You are on page 1of 19

1

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KONTROL DENGAN KEKAMBUHAN


PADA PASIEN TB PARU DI POLI PARU RSUD KABUPATEN
BULELENG

PROPOSAL

Oleh :

Putu Ngurah Riska Gunawan

13060140082

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2017
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)

(Nursalam, 2016:49). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat

dilihat pada skema 3.1 di bawah ini:

Tuberkulosis Paru Faktor yang


mempengaruhi kontrol
yaitu:
Motivasi Kontrol  Motivasi
individu

Faktor yang  Variabel


Skoring :’
mempengaruhi motivasi, lingkungan
yaitu: -kontrol tinggi:11-15;
- kontrol sedang:5-10  Kualitas intruksi
 Motivasi intrinsik -kontrol rendah : 1-5. kesehatan
(Setiawati,2014)
 Motivasi  Kemampuan
ekstrinsik mengakses
sumber yang ada

35
36

Kekambuhan
Skoring :

Motivasi tinggi 41-60 Diukur dengan lembar


Motivasi sedang 21-40 Faktor-faktor penyebab
observasi dengan
Motivasi kurang 1-20 melihat riwayat rawat kekambuhan
inap dalam satu tahun di 1. Klien
(Setiadi, 2007) dalam rekam medik
pasien, dikatakan 2. Penanggung Jawab
kambuh jika dalam 3. Keluarga
kurun waktu satu tahun
klien yang telah rawat 4. Lingkungan
jalan kembali opname Masyarakat
dengan dua kategori :
1. Kambuh
2. Tidak Kambuh
(Hui,2011:8)

Keterangan : Diteliti
: Tidak Diteliti
: Hubungan

Skema 3.1 : Kerangka Konsep


Sumber : Setiadi, (2007), Setiawati (2014), Hui (2011)

B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun

sedemikian rupa, sehingga dapat menuntun peneliti memperoleh jawaban

terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian ini menggunakan metode

penelitian Non Eksperimental yang merupakan jenis penelitian Deskriptif

Kerelasional yang mengkaji dan menjelaskan hubungan antara dua variabel,

variabel bebas (Motivasi dan Kontrol Klien) dan variabel terikat

(Kekambuhan).
37

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan

pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen dinilai

hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2016:160). Dalam penelitian ini

peneliti tidak memberikan intervensi atau perlakuan, tetapi hanya

mengumpulkan data tentang Motivasi dan Kontrol Dengan Kekambuhan

Pada Pasein TB Paru di Poliklinik Paru RSUD Kabupaten Buleleng.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014). Hipotesis yang dapat dirumuskan

antara lain:

1) Hipotesis Alternatif (Ha)


Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini

menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua

atau lebih variabel (Nursalam, 2014). Ha: Ada Hubungan Motivasi dan

Kontrol dengan Kekambuhan pada pasien TB Paru di Poli Klinik Paru

RSUD Kabupaten Buleleng.


2) Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran

statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat sederhana atau

kompleks dan bersifat sebab atau akibat (Nursalam, 2014). H 0: Tidak Ada

Hubungan Motivasi dan Kontrol dengan Kekambuhan pada pasien TB

Paru di Poli Klinik Paru RSUD Kabupaten Buleleng.


D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo-Wood dan Haber (2002) dalam


38

Nursalam (2016:50), hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab

suatu pertanyaan dalam penelitian. Setiap hipotesis terdiri dari suatu unit atau

bagian dari permasalahan. Maka Peneliti menggunakan rumusan hipotesis

alternatif (Ha/H1) dalam penelitian, yaitu Ada Hubungan Motivasi Dan

Kontrol Dengan Kekambuhan Pada Pasein TB Paru.

E. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional


Variabel penelitian merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi

suatu penelitian (Nursalam, 2016:177).

1. Variabel Independen (Bebas)


Variabel bebas merupakan suatu kegiatan stimulasi yang

dimanipulasi oleh peneliti, menciptakan suatu dampak pada variabel

dependen (Nursalam, 2016:177). Adapun variabel bebas dalam penelitian

ini adalah Motivasi dan Kontrol.


2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat merupakan aspek tingkah laku yang diamati dari

suatu organisme yang dikenai stimulus atau faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel

bebas (Nursalam, 2016:178). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Kekambuhan.
3. Definisi Operasional
Variabel yang telah didefinisikan perlu dijelaskan secara

operasional, sebab setiap istilah (variabel) dapat diartikan secara berbeda-

beda oleh orang yang berlainan (Nursalam, 2016:181). Perumusan definisi

operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel 3.1 berikut ini
39

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel Hubungan Motivasi Dan Kontrol


Dengan Kekambuhan Pada Pasein TB Paru.

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Independe sesuatu yang Motivasi Kuesioner Ordinal 1. Motivasi tinggi,
n mendorong dalam penderita TBC. 41-60
seseorang 2. Motivasi sedang,
Motivasi bertingkah laku Caranya: 21-40
untuk mencapai memberikan 3. Motivasi kurang,
tujuan tertentu, kuisioner yang 1-20
yang dipengaruhi berisi tentang
faktor ekstrinsik (Setiadi, 2007)
oleh faktor
dan intrinsik
ekstrinsik
(lingkungan,
dukungan sosial
dari suami,
penguatan, media)
dan faktor intrinsik
(kebutuhan fisik,
tingkat
pengetahuan,
pengalaman masa
lalu dan keinginan
atau harapan masa
depan).
Kontrol Kontrol merupakan Diukur dengan Kuesioner Ordinal Skoring dilakukan
prilaku responden lembar dengan memberi nilai
untuk melakukan Kuesioner apabila kontrol
kontrol TB paru, ke dalam penelitian -kontrol tinggi: 11-15;
RSUD Kabupaten ini terdiri dari -kontrol sedang:5-10;
buleleng sesuai 15 pertanyaan -kontrol rendah : 1-5.
anjuran petugas (Setiawati,2014)
dan 2 alternatif
kesehatan.
jawaban, yaitu:
Ya atau Tidak.
Skor yang
diperoleh berupa
skala ordinal,
40

yaitu: Kontrol
nilainya 1 dan
tidak kontrol
nilainya 0

Dependen Kekambuhan Dilakukan selama Lembar Nominal Dikatakan kambuh,


pasien TB Paru satu bulan, Observasi jika dalam waktu 1
Kekambuh yaitu munculnya dengan tahun klien kembali
an kembali gejala- menggunakan diopname di rumah
gejala TB paru lembar observasi sakit dan tidak di
yang sebelumnya berdasarkan katakan kambuh jika
sudah hilang dan rekam medis pasien tersebut tidak
menyebabkan pasien dirawat kembali.
pasien dirawat (Hui, 2011:8)
kembali di rumah
sakit RSUD Kab
Bueleng.

Sumber : (Setiadi, 2007) , Setiawati,(2014), Hui (2011)

F. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016:169).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien TB yang berobat di

Poliklinik Paru RSUD Kabupaten Buleleng.


2. Sampel

. Pada penelitian ini penentuan besarnya sampel menggunakan Total

sampling adalah termasuk bagian dari non probability sampling yaitu

menggunakan semua populasi terdiri dari 52 sampel.


41

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum yang subyek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan di teliti

(Nursalam, 2016:172). Kriteria inklusi pasien TB Paru yang berobat di

Poliklinik Paru RSUD Kabupaten Buleleng.


1) Semua pasien TB Paru yang rawat jalan di poliklinik
2) Pasien TB Paru yang bersedia menjadi responden
3) Pasien TB Paru yang kooperatif
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang tidak memenuhi kriteri inklusi dari studi karena berbagai

sebab, sehingga tidak layak diteliti (Nursalam, 2016:173), yang

termasuk kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:


1) Pasien TB Paru yang memiliki komplikasi penyakit lain seperti

ginjal, DM dll ;
3. Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam,

2016:173).

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Total sampling adalah termasuk bagian dari non probability

sampling, yaitu menggunakan semua populasi terdiri dari 52 sampel.

G. Tempat Penelitian
42

Penelitian ini akan dilakukan di Poliklinik Paru RSUD Kabupaten

Buleleng.
H. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih selama satu bulan, dimulai

dari bulan Juli 2017


I. Etika Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengajukan ijin dari program

studi ilmu keperawatan kesehatan buleleng, selanjutnya peneliti melakukan

permohonan ijin penelitian melakukan permohonan ijin penelitian kepada

Kesbanglinmas Provinsi Bali. Selanjutnya dan diteruskan kepada

Kesbanglinmas Kabupaten Buleleng, selanjunya diteruskan kepada RSUD

Kabupaten Buleleng. Adapun etika penelitian menurut Notoatmodjo, (2012)

yang perlu diperhatikan : Adalah seperti berikut.

1. Persetujuan Responden (Informed consent)


Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. (Nursalam, 2016:195). Peneliti

membagikan lembar persetujuan Penderita TB Paru. Penderita diabetes

mellitus diberikan hak untuk menandatangani atau tidak menandatangani

lembar persetujuan yang dibagikan. Jika bersedia menjadi responden,

maka responden menandatangani lembar persetujuan. Jika tidak bersedia


43

menjadi responden, maka peneliti menghormati keputusan dan hak-hak

responden.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan

atau mencatumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan (Nursalam, 2016:195). Peneliti tidak mencantumkan

identitas responden pada lembar observasi. Peneliti hanya mencantumkan

kode responden dan umur responden. Contohnya memasukkan nama

responden menggunakan inisial seperti NP dan sebagainya.

3. Kerahasiaan (Cofidentiality )

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Nursalam, 2016:165). Peneliti menjaga kerahasiaan tentang jawaban yang

telah ditulis oleh responden pada lembar observasi, dan tidak memberitahu

kepada siapapun tentang jawaban responden tersebut karena sudah

disimpan dalam dokumen yang hanya diketahui oleh peneliti saja.

Contohnya peneliti tidak memberitahukan kepada orang lain mengenai

informasi yang didapatkan dari responden, tetapi peneliti hanya


44

menggunakan informasi yang didapat tersebut untuk kepentingan atau

mencapai tujuan penelitian.

4. Beneficence

Peneliti selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang

diberikan kepada klien mengandung prinsip kebaikan (promote good).

Prinsip berbuat yang baik bagi klien tentu saja dalam batas-batas hubungan

terapeutik antara peneliti dan klien (Notoatmodjo, 2012). Peneliti dalam

memberikan tindakan pada penelitian yang dilakukan berusaha untuk

memberikan manfaat yang optimal dan meminimalkan dampak yang

merugikan bagi responden. Contohnya dalam penelitian ini, peneliti ingin

memberikan teknik relaksasi nafas dalam yang bertujuan untuk

mengurangi kecemasan klien.

5. Keadilan (Justice)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

(Nursalam, 2014). Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan

memperlakukan responden sesuai dengan haknya dan mendapat perlakuan

yang sama, serta tidak membeda-bedakan responden dari segi umur,

agama yang satu dengan yang lainnya. Contoh responden A memiliki

agama yang sama dengan peneliti, sedangkan responden B memiliki

agama yang berbeda. Peneliti tetap memberikan perlakuan yang sama

terhadap responden A maupun responden B.

J. Alat Pengumpulan Data


45

1. Jenis Data Yang Dikumpulkan


Pada variabel motivasi dan kontrol jenis data yang dikumpulkan

adalah data primer yang didapatkan dari pasien TB Paru yang melakukan

rawat jalan di Poliklinik Paru RSUD Kabupaten Buleleng. Untuk variabel

kekambuhan jenis data yang akan dikumpulkan adalah data sekunder,

dimana data tersebut diperoleh dari rekam medis klien.


2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang diperlukan dalam

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini tergantung pada macam dan

tujuan penelitian serta data yang akan diambil atau dikumpulkan

(Notoatmodjo, 2012:152). Dalam penelitian ini istrumen yang akan

digunakan oleh peneliti adalah kuesioner dan lembar observasi. Lembar

kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner motivasi dan kontrol,

sedangkan lembar orservasi digunakan untuk variabel kekambuhan.


a. Pengukuran Motivasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur yakni

dengan kuisioner, dimana kuisioner atau angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang dibaca dan dijawab oleh responden

penelitian. Sedangkan skala pengukuran yang digunakan yaitu skala

ordinal (Setiadi, 2007).


Setiap pernyataan mempunyai empat pilihan jawaban yaitu

sangat setuju = 4, setuju = 3, kurang setuju = 2 dan tidak setuju = 1.

Setelah responden mengisi kuisioner sesuai dengan penelitian

responden tentang dirinya dan sesuai dengan petunjuk yang telah

diberikan lalu jawaban dari responden dimasukkan ke dalam rumus,


46

maka didapatkan tingkatan motivasi dalam melakukan kontrol

menurut (Setiadi, 2007) yaitu :

a. Motivasi tinggi 41-60;


b. Motivasi sedang 21-40; dan
c. Motivasi kurang 1-20;

b. Kuesioner Kontrol
pada penyakit-penyakit kronik sasaran pengobatan umumnya jelas,

sehingga pengobatan ditunjukan kepada sasaran tersebut. TB sebagai

penyakit multidimensi persepsi sehingga sebagaian besar TB tidak

terkontrol. Para ahli berupaya mencari alat ukur yang diperkirakan dapat

mewakili kontrol TB secara keseluruhan mulai dari pengukuran salah satu

variabel sampai kepada gabungan beberapa variabel. Sejauh ini paling

tidak terdapat lima alat ukur berupa kuisisoner dengan atau tanpa

pemeriksaan fungsi paru, tetapi yang lasim di gunakan adalah tes kontrol

TB Paru.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 15 pertanyaan dan 2

alternatif jawaban, yaitu: Ya atau Tidak. Skor yang diperoleh berupa skala

ordinal, yaitu: Kontrol nilainya 1 dan tidak kontrol nilainya 0 (Setiawati,

2014). Intrerpretasi dari skor tersebut adalah:

1) kontrol tinggi: 11-15;


2) kontrol sedang:5-10; dan
3) kontrol rendah : 1-5.
C. Lembar Observasi Kekambuhan

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi

yang terstruktur yaitu peneliti secara cermat mendefinisikan apa yang

yang akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang.

Peneliti tidak hanya mengobservasi fakta-fakta yang ada pada subjek.


47

Akan tetapi, lebih didasarkan pada perencanaan penelitian yang sudah

disusun sesuai pengelompokannya, pencatatan dan pemberian kode

terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2016:186). Peneliti

akan mengobservasi dan mencatat riwayat rawat inap klien yang

dilihat pada rekam medik klien. Setelah selesai melakukan observasi,

peneliti membagi hasil observasi menjadi 2 kategori, yaitu dikatakan

kambuh apabila riwayat rawat inap dalam satu tahun terakhir lebih dari

satu kali dan dikatakan tidak kambuh apabila riwayat rawat inap dalam

satu tahun terakhir cuma satu kali atau tidak sama sekali (Hui, 2011).

K. Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam,

2016:191). Pada penelitian ini, mendapat ijin dari Badan Perijinan Direktur

Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng, kemudian peneliti meminta ijin

kepada Kepala Ruangan Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

untuk melakukan penelitian di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng .
Setalah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian, yang pertama

dilakukan adalah menyeleksi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditentukan. Setelah mendapat sampel yang dikehendaki,

selanjutnya peneliti meminta pesetujuan dari responden dengan memberikan

informed concent. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden,


48

kemudian peneliti memberikan alat ukur berupa kuesioner yang berisikan

tentang Motivasi dan kontrol dengan kekambuhan. Sebelum melakukan

pengisian kuesioner oleh responden. Peneliti menjelaskan cara pengisian

kuesioner serta dilakukan fasilitasi terhadap kemungkinan kebingungan atau

kesalahan dalam pengisian kuesioner oleh responden. Sedangkan

pengumpulan data mengenai kekambuhan klien yang bersangkutan dapat

dikumpulkan melalui rekam medik Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng .

L. Validitas Dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrument dalam mengumpulkan data.Instrumen harus dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2014).


Ada dua hal penting yang harus dipenuhi dalam menentukan

validitas pengukuran, yaitu instrumen harus (1) relevan (2) relevan cara

dan sasaran.
a. Relevan isi instrumen
Isi instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan

khusus) agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Isi tersebut

biasanya dapat dijabarkan dalam definisi operasional.

b. Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran

Instrumen yang disusun harus dapat memberikan gambaran terhadap

perbedaan subjek penelitian. Misalnya, peneliti ingin meneliti


49

“harapan”subjek yang baru menikah dibandingkan dengan harapan

subjek pasca percobaan bunuh diri (tentamen suicide).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta

atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama

memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan.

Dari penjelasan di atas dapat disumpulkan bahwa dalam hal ini

peneliti menggunakan kuisioner baku Morinsky Medication Adherence

Scale (MMAS) untuk mengukur kontrol, dimana kuisioner yang

digunakan sudah baku dan tidak perlu lagi dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

M. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih

mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dari belum siap untuk

disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang dan

kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2012:171).


1. Editing
Editing adalah tahapan kegiatan memeriksa validitas data yang

masuk seperti memeriksa kelengkapan pengisisan kuesioner, kejelasan

jawaban, relevansi jawaban, dan keseragaman suatu pengukuran.


2. Coding
Coding adalah tahapan kegiatan mengklasifikasi data dan jawaban

menurut kategori masing-masing, sehingga memudahkan dalam


50

pengelompokan data. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan coding

(0,1,2,3 dst.) untuk setiap kategorinya. Berikut adalah contoh katogori:


a. Jenis kelamin diberi kode :
1 = Laki-laki 2 = Perempuan

b. Umur diberi kode :


1 = > 30 tahun 2 = < 30 tahun
c. Tingkat pendidikan diberi kode :
1 = Tidak tamat SD4 = SMA
2 = SD 5 = Perguruan tinggi
3 = SMP 6 = S2/S3
d. Status pekerjaan diberi kode :
0 = Tidak Bekerja 1 = Bekerja
e. Pengukuran motivasi

1) motivasi tinggi =1

2) motivasi sedang =2

3) motivasi rendah =3

f. kontrol diberi kode :

1 = Kontrol rendah (1)

2 = Kontrol Sedang (2)

3 = Kontrol Tinggi (3)


g. Kekambuhan diberi kode :
0 = Kambuh
1 = Tidak Kambuh

3. Processing
Procesing adalah tahapan kegiatan memproses data agar dapat

dianalisis.
4. Entering
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry (memasukkan)

data hasil pengisisan kuesioner ke dalam master tabel atau database

komputer.
51

5. Cleaning
Cleaning, yaitu tahapan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di entry dan melakukan koreksi bila terdapat kesalahan.


6. Tabulating
Tabulating merupakan tahapan kegiatan pengorganisasian data

sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata

untuk disajikan dan dianalisis.

N. Analisa Data
Setelah dilakukan pengolahan data berupa editing, coding, processing,

entry, cleaning, dan tabulating peneliti melakukan analisis data. Analisa data

adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam penyusunan penelitian.

Tujuan analisis data adalah untuk mempersiapkan jawaban terhadap masalah

penelitian. Analisis adalah memecah data menjadi beberapa bagian (Lapau,

2015:100). Jenis analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah

seperti berikut.

1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah cara analisis untuk variabel tunggal.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012:182). Analisis ini dilakukan dengan tujuan

mengidentifikasi setiap variabel yang diteliti secara terpisah dari masing-

masing variabel, yaitu :


a. Mengidentifikasi karakteristik responden : jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan dan status pekerjaan responden yang diteliti;


52

b. Mengidentifikasi Motivasi responden yang dikategorikan menjadi 4

kategori yaitu :sangat setuju, setuju,kurang setuju,tidak setuju;


c. Mengidentifikasi kontrol klien tentang penyakit TB Paru yang

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu : kontrol tinggi, kontrol sedang,

kontrol rendah.
d. Mengidentifikasi angka kejadian klien TB paru yang mengalami

kekambuhan yang dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu : kambuh dan

tidak kambuh.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang menunjukkan hubungan

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis

ini tepat untuk meneliti hubungan statistik diantara 3 variabel tergantung

pada apakah variabel itu kategorikal (ordinal,ordinal dan nominal), atau

kontinuous (interval dan rasio) (Lapau, 2015:106). Variabel dalam

penelitian ini adalah variabel kategorikal dengan skala ordinal dan skala

nominal, sedangkan uji analisis yang akan digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah Chi Square. Analisis Chi Square sebenarnya

merupakan statistik non parametrik. Hal ini disebabkan karena data untuk

pengujian Chi Square adalah kategori (Ordinal, nominal, ordinal). Chi

Square digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat untuk melihat

seberapa besar hubungannya (Sujarweni, 2012:80). Proses analisa

menggunakan program komputer dengan tingkat kepercayaan 95% atau

tingkat kesalahan 5% (0,05), jika nilai p<α sebesar 0,05, maka Ho ditolak,

yang berarti terdapat hubungan antara Motivasi dan kontrol dengan

kekambuhan pada pasien TB Paru.

You might also like