sekali
- Faktor mekanik  Monitor kulit akan adanya
(misalnya : alat yang Setelah dilakukan kemerahan
dapat menimbulkan tindakan keperawatan  Oleskan lotion atau minyak/baby oil
luka, tekanan, selama…. Gangguan pada derah yang tertekan
restraint) integritas kulit tidak  Monitor aktivitas dan mobilisasi
- Immobilitas fisik terjadi dengan kriteria pasien
- Radiasi hasil:  Monitor status nutrisi pasien
- Usia yang ekstrim  Integritas kulit yang  Memandikan pasien dengan sabun
- Kelembaban kulit baik bisa dan air hangat
- Obat-obatan dipertahankan  Gunakan pengkajian risiko untuk
- Ekskresi dan sekresi  Melaporkan adanya memonitor faktor risiko pasien
Internal : gangguan sensasi (Braden Scale, Skala Norton)
- Perubahan status atau nyeri pada  Inspeksi kulit terutama pada tulang-
metabolik daerah kulit yang tulang yang menonjol dan titik-titik
- Tulang menonjol mengalami tekanan ketika merubah posisi
- Defisit imunologi gangguan pasien.
- Berhubungan dengan  Menunjukkan  Jaga kebersihan alat tenun
dengan pemahaman dalam  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
perkembangan proses perbaikan pemberian tinggi protein, mineral
- Perubahan sensasi kulit dan mencegah dan vitamin
- Perubahan status terjadinya sedera  Monitor serum albumin dan
nutrisi (obesitas, berulang transferin
kekurusan)  Mampu melindungi
- Perubahan pigmentasi kulit dan
- Perubahan sirkulasi mempertahankan
- Perubahan turgor kelembaban kulit
(elastisitas kulit) dan perawatan
- Psikogenik alami
 Status nutrisi
adekuat
 Sensasi dan warna
kulit normal

Diagnosa III : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis


osmotik.
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Berhubungan dengan:  Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan
- Kehilangan volume  Hydration output yang akurat
cairan secara aktif  Nutritional Status :  Monitor status hidrasi (
- Kegagalan mekanisme Food and Fluid kelembaban membran mukosa,
pengaturan Intake nadi adekuat, tekanan darah
Setelah dilakukan ortostatik ), jika diperlukan
DS : tindakan keperawatan  Monitor hasillab yang
- Haus selama….. defisit sesuaidenganretensicairan (BUN
DO: volume cairan teratasi ,Hmt , osmolalitasurin, albumin,
- Penurunan turgor dengan kriteria hasil: total protein )
kulit/lidah  Mempertahankan  Monitor vital sign setiap 15menit
- Membran mukosa/kulit urine output sesuai – 1 jam
kering dengan usia dan BB,  Kolaborasi pemberian cairan IV
- Peningkatan denyut BJ urine normal,  Monitor status nutrisi
nadi, penurunan  Tekanan darah,  Berikan cairan oral
tekanan darah, nadi, suhu tubuh  Berikan penggantian nasogatrik
penurunan dalam batas normal sesuai output (50 – 100cc/jam)
volume/tekanan nadi  Tidak ada tanda  Dorong keluarga untuk
- Pengisian vena tanda dehidrasi, membantu pasien makan
menurun Elastisitas turgor  Kolaborasi dokter jika tanda
- Perubahan status kulit baik, membran cairan berlebih muncul meburuk
mental mukosa lembab,  Atur kemungkinan tranfusi
- Konsentrasi urine tidak ada rasa haus  Persiapan untuk tranfusi
meningkat yang berlebihan  Pasang kateter jika perlu
- Temperatur tubuh  Orientasi terhadap  Monitor intake dan urin output
meningkat waktu dan tempat setiap 8 jam
- Kehilangan berat baik
badan secara tiba-tiba  Jumlah dan irama
- Penurunan urine pernapasan dalam
output batas normal
- HMT meningkat  Elektrolit, Hb, Hmt
- Kelemahan dalam batas normal
 pH urin dalam batas
normal
 Intake oral dan
intravena adekuat

Diagnosa IV: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Ketidakseimbangan NOC:  Kaji adanya alergi makanan


nutrisi kurang dari a. Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan untuk food and Fluid  Yakinkan diet yang dimakan
memasukkan atau Intake mengandung tinggi serat untuk
mencerna nutrisi oleh c. Weight Control mencegah konstipasi
karena faktor biologis, Setelah dilakukan  Ajarkan pasien bagaimana membuat
psikologis atau ekonomi. tindakan keperawatan catatan makanan harian.
DS: selama….nutrisi kurang  Monitor adanya penurunan BB dan
- Nyeri abdomen teratasi dengan gula darah
- Muntah indikator:  Monitor lingkungan selama makan
- Kejang perut  Albumin serum  Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Rasa penuh tiba-tiba  Pre albumin serum tidak selama jam makan
setelah makan  Hematokrit  Monitor turgor kulit
DO:  Hemoglobin  Monitor kekeringan, rambut kusam,
- Diare  Total iron binding total protein, Hb dan kadar Ht
- Rontok rambut yang capacity  Monitor mual dan muntah
berlebih  Jumlah limfosit  Monitor pucat, kemerahan, dan
- Kurang nafsu makan kekeringan jaringan konjungtiva
- Bising usus berlebih  Monitor intake nuntrisi
- Konjungtiva pucat  Informasikan pada klien dan
- Denyut nadi lemah keluarga tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oval

Diagnosa V: Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.


Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Risiko infeksi NOC : NIC :


 Immune Status  Pertahankanteknikaseptif
Faktor-faktor risiko :  Knowledge :  Batasipengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Infection control  Cucitangansetiapsebelum dan
- Kerusakan jaringan dan  Risk control sesudahtindakankeperawatan
peningkatan paparan Setelah dilakukan  Gunakan baju, sarung tangan
lingkungan tindakan keperawatan sebagai alat pelindung
- Malnutrisi selama…… pasien tidak  Ganti letak IV perifer dan dressing
- Peningkatan paparan mengalami infeksi sesuai dengan petunjuk umum
lingkungan patogen dengan kriteria hasil:  Gunakan kateter intermiten untuk
- Imonusupresi  Klien bebas dari menurunkan infeksi kandung
- Tidak adekuat tanda dan gejala kencing
pertahanan sekunder infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
(penurunan Hb,  Menunjukkan  Berikan terapi
Leukopenia, penekanan kemampuan untuk antibiotik:.................................
respon inflamasi) mencegah timbulnya  Monitor tanda dan gejala infeksi
- Penyakit kronik infeksi sistemik dan lokal
- Imunosupresi  Jumlah leukosit  Pertahankan teknik isolasi k/p
- Malnutrisi dalam batas normal  Inspeksi kulit dan membran
- Pertahan primer tidak  Menunjukkan mukosa terhadap kemerahan,
adekuat (kerusakan perilaku hidup sehat panas, drainase
kulit, trauma jaringan,  Status imun,  Monitor adanya luka
gangguan peristaltik) gastrointestinal,  Dorong masukan cairan
genitourinaria dalam  Dorong istirahat
batas normal  Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam

Diagnosa VI : Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.


Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Kelelahan berhubungan NOC: NIC :


dengan  Activity Energy Management
- psikologis: Tollerance - Monitor respon kardiorespirasi
kecemasan, gaya  Energy terhadap aktivitas (takikardi,
hidup yang Conservation disritmia, dispneu, diaphoresis,
membosankan,  Nutritional pucat, tekanan hemodinamik dan
depresi, stress Status: Energy jumlah respirasi)
- Lingkungan: Setelah dilakukan - Monitor dan catat pola dan jumlah
kelembaban, cahaya, tindakan
kebisingan, suhu keperawatan selama tidur pasien
- Situasi: Kejadian …. kelelahan pasien - Monitor lokasi ketidaknyamanan
hidup yang negatif, teratasi dengan atau nyeri selama bergerak dan
- Psikologis: Anemia, kriteria hasil: aktivitas
status penyakit,  Kemampuan - Monitor intake nutrisi
malnutrisi, kondisi aktivitas adekuat - Monitor pemberian dan efek
fisik yang buruk,  Mempertahankan samping obat depresi
gangguan tidur. nutrisi adekuat - Instruksikan pada pasien untuk
DS:  Keseimbangan mencatat tanda-tanda dan gejala
- Gangguan konsentrasi aktivitas dan kelelahan
- Tidak tertarik pada istirahat - Ajarkan tehnik dan manajemen
lingkungan  Menggunakan aktivitas untuk mencegah
- Meningkatnya komplain tehnik energi kelelahan
fisik konservasi - Jelaskan pada pasien hubungan
- Kelelahan  Mempertahankan kelelahan dengan proses penyakit
- Secara verbal interaksi sosial - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
menyatakan kurang  Mengidentifikasi cara meningkatkan intake
energi faktor-faktor fisik makanan tinggi energi
DO: dan psikologis - Dorong pasien dan keluarga
- Penurunan kemampuan yang mengekspresikan perasaannya
- Ketidakmampuan menyebabkan - Catat aktivitas yang dapat
mempertahankan rutinitas kelelahan meningkatkan kelelahan
- Ketidakmampuan  Mempertahankan - Anjurkan pasien melakukan yang
mendapatkan energi kemampuan meningkatkan relaksasi (membaca,
sesudah tidur untuk konsentrasi mendengarkan musik)
- Kurang energi - Tingkatkan pembatasan bedrest
- Ketidakmampuan untuk dan aktivitas
mempertahankan aktivitas - Batasi stimulasi lingkungan untuk
fisik memfasilitasi relaksasi
Diagnosa VII : Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Kurang Pengetahuan NOC: NIC :


Berhubungan dengan :  Kowlwdge : disease  Kaji tingkat pengetahuan pasien
keterbatasan kognitif, process dan keluarga
interpretasi terhadap  Kowledge : health
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit
informasi yang salah, Behavior
dan bagaimana hal ini
kurangnya keinginan Setelah dilakukan
berhubungan dengan anatomi dan
untuk mencari informasi, tindakan keperawatan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
tidak mengetahui selama …. pasien
 Gambarkan tanda dan gejala yang
sumber-sumber menunjukkan
biasa muncul pada penyakit,
informasi. pengetahuan tentang
dengan cara yang tepat
proses penyakit dengan
 Gambarkan proses penyakit,
kriteria hasil:
dengan cara yang tepat
DS: Menyatakan secara  Pasien dan keluarga
 Identifikasi kemungkinan
verbal adanya masalah menyatakan
penyebab, dengan cara yang tepat
DO: ketidakakuratan pemahaman tentang
 Sediakan informasi pada pasien
mengikuti instruksi, penyakit, kondisi,
tentang kondisi, dengan cara yang
perilaku tidak sesuai prognosis dan
tepat
program
 Sediakan bagi keluarga informasi
pengobatan
tentang kemajuan pasien dengan
 Pasien dan keluarga
cara yang tepat
mampu
melaksanakan  Diskusikan pilihan terapi atau
prosedur yang penanganan
dijelaskan secara  Dukung pasien untuk
benar mengeksplorasi atau mendapatkan
 Pasien dan keluarga second opinion dengan cara yang
mampu menjelaskan tepat atau diindikasikan
kembali apa yang  Eksplorasi kemungkinan sumber
dijelaskan atau dukungan, dengan cara yang
perawat/tim tepat
kesehatan lainnya
d. Penyimpangan KDM
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges E, Marilynn, dkk. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

 Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC.

 NANDA.(2012-2014). PanduanDiagnosakeperawatan. Prima Medika

You might also like