Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai selama kehamilan pada
wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh
penambahan volume plasma yang relative lebih besar dari pada penambahan massa
hemoglobin dan volume sel darah
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (
WHO ) memperkirakan bahwa 35 - 75 % ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di
negara maju mengalami anemia, diperkirakan 600.000 wanita meninggal dunia setiap tahun
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian
ibu langsung adalah sebagai penyebab komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, dan segala
2007 Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia tertinggi di Asia sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Dapat dibandingkan
dengan negara Asia lainnya yaitu pada tahun 2006 seperti Malaysia 30 per 100.000 kelahiran
hidup, Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 95 per 100.000 kelahiran hidup.
Komplikasi yang paling sering dari perdarahan pasca persalinan adalah anemia. Jika kehamilan
terjadi pada seorang ibu yang telah menderita anemia, maka perdarahan pasca persalinan
dapat memperberat keadaan anemia dan dapat berakibat kematian. Penyakit yang merupakan
penyebab tidak langsung antara lain anemia, malaria, hepatitis, dan tuberkulosis. Pada waktu
persalinan, diperkirakan ibu kehilangan darah 1.000 ml tetapi tidak mengakibatkan kematian
pada ibu sehat, dan apabila terjadi pada ibu anemia, kehilangan darah kurang dari itu dapat
berakibat kematian.
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Sulawesi
Selatan pada tahun 2009 sebanyak 118 orang atau 78,84 per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu tersebut terdiri dari kematian ibu hamil ( 19 % ), kematian ibu bersalin ( 46 % ),
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar periode Tahun
2009 jumlah kematian ibu sebanyak 102 orang, perdarahan 59 orang, hipertensi 31 orang, dan
infeksi 12 orang.
4) Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari, sel-sel darah yang sudah tua di
hancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah baru.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka masalah dalam pembahasan
ini adalah bagaimana cara mencegah dan menagani anemia dalam kehamilan.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami secara umum tentang anemia dan melaksanakan asuhan kebidanan
yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a) Definisi
b) Klasisfikasi
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
g) Pencegahan
h) penatalaksanaan
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan lanjut II DIV Klinik PolTekKes
Kemenkes Makassar.
2. Sebagai salah satu sumber informasi/pengetahuan bagi rekan mahasiswa di DIV Klinik
3. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan keterampilan pada kasus anemia pada ibu
hamil.
Dalam menyusun makalah ini digunakan dasar teori. Metode yang digunakan adalah
sebagai berikut
1. Studi kepustakaan
Mempelajari buku – buku, mengakses data dari internet tentang profil kesehatan yang relevan
tentang anemia.
2. Membuat sendiri data (data fiktif ) untuk studi kasus sebagai bahan/contoh pada kasus anemia.
h) Melakukan dokumentasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Beberapa pengertian anemia menurut :
1. Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai selama kehamilan pada wanita
sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh penambahan
volume plasma yang relative lebih besar dari pada penambahan massa hemoglobin dan volume
sel darah. (Cunningham G,2005;h.1463)
2. Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam sirkulasi darah.anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang
dari 12,0 gr/100 ml dan wanita hamil 11,0 g/dl. ( Varney H,2006.;h.623)
3. Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentarsi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas”
normal “. Dimana umumnya ibu hamil dianggap anemi jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr / dl
atau hematokrit kurang dari 33 %.( Prawirohardjo, 2008;h.775)
4. Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen; hal tersebut dapat terjadi
akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam
darah.
(Fraser Diane dan Cooper A Margaret, 2009;h.328).
5. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2. (Saifuddin AB, 2007;h.281)
B. Klasifikasi anemia
1. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil
pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Tidak anemia dengan
Batasan Anemia (Menurut DEPKES RI)
Hb lebih dari 11gr%
b) Anemia Kelompok Batas Normal Haemoglobin ringan dengan
Hb 9-10gr% Anak Balita 11 gram %
c) Anemia sedang dengan
Anak Usia Sekolah 12 gram %
Hb 7-8gr%
d) Anemia berat Wanita Dewasa 12 gram % dengan Hb
kurang dari Laki-laki Dewasa 13 gram % 7gr%
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3 kategori yaitu
(Manuaba, 2002):
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia) merupakan hasil dari
peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume
plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 % secara fisiologi
hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila hemoglobin itu sebelum
sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan
an tablet besi
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang diprioritaskan dalam program
suplementasi, dosis yang dianjurkan satu hari adalah dua tablet ( satu tablet menangandung 60
mg Fe dan 200 mg asam folat ) yang dimakan selama paruh kedua kehamilan karena pada
sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya
tambahan zat besi. Agar mengerti para wanita hamil harus diberikan pendidikan yang tepat
misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia dan harus pula diyakini bahwa
3. Modifikasi makanan
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui dua cara, pertama pastikan konsumsi
makanan yang cukup mengandung kalori. Kedua meningkatkan kesediaan zat besi yang
dimakan agar dapat memacu dan menghindarkan pangan yang biasa mereduksi penyerapan
zat besi, bukan hanya padsa wanita hamil tetapi juga pada semua wanita Usia Subur.
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang tidak diinginkan.
Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah keluarga
penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit
infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat, pencegahan seperti penyediaan air
H. Penatalaksanaan medis.
1. Mendiagnosis
Evaluasi awal pada wanita hamil dengan anemia adalah melakukan pengukuran hemoglobin,
hematokrit, dan indeks-indeks sel-sel darah merah; pemeriksaan cermat terhadap sediaan
apus darah tepi.
2. Penanganan
a. Anemia ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. Hb dapat
dinaikkan sebanyak 1 gr%/ bulan.
. Anemia sedang
1) Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi feros 600 – 1000 mg/ hari seperti
sulfat ferossus atau glukonas ferossus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 gr/ 100 ml atau lebih asal
masih ada cukup waktu sampai janin lahir.( Saifuddin, AB, 2000 )
. Anemia berat
intravena 2x10 ml intramuskuler pada gluteus. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. ( Saifuddin,AB.
2000 )
b.Persalinan prematur
c.Perdarahan antepartum
a.Gangguan his
b.Partus lama
c.Atonia uteri
a.Perdarahan
a.BBLR
b.Gangguan pertumbuhan
c.Kematian intrauteri
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-
penemuan keterampilan dan rangkain/ tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang berurutan yang dimulai
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
1) Anamnesis
a) Biodata
b) Riwayat menstruasi
c) Riwayat kesehatan
f) Pengetahuan klien
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda - tanda vital.
(a) Laboratorium
(c) Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data - data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
spesifik. Masalah yang sering berkaitan dengan hal - hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosis.
Pada langkah ke- 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi sehingga langkah ini benar
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
e. Rencana tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh ditentukan oleh
Pada langkah ini asuhan di lakukan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada
langkah ke- 6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke- 5
g. Mengevaluasi
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal
yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah
a. Data Subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur,
tempat tinggal, pekerjaan, status perkawainan, pendidikan serta keluhan - keluhan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi,
diagnostik.
c. Assesment
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi,
dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien.
d. Planning
Rencana kegiatan mencakup langkah - langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
BAB III
STUDI KASUS
Nama : Ny “ H ” / Tn “ M ”
Umur : 20 th / 24 th
Nikah/ Lamanya : 1x / ± 1 th
d. Pergerakan janin mulai dirasakan bergerak pada bulan Februari 2012, gerakan janinnya terasa
a. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, dan tidak pernah diopname di
rumah sakit.
3. Riwayat Menstruasi
c. Lamanya : 5 - 7 hari
f. Ibu bersyukur dengan kehamilannya dan selalu berdoa agar kehamilannya berlangsung normal
sampai persalinan.
a. Kebutuhan nutrisi
Makan 3 kali sehari porsi tidak di habiskan, pola makan tidak teratur. Jenis makanan seperti
nasi, lauk - pauk, sayuran, kadang – kadang makan buah, dan segelas susu setiap hari. Minum
b. Pola eliminasi
Frekuensi buang air kecil 5 - 6 kali sehari, berwarna kuning, berbau pesing, buang air besar 1x
c. Personal hygiene
Mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, dan
d. Kebutuhan istirahat
6. Pemeriksaan Fisik
3) Suhu : 37 ⁰C
4) Pernapasan : 20x/ menit
f. Kepala
1) Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, tidak ada massa.
4) Gigi tampak bersih, tidak ada caries, tidak ada pembengkakan pada gusi.
g. Leher
h. Payudara
i. Abdomen
2) Leopold II : PUKA
4) Leopold IV : BAP
6) Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan frekuensi 138x/
menit.
j. Pemeriksaan panggul
1) Distansia kristarum : 29 cm
2) Distansia spinarum : 25 cm
3) Boudeloque : 20 cm
4) Distansia posterior : 8 cm
Membran mukosa dan bantalan kuku tangan pucat, Tidak ada oedema dan varises, reflex
1) Haemoglobin : 8,9 gr %
GI P0 A0, umur kehamilan 28 minggu 2 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentase
kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan janin dan ibu baik dengan anemia sedang.
1. G1 P0 A0
a. Data subjektif
b. Data objektif
2) Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan
Tanda pasti kehamilan, Indikator pasti hamil adalah penemuan - penemuan keberadaan janin
secara jelas yang ditandai dengan adanya DJJ dan gerakan janin yang dirasakan dengan jelas.
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
1) TP tanggal 27 - 08 - 2012
2) TFU 3 jari atas pusat ( 32 cm ) dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
1) Menurut rumus Naegele dari HPHT tanggal 20 - 11 - 2011 sampai dengan tanggal pengkajian
06 Juni 2012 terhitung usia kehamilan 28 minggu 2 hari. ( Wiknjosastro, 2005; h.155 )
2) Pada pemeriksaan abdomen secara Leopold tinggi fundus uteri Leopold I di peroleh 3 jari atas
pusat (32 cm) menandakan umur kehamilan 28 minggu 2 hari. ( Wiknjosastro, 2005; h.156 )
a. Data subjektif
Ibu merasakan pergerakan janinnya lebih sering dan kuat pada perut sebelah kiri.
b. Data objektif
2) DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan frekuensi 138x/
menit.
c. Analisa dan interpretasi data
1) Pada saat palpasi teraba keras, lebar seperti papan merupakan punggung janin, posisi
punggung janin pada abdomen menunjukkan posisi janin membujur. Sedangkan posisi kiri
teraba bagian kecil, menonjol, bentuk teratur dan bergerak. Jika di tekan yaitu tangan, kaki,
2) Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur di sisi kanan perut ibu dan palpasi Leopold II teraba
seperti papan dan keras di sisi kanan perut ibu menandakan punggung kanan.
a. Data subjektif : -
b. Data objektif
Pada palpasi Leopold I teraba bokong pada fundus dan Leopold III teraba kepala ( keras, bulat,
dan melenting ).
Pada palpasi Leopold III, pada daerah simpisis teraba bagian keras, bulat, dan melenting
5. Intra uteri
a. Data subjektif
2) Hamil ± 7 bulan.
b. Data objektif
1) Tanda kehamilan intra uterine bahwa selama proses kehamilan, ibu tidak pernah mengalami
6. Tunggal
a. Data subjektif
Ibu merasakan pergerakan janin sangat kuat pada satu sisi terutama pada perut sebelah kanan.
b. Data objektif
4) DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan perut ibu dengan frekuensi 138x/ menit.
Saat palpasi teraba 2 bagian besar janin, lokasi yang teraba pada bagian kepala pada daerah
bawah perut ibu dan bokong pada daerah atas perut ibu, dan DJJ hanya terdengar pada satu
7. Hidup
a. Data subjektif
b. Data objektif
Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan
1) Adanya gerakan janin yang dirasakan ibu, pemeriksaan auskultasi DJJ terdengar jelas dengan
1kali per jam menandakan janin dalam keadaan baik. ( Saifuddin,AB, h. 103 )
a. Data subjektif
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat dan sering pada sebelah kanan perut ibu.
b. Data objektif
1) Pada auskultasi DJJ terdengar kuat, jelas dan teratur dibagian kuadran kanan perut ibu dengan
1) Janin sering bergerak dan DJJ dalam batas normal ( 120 - 160x/ menit ) terdengar kuat dan
teratur menunjukkan bahwa janin dalam kondisi baik. ( Wiknjosastro, 2006; h. 129 )
2) Janin dalam keadaan hidup, bunyi jantungnya terdengar dan teraba gerakan janin. (
a. Data subjektif
b. Data objektif
2) Konjungtiva pucat.
4) Hb : 8,9 gr %
2) Klasifikasi anemia sedang pada ibu hamil 8 - 9,8 gr %. Jadi seorang wanita hamil dengan kadar
3) Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan
4) Anemia kekurangan zat besi termasuk dalam kategori mikrositik dan merupakan penyebab
utama dalam kehamilan. Kemngkinan penyebabnya adalah pola diet dan kekurangan asupan
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
d. Hb : 8,9 gr %
a. Kurangnya asupan makanan karena kekurangan zat besi yang terjadi karena tidak atau kurang
mengkonsumsi zat besi dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan persalinan prematur.
b. Seorang ibu hamil yang anemia dikatakan menderita anemia defisiensi besi apabila pada
anamnesa didapatkan bahwa ibu sering mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang
Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukannya tindakan segera/ kolaborasi
1. Tujuan
2. Kriteria
: Dystole 60 - 90 mmHg
4) Suhu : 36 - 37,5 ⁰C
f. Hb dalam batas normal tidak kurang dari 11 gr % (kadar Hb meningkat secara bertahap)
3. Rencana Tindakan
akan mengerti sehingga ibu bersifat kooperatif terhadap tindakan yang akan di lakukan oleh
petugas kesehatan.
Rasional : agar ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan keadaanya (keluhannya selama
mengalami anemia)
1) Mengatur pola makan, gizi seimbang untuk memenuhi tambahan kebutuhan kalori 300 kkal.
a) Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat dan protein hewani seperti nasi, ubi, jagung,
daging, ikan, telur dan minum susu untuk memenuhi kebutuhan kalori perharinya.
b) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi serta Vitamin C seperti hati, daging
Rasional : Karbohidrat dan Protein merupakan salah satu sumber kalori dan zat pembangun
yang dibutuhkan selama hamil untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
organ kehamilan.Makanan yang mengandung zat besi dapat meningkatkan jumlah sel darah
merah secara alamiah dan makanan mengandung vitamin C akan membantu penyerapan zat
2) Istirahat yang cukup selama hamil yaitu pada siang hari 1 - 2 jam dan malam hari 7 - 8 jam.
Rasional : Istirahat dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningkatan selama
kehamilan. Istirahat juga dapat menghemat penggunaan energi yang juga meningkat karena
adanya kehamilan.
b) Penglihatan kabur
f) Demam tinggi
Rasional : Tanda - tanda bahaya dalam kehamilan perlu diketahui oleh ibu agar ibu lebih
waspada terhadap ancaman kesehatan diri maupun janinnya. Dengan pengetahuan dan
motivasi yang kuat ia akan segera memeriksakan kehamilannya apabila mengalami tanda -
tanda bahaya tersebut walaupun jadwal pemeriksaan kehamilan berikutnya belum saatnya.
4) Ajarkan cara menghitung pergerakan janin dalam 24 jam dan jelaskan batas normal pergerakan
Rasional : gerakan janin normal minimal 10 kali selama 24 jam, apabila pergerakan janin
kurang dari 10 kali selama 24 jam hal ini menandakan janin dalam keadaan bahaya maka ibu
kehamilan dan janinnya sehingga akan memeriksakan kehamilannya secara teratur dan
Rasional : Tablet Fe adalah zat besi yang dapat membantu meningkatkan kadar haemoglobin
dalam darah. Vitamin B kompleks dapat merangsang relaksasi otot - otot polos dan
memperlancar aliran darah sehingga membantu metabolisme termasuk saluran cerna. Vitamin
f. Anjurkan pada ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Minasa
Rasional : Dengan penjelasan kepada ibu kapan ia harus kembali, maka ibu akan mengadakan
kesepakatan dengan bidan sehingga tujuan asuhan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Umur kehamilan ibu 28 minggu 2 hari ( ± 7 bulan ), presentase kepala dengan masalah anemia
sedang dan jika anemia tidak teratasi maka potensial terjadi partus prematur.
Ibu mngerti
a. Memgatur pola makan dan gizi seimbang untuk memenuhi tambahan kebutuhan kalori : Ibu
mengerti akan pentingnya makanan dengan gizi seimbang terutama sumber protein, vitamin
b. Istitahat yang cukup yaitu pada siang hari 1 - 2 jam dan pada malam hari 7 - 8 jam : mengerti
janin kurang, bengkak pada wajah dan tungkai, demam tinggi, penglihatan kabur, nyeri kepala
d. Meajarkan cara menghitung pergerakan janin dalam 24 jam dan menjelaskan batas normal
5. Penatalaksanaan pemberian tablet Fe 3x1 325 mg sehari, Vit. C 3x1 sehari, dan Vit. B kompleks
3x1 sehari,
Menerima dan bersedia untuk mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan aturan
minumnya.
6. Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Minasa
Nama : Ny “ H ” / Tn “ M ”
Umur : 20 th / 24 th
Nikah / Lamanya : 1x / ± 1 th
2. Data subjektif
3. Data objektif
b. TP tanggal 27 - 08 - 2012.
c. BB : 50 kg, sebelum hamil : 47 kg, Lila : 23,5 cm.
d. Tanda-tanda vital :
3) Suhu : 37 ⁰C
g. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk, hyperpigmentasi pada aerola
h. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan,ada striae livide dan linea nigra, tonus otot perut
4) Leopold IV : BAP
5) Auskultasi DJJ terdengar kuat dan jelas pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan
j. Membran mukosa dan bantalan kuku tangan pucat, Reflex patella kiri dan kanan positif
k. Pemeriksaan laboratorium :
1) Hb : 8,9 gr %
2) Albumin : ( negatif )
3) Reduksi : ( negatif )
4. Assessment
G1 P0 A0, umur kehamilan 28 minggu 2 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentase
kepala, BAP,
5. Planning
Umur kehamilan ibu 28 minggu 2 hari ( ± 7 bulan ), presentase kepala dengan masalah anemia
sedang dan jika anemia tidak teratasi maka potensial terjadi partus prematur.
Ibu mengerti
1) Memgatur pola makan dan gizi seimbang untuk memenuhi tambahan kebutuhan kalori : Ibu
mengerti akan pentingnya makanan dengan gizi seimbang terutama sumber protein, vitamin
e. Istitahat yang cukup yaitu pada siang hari 1 - 2 jam dan pada malam hari 7 - 8 jam : mengerti
janin kurang, bengkak pada wajah dan tungkai, demam tinggi, penglihatan kabur, nyeri kepala
g. Mengajarkan cara menghitung pergerakan janin dalam 24 jam dan menjelaskan batas normal
3) Penatalaksanaan pemberian tablet Fe 3x1 325 mg sehari, Vit. C 3x1 sehari, dan Vit. B
minumnya.
1. Data subjektif
c. Mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang dan tetap meminum vitamin yang diberikan
secara teratur (mulai teratur makan makanan beragam dengan porsi yang cukup )
d. Istirahat sesuai anjuran (tidur siang ±1 jam dan tidur pada malam hari sekitar pukul 21.00)
e. Mengerti cara menghitung gerakan janin (gerakan janin > 10 kali / 24 jam)
2. Data objektif
b. Tanda-tanda Vital :
4) Suhu : 36,5 ⁰C
d. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada aerola
e. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, ada striae livide dan linea nigra, tonus otot perut
4) Leopold IV : BAP
5) Auskultasi DJJ terdengar kuat dan jelas pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan
g. Reflex patella kiri dan kanan positif Membran mukosa dan bantalan kuku tangan masih agak
pucat
h. Pemeriksaan laboratorium :
a) Haemoglobin : 9,2 gr %
b) Albumin : ( negatif )
c) Reduksi : ( negatif )
3. Assessment
G1 P0 A0, umur kehamilan 30 minggu 2 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentase
kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, dan keadaan ibu dalam anemia
ringan.
4. Planning
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa umur kehamilan 30 minggu 2 hari dan
c. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi beban kerja,
Ibu bersedia
d. Menganjurkan pada ibu untuk melanjutkan minum obat oral yaitu Fe 3 tablet/ hari, Vit. C 3 tablet/
Ibu bersedia
e. Tetap menganjurkan ibu untuk waspada terhadap tanda bahaya dalam kehamilan dan
1. Data subjektif
c. Tetap mengkonsumsi tablet Fe, Vit. C, dan B kompleks yang diberikan secara teratur.
2. Data objektif
4) Suhu : 36,5 ⁰C
e. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi aerola mammae, dan
d) Leopold IV : BAP
e) Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran perut ibu sebelah kanan dengan
g. Reflex patella kiri dan kanan negatif Membran mukosa dan bantalan kuku tangan merah muda.
h. Pemeriksaan laboratorium :
a) Haemoglobin : 11,2 gr %
b) Albumin : ( negatif )
c) Reduksi : ( negatif )
3. Assessment
G1 P0 A0, umur kehamilan 32 minggu 2 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentase
kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, dan keadaan ibu dengan anemia
sudah teratasi.
4. Planning
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa umur kehamilan 32 minggu 2 hari dan
b. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi,seimbang dan banyak
c. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi beban kerja.
d. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe 3 tablet sehari, vit. C 3 tablet
BAB IV
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Di Indonesia, anemia defisiensi besi sekitar 62,3%,Anemia
jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang
zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid,
dll). Oleh karena itu sebaiknya pada semua wanita Usia Subur
Agar di berikan peyuluhan tentang cara mencegah anemia. Khususnya ibu hamil untuk
mencegah terjadinya komplikasi karena anemia.
Dalam studi kasus ini tidak di temukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Varney Helen. Buku saku bidan. Jakarta : EGC, 2001.
Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009
1. Pengertian Anemia
a. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi
hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara umum
adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter ( 12 gram / desiliter ) untuk
wanita hamil. Anemia pada kehamilan disebabkan kekurangan zat besi mencapai
kurang lebih
b. Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10 g / 100 ml barulah disebut
c. Anemia adalah keadaan yang timbul saat jumlah sel darah merah dalam tubuh di bawah
normal, atau saat sel darah mesah tidak memiliki jumlal haemoglobin yang cukup (
Anto, 2008 ).
d. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah
jika konsentrasi haemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H,
2006).
e. Disebut anemia bila kadar Hb kurang dari 10 gr / dl, disebut anemia sedang jika Hb 7-8
gr / dl, disebut anemia berat, atau bila kurang dari 6 gr / dl,disebut anemia grafis.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau 2 kali pada trimester I dan 1 kali
2. Penyebab Anemia
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kanker atau polip di saluran pencernaan
3. Patofisiologi
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam
kehamilan lazim disebut dengan hidremia atau hipervolemia. (Wiknjosastro, 2006 hal
448)
payudara. Peningkatan massa sel darah merah tidak cukup memadai untuk
%), sehingga hemoglobin dari hemotokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan
terjadi pengenceran darah karena sel darah merah tidak sebanding dengan plasma
darah. Secara fisiologis pengenceran darah ini membantu meringankan kerja jantung.
Pada ibu hamil sering terjadi peningkatan volume plasma darah 30%, sel darah 18%,
4. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat dibagi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil dapat
Anemia yang paling sering dijumpai disebabkan karena kekureangan unsur zat
besi dalam makanan, Gangguan absorsi, kehilangan zat besi yang keluar dari badan
menyebabkan perdarahan.
Anemia karena defisiensi asam folat jarang sekali karena defesiensi vitamin B12.
Disebabkan oleh sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
Dimana penyebabnya belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh
sepsis, sinar rontgen, racun dan obat - obatan. Terapi dengan obat-obat penambah
darah tidak memberi hasil, maka satu - satunya cara untuk memperbaiki keadaan
penderita yaitu dengan transfusi darah, yang perlu sering diulang beberapa kali
(Wiknjosastro, 2005).
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil,
Apabila dia hamil maka anemianya bisa menjadi lebih berat. Kehamilan dapat juga
krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami anemia (Winkjosastro,
2005).
5. Pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, nifas, dan janin ( Manuaba. 1998
Hal 31-32 ).
2. Persalinan premature
7. Hiperemesis gravidarum
8. Perdarahan antepartum
3. Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan.
4. Kala III dapat diikuti retensio plasenta post partum karena atonia uteri.
5. Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
1. Abortus
8. Intelengia rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat
pertumbuhan janin
oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala
2. Pusing, lelah
3. Nyeri kepala
5. Kulit pucat
7. Diagnosa Anemia
anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah dan lebih hebat pada hamil muda. (Manuaba. I.B.G.
b. Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan
defesiensi asam folat dan thalasemia juga harap dimungkinkan (lihat air). Pemeriksaan
MCV penting untuk menyingkirkan thalasemia. Bila terdapat batas MCV < 80 ul dan
kadar RDW (red cell distribution width) > 14 % mencurigai akan penyakit ini. Kadar HbF
> 2 % dan HbA2 yang abnormal akan menemukan jenis thalasemia. ( Sarwono, 2006
hal 282 )
a. Pencegahan Anemia
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu
Hal 32 ).
1. Anemia Ringan
sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 ml/hari zat besi dan 500 mg asam folat
2. Anemia Sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per ons 600 mg/hari – 1000
mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukosa ferosus. ( Winkjosastro. 2007 hal 452).
3. Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 ug, 6 bulan selama hamil,
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-3 kali lebih tinggi daripada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan
mengkonsumsi tablet Fe (zat besi), dimana semakin muda umur yang ibu hamil maka
berdampak pada terjadinya gangguan selama kehamilan misalnya akan terjadi anemia
(Nasoetion, 1998).
20-30 tahun merupakan periode yang paling aman untuk melahirkan. Sebab pada usia
tersebut fungsi alat reproduksi dalam keadaan optimal. Sedangkan pada umur kurang
dari 20 tahun kondisi masih dalam pertumbuhan, sehingga masukan makanan banyak
berkembang sekitar 10-20% bayi dilahirkan dari ibu dengan usia remaja (Prawirohardjo,
1999).
2. Paritas
Paritas adalah jumlah yang pernah dialami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir
mati. Paritas persalinan 2-3 kali merupakan paritas resiko rendah sedangkan paritas
persalinan 1 atau > 3 kali adalah paritas resiko tinggi yang mempunyai angka kematian
yang tinggi. Resiko pada paritas tinggi lebih dapat dikurangi atau dicegah dengan
3. Status Gizi
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada