Nama : Annisa Mutia

NIM : 161000092 (B)

RESUME “Kampung Wisata Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Banten”

Di tengah kehidupan modern yang terus berkembang, teknologi yang semakin canggih
serta kemudahan dalam hal transportasi, suku Baduy justru berbeda. Mereka memilih bertahan
dengan kesederhanaan seperti nenek moyang mereka terdahulu. Hal inilah yang menjadi daya
tarik tersendiri dari suku Baduy, tak heran banyak wisatawan yang datang hanya untuk melihat
dan merasakan kehidupan suku yang tinggal di daerah perbukitan Lebak ini.

Untuk menjangkau wilayah tersebut kita harus naik KRL, lalu naik angkutan dan
disambung dengan mobil Elf. Suku Baduy terbagi dua kategori yaitu Baduy luar dan Baduy
dalam. Butuh waktu sekitar 5-7 jam perjalanan trekking menuju perkampungan Baduy dalam.
Hal inilah yang memicu wisatawan untuk merasakan pengalaman tinggal bersama adat Baduy
meski hanya senalam. Sensasi bermalam di perkampungan Baduy sangat berbeda dengan
penginapan di perkotaan. Disana kita benar-benar bersatu dengan alam. Tak ada listrik, dan tak
ada kamar mandi. Kalau mau mandi, kita harus ke pancuran dulu, dan kita juga tidak boleh
menggunakan sabun ketika mandi karena hal itu merupakan tradisi turun-menurun nenek
moyang masyarakat Baduy yang harus kita ikuti ketika kita berada disana.

Medan yang dilalui cukup menantang dan memicu adrenalin, namun tidak usah khawatir
karena suku Baduy sendiri yang akan menjadi tour guide kita selama kita berada di kampong
tersebut. Tak ada patokan harga untuk tour guide tersebut, kita membayar dengan seikhlasnya
saja. Selain menjadi tour guide, warga Baduy juga menjual aneka kerajinan tangan khas Baduy
yang bisa dijadikan oleh-oleh, seperti kain tenun,baju adat, gelang, satung, dan tas yang terbuat
dari batok kelapa.Hampir seluruh masyarakat Baduy menggantungkan kelanjutan hidupnya pada
sector pertanian, seperti bertani, beternak dan berburu. Komoditas utama yang menjadi andalan
pertanian Baduy adalah padi. Beberapa warga Baduy juga ada yang beternak, salah satunya
adalah ternak ayam.