You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DIARE (GASTROENTERITIS)

Dosen Pengampu :
Ns. Pira Prahmawati S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok 4 (empat) :

ADI KUSWANTO (142012017001)


ANDIKA RAMADHANI (142012017005)
DELLAMONICA FITRIYANTI (142012017014)
DESSI RATNA SARI (142012017015)
MEGA SILVIA (142012017027)
RAFIK AHMADI (142012017034)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang asuhan keperawatan pada pasin diare.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah asuhan keperawatan pada pasin
diare ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pringsewu, 03 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi ......................................................................................... 2
B. Etiologi ......................................................................................... 2
C. Manifetasi Klinis .......................................................................... 3
D. Patogenesis ................................................................................... 5
E. Pengobatan .................................................................................. 6
F. Penatalaksanaan .......................................................................... 6
G. Patofisiologi ................................................................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian .................................................................................... 8
B. Analisa data ................................................................................ 12
C. Intervensi .................................................................................... 13
D. Implementasi .............................................................................. 17

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 18
B. Saran........................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan
masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di negara berkembang.

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer
Arief dkk, 1999)

Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.
Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan
menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan
penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80%
dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian).
Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera
ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik membuat
Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’D’’ umur 19 tahun dengan Gastroenteritis di Balai
Pengobatan “DELIMA” Desa Bangun Rejo Kec. Gunung Sugih.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
pada Ny.”D” dengan Gastroenteritis atau diare.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh
pasien Ny.”D”.
2. Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih rendah dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan
darah.

Penularan diare karena infeksi melali transmisi fekal oral langsung dari penderita diare
atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal dari
tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau
melalui aktifitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

Diare dapat diklasifikasi berdasarkan : (Sudoyo Aru, dkk 2009)


a. Lama waktu diare :
 Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
 Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekreterik dll
c. Berat ringan diare : kecil/besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak : organik atay fungsional

B. Etiologi
1. Diare akut
 Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus.
 Parasit
 Protozoa : Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas hominis,
Isospora sp, Cacing (A lumbricoides, A duodenale, N. Americanus, T. Trichiura,
O. Vermicularis, S. Strecolaris, T. Saginata, T. sollium).

2
 Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E colI, V
cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella,
Salmonella spp, Yersinia).

2. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya :
 Diare osmotic
 Diare sekretorik
 Diare karena gangguan motilitas
 Diare inflamatorik
 Malabsorbsi
 Infeksi kronik

C. Manifetasi Klinis
1. Diare akut
 Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
 Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam peru, rasa tidak
enak, nyeri perut
 Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai krem dan bunyi pada perut
 Demam

2. Diare kronik
 Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
 Penurunan BB dan nafsu makan
 Demam indikasi terjadi infeksi
 Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
(Yuliana elin, 2009)

3
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair angkut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang
lebih dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan
cepat menimbulkan dehidrasi berat
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB
kolera
- Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V.
Cholera 01 atau 0139
Disentri - Diare berdarah (terlihat/dilaporkan)
Diare persisten - Diare berlangsung 14 hari atau lebih
Diare dg gizi buruk - Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika - Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
Invaginasi - Dominan darah dan lendir dalam tinja
- Massa intra abdomial
- Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit hal: 133

4
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :
Klasifikasi Tanda dan Gejala Pengobatan
Dehidrasi - Letargis/tidak sadar - Beri cairan untuk diare dengan
berat - Mata cekung dehidrasi berat
- Tidak bisa minum/malas
minum
- Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat (lebih dari 2
detik)
Dehidrasi - Revel, gelisah - Beri anak cairan dengan makanan
ringan/sedang - Mata cekung untu dehidrasi ringan
- Minum dengan lahap, haus - Setelah rehidrasi, nasehati ibu
- Cubitab kulit kembali dg untuk penanganan dirumah dan
lambat kapan kembali segera
Tanpa - Tidak tedapat cukup tanda - Beri cairan dan makanan, unruk
dehidrasi unuk diklasifikasikan menangani diare dirumah
sebagai dehidrasi - Nasihati ibu kapan kembali segera
ringan/berat - Kunjungan ulang dalam waku 5
hari jika tidak membaik
Sumber: Buku saku pelayanan kesehatab abak dirumah sakit hal: 134

D. Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1. Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

5
3. Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri
tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

E. Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1. Obat anti sekres
a. Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b. Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2. Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare
akut lagi.
3. Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bila penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta
seperti: OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

F. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan)
dan obat-obatan. Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat
dehidrasi dan keadaan umum.
a. Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar
Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan
sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam
(NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.

6
b. Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

G. Patofisiologi

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
MRS : 04 Mei 2018 Jam : 15.00 WIB
No Ruangan :1
Pengkajian tanggal : 04 Mei 2018 Jam : 16.00 WIB

a. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” D“
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 19 Tahun
Alamat : Ds. Bangun Rejo kec. Gunung Sugih
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Suku bangsa : Palembang
Diagnosa medic : Gastroenteritis

Yang bertanggung jawab


Nama : Tn. “ A “
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Bangun Rejo kec. Gunung Sugih
Agama : Islam
Pendidikan : SMA/Sederajat
Hub. Dengan pasien : Ayah kandung

b. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas,
demam, disertai muntah.

8
 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari
warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari,
lalu dibawa ke Balai Pengobatan Delima Desa Bangun Rejo kec. Gunung Sugih.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga pasien mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2
jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami
sakit diare seperti yang di alami klien.

 Riwayat Sosial
Keluarga pasien mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan
padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR
22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
 Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit
kepala bersih.
 Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih,
mata cowong.
 Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
 Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada polip.
 Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad
serumen.
 Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.

9
 Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan.
 Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan, perut kembung
 Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis)
tidak ada nyeri gerak.
 Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit
perineal kemerahan
 Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
 Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada
odem.

d. Pengkajian Fungsional Gordon


1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. “D“ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum
sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. “ D“ minumnya tidak terlalu banyak.
3) Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir

4) Pola aktifitas dan latihan


Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan

10
5) Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6) Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8) Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9) Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10) Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh
Allah SWT.

e. Therapy :
1) Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2) Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3) Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4) Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

11
B. Analisa data
a. Tabel analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : klien mengatan Output yang berlebihan Gangguan
berak kuning kehijauan keseimbangan cairan
bercampur lendir.
DO : Turgor kulit
menurun, mulut kering,
malas makan.
DS : Pasien mengatakan Hiperperistaltik Gangguan rasa nyaman
bahwa mengalami perut (nyeri)
kembung.
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio
epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Infeksi bakteri Gangguan pola
bahwa klien BAB eliminasi BAB
berkali-kali.
DO : klien tampak
lemas, mata cowong.

12
b. Tabel diagnosa keperawatan
NO TANGGAL/JAM DIAGNOSA TANGGAL TTD
DITEMUKAN KEPERAWATAN TERATASI
1. 04/05/18 1. Gangguan keseimbangan cairan 04/05/18
16.30 WIB b.d output yang berlebihan 16.40 WIB
2
2. 04/05/18 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) 05/05/18
16.35 WIB b.d hiperperistaltik 05.00 WIB

3. 04/05/18 Gangguan eliminasi BAB diare 05/05/18


18.00 WIB b.d infeksi bakteri 10.00 WIB

C. Intervensi
Hari/Tgl No. RENCANA KEPERAWATAN Ttd
Dx Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Jum’at, 1.3 Setelah Dilakukan . - Pantau tanda - Menentukan
04/05/18 Tindakan kekurangan cairan intervensi
selanjutnya
Keperawatan 2x24
Jam denganTujuan : - Observasi/catat - Mengetahui
volume cairan dan hasil intake output keseimbang
elektrolit dalam tubuh cairan an cairan
seimbang (kurangnya
cairan dan elektrolit 3. - Anjurkan klien - Mengurangi
terpenuhi) untuk banyak kehilangan
Dengan KH : minum cairan
- Turgor kulit cepat
kembali. 4. - Jelaskan pada ibu - Meningkatk

- Mata kembali tanda kekurangan an

normal cairan partisipasi

- Membran mukosa dalam

basah perawatan

13
- Intake output 5. - Berikan terapi - Mengganti
seimbang sesuai advis : Infus cairan yang
RL 15 tpm keluar dan
mengatasi
diare
Jum’at, 2.3 Setelah dilakukan - Teliti keluhan - Identifikasi
04/05/18 tindakan keperawatan nyeri, cacat karakteristik
2x24 jam dengan intensitasnya nyeri & factor
Tujuan : rasa nyaman (dengan skala0-10). yang
terpenuhi, berhubungan
klien terbebas dari merupakan
distensi abdomen suatu hal yang
Dengan KH : amat penting
- Klien tidak untuk memilih
menyeringai intervensi yang
kesakitan. cocok & untuk
- Klien mengevaluasi
mengungkapkan ke efektifan dari
verbal (-) terapi yang
- Wajah rileks diberikan.
- Skala nyeri 0-3
- Anjurkan klien - Mengurangi
untuk menghindari bertambah
allergen. beratnya
penyakit.

- Lakukan kompres3. - Dengan


hangat pada daerah kompres hangat,
perut distensi
abdomen akan
mengalami
relaksasi, pada
kasus

14
peradangan
akut/peritonitis
akan
menyebabkan
penyebaran
infeksi.

Kolaborasi
Berikan obat sesuai
indikasi :
- Steroid oral, IV, - Kortikosteroid
& nhalasi untuk mencegah
reaksi alergi.

- - Analgesik : injeksi - Analgesik


novalgin 3x1 amp untuk
(500mg/ml) mengurangi
nyeri.

- Antasida dan - antasida


ulkus : injeksi untuk
ulsikur 3x1 amp menetralkan
(200mg/ 2ml) asam lambung
mengurangi
mual.
Jum’at, 3.3 Setelah Dilakukan - Mengobservasi -Kehilangan
04/05/18 Tindakan TTV cairan yang
Keperawatan 2x24 aktif secar terus
Jam denganTujuan menerus akan
: Konsistensi BAB mempengaruhi
lembek, frekwensi 1 TTV
kali perhari dengan
KH :

15
- Tanda vital dalam 2. - Jelaskan pada 2 - Klien dapat
batas normal (N: 120- pasien tentang mengetahui
60 x/mnt, S; 36-37,50 penyebab dari penyebab dari
C, RR : < 40 x/mnt ) diarenya diarenya.
- Leukosit : 4000 –
11.000 3. - Pantau leukosit 3 - Berguna untuk
- Hitung jenis leukosit setiap hari mengetahui
penyembuhan
infeksi

4. - Kaji pola 4 - Untuk


eliminasi klien mengetahui
setiap hari konsistensi dan
frekuensi BAB

5. - Kolaborasi - 5 Metode
- Konsul ahli gizi makan dan
untuk memberikan kebutuhan
diet sesuai kalori
kebutuhan klien didasarkan pada
kebutuhan.
-

16
D. Implementasi
Hari/tgl/jam No. Tindakkan Keperawatan Ttd
Dx
Jum’at, 1.3 - Memantau tanda kekurangan cairan
04/05/18 - Mengobservasi/mencatat hasil intake output cairan
- Menganjurkan klien untuk banyak minum
- Menjelaskan pada ibu tanda kekurangan cairan
- Memberikan terapi sesuai advis : Infus RL 15 tpm
Sabtu , 2.3 - Meneliti keluhan nyeri, mencatat intensitasnya
05/05/18 (dengan skala0-10)
- Menganjurkan klien untuk menghindari allergen.
- Melakukan kompres hangat pada daerah perut
- Berkolaborasi dalam memberikan obat sesuai
indikasi:
- Steroid oral, IV, & nhalasi
- - Analgesik : injeksi novalgin 3x1 amp (500mg/ml)
- Antasida dan ulkus : injeksi ulsikur 3x1 amp
(200mg/ 2ml)

Sabtu, 3.3 - Mengobservasi TTV


05/05/18 2. - Menjelaskan pada pasien tentang penyebab dari
diareny
- Memantau leukosit setiap hari
- Mengkaji pola eliminasi klien setiap hari
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet
sesuai kebutuhan klien

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “D” dengan Gastroenteritis
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang
meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa
dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah
melakukan pengkajian pada Ny. “D “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “D“ degan
Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan
integritas kulit.

Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan
setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “D“ menunjukkan suatu kemajuan
yaitu frekuensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan
integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan
askep yang akan datang. Terima kasih

18
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/penyakit/diare/

https://id.wikipedia.org/wiki/Gastroenteritis

https://www.alodokter.com/gastroenteritis

Huda Amin N dan Hardhi K.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Penerbit Mediaction

19

You might also like