Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kardiomegali ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan
di mana besarnya jantung lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari
55% besar rongga dada. pada Kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung
membesar.
Saat ini penyakit kardiomegali sudah merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972,
1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiomegali yang
menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab
kematian nomor satu.
B. Rumusan masalah
a. Pengertian kardiomegali
b. Cara kerja/perjalanan penyakit kardiomegali
c. Fungsi kardiomegali
C. Tujuan
a. Untuk mempelajari kardiomegali
b. Untuk mempelajari cara kerja kardiomegali
c. Untuk menambah wawasan tentang tanda dan gejala kardiomegali
d. Untuk memenuhi tugas makalah kardiomegali
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur organ) di mana besarnya jantung
lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% rongga dada. pada
Kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun umumnya
kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia sinistra)
Pada kardiomegali dapat oto-ototnya yang membesar atau rongganya yang membesar,
manapun itu semua adalah adaptasi jantung utnuk menghaapi perubahan dalam tuntutan
kerjanya.
Kardiomegali diasumsikan efek langsung dari penebalan otot-otot jantung dan itu terjadi
ketika jantung diberi beban kerja meningkat. Hal ini meningkatkan beban kerja di sisi lain,
mungkin karena kondisi kesehatan lain yang ada dalam tubuh. Penyakit virus dan serangan
jantung sebelumnya dapat menyebabkan jantung untuk bekerja terlalu keras. Penyalahgunaan
obat, peradangan jantung, dan hipertensi tidak terkontrol adalah masalah yang diketahui yang
dapat menimbulkan kardiomegali.
2
B. ETIOLOGI
Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa jantung untuk
bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada otot jantung sehingga
jantung akan membesar. Logikanya adalah misalnya pada binaragawan, otot-ototnya
membesar karena seringnya mereka melakukan aktivitas beban tinggi. Jantung juga
demikian.
Penyebab yang terbanyak:
1. Penyakit Jantung Hipertensi
Pada keadaan ini terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung dipaksa kerja ekstra
keras memompa melawan gradien tekanan darah perifer anda yang tinggi.
2. Penyakit Jantung Koroner
Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang memberikan pasokan
oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu Sehingga otot-otot jantung berusaha bekerja lebih
keras dari biasanya menggantikan sebagian otot jantung yang lemah atau mati karena
kekurangan pasokan darah.
3. Kardiomiopati (diabetes, infeksi)
Yakni penyakit yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan langsung pada otot-otot
jantung. Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena penyakit metabolisme seperti diabetes atau
karena infeksi. Akibatnya otot jantung harus kerja ekstra untuk menjaga pasokan darah tetap
lancar.
4. Penyakit Katup Jantung
Di jantung ada 4 katup yang mengatur darah yang keluar masuk jantung. Apabila salah
satu atau lebih dari katup ini mengalami gangguan seperti misalnya menyempit (stenosis)
atau bocor (regurgitasi), akan mengakibatkan gangguan pada curah jantung (kemampuan
jantung untuk memopa jantung dengan volume tertentu secara teratur). Akibatnya jantung
juga perlu kerja ekstra keras untuk menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang
dipompanya.
5. Penyakit Paru Kronis
Mengapa penyakit paru kronis juga bisa menyebabkan kardiomegali? Karena pada
penyakit paru kronis dapat timbul keadaan di mana terjadi perubahan sedemikian rupa pada
struktur jaringan paru sehingga darah menjadi lebih sulit untuk melewati paru-paru yang kita
kenal dengan nama"HIPERTENSI PULMONAL". Karena itu bilik jantung kanan yang
memompa darah ke paru-paru perlu kerja ekstra keras, sehingga tidak seperti kebanyakan
3
kardiomegali bukan bilik kiri yang membesar tapi bilik kanan, tapi jika sudah berat bahkan
bilik kiri pun akan ikut membesar.
Kardiomegali itu sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung. Oleh karena itu
kardiomegali seringkali menunjukkan bahwa jantung telah lama mengalami kegagalan fungsi
yang sudah berlangsung cukup lama dan berat. Selain itu kardiomegali cenderung membuat
jantung mudah terkena penyakit jantung koroner karena jantung yang besar perlu pasokan
darah dan oksigen yang besar sedangkan pasokan darah belum tentu lancar. Kardiomegali
berpotensi berbahaya tapi yang lebih berbahaya adalah penyakit yang menyebabkannya,
karena seringkali timbul gejala-gejala klinis lain yang berpotensi fatal seperti gagal jantung
dan stroke.
C. PATOFISIOLOGI
Pada jantung normal, jantung mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk menjalankan
metabolisme secara wajar. Pada keadaan dimana metabolisme meningkat seperti: pada waktu
kita sedang bekerja keras, berolahraga yang memeras keringat, beraktifitas yang melebihi
kebiasaan, maka jantung akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan frekuensi denyut
jantung. Selanjutnya apabila metabolisme tubuh kembali normal, maka jantung pun akan
kembali ke keadaan normal.
Namun pada jantung yang sudah kardiomegali, berolahraga berat justru akan
memperparah kondisi jantungnya.
Penyebab kardiomegali kemungkinan bukan karena dulunya suka olahraga lalu terjadi
kardiomegali, tetapi mungkin penyebab yang lain (baca di atas penyebab kardiomegali)
D. GEJALA CARDIOMEGALI
1. Tergantung dari derajat keparahannya. Tampak gejala yang berhubungan dengan
kegagalan pompa jantung untuk bekerja dengan baik
2. Dapat disertai nggeliyer, pusing, atau sensasi mau jatuh. Orang awam menyebutnya
“vertigo”. Dalam istilah asingnya disebut “dizziness”.
4
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Photo thoraks
P.diagnostik
P.laboraturium
F. PENGOBATAN CARDIOMEGALI
5. Golongan nitrat
9. Berolahraga
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN SISTEM KARDIO FASKULER
A.PENGKAJIAN
1.Pengumpulan Data
a.Identitas pasien
Nama :Ny F
Umur :89 th
Alamat : Bojong kaler tegalega Bandung
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Tgl masuk : 15 Mei 2011
No RM : 0001085389
Diagnosa : Decompensasi cordis
6
Pasien mengeluh sesak bernafas.RR 28x/mnt.sesak nafas disertai batuk dan
mengi.Sesak bertambah bila untuk beraktifitas dan berkurang jika
istirahat.Pasien nyaman bila tidur dengan bantal yang tinggi.napas cepat dan dalam
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan mulai merasakan sesak napas sejak 5 tahun yang lalu.sesak
dirasakan hilang timbul.Setiap kali sesak nafasny kambuh pasien berobat ke
RSHS.pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu dan kontrol
teratur di RSHS.
2 Eliminasi
a) BAK
Frekuensi 5 – 6 x/ hari Terpasang kateter
Jumlah 1500 cc/24 jam
7
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b) BAB
Frekuensi 1 x/ hari 1 x /hari
Konsistensi Lunak Lunak
3 Personal higiene
a) Mandi 2 x/hari 1 x/ hari
b) Gosok gigi 1 x/ hari 1 x/hari
c) Keramas 2 x/ seminggu Belum pernah
d) Potong kuku 1 x/ seminggu Belum pernah
4 Istirahat tidur
a) Siang Tidak penah 1 – 2 jam
b) Malam 7 – 8 jam 7 – 8 jam
e. Pemeriksaan Fisik
1) sistem pernafasan
RR 28 x/mnt,bentuk hidung simetris,tidak ada nafas cuping hidung,bentuk dan
pergerakan paru simetris,tidak ada barellchest,napas cepat dan dan dalam,terdengar
whezing pada lapang paru.fremitus vokal simetris,orthopnea
2) Sistem Kardiovaskuler
TD: 140/90mmHg, Nadi : 92 x/mnt Tidak.terdapat distensi vena jugularis.tidak ada
suara jantung tambahan.tidak ada clubing fingger,CRT < 3 dtk.tidak terlihat iktus
cordis Konjungtiva tidak anemis, tidak ada oedema palpebra, tidak ada sianosis
hidung, lidah, bibir ,kuku, bunyi jantung S1 > S2 Lub dup, tidak terdengar suara
jantung tambahan S3/ S4, Ictus Cordis ICS 5 midklafikula sinistra, Allert test (-),akral
dingin.
8
3) Sistem Pencernaan
Bising usus 12 x/mnt,.mulut simetris.tidak ada stomatitis. Mukosa mulut lembab, ada
reflek menelan, tidak ada nyeri tekan epigastrik, tidak teraba pembesaran hepar, tidak
teraba masa dikolon, tidak ada distensi abdomen.
4) Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis,GCS E4M6V5.. Reflek pupil terhadap cahaya (+), tidak
ada strabismus, klien mampu bedakan stimulus tajam tumpul halus kasar, klien
mampu merespon pembicaraan dengan benar
5) Sistem Endokrin
Tidak ada eksoftalmus,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, chovstek
sign() karpopedal (-), tremor (-).
6) Sistem Genitourinari
Area genetal bersih tidak ada tanda peradangan,terpasang folley cateter tgl 13 mei
2011.vesika urinari tidak teraba penuh,tidak ada pembesaran ginjal.
7) Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot penuh ,tonus otot baik,terdapat edema pada ekstremitas bawah.
8) Sistem integumen dan imunitas
Ada edema pada kaki,kulit kering.turgor kulit sedang,piting edema ++
9) Sistem Pengindraan
Pasien dapat membaca pada jarak 30cm.pasien dapat mendengar dengan jelas
f.Data Psikologis
1) Status emosi
Pasien mengatakan cemas karena penyakitnya.pasien hanya tahu kalu
menderita penyakit paru.
2) Kecemasan
Pasien cemas karena sesaknya belum berkurang.
3) Pola koping
Pasien mengatakan untuk menyembuhkan penyakitnya pasien berobatpasien
berobat ke rumah sakit.
4) Gaya komunikasi
Pasien berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa indonesia.
5) Konsep diri
a) gambaran diri
9
Dengan kondisi saat ini pasien tidak merasa malu ataupun kekurangan.
b) Harga diri
Pasien mengatakan harga dirinya tidak turun dengan menderita sakit saat ini.
c)Peran
Pasien tidak dapat menjalankan perannya sebagai pencari nafkah karena di
rawat dirumah sakit
d)Identitas diri
Pasien adalah seorang ayah dan tulang punggung keluarga.
e)Ideal diri
Pasien berharap bisa cepat sembuh
g. Data sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik terlihat dengan banyaknya
tetangga yang menjenguk.
h. Data Spiritual
Pasien tetap melaksanakan ibadah meskipun sedang sakit
i.Data Penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai normal
1 Darah Rutin
Hemoglobin 14,4 12 – 16 gr/dl
Hematokrit 42 36 -47
Lekosit 6800 4400 – 11300
Eritrosit 5,08 4,5 -6,5
Trombosit 268000
Kimia klinik
Ureum 24
Kreatinin 0,75
GDS 102
Na 136
Kalium 3,7
Albumin 3,3
10
Kolesterol
Kolesterol HDL 7,32
Kolesterol LDL 66,3
j. Pengobatan
amlodipin 1x10 mg
furosemide 1 x40 mg
captopril 3 x 37,5 mg
2. Analisa data
No Data Interpretasi Masalah
1 DS : Pasien mengeluh Dekompensasi cordis Penurunan curah
sesak napas jantung
DO : RR 28 x/mnt
orthopnea Penurunan kontraktilitas
TD:140/90mmHg, jantung
Nadi : 92 x/mnt
Kalium:3,7
11
oleh keluarga dan
disertai fase istirahat.
Sesak bertambah bila Penurunan curah jantung
untuk beraktifitas
dan berkurang jika
istirahat Dekompensasi cordis
Penurunan kontraktilitas
jantung
3
DS : Pasien mengeluh Pompa jantung menurun Resiko gangguan
sesak napas dan pertukaran gas
mudah capek
Kelemahan
12
Intoleransi aktifitas
Dekompensasi cordis
Penurunan kontraktilitas
jantung
13
Proses difusi inadekuat
3. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tgl ditemukan Paraf
14
B.PERENCANAAN
No Diagnosa Intervensi
keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
1 Penurunan Setelah 1 .pertahankan pasien Mengurangi
curah dilakukan tinda untuk tirah baring beban jantung
jantung bd kan
Penurunan keperawatan 2.Ukur parameter Mengetahui
kontraktilitas selama 2x24 jam hemodinamik perfusi darah di
jantung curah jantung organ dan untuk
adekuat dg mengetahui CVP
kriteria hasil: sebagai indikator
RR normal peningkatan
Sesak berkurang beban kerja
jantung
Mengetahui
penurunan
3.Pantau EKG kontraktilitas
terutama frekuensi dan jantung
irama
Mengetahui
tingkat
gangguan
4.Pantau bunyi jantung pengisian sistole
S3 dan S4 atau diastole
Mencegah
peningkatan
beban jantung
15
kegawatan
vaskuler
6.pertahankan akses IV
Mengetahui
perfusi jaringan
perifer
Mengurangi
7.Kolaborasi dalam: beban kerja
Pemeriksaan AGD jantung
Mengurangi
amlodipin 1x10 mg beban jantung
captopril 3 x 37,5 mg
Setelah Meningkatkan
dilakukan tinda venus return
2 kan
Intoleransi keperawatan 1.Pertahankan klien
aktifitas bd selama 2x24 jam tirah baring sementara Meningkatkan
Kelemahan toleransi fase akut kontraksi otot
aktifitas pasien sehingga
meningkat dg 2. Tingkatkan klien membantu venus
kriteria hasil: duduk di kursi dan return
Pasien mampu tinggikan kaki klien
beraktifitas Mengetahui
secara bertahap 3.Pertahankan rentang fungsi
gerak pasif selama fase jantung,bila
kritis dikaitkan
dengan aktifitas
Mendapatkan
16
4.Evaluasi tanda vital cukup waktu
saat kemajuan resolusi bagi
aktivitas terjadi tubuh dan tidak
terlalu memaksa
kerja jantung
Meningkatkan
5.Berikan waktu oksigenasi
istirahat diantara jaringan
waktu aktifitas
Melihat dampak
dari aktifitas
terhadap fungsi
jantung
6.Pertahankan
penambahan O2 sesuai Meningkatkan
pesanan konsentrasi O2
dalam proses
pertukaran gas
Setelah 7.Selama aktifitas kaji
dilakukan tinda EKG,dispnea,sianosis,k Mengetahui ting
kan erja napas,frekuensi. kat oksigenasi
3 keperawatan pada jaringan
Resiko gangg tidak terjadi
uan gangguan
pertukaran pertukaran gas Mencegah
gas bd dg kriteria hasil: asidosis yang
Perubahan GDA dlm memperberat
membran 1.Berikan O2 sesuai fungsi
kapiler Batas normal kebutuhan pernafasan
alveolar Tidak ada
17
dispnea Meningkatkan
ekspansi paru
2.Pantau GDA
Kongesti yang
berat
memperburuk
pertukaran gas
3.Koreksi Mengetahui
keseimbangan asam tingkat
basa efektifitas fungsi
pertukaran gas
Mencegah
terjadinya
4.Berikan posisi semi retensi cairan
fowler
5.Cegah atelektasis
dengan melatih batuk
efektif dan napas
dalam
6.Kaji kerja
pernafasan
7. Kolaborasi
RL 500/24 jam
18
Furosemid 1 x40 mg
C.PELAKSANAAN
Tanggal/Jam Tindakan Diagnosa Paraf
19 Mei 2011
10.00 Memberikan O2 3 liter 3 Endah
Hasil : pasien kooperatif,oksigen masuk
19
2 Endah
13.00 Melakukan ROM pasif pada pasien
Hasil :tidak ada kontraktur maupun atrofi
otot 1,2,3 Endah
14.00
Mendorong pasien untuk istirahat
Hasil : pasien kooperatif
20 Mei 2011
07.00 1,2,3 Endah
Memonitor pola nafas pasien
Hasil : nafas cepat dan dalam,RR 28 x/mnt
2
Mendorong pasien untuk beraktifitas sesuai Endah
kemampuan
Hasil :pasien mampu beraktifitas sesuai
kemampuan
3 Endah
08.00 Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
lab
Hasil :pasien kooperatif 1 Endah
20
Hasil : TD 140/80mmHg,N:92xmnt ,S : 37
,RR :28 x/mnt 3 Endah
21
Melakukan perawatan infus
09.00 Hasil : infus lancar,tidak ada tanda infeksi 2,3 Endah
22
D.EVALUASI
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
23
beraktifitas di tempat tidur
A : masalah teratasi
P :pertahankan intervensi
O :edema berkurang
Piting edema +
Akral hangat
Tidak ada cyanosis
P.Pertahankan intervensi
24
3. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tgl ditemukan Paraf
B.PERENCANAAN
N Diagnosa Intervensi
o keperawat Tujuan Tindakan Rasional
an
1 Bersihan Setelah 1.Auskultasi bunyi Beberapa derajat
jalan nafas dilakukan tindak nafas.catat adanya spasme bronkus
tidak an keperawatan mengi,ronchi terjadi dengan
efektif bd selama 2x24 jam obstruksi jalan
peningkata bersihan jalan nafas
n produksi nafas pasien
sekret efektif dg
kriteria hasil: 2.Berikan posisi yang
RR normal nyaman untuk pasien Mencari posisi
Sesak berkurang yang paling mudah
Tidak ada ronchi untuk bernafas
25
mengontrol
dispnea
4.Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000
ml/hari sesuai toleransi Hidrasi membantu
jantung.memberikan menurunkan
air hangat. kekentalan
sekret,mempermu
5.Kolaborasi dah pengeluaran
Merilekskan otot
halus,menurunkan
kongesti
lokal,menurunkan
Dexametason 3 x 2tab produksi sekret
Mencegah reaksi
alergi,menurunkan
berat dan
frekuensi spame
jalan nafas,dan
Berikan humidifikasi dipsnea
tambahan : nebulizer
dengan ventolin 4 x 1
Menurunkan
Setelah kekentalan
dilakukan tindak sekret,mempermu
an keperawatan dah pengeluaran
26
selama 2x24 jam dan mencegah
2 toleransi 1.Pertahankan klien penebalan mukosa
Intoleransi aktifitas pasien tirah baring sementara bronkus
aktifitas bd meningkat dg fase akut
kelemahan kriteria hasil:
Pasien mampu 2. Tingkatkan klien Mengurangi beban
beraktifitas duduk di kursi dan jantung
secara bertahap tinggikan kaki klien
Meningkatkan
3.Pertahankan rentang venus return
gerak pasif selama fase
kritis
Meningkatkan
kontraksi otot
sehingga
4.Evaluasi tanda vital membantu venus
saat kemajuan aktivitas return
terjadi
Mengetahui fungsi
paru,bila dikaitkan
dengan aktifitas
5.Berikan waktu
istirahat diantara waktu
aktifitas
Mendapatkan
cukup waktu
resolusi bagi tubuh
dan tidak terlalu
memaksa kerja
paru
6.Pertahankan
penambahan O2 sesuai
27
pesanan
Meningkatkan
Setelah oksigenasi jaringan
dilakukan tindak 7.Selama aktifitas kaji
an keperawatan EKG,dispnea,sianosis,k
tidak terjadi erja napas,frekuensi. Melihat dampak
nutrisi kurang dari aktifitas
dari kebutuhan terhadap fungsi
dg kriteria hasil: jantung dan paru
Nafsu makan
meningkat
3 BB stabil
Resiko Pasien bisa
nutrisi beraktifitas
kurang Pasien tidak
dari mual dan 1.berikan perawatan
kebutuhan muntah mulut sering,buang
tubuh bd sekret,berikan wadah Rasa tak
kelemahan khusus untuk sekali enak,bau,dan
pakai dan tisu penampilan adalah
pencegah nafsu
makan
2.Dorong periode
istirahat selama satu Membantu
jam sebelum dan menurunkan
sesudah makan,berikan kelemahan selama
makan porsi kecil tapi makan dan
sering memberikan
kesempatan untuk
meningkatkan
kalori optimal
28
sesuai indikasi kebutuhan
kalori,evaluasi
nutrisi adekuat
Mencegah distensi
5.Hindari makanan abdomen
penghasil gas dan
minuman berkarbonat
Suhu ekstrem
6.Hindari makanan meningkatkan
yang sangat panas atau spasme batuk
sangat dingin
Pasien PPOM
7.Kaji kebiasaan sering anorexia
diet,masukan
makanan,catat derajat
kesulitan makan
evaluasi BB
8.Kolaborasi Menentukan
Penentuan diet jumlah dan bentuk
diet
Cek albumin Evaluasi
keefektifan terapi
nutrisi
29
C.PELAKSANAAN
Tanggal/Jam Tindakan Diagnosa Paraf
13Mei 2011
10.00 Memberikan O2 3 liter 1 Endah
Hasil : pasien kooperatif,oksigen masuk
30
otot
14.00 2 Endah
Mendorong pasien untuk istirahat
Hasil : pasien kooperatif
14 Mei 2011
07.00 1 Endah
Memonitor pola nafas pasien
Hasil : nafas cepat dan dalam,RR 28 x/mnt
2 Endah
Mendorong pasien untuk beraktifitas sesuai
kemampuan
Hasil :pasien mampu beraktifitas sesuai
kemampuan 1 Endah
Mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk
efektif
Hasil :pasien bisa mempraktekan nafas
dalam dan batuk efektif
08.00 3 Endah
Melakukan perawatan oral
Hasil : mulut bersih,pasien mengatakan
mulut terasa enak
1 Endah
Memberikan posisi semi fowler
Hasil : pasien lebih nyaman dengan
posisi semifowler
09.00 1 Endah
Memonitor tanda vital
Hasil : TD 140/80mmHg,N:92xmnt ,S : 37
,RR :28 x/mnt
10.00 1 Endah
Mempertahankan oksigen adekuat
31
Hasil : oksigen 3 lt/mnt
1 Endah
Melakukan nebulizer dengan combivent
Hasil : pasien mengatakan sesak berkurang
setelah di nebulizer
11.00 1
Memberikan resep oral Endah
Ambroxol 1 tab
Dexametason 2tab
Hasil : obat masuk ,pasien tidak muntah
12.00 3
Memberikan diet sedikit tapi sering
Hasil pasien menghabiskan 1/2 porsi yang Endah
disediakan
13.00 2
Mendorong pasien untuk melakukan ROM Endah
pasif sesuai kemampuan
Hasil : pasien belum mampu melakukan
aktifitas .pasien mengeluh lemes
14.00
Mendorong pasien untuk istirahat 2
Hasil : pasien kooperatif Endah
15 Mei 2011
Endah
07.00 1
Memonitor pola nafas pasien
Hasil : nafas cepat dan dalam,RR 24 x/mnt
2
Mendorong pasien untuk beraktifitas sesuai Endah
kemampuan
32
Hasil :pasien mampu beraktifitas sesuai
kemampuan
08.00 3 Endah
Melakukan perawatan oral
Hasil : mulut bersih,pasien mengatakan
mulut terasa enak
1 Endah
Memberikan posisi semi fowler
Hasil : pasien lebih nyaman dengan
posisi semifowler
09.00 1 Endah
Memonitor tanda vital
Hasil : TD 140/80mmHg,N:88xmnt ,S : 37
,RR :24 x/mnt
10.00 1 Endah
Mempertahankan oksigen adekuat
Hasil : oksigen 3 lt/mnt
1 Endah
Melakukan nebulizer dengan combivent
Hasil : pasien mengatakan sesak berkurang
setelah di nebulizer
11.00 1
Memberikan resep oral Endah
Ambroxol 1 tab
Dexametason 2tab
Hasil : obat masuk ,pasien tidak muntah
12.00 3
Memberikan diet sedikit tapi sering
Hasil pasien menghabiskan ¾ porsi yang Endah
disediakan
13.00 2
33
Mendorong pasien untuk melakukan ROM Endah
pasif sesuai kemampuan
Hasil : pasien belum mampu melakukan
aktifitas .pasien mengeluh lemes
14.00 2 Endah
Mendorong pasien untuk istirahat
Hasil : pasien kooperatif
D.EVALUASI
34
:- TD : 110/ 70 mmHg
:- N : 88 x/ menit
:- RR : 24 x/ menit
:- S : 36C
Tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan
Batuk produktif
Memberikan obat
Ambroxol 1 tab
Dexametason 2 tab
E: masalah teratasi
\
15 Mei 2011 2 S :pasien mengatakan sudah bisa Endah
duduk sendiri tanpa bantuan
35
A : masalah teratasi
P :pertahankan intervensi
P.Pertahankan intervensi
36
BAB IV
PENUTUP
A. Saran
Biasakan makan pagi
Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Hindari minum minuman beralkohol
B. Kesimpulan
Kardiomegali ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan
sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada
pembengkakkan/dimana pembesaran jantung dari ukuran normalnya,yakni lebih besar dari
ukuran rongga dada
Penyakit virus dan serangan jantung sebelumnya dapat menyebabkan jantung untuk
bekerja terlalu keras. Penyalahgunaan obat, peradangan jantung, dan hipertensi tidak
terkontrol adalah masalah yang diketahui yang dapat menimbulkan kardiomegali.
37
DAFTAR PUSTAKA
38