Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
Kesimpulan
12
Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan,
oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapatdorman,
tertidur lama selama beberapa tahun (Setiawati, dkk, 2014:865).
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-
kadang dapat mencapai 40-41°C. Keluhan ini sangat dipengaruhi
berat atau ringannnya infeksi kuman yang masuk. Serangan
demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat
timbul kembali. Begitulah seterusnya sehingga pasien merasa
tidak pernah terbebas dari demam influenza ini.
2. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus
pada tiap penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru
ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan
bermula. Keadaan yang berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada
tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada
ulkus dinding bronkus.
3. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
13
lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-
paru.
4. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi
radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napasnya.
5. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala
malaise sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu
makan), badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala,
meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari tanpa aktivitas.
Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang
timbul secara tidak teratur (Setiawati, dkk, 2014:867).
4. Patofisiologi
14
b. Tuberkulosis (TBC) Sekunder/pasca primer
5. Penatalaksanaan
dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu obat lini pertama dan obat lini kedua. Yang
termasuk obat anti TB lini pertama adalah: Isoniazid (H), etambutol (E),
streptomisine (S), pirazinamid (Z), rifampisin (R), dan tioasetazon (T); sedangkan
15
yang termasuk obat lini kedua adalah: etionamide, sikloserin, PAS, amikasin,
mahal karena harga obat rifampisin yang tinggi sehingga tidak setiap
16
(T)
Dosis obat lini kedua untuk mengobati pasien HIV yang terinfeksi
multidrugs-resistant tuberculosis-
6. Cara penularan
B. Sikap
1. Definisi Sikap
17
Konsep sikap (attitude) sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam
bahasan ilmu sosial oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan
dengan sangat sederhana bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala
dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Campbel (1950, dalam
yang diperoleh dari pengalaman tetapi sikap respon tersebut harus konsisten.
18
predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk
merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau
memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain. Predisposisi yang
respon individu terhadap suatu objek. Predisposisi atau tendensi ini diperoleh
individu dari proses belajar, sedangkan objek sikap dapat berupa benda,
suatu objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan
2. Komponen Sikap
ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional dan evaluasi
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
dalam Lestari, 2015:12) struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang sangat
menunjang yaitu :
a. Komponen kognitif
19
Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki
b. Komponen afektif
sikap seseorang.
c. Komponen konatif
3. Tingkatan Sikap
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
20
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
c. Menghargai (valuing)
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah
4. Ciri-ciri Sikap
sikap adalah:
akan istirahat.
21
b. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap itu dapat dipelajari dan sikap
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
5. Sifat Sikap
a. Sikap positif
b. Sikap negatif
tahun 2015 tentang “Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Tentang
22
HIV/AIDS Berdasarkan Karakteristik Usia dan Tingkat Pendidikan di
sikap reponden tentang HIV/AIDS paling banyak yaitu pada kategori sikap
negatif sebanyak 42 responden (62,7%) dan paling sedikit ada kategori sikap
6. Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964, dalam Wawan dan Dewi, 2011) bahwa sikap
a. Fungsi instrumental
mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam
Sikap ini diambil oleh seseoranng demi mempertahankan ego. Sikap ini
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Dengan
23
menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang
bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan
23-24).
a. Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
24
penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak
tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan,
atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi
c. Pengaruh Kebudayaan
perorangan.
d. Media massa
oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan membawa dasar afektif
25
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
individu.
Sikap waitress yang baik bisa dilihat dari tingkat pemahaman yang baik
tentang HIV/AIDS yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak
adanya pemahaman yang cukup baik maka waitress yang dalam hal ini bekerja
seks tidak langsung) akan lebih yakin dan memahami tentang HIV/AIDS,
pandang atau bersikap terhadap HIV/AIDS itu sendiri (Ikhniana, 2008, dalam
26
Nasir, 2011:3). Hal ini karena pengetahuan memegang peranan penting dalam
menentukan sikap.
tentang “Studi Kasus Perilaku Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung dalam
Pencegahan IMS, HIV dan AIDS di Pub & Karaoke, Cafe, dan Diskotek di
mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap,
pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap
Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan
demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua
27
negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama
macam kategori jawaban yaitu, “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “tidak
setuju” (TS), “sangat tidak setuju” (STS). Pernyataan yang mengukur nilai
positif , jawaban nilai sebagai berikut: SS (4), S (3), TS (2), STS (1).
berikut: STS (4), TS (3), S (2), SS (1). Rumus yang digunakan untuk
T= 50 + 10 [ x −xs]
Keterangan :
X= Skor responden
Kriteria uji :
28
Azwar (2011, dalam Subeki, 2011:52)
29
Pada masing-masing sub pokok pembahasan akan diberikan beberapa
soal, jadi dalam kuisioner terdapat 20 soal. Dalam penelitian ini responden akan
diminta pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap sikap tentang
HIV/AIDS dalam berbagai tingkat persetujuan (1-4) terhadap isi pernyataan yang
telah disusun, yaitu, “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “tidak setuju” (TS),
C. Konsep Kepatuhan
1. Definisi
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dan dalam
tersinggung.
30
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
Seksual Usia Remaja di Kota Manado”, bahwa sebagian besar WPS remaja di
a. Kecemasan Ringan
31
tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai
situasi.
b. Kecemasan Sedang
sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu:
c. Kecemasan Berat
sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal
memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada
tingkat ini adalah: pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur
tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan
32
d. Panik (Sangat Berat)
gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil,
langsung dari stress kehidupan dan sangat erat kaitannya dengan pola hidup.
faktor lain yang ikut mempengaruhi reaksi individu terhadap tekanan adalah
kondisi yang ada dalam diri individu, diantaranya tingkat pendidikan, usia,
33
sedangkan teori biologis menyatakan bahwa ada hubungan neurotransmitter
bahwa angka kecemasan pada pekerja seks komersial cukup tinggi dengan
kecemasan adalah dengan Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS). Teknik
psikologis dari universitas duke. Kuisioner ini berisi 20 item pertanyaan yang
berisi 4 kategori yaitu gejala kognitif, autonomik, motorik dan sistem syaraf
20-44 (normal), 45-59 (ringan), 60-74 (sedang), 75-80 (berat). Isian dibagian
menyenangkan dengan gejala takut dan khawatir pada hal yang tidak spesifik.
34
kecemasan dengan diagnosa lain yang memiliki gejala hampir mirip dengan
Aspuah, 2013:86-87).
1. Definisi
orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir
sama.
35
b. Perhatian Emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi
dari orang lain. Dukungan itu berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,
tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala
penderita. Penilian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhya
3. Konsep Keluarga
36
WHO (1969, dalam andarmoyo, 2012:3) Keluarga adalah kumpulan
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dan
4. Fungsi Keluarga
diluar rumah.
37
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Tugas Keluarga
38
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
Tertular HIV/AIDS
dalam sebuah restoran atau bar” (Marsum 2007:90). Pada wawancara yang
dilakukan peneliti dengan owner bahwa tugas waitress di Bar and Karaoke
Dahlia dan Sahara ialah melayani tamu yang datang dan menyajikan
minuman berupa bir, tamu yang datang ini nantinya akan berkaraoke dan
Peneliti juga melakukan wawancara pada pihak manager Bar and Karaoke
39
Dahlia dan Sahara bahwa ada beberapa waitress yang di booking diluar jam
kerja bahkan salah satu waitress mengaku sengaja berpakaian seksi agar
Melihat hal ini maka waitress yang dalam hal ini sebagai pelayan
wanita yang bekerja di tempat-tempat hiburan seperti bar atau karaoke juga
HIV dan AIDS diantara mereka merupakan hal yang sangat penting untuk
workers) atau dapat juga sebagai Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung
(indirect sex workers). Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung (indirect sex
workers), biasanya kelompok ini tidak mau disebut wanita penjaja sex,
hiburan seperti kelab malam, panti pijat, diskotik, café, tempat karaoke atau
satu indikator pengukuran yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pernyataan atau pendapat terhadap suatu obyek untuk
dan Dewi, 2011:37), apabila WPS (direct & indirect sex worker) memiliki
juga berpengaruh pada cara pandang atau bersikap terhadap HIV/AIDS itu
40
sendiri (Ikhniana, 2008, dalam Nasir, 2011:3). Hal ini karena pengetahuan
pada saat berhubungan seks yang tidak sehat, akhirnya dapat beresiko tertular
masa mendatang.
41