You are on page 1of 2

Kenapa tidak?

sangat wajar bagi masyarakat Indonesia yang masih setia akan norma dan tradisi
agama untuk menentang perbuatan tersebut. Bukan hanya karena norma agama saja, juga
ditambah dengan alasan yang sangat akurat yaitu dikhawatirkan akan mempengaruhi
pertumbuhan remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri.

Ini akan sangat berbahaya bagi remaja karena bisa membawanya ke gaya hidup yang kebarat-
baratan yang dianggap modern, padahal menyalahi adat dan norma hukum.

Hal ini perlu juga didalami oleh seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya sekedar persoalan
tentang menyalahi aturan dan bertentang dengan norma hukum. Bahaya yang dapat ditimbulkan
dari kaum LGBT ini juga akan sangat berdampak bagi kesehatan, perilaku dan konspirasi
global/serangan budaya.

Ada juga bahaya yang sangat serius dari kaum yang sesat ini/kaum pemalsu kemasan, yaitu
dapat mengancam sosial budaya dan eksistensi keluarga yang ada di Indonesia. Perkawinan yang
dulunya merupakan sebuah perbuatan yang sakral dengan maksud untuk melestarikan keturunan,
akan berubah sekedar pemuas nafsu birahi saja.

Ini merupakan sebuah tantangan bagi masyarakat Indonesia yang dapat menurunkan populasi
masyarakat kita ke depannya.

Tidak hanya itu, dari data CDC (Center for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat
pada 2010 menunjukkan dari 50 ribu infeksi HIV baru, dua pertiganya adalah gay –MSM (male
sex male/laki-laki berhubungan sek dengan laki-laki).

Data pada 2010, jika dibandingkan dengan data tahun 2008 maka dapat ditunjukkan angka
peningkatan sebesar 20% yang sementara itu wanita transgender resiko terinfeksi HIV 34 kali di
banding wanita biasa (Republika, 12/02/2016).

Saya yakin mayoritas masyarakat Indonesia tidak setuju pada LGBT. Namun, dari dulu
masyarakat juga sudah tahu adanya praktik LGBT, tapi tidak membuatnya heboh karena LGBT
dilakukan secara diam-diam.

Dengan hadirnya media sosial berbasis internet, dunia memang terasa semakin plural dan
terbuka. Mereka yang merasa sebagai kelompok minoritas yang terkucilkan, kesepian dan
tertindas, sangat aktif dalam hal bersosial media untuk memperkenalkan diri, serta mencari
teman yang seperjuangan, seideologi dalam hal tersebut. Sehingga mereka memiliki jaringan
dengan komunitas LGBT negara lain.

Maka dalam menghadapi fenomena LGBT, sikap orangtua dan keluarga sebaiknya lebih bijak
dan tegas dalam mendidik anak-anaknya dalam hal pertumbuhan secara fisik, mental maupun
spritualisnya.

Orangtua sekarang mesti belajar bagaimana menjadi pendidik yang benar bagi anak-anaknya.
Jangan hanya mengandalkan sekolah dan forum-forum lainnya. Karena semakin bertambah usia
anak, semakin jauh pergaulannya yang bagi orangtua semakin sulit untuk memahami dunia
mereka.

Oleh karena itu, negara punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya sendiri. Jangan hanya
melihat dan dibiarkan begitu saja, namun harus memberi sebuah tindakan sikap yang tegas,
bahwa kita negara hukum. Tidak boleh adanya komunitas-komunitas yang dapat merusak
generasi bangsa.

Apalagi kalau LGBT, saya yakin ini hanyalah interupsi zaman yang suatu saat mereka akan
kalah dan tepinggirkan. Sebab, mereka melawan kodrat manusia dan keyakinannya.

Jika kita perhatikan secara jeli dan pandangan normal, LGBT merupakan sesuatu perbuatan yang
menjijikkan. LGBT merupakan penyakit ganguan jiwa yang bisa disembuhkan asal pelakunya
bersedia diobati dan diterapi. LGBT bukanlah gaya hidup yang modern, tapi sebuah
penyimpangan seksual.

Komunitas LGBT ini telah ada sejak zaman Nabi Luth, ribuan tahun yang lalu yang dikenal
dengan nama kaum sodom, makanya prilaku mereka disebut dengan sodomi, dan mereka telah
dibinasakan dengan azab Allah SWT yang sangat dahsyat, yaitu dengan digoncangkan kota
sodom disertai dengan angin kencang dan hujan batu api yang menghancurkan semua
penghuninya.

Maka dari itu, negara kita harus menolak tegas kaum LGTB tersebut. Jangan sampai negeri kita
ini ditenggelamkan seperti yang telah terjadi di masa Nabi Luth

Sumber : https://www.kanalaceh.com/2017/12/30/pengaruh-lgbt-terhadap-indonesia/

You might also like