You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang

kemudian secara nasional dikenal sebagai seni dan budaya nusantara. Seni dan

budaya nusantara dibedakan menjadi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni

teater. Seni tari nusantara tentu saja memiliki keberagaman antar suku bangsa

sesuai ciri khasnya masing-masing. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari segi

gaya, gerak, fungsi, serta ciri-ciri khusus lainnya.

Sesuai dengan yang tercantum pada Panduan Penyusunan KTSP Jenjang

Pendidikan Dasar dan Menengah seri BSNP, dikemukakan bahwa mata pelajaran

seni dan budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan

kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. Pelajaran seni

dan budaya diberikan melalui pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan

berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni,

belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Dalam pembelajaran seni budaya,

aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan dalam masing-masing bidang

(seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater) yang tertuang dalam pemberian

pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Masing-masing

bidang seni memiliki substansi, ciri-ciri pembelajaran dan jenis materinya sendiri.

Dalam suatu sekolah minimal diajarkan salah satu bidang seni sesuai dengan

SDM dan fasilitas yang tersedia. Hal tersebut merupakan suatu kebijakan kepala
1
2

sekolah, bahkan pada sekolah yang mampu meyelenggarakan pembelajaran lebih

dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni

yang akan diikutinya (Depdiknas, 2006:8).

Seni tari termasuk salah satu bidang dalam mata pelajaran seni dan budaya

karena memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural.

Multilingual mempunyai makna pengembangan kemampuan mengekspresikan

diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media. Multidimensional memiliki

makna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi, apresiasi, dan

kreasi dengan memadukan unsur estetika, kinestetika, dan logika. Sedangkan

multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan

kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan

mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap yang demokratis,

beradab, serta toleran terhadap masyarakat dalam keberagaman budaya.

Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari dapat diasumsikan sebagai

upaya perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran seni tari berdasarkan

kurikulum sebelumnya. Tujuan pelaksanaan mata pelajaran seni tari di sekolah

adalah (a) agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami konsep dan

pentingnya seni budaya, (b) peserta didik mampu menampilkan sikap apresiatif

terhadap seni budaya, (c) peserta didik mampu menampilkan kreativitas melalui

seni budaya, (d) peserta didik mampu menampilkan peran serta dalam seni budaya

dalam tingkat lokal, regional, maupun global (BSNP, 2006:197).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, disebutkan salah satu standar

kompetensi untuk bahan kajian seni tari tingkat sekolah menengah pertama (SMP)
3

adalah mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan

berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari nusantara, dengan kompetensi

dasar sebagai berikut: Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal dan

berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan

mancanegara di luar Asia; Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni

tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara

di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Mengeksplorasi pola lantai gerak tari

tunggal daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di

luar Asia; Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat,

nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Menciptakan tari

kreasi berdasarkan tari mancanegara di luar Asia; Menyiapkan pertunjukan tari di

sekolah; Menggelar pertunjukan tari di sekolah (BSNP, 2006:198).

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, untuk pelaksanaan pembelajaran

tari nusantara dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran,

yaitu metode ceramah untuk menyampaikan materi apresiasi seni tari, metode

demonstrasi atau peragaan, untuk menyampaikan materi ekspresi tari, dan metode

pemberian tugas, dengan tujuan agar siswa belajar secara mandiri baik dalam

apresiasi seni tari maupun ekspresi tari namun tetap dalam pengawasan guru.

Materi yang digunakan untuk pembelajaran apresiasi siswa menggunakan

materi yang telah tersedia dalam buku pelajaran Seni Budaya. Sedangkan untuk

pembelajaran ekspresi tari, materi yang digunakan didapat dari pengalaman

pribadi guru, pelatihan guru, mahasiswa KKN, dan VCD tari nusantara.
4

Media yang diguanakan untuk proses pembelajaran tari nusantara berupa

buku pelajaran Seni Budaya, poster dan gambar tari nusantara, video tari

nusantara dan belum pernah digunakan media pembelajaran interaktif. Dalam

proses pembelajaran tari nusantara guru mengalami beberapa kendala yaitu,

kemampuan siswa yang beragam, waktu pembelajaran seni tari yang terbatas,

kesulitan guru untuk mendapatkan media. Kendala lain yang dialami guru

khususnya dalam pembelajaran praktek tari nusantara adalah video yang

digunakan sebagai materi berupa video tari secara utuh tanpa penjelasan khusus.

Siswa yang menempuh pendidikan tingkat SMP rata-rata berkisar pada usia

13-15 tahun. Pada kisaran ini berarti anak usia SMP masuk dalam kategori

remaja. Hurlock menjelaskan salah satu ciri khas anak usia remaja adalah

berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara mandiri. Pernyataan ini

didukung oleh Jean Piaget yang mengklasifikasikan perkembangan kognitif yang

terjadi pada usia remaja termasuk dalam tahap Operasional Formal, dengan ciri

perilaku berpikir secara konseptual dan hipotesis. Berdasarkan pernyataan kedua

ahli tersebut di atas, pendidikan memiliki pengaruh dalam perkembangan kognitif

remaja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu

mengatasi keadaan tersebut.

Media yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

sekolah khususnya dalam pembelajaran tari nusantara serta mampu mengatasi

keragaman kemampuan kognitif tiap siswa, hal ini berarti siswa dapat

mengendalikan media tersebut menurut kemampuannya masing-masing. Dalam

hal ini dibutuhkan media yang menampilkan rincian mengenai tari nusantara yang
5

dipertunjukan dan dapat dioperasikan langsung oleh siswa. Rincian yang

dimaksud dapat berupa unsur-unsur yang membentuk karya tari nusantara tersebut

seperti nama tari, asal tari, jumlah penari, kostum, sejarah terciptanya tari, dan

fungsi tari. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengidentifikasi karya

tari nusantara sebagai bentuk apresiasi siswa terhadap keunikan tari nusantara.

Sedangkan sebagai bahan ekspresi siswa untuk mengeksplorasi pola lantai gerak

tari serta menyiapkan pementasan tari nusantara, ditampilkan rincian ragam gerak

agar mempermudah dalam melakukannya.

Selain berisi tentang rincian mengenai tari yang ditampilkan sebagai bahan

apresiasi dan ekspresi siswa, alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan

juga membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Ada interaksi antara siswa

dengan media yang dibuat, hal ini berarti media tersebut dioperasikan sendiri oleh

siswa. Dengan demikian mampu menimbulkan umpan balik dan motivasi untuk

belajar.

Multimedia berbasis komputer dan inter-active video (video interaktif)

merupakan kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video.

Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama

menampilkan informasi, pesan, dan isi pelajaran. Multimedia bertujuan untuk

menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah

dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak

mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi

itu (Arsyad, 2010:170-172). Video interaktif merupakan multimedia yang

memungkinkan terjadinya interaksi antara pengguna dengan media tersebut.


6

Pengguna memiliki kuasa untuk mengendalikan produk/media sesuai kemampuan

dan kecepatannya masing-masing. Dengan demikian melalui media video

interaktif ini pengguna dapat belajar secara mandiri sesuai petunjuk yang

diberikan.

Dalam mata pelajaran seni dan budaya SMP kelas VIII terdapat materi

pembelajaran tari nusantara. Mengacu pada standar kompetensi bahan kajian seni

yang telah diungkapkan di awal, dapat disimpulkan bahwa selain mengidentifikasi

suatu tari nusantara untuk memperoleh informasi mengenai nama tarian; ciri-ciri

khusus tari yang bersangkutan; pesan atau isi cerita dalam tari; serta aspek

penampilan tari, siswa juga dituntut untuk mampu mengekspresikan tari nusantara

dengan memperagakan ragam gerak tari nusantara. Kemampuan tersebut dapat

diperoleh melalui pengamatan pertunjukan dan pengamatan kehidupan sosial

masyarakatnya. Tari Bedana merupakan salah satu tarian yang berasal dari

propinsi Lampung. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, secara khusus di

daerah Yogayakarta, tari Bedana dapat digunakan sebagai materi pembelajaran

tari nusantara di SMP.

Selain alasan tersebut di atas, beberapa hal lain yang dijadikan alasan

pemilihan tari Bedana sebagai materi tari nusantara adalah ; secara bentuk fisik

tarian, tari Bedana merupakan tari berpasangan dan dapat ditarikan secara

berkelompok sehingga sesuai dengan salah satu kompetensi dasar mata pelajaran

seni tari di SMP; secara teknik gerak, tari Bedana memiliki ragam gerak tari yang

tidak terlalu banyak dan mudah diikuti oleh anak seusia SMP; dalam hal keunikan

bentuk tari, terdapat pada ragam gerak tari Bedana yang tersusun atas jenis
7

gerakan yang ritmis, mengayun dan seperti orang berjalan, dan pola gerak yang

menarik sehingga dapat divariasikan dengan cara berputar, berlawanan arah,

ataupun dilakukan kearah kanan dan kiri secara bergantian. Namun demikian tata

garapan tari tersebut dapat disesuaikan dengan perkembangan, baik dalam

komposisi dan tata pentasnya.

Berdasarkan pemikiran di atas peneliti bermaksud melakukan

Pengembangan Media Video Interaktif Tari Bedana untuk Pembelajaran Tari

Nusantara di SMP.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul antara lain

sebagai berikut:

1. Pembelajaran tari Nusantara di SMP N 2 Pengasih dilakukan dengan metode

ceramah, praktek, dan pemberian tugas.

2. Materi yang digunakan untuk pembelajaran apresiasi siswa menggunakan

materi yang telah tersedia dalam buku pelajaran Seni Budaya. Sedangkan

untuk pembelajaran ekspresi tari, materi yang digunakan didapat dari

pengalaman pribadi guru, pelatihan guru, mahasiswa KKN, dan VCD tari

nusantara.

3. Video yang digunakan untuk pembelajaran tari nusantara berupa video tari

utuh tanpa penjelasan khusus.

4. Belum pernah digunakan media pembelajaran interaktif.


8

5. Dibutuhkan media pembelajaran yang mampu memberikan penjelasan

mengenai tari yang dipertunjukan dalam kegunaannya sebagai materi

pembelajaran tari Nusantara.

6. Media yang dikembangkan dapat dioperasikan sendiri oleh siswa sehingga

mampu membuat siswa lebih aktif, dan dapat digunakan secara klasikal

maupun mandiri.

7. Tari Bedana merupakan salah satu tari tradisonal dari propinsi Lampung yang

dapat digunakan sebagai materi tari nusantara di SMP.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran interaktif

yang menyajikan tari Bedana beserta penjelasannya dalam kaitannya dengan

materi pembelajaran tari Nusantara di SMP yang tervalidasi dari aspek kualitas

dan efektifitas dalam pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah bentuk produk media pembelajaran interaktif tari Bedana yang

tervalidasi oleh ahli materi, ahli media pembelajaran, dan siswa calon pengguna

media untuk pembelajaran tari nusantara di SMP ?


9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk media video

interaktif tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara di SMP yang tervalidasi

oleh ahli materi, ahli media pembelajaran, dan siswa calon pengguna dalam

mengatasi permasalahan pembelajaran tari nusantara.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberi pengertian bahwa

melalui kemajuan teknologi dapat diciptakan/dikembangkan media

pembelajaran yang membantu mengatasi permasalahan dalam kegiatan

pembelajaran seni tari.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu dan bermanfaat bagi:

• Guru mata pelajaran seni tari, media ini dapat digunakan sebagai alternatif

media pembelajaran tari Nusantara.

• Siswa tingkat SMP, media ini dapat digunakan untuk kegiatan belajar

secara mandiri.

• Sekolah yang menjadikan seni tari sebagai mata pelajaran seni budaya,

media ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran

tari Nusantara khususnya didaerah Yogyakarta.


10

G. Spesifikasi Produk

Penelitian pengembangan ini, dimaksudkan untuk mengembangkan media

pembelajaran berbentuk video interaktif untuk pembelajaran tari nusantara di

SMP. Produk yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara dikembangkan

untuk pembelajaran tari nusantara bagi siswa SMP kelas VIII khususnya

daerah Yogyakarta.

2. Media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara dikembangkan ke

dalam bentuk multimedia berbasis komputer dan video interaktif yang

merupakan penggabungan teks, gambar, animasi, suara, dan video sehingga

membantu memudahkan user dalam memahami konsep.

3. Pengembangan media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara ini

dikemas dalam bentuk DVD.

4. Media yang dikembangkan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, materi

pelajaran, dan soal untuk evaluasi siswa. Materi yang disajikan adalah

penjelasan tentang sejarah tari, rias dan busana, dan perkembangannya

sebagai bahan apresiasi siswa. Sedangkan untuk bahan ekspresi siswa, dalam

materi ini juga dilengkapi video ragam gerak tari, video latihan tari, juga

video tari secara utuh.


11

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media video interaktif tari Bedana dapat dilakukan dengan

asumsi sebagai berikut.

1. SMP N 2 Pengasih telah memiliki sarana prasarana pembelajaran yang cukup

lengkap dan guru telah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

untuk meyampaikan pelajaran.

2. Guru SMP N 2 Pengasih dapat mengoperasikan komputer.

3. Seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Pengasih dapat mengoperasikan komputer.

4. SMP N 2 Pengasih memiliki laboratorium komputer.

5. SMP N 2 Pengasih memiliki ruang auditorium beserta perlengkapannya

untuk melaksanakan pembelajaran klasikal.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini masih terdapat

keterbatasan, antara lain:

1. Kemampuan peneliti dalam penguasaan pemprograman komputer sangat

terbatas.

2. Penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah, yaitu SMP N 2 Pengasih.

3. Evaluasi oleh ahli hanya dilakukan oleh satu orang ahli media (dosen ahli

media pembelajaran) dan satu orang ahli materi (guru mata pelajaran).
12

4. Produk berupa video pembelajaran interaktif berbentuk DVD, sehingga bagi

sekolah yang akan menggunakan produk ini harus memiliki sarana dan

prasarana yang mendukung. Setidaknya, sekolah ini harus memiliki

laboratorium seni yang dilengkapi komputer dengan software dan hardware

yang diperlukan, sound speaker, dan proyektor LCD (Liquid Crystal

Display).

5. Materi yang disajikan dalam video pembelajaran ini hanya satu jenis tarian

nusantara dan tidak menyajikan tarian nusantara secara Global.

You might also like