Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
AYU WAHYUNI
B0D015019
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh :
AYU WAHYUNI
B0D015019
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
ii
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN KESEHATAN HEWAN DI PUSKESWAN PEMENANG
LOMBOK UTARA, BATUKLIANG UTARA LOMBOK TENGAH DAN
PEMELIHARAAN AYAM BROILER DI PT.CIOMAS ADISATWA
Oleh :
AYU WAHYUNI
B0D015019
Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Ketua Program Studi
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
MANAJEMEN KESEHATAN HEWAN DI PUSKESWAN PEMENANG
LOMBOK UTARA, BATUKLIANG UTARA LOMBOK TENGAH DAN
PEMELIHARAAN AYAM BROILER DI PT.CIOMAS ADISATWA
Oleh :
AYU WAHYUNI
B0D015019
Penguji I Penguji II
Dr. Ir. I Wayan Lanus Sumadiasa, M.Kes. Prof.Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc.Ph.D.
NIP.19600609 198711 1001 NIP.19560122 198503 2003
Mengetahui :
Ketua Program Studi
iv
KATA PENGANTAR
v
9. Orang tua dan saudara yang telah mendukung dari awal hingga akhir penyusunan
laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang terkait sangat
diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan PKL ini dapat
menjadi acuan yang berguna bagi pembaca khususnya penulis dan pihak yang
terkait.
Akhir kata semoga partisipasi dan perhatian dari semua pihak mendapat
balasan dari Allah SWT.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
4. Mendapatkan keterampilan praktek untuk berwirausaha maupun yang
berkaitan dengan kesehatan hewan dan manajemen pemeliharaan ayam
broiler.
2
BAB 2
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
3
c. Pengamatan pelayanan inseminasi buatan (IB).
d. Penanganan kasus Bovine Ephemeral Fever (BEF).
e. Pemeriksaan kebuntingan (PKB).
f. Penanganan kasus distokia pada sapi.
g. Penanganan kasus resentio plasenta pada sapi.
h. Penanganan myasis pada kambing.
i. Penanganan prolapses uteri pada sapi.
j. Penanganan kasus thelaziasis.
B. Kegiatan Tambahan
1. Diskusi bersama staf Puskeswan, membahas tentang kasus yang
telah ditangani di lapangan.
2. Membantu pembuatan kandang jepit untuk pelayanan inseminasi
buatan (IB).
4
BAB 3
HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1. Profil Unit Pelaksana Teknis Daerah Ketahanan Pangan dan Pertanian
(UPTD KPP)
5
tahun 2004. Wilayah kerja Puskeswan Batukliang Utara meliputi Desa
Mas-Mas, Selusuh, Aik Bukak, Aik Darek, Setiling dan Lantan. Tujuan
pelayanan kesehatan hewan yaitu untuk meningkatkan status kesehatan
ternak sehingga meningkatkan kesejahteraan peternak.
Jenis pelayanan yang dilakukan di Puskeswan Pemenang adalah
sistem pelayanan aktif, semi aktif dan pasif yang meliputi penanganan
penyakit hewan dan pelayanan.
3.1.3. PT.Ciomas Adisatwa
6
3.2. Hasil
3.2.1. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskeswan Pemenang
A. Kegiatan Utama
1. Pelayanan Aktif
Posyandu ternak merupakan kegiatan pelayanan kesehatan
ternak yang rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk
memeriksa kondisi kesehatan ternak dan melakukan suntik sehat.
Suntik sehat dilakukan untuk meningkatkan kondisi tubuh
ternak dari kondisi sebelumnya, mencegah terjadinya kekurangan
vitamin pada tubuh ternak yang menyebabkan anorexia, lemah
dan lesu dengan cara pemberian suplemen atau vitamin B
Komplex. Sedangkan pemberian obat cacing diberikan dengan
tujuan untuk membasmi cacing (endoparasit). Obat cacing yang
diberikan adalah Albendazole 16% Pasta dan bollus.
Posyandu ternak juga merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan ternak, yang dilakukan adalah pemberian
Vitamin B Kompleks secara intramuskular.
7
Tabel 1. Data posyandu ternak di Desa Terengan Daye, Pemenang Timur.
Populasi
No Nama pemilik
Sapi Kuda
1 Mohammad 3 ekor -
2 Hirwan 1 ekor -
3 Rahmat 2 ekor, 1 pedet -
4 Asdi 2 ekor, 1 pedet -
5 Masturi 1 ekor -
6 Sadiqin 3 ekor -
7 Muhammad 1 ekor -
8 Hasbi 3 ekor -
9 Hudrain 4 ekor -
10 Mahirin 3 ekor -
11 Mahya 3 ekor -
12 Masei 2 ekor -
13 Sahril - 3 ekor
14 Nahuji 1 ekor -
8
Anorexia.
3) Penanganan
Pemberian 5 ml antibiotik Limoxin LA 200 dengan cara diteteskan pada
mata.
Pemberian 4 ml vitamin B komplex secara intramuskular.
b. Sinkronisasi Birahi
9
Gambar 3. Pelayanan Sinkronisasi Birahi
Tabel 2. Data Sinkronisasi Birahi di Puskeswan Pemenang.
10
Keuntungan Inseminasi Buatan :
Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan.
Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik.
Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding).
Melalui peralatan dan tekhnologi yang baik sperma dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama.
Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian
walaupun pejantan telah mati.
Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan
karena fisik pejantan terlalu besar.
Menghindari tenak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin ternak.
Kerugian Inseminasi Buatan
Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksaan IB tidak tepat
maka tidak akan terjadi kebuntingan.
Akan terjadi distokia, apabila semen beku yang dgunakan berasal dari
pejantan turunan besar dan diinseminasikan pada sapi betina ukuran
kecil.
Dapat terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen
beku dari pejantan yang sama dalam waktu yang sama.
Dapat menurunkan sifat genetik yang kurang baik apabila pejantan
pendonor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik.
Alat dan Bahan yang digunakan untuk Inseminasi Buatan:
Insemination Gun.
Termos yang diisi air dingin.
Plastic sheet.
Gunting.
Kandang jepit.
Straw (semen).
Sabun dan satu ember air.
11
Langkah Kerja :
Pengambilan straw dari container untuk dipindahkan ke termos.
Buka tutup container dengan mengangkatnya ke atas.
Ambil dan putar penutup container lalu keluarkan.
Didalam container terdapat 4 macam straw yaitu Simental (berwarna
putih), Limosin (berwarna merah muda/pink), Bali (berwarna merah
tua, Brahman (berwarna biru) dan Angus (berwarna orange). Jika sudah
sesuai dengan straw yang dibutuhkan, ambil straw lalu simpan didalam
termos yang berisi air dingin untuk penyimpanan selama perjalanan.
Sesampai dilokasi ternak dimasukkan kedalam kandang jepit.
Pasang straw pada insemination gun lalu gunting ujung straw yang
nampak berlipat, lalu lapisi dengan plastic sheet.
Selanjutnya dilakukan palpasi rectal untuk mencari serviks, setelah
ditemukan, insemination gun yang sudah terpasang straw dimasukkan
ke dalam serviks melalui vagina.
Semprotkan sperma dengan cara perlahan.
Lepaskan insemination gun.
Keberhasilan atau kegagalan IB diketahui setelah 21 hari sejak IB
dilaksanakan.
12
Tabel 3. Data pengamatan Inseminasi Buatan di Puskeswan Pemenang.
Limosin dan
19. Parlan Desa Tanjung Simental
Simental
20. Solih Desa Tembaban Sapi Bali Bali
21. Amaq Salinah Desa Jenggala Brangus Limosin
22. Amaq Amat Desa Jenggala Simental Limosin
23. Sadran Telaga Wareng Simental Simental
24. Jumadep Tanak Song Simental Simental
25. Nasrudin Desa Jenggala Brangus Simental
26. Hamdan Desa Sokong Sapi Bali Bali
BEF adalah suatu penyakit viral pada sapi atau kerbau yang ditandai
dengan terjadinya demam tinggi, rasa sakit pada otot dan kepincangan.
Penyakit klinis berjalan sangat singkat, biasanya berakhir tidak lebih dari
tiga hari dengan morbiditas tinggi namun mortalitas rendah, (Yeruham I
dan Van Ham M, 2003).
13
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan yang hebat terhadap
produksi susu pada sapi perah dan jasa kerja pada ternak pekerja. Sapi
yang menderita penyakit ini segera sembuh bila tidak disertai dengan
komplikasi.
Penyakit BEF ditularkan oleh lalat Culicoides sp dan Culex sp yang
dapat menyebarkan penyakit hingga jarak 2.000 km yang biasanya
berkembangbiak pada saat menjelang dan saat musim hujan tiba. Ada
dugaan penyebaran dapat pula terjadi melalui perantara angin.
1) Keterangan Pelaksana
Nama pemilik : Lukman
Jenis Ternak : Sapi Bali
Alamat : Desa Gondang
2) Gejala Klinis
Gejala klinis yang muncul dari penyakit ini adalah demam, pincang dan
moncong kering.
3) Penanganan
Pemberian 6 ml vitamin B Komplex dan 6 ml antibiotik Limoxin LA 200
secara intramuskular.
14
e. Pemeriksaan Kebuntingan (PKB)
15
Gambar 6.Pemeriksaan Kebuntingan
Tabel 4: Data pemeriksaan kebuntingan di Puskeswan Pemenang
Jenis Usia
No Pemilik Alamat
Induk Kebuntingan
1. Lukam Jenggala Bali 3 bulan
2. Asruni Bentek Simental -
3. Iman Gertak Simental 6 bulan
4. Pardi Pemenang Barat Bali -
5. Amaq Er Jenggala Bali 8 bulan
6. Suhib Sokong Bali 3 bulan
7. Saleh Jenggala Bali 3 bulan
16
1) Keterangan Pelaksanaan
Nama pemilik : Amaq Di
Jenis ternak : Sapi Bali
Jenis anak : Sapi Limosin
Alamat : Desa Sokong - Tanjung
2) Gejala Klinis
Induk gelisah, duduk dan berdiri
Keluarnya mucus dibagian vagina
Presentasi : anterior
Posisi : dorsal
Posture : ekstensi kepala pedet kebawah.
3) Penanganan
Membantu agar kepala tidak ekstensi maka dilakukan pendorongan
kedua kaki depan pedet ke belakang dan memasang tali di bagian kepala
pedet menuju rahang bawah.
Memasang tali yang berbeda pada kaki depan pedet.
Menarik tali yang berada pada kepala pedet dan kaki dengan bergantian.
Menarik secara perlahan sedikit demi sedikit agar terjadi perubahan
posisi pada pedet hingga keluar dari perut induk.
Pedet dijungkir dengan memegang kedua kaki belakang agar cairan
yang berada pada lubang tubuhnya keluar.
Pedet diletakkan diatas jerami.
17
Gambar 7. Penanganan kasus distokia pada sapi
18
Gambar 8. Penanganan kasus skabies pada kucing
19
Palpasi rectal dengan cara menarik plasenta keluar dan melepaskan satu
persatu cotiledonaria.
Pemberian 5 ml antibitotik Limoxin LA 200 dan 5 ml vitamin B
Komplex secara intramuskular.
20
dengan penurunan berat badan, penurunan produksi air susu dan rasa nyeri
pada luka.
Penyakit myasis biasanya disebabkan oleh infeksi larva lalat
Chrysoma Bezziana yang memakan bagian jaringan otot yang sebelumnya
telah mengalami luka.
1) Keterangan pelaksanaan
Nama pemilik : Sudin
Jenis ternak : Kambing Etawa
Alamat : Pemenang Timur
2) Gejala Klinis
Terdapat luka dan larva lalat.
Bau khas yang menyengat.
3) Penanganan
Alat dan Bahan :
Pinset anatomis
Kapas
Spuit 10ml
Antibiotik Limoxin LA 200
Gusanex
Spuit 10ml
Langkah kerja
Mengambil satu persatu larva lalat dengan pinset.
Darah pada daerah yang terserang myasis dibersihkan dengan kapas.
Menyematkan kapas yang sudah ditetesi antibiotik untuk menutupi
daerah yang berlubang.
Menyemprotkan gusanaex pada kapas yang menutupi luka.
Pemberian salep antipick kepada peternak untuk diolesi pada derah yang
luka.
21
Gambar 10.Penanganan myasis pada kambing
22
1) Keterangan Pelaksana
Nama pemilik : Amaq Dar
Jenis ternak : Simental
Alamat : Desa Kayangan
2) Gejala Klinis
Sapi dalam keadaan berbaring dengan keadaan uterus keluar.
Uterus keluar melalui vagina dan terjadi oedema atau pembengkangkan
karena telah terinfeksi mikroorganisme.
3) Penanganan
Alat dan Bahan :
Tang
Kabel
Karung
Spuit 10ml
Medoxy-L
Langkah Kerja :
Uterus yang keluar dari vagina dialasi dengan karung agar tidak
menyentuh tanah secara langsung.
Mengupas satu persatu kotiledonaria dari kurinkula.
Mendorong dan memasukkan kembali uterus ke tempat semula.
Menjahit vagina agar uterus tidak keluar seperti semula, jahitan
dilakukan sebanyak 3 kali.
Pemberian 10 ml antibiotik Medoxy-L secara intramuskular untuk
mencegah terjadinya infeksi pada luka.
23
Gambar 11.Penanganan prolapsus uteri pada sapi
24
Pemberian obat cacing pasta Albendazole 16% peroral.
Pemberian 6 ml vitamin B Komplex secara intramuskular.
25
B. Kegiatan Tambahan
1. Diskusi bersama staf Puskeswan Pemenang
Diskusi bersama Bapak Kepala UPTD dan Staf Puskeswan
Pemenang dilakukan pada minggu kedua kegiatan PKL dan membahas
tentang kasus yang telah diperoleh dilapangan, serta mempelajari usia
deteksi kebuntingan dengan menggunakan media balon yang diisi air
dan diletakkan di dalam ember.
2. Pelatihan Pengembangan Pupuk Mikroba Dan Pestisida Mikroba secara
Mandiri.
Pelatihan ini dilaksanakan oleh Gerakan Pemuda Tani Indonesia
(Gempita) Kabupaten Lombok Utara yang bekerjasama dengan Core to
Core Program Jsps Japan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10
Februari 2018 di Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
26
3.2.2. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskeswan Batukliang
Utara
A. Kegiatan Utama
27
b. Penanganan kasus helminthiasis
Helminthiasis atau cacingan merupakan penyakit yang disebabkan
oleh adanya infestasi cacing pada tubuh hewan, baik pada saluran
percernaan, pernapasan, hati, maupun pada bagian tubuh lainnya. Pada
sapi umumnya infestasi cacing sering ditemukan pada saluran pencernaan
dan hati.
1) Keterangan Pelaksana
Nama pemilik : Pak Ojan
Jenis Ternak : Sapi Bali
Alamat : Desa Darmaji, Kopang.
2) Gejala Klinis
Gejala Klinis yang muncul dari penyakit ini adalah kekurusan, mata berair,
bulu berdiri, oedema dibawah rahang dan diare.
3) Penanganan
Pemberian 3ml vitamin B Komplex, 3ml vitamin B12 secara
intramuskular dan pemberian 1 sachet albendazole 16% Pasta peroral.
28
c. Penanganan kasus distokia
29
Gambar 15.Penanganan kasus distokia pada sapi
30
Melalui peralatan dan tekhnologi yang baik sperma dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama.
Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian
walaupun pejantan telah mati.
Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan
karena fisik pejantan terlalu besar.
Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin ternak.
Kerugian Inseminasi Buatan
Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksaan IB tidak tepat
maka tidak akan terjadi kebuntingan.
Akan terjadi distokia, apabila semen beku yang dgunakan berasal dari
pejantan turunan besar dan diinseminasikan pada sapi betina ukuran
kecil.
Dapat terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen
beku dari pejantan yang sama dalam waktu yang sama.
Dapat menurunkan sifat genetik yang kurang baik apabila pejantan
pendonor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik.
Alat dan Bahan yang digunakan untuk Inseminasi Buatan :
Insemination Gun
Termos yang diisi air dan es batu
Plastic sheet
Gunting
Gloves (plastic tangan)
Kandang jepit
Straw (semen)
Sabun dan seember air
Langkah Kerja :
Proses Thawing.
Sapi dibuatkan dan dimasukkan kedalam kandang jepit.
31
Pasang straw pada insemination gun lalu menggunting ujung straw
yang berlipat, lalu menutup dengan plastic sheet.
Pemasangan gloves pada tangan petugas.
Selanjutnya dilakukan palpasi rectal untuk mencari serviks, setelah
serviks ditemukan insemination gun yang sudah terpasang straw
dimasukkan kedalam serviks melalui vagina.
Semprotkan sperma dengan cara perlahan.
Lepaskan insemination gun,
Keberhasilan atau kegagalan IB diketahui setelah 21 hari sejak IB
dilaksanakan.
32
Tabel 5. Data pelayanan Inseminasi Buatan di Puskeswan Batukliang Utara.
33
Gambar 17.Penanganan skabies pada kambing
34
Tabel 6. Data Suntik Sehat
35
Gambar 19.Pelayanan suntik hormon.
B. Kegiatan Tambahan
36
3.3. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Kandang Ayam Broiler PT.
Ciomas Adisatwa
A. Kegiatan Utama
37
b. Persiapan peralatan kandang
1) Tempat pakan
Tempat pakan yang digunakan berbentuk tabung dengan diameter
38 cm dan berkapasitas 7 kg sebanyak 110 tabung untuk satu kandang.
Satu tabung tempat pakan digunakan oleh 16 hingga 18 ekor ayam pada
usia 1 hingga 3 minggu sedangkan digunakan oleh 1 hingga 12 ekor
ayam pada usia 4 hingga 5 minggu. Tempat pakan diletakan satu baris
untuk tempat pakan dan satu baris untuk tempat minum untuk usia 1
hingga 7 hari. Sedangkan untuk usia 8 hari hingga panen tempat pakan
dan minum diletakkan secara berselingan.
2) Tempat minum
Tempat minum yang digunakan yaitu tempat minum manual
untuk usia 1 hingga 7 hari dengan jumlah 60 buah untuk satu kandang.
Pemberian air minum dilakukan dengan mencuci tempat air minum
kemudian mengisinya dan di angkat menuju ke dalam kandang.
Sedangkan untuk usia 8 hari hingga panen menggunakan tempat minum
otomatis.
38
3) Mempersiapkan alat pemanas dan penggantungan tempat pakan dan
minum.
Pemasangan pemanas, penggantungan tempat pakan dan minum
dilakukan pada hari Kamis, 15 Maret 2018 pukul 15.30 sampai selesai.
Alat pemanas berupa brooder dipasang pada ketinggian 100 – 125 cm.
Panas yang dihasilkan dari brooder diatur menggunakan regulator pada
tabung gas. Indukan ini memberikan kehangatan pada DOC.
Pembuatan indukan telah sesuai dengan pendapat Rasyaf (2000) yang
menyatakan bahwa temperatur indukan penting karena anak ayam
memerlukan temperatur yang hangat yang diperoleh dari indukan.
Sumber panas yang digunakan berasal dari LPG 3 kg.
39
Solution. Pemberian tersebut dimaksudkan agar DOC memperoleh energi
kembali yang diakibatkan kelelahan selama perjalanan sehingga dapat
menghindari dehidrasi.
40
Mengatur temperatur pemanas pada suhu 34 - 35˚C pada minggu
pertama. Menurunkan temperatur brooder menjadi 29 - 30˚C pada umur 9
hari. Melepas pemanas pada umur 11 hari.
41
Tabel 8.Catatan pemeliharaan ayam broiler 5000 ekor.
Minggu/ Pakan
Tanggal Mati Obat Keterangan
Hari /Sak
1 16/3/2018 Agrixine Solution
2 17/3/2018 Agrixine Solution
3 18/3/2018 Agrixine Solution
1 4 19/3/2018 32 22 Agrixine Solution
5 20/3/2018 Agrixine Solution
6 21/3/2018 Capzuril Anticoccida
7 22/3/2018 Capzuril Anticoccida
8 23/3/2018 Capzuril Anticoccida
9 24/3/2018 Chlorine
10 25/3/2018 Chlorine
11 26/3/2018 Chlorine
2 12 27/3/2018 11 47 Chlorine
13 28/3/2018 Chlorine
14 29/3/2018 Chlorine
15 30/3/2018 Toltracox
16 31/3/2018 Toltracox
17 1/4/2018 Chlorine
18 2/4/2018 Chlorine
3 19 3/4/2018 17 68 Chlorine
20 4/4/2018 Chlorine
21 5/4/2018 Chlorine
22 6/4/2018 Chlorine
23 7/4/2018 Chlorine
24 8/4/2018 Chlorine Air minum
25 9/4/2018 Chlorine
4 26 10/4/2018 32 91 Chlorine
27 11/4/2018 Chlorine
28 12/4/2018 Chlorine
29 13/4/2018 Chlorine
5 30 14/4/2018 34 13 Chlorine
31 15/4/2018 Chlorine
42
menghasilkan ayam dengan berat badan lebih besar daripada bentuk
tepung komplit. Pemberian air minum dan pakan yang biasa dilakukan
secara ad libitum. Pada pagi dan sore hari dilakukan pencucian tempat air
minum dan pergantian air minum, hal tersebut untuk menjaga agar tempat
minum selalu dalam keadaan bersih dari kotoran dan sekam sehingga
mengurangi angka mortalitas.
Usia
No Hari/Tanggal Berat badan ayam
(hari)
1 19 Maret 2018 3 90 gram
2 21 Maret 2018 5 133 gram
3 23 Maret 2018 7 206 gram
4 31 Maret 2018 15 626 gram
5 4 April 18 19 900 gram
6 6 April 18 21 1051 gram
7 13 April 18 29 1,521 gram
43
Gambar 26. Penimbangan bobot badan ayam
44
kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan kandang dan penyakit (North,
1984).
Selain itu kematian juga disebabkan karena kapasitas kandang yang
padat sehingga menyebabkan ayam berdesakan, kondisi suhu yang terlalu
panas akibat dari cuaca dan selain itu kematian disebabkan karena ayam
mengalami stres. Usaha-usaha dan pemberantasan penyakit yang
dilaksanakan secara teratur pada suatu peternakan ayam akan
menguntungkan peternak, karena dapat mengurangi tingkat kematian.
d. Pemanenan
Aktivitas panen dilakukan selama 2 hari pada pagi dan siang hari.
Jumlah yang akan ditangkap disesuaikan dengan permintaan pembeli.
Tabel 11. Data penjualan ayam
45
Gambar 27. Pemanenan ayam broiler
46
4. Analisis Ekonomi
Tabel 12. Biaya tetap
Umur
No. Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Total Penyusutan (th)
tekhnis (th)
1 Kandang 1 buah 5 Rp 130,000,000.00 Rp 130,000,000.00 Rp 26,000,000.00
2 Tempat pakan 120 buah 10 Rp 22,000.00 Rp 2,640,000.00 Rp 264,000.00
3 Tempat minum manual 120 buah 10 Rp 17,000.00 Rp 2,040,000.00 Rp 204,000.00
4 Tempat minum 220 buah 10 Rp 62,000.00 Rp 13,640,000.00 Rp 1,364,000.00
5 Brooder 8 buah 5 Rp 280,000.00 Rp 2,240,000.00 Rp 448,000.00
6 Tabung gas 3kg 50 buah 10 Rp 120,000.00 Rp 6,000,000.00 Rp 600,000.00
7 Regulator 8 buah 5 Rp 110,000.00 Rp 880,000.00 Rp 176,000.00
8 Bambu 100 batang 5 Rp 12,500.00 Rp 1,250,000.00 Rp 250,000.00
9 Selang 30 meter 5 Rp 8,000.00 Rp 240,000.00 Rp 48,000.00
10 Sprayer 2 buah 5 Rp 120,000.00 Rp 240,000.00 Rp 48,000.00
11 Ember 4 buah 1 Rp 21,000.00 Rp 84,000.00 Rp 84,000.00
12 Bak 4 buah 1 Rp 93,500.00 Rp 374,000.00 Rp 374,000.00
13 Gayung 4 buah 1 Rp 8,500.00 Rp 34,000.00 Rp 34,000.00
14 Gentong 2 buah 1 Rp 150,000.00 Rp 300,000.00 Rp 300,000.00
15 Pitingan 40 buah 1 Rp 4,500.00 Rp 180,000.00 Rp 180,000.00
16 Bohlam 40 buah 1 Rp 18,900.00 Rp 756,000.00 Rp 756,000.00
17 Kabel 80 meter 5 Rp 1,500.00 Rp 120,000.00 Rp 24,000.00
18 Pipa 150 meter 5 Rp 8,000.00 Rp 1,200,000.00 Rp 240,000.00
19 Sapu lidi 1 buah 1 Rp 12,000.00 Rp 12,000.00 Rp 12,000.00
20 Tali 1 gulung 5 Rp 75,000.00 Rp 75,000.00 Rp 15,000.00
21 Terpal 1 roll 5 Rp 777,000.00 Rp 777,000.00 Rp 155,400.00
22 Paku 3 kg 5 Rp 22,000.00 Rp 66,000.00 Rp 13,200.00
23 Sekop 1 buah 5 Rp 35,000.00 Rp 35,000.00 Rp 7,000.00
24 Artco 1 buah 5 Rp 410,000.00 Rp 410,000.00 Rp 82,000.00
25 Tandon 2 buah 5 Rp 1,050,000.00 Rp 2,100,000.00 Rp 420,000.00
26 Mesin Air 2 buah 5 Rp 1,400,000.00 Rp 2,800,000.00 Rp 560,000.00
27 Kran 3 buah 5 Rp 30,000.00 Rp 90,000.00 Rp 18,000.00
28 Stop kontak 3 buah 5 Rp 10,000.00 Rp 30,000.00 Rp 6,000.00
29 Karung 4 roll 1 Rp 35,000.00 Rp 140,000.00 Rp 140,000.00
30 Pajak 1 tahun Rp 2,500,000.00 Rp 2,500,000.00 Rp 2,500,000.00
Total Rp 171,253,000.00 Rp 35,322,600.00
47
Tabel 13. Biaya Variabel
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biayayang jumlah totalnya tetap tidak berubah
dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap satuan produksi akan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. (Munawir, 2004). Total
biaya tetap diperoleh dari jumlah harga pada tabel biaya tetap yaitu
Rp.35.322.600,00
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang akan berubah secara proporsional
sesuai dengan aktifitas kegiatan yang dilakukan dalam usaha mencapai laba
yang diinginkan oleh perusahaan. (Garrison 2006). Total biaya variabel
diperoleh dari jumlah harga pada tabel biaya variabel yaitu
Rp.150.055.000,00
c. Biaya produksi
Biaya produksi adalah sejumlah nilai yang dikeluarkan untuk
sejumlah faktor - faktor produksi yang diperlukan dalam kegiatan proses
produksi. Seluruh nilai faktor - faktor produksi yang diperlukan dalam proses
48
produksi disebut biaya total. Biaya yang diperlukan berkaitan dengan waktu
yang diperlukan dalam penyediaan faktor - faktor produksi yang akan
digunakan dalam proses produksi yaitu jangka pendek dan jangka panjang
(Amareko, 2002).
Biaya total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 35.322.600,00 + Rp.150.055.000,00
= Rp.185.377.600,00 / tahun
Penerimaan dalam 1 Periode Produksi
Penerimaan adalah sejumlah uang atau barang yang diterima
seseorang atau rumah tangga dalam suatu periode tertentu (Raharja dan
Manurung, 2004). Selanjutnya, (Amareko, 2002) penerimaan adalah nilai
produk yang dihasilkan. Penerimaan tersebut dinamakan penerimaan total.
Penerimaan = berat badan ketika panen x harga ayam perkilogram
= 7.910 kg x 27.500/kg
= Rp. 217.525.000,- / periode produksi
Pendapatan laba dalam 1 periode produksi/ tahun
Pendapatan adalah jumlah total uang yang diperoleh atau diterima
dikurangi dengan sejumlah biaya. Dalam melakukan suatu usaha seorang
pengusaha akan berpikir bagaimana ia mengalokasikan input seefisien
mungkin atau dapat memperoleh hasil yang maksimal (Moehar, 2002). Untuk
mengetahui berapa besar pendapatan dari usaha Peternakan ayam Broiler
maka dapat dihitung dengan rumus sesuai petunjuk Soekartawi (2003)
sebagai berikut :
Pendapatan = Pendapatan Total – Biaya Total
= Rp. 217.525.000,- – Rp.185.377.600,00
= Rp 32.147.400,- / periode produksi
d. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) merupakan titik impas usaha. Dari nilai Break
even point (BEP) dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa
suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula
mengalami kerugian.
49
BEP = Biaya total
berat badan sewaktu panen
= Rp.185.377.600,00
7910 kg
= Rp 23.435/kg
Artinya, titik balik modal akan tercapai ketika ayam Broiler dijual
dalam periode 32 hari dengan harga Rp 23.435/kg
e. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit cost ratio (B/C ratio) adalah perbandingan antara tingkat
keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha
dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C>0. semakin besar
nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut
sehingga dapat dihitung dari hasil penghitungan terdahulu adalah :
B/C Ratio = Total penerimaan
Total biaya
= Rp. 217.525.000,-
Rp.185.377.600,00,-
= 1,17
Dari B/C Ratio yang diperoleh sebesar 1,17dapat disimpulkan bahwa
usaha pemeliharaan ayam broiler layak untuk diusahakan.
f. Rentabilitas Ekonomi (RE)
Rentabilitas Ekonomi adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir,2010)
RE = Pendapatan x 100%
Modal yang digunakan
= Rp 32.147.400,- x 100%
Rp.185.377.600,-
= 17%
50
Rentabilitas Ekonomi pemeliharaan ayam broiler ini sebesar 18%
artinya dengan modal sebesar Rp 175.829.600,- dihasilkan laju keuntungan
sebesar 18% lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat ini.
51
BAB 4
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
a. Permasalahan
b. Cara pemecahan
a. Permasalahan :
b. Cara pemecahan :
1. Ayam yang kurang sehat dibuatkan sekat dengan ukuran panjang 25
meter dan lebar 3 meter.
52
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Said, M., 2006. Teknik inseminasi buatan (IB). Balai inseminasi buatan
Banyumulek.
Subranto, 1985. Ilmu penyakit ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Deno R., M. R 2010. Kewirausahaan peternakan. Undana Press: Kupang
Jahja,.2000. ayam sehat ayam produktif 2. Petunjuk-petunjuk praktis beternak
ayam. PT. Medion Bandung.
Jakfar dan Kasmir, 2007. Studi kelayakan bisnis.edisi ke-2. Kencana, Jakarta.
Kartadisastra, HR., 1994. Pengelolaan pakan ayam. Kanisius. Yogyakarta
54
LAMPIRAN
Lampiran I. Catatan Kegiatan Harian di Puskeswan Pemenang.
Hari/
No Waktu Kegiatan Keterangan
Tanggal
1. Kamis, 1 11.45 Penyerahan mahasiswa PKL
Februari kepada Kepala UPTD
2018 Puskeswan Pemenang oleh
Bapak Dr. Ir. I Wayan Lanus
Sumadiasa, M.Kes selaku dosen
pembimbing.
55
- Semprotkan semen dengan
menembakkan gun.
- Keluarkan gun dari vagina
sapi.
56
- Alamat : desa
Pemenang Barat.
57
- Alamat : desa
Pemenang Barat.
58
usia kebuntingan
4bulan
59
4. Minggu, 09.06 Retensio Plasenta - Nama peternak :
4 - Pengeluaran plasenta Amaq sudi
Februari - Pemberian 5 ml antibiotik - Jenis indukan :
2018 Limoxin LA 200 dan 5 ml Sapi Simental.
vitamin B komplex secara - Alamat : desa
intramuskular. Bentek.
60
- Warna straw :
merah tua
- Alamat : dusun
Gondang.
Identitas
peternak 2
61
- Nama : Hirwan
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 1 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 3
- Nama : Rahmat
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 4
- Nama : Asdi
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 5
- Nama : Masturi
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 1 ekor
62
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 6
- Nama : Sadiqin
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 7
- Nama :
Mohammad
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 1 ekor
- Symptomp :
Kekurusan, mata
berair
- Penanganan :
Pemberian
aetengah sachet
Albendazole 16%
Pasta per oral.
Identitas
peternak 8
- Nama : Hasbi
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
63
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 9
- Nama : Hudrain
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 4 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 10
- Nama : Mahirin
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 11
- Nama : Mahya
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 12
- Nama : Masei
64
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 2 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 13
- Nama : Sahril
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 3 ekor
kuda
- Symptomp :
Luka pada
punggung
- Penanganan :
Penyemprotan
gusanex,
Pemberian 10 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 14
- Nama : Nahuji
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 1 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
Identitas
peternak 15
- Nama :
Bayanudin
- Alamat : Dusun
Terangen Daye
65
- Jenis ternak :
Sapi Bali
- Populasi : 2 ekor
- Symptomp :
Anorexia
- Penanganan :
Pemberian 5 ml
Vitamin B
Komplex (IM)
66
15.00 Inseminasi Buatan - Nama peternak :
Pemberian bibit sapi Bali pada Inaq Maenah
Indukan Bali. - Jenis induk : Sapi
Bali
- Jenis bibit : Bali
- Warna straw :
merah tua
- Alamat : desa
Tanjung
67
- Alamat : desa
Bentek
68
- Alamat : desa
Gorong Bromo.
69
Penanganan :
pemeriksaan
dilakukan melalui
rektal, namun
diperoleh hasil
bahwa sapi tidak
bunting.
70
16.54 Thelaziasis - Nama peternak :
- Pemeriksaan dengan membuka Samsul
mata pedet. - Jenis : Pedet sapi
- Pemberian 3 ml antibiotik Bali
Limoxin LA 200 dan 4 ml - Alamat : desa
Vitamin B Komplex. Pemenang Barat.
71
18.44 Inseminasi Buatan - Nama peternak :
Pemberian bibit sapi Bali pada Marzuki
Indukan Bali. - Jenis induk : Sapi
Bali
- Jenis bibit : Bali
- Warna straw :
merah tua
- Alamat : desa
Tembaban
72
- Jenis bibit :
Limosin
- Warna straw :
merah muda
- Alamat : desa
Jenggala
73
17. Sabtu, 17 07.47 Bovine Ephemeral Fever (BEF) - Nama peternak :
Februari Pemberian 10 ml Antibiotik Amaq Lia
2018 Medoxy-L secara intramuskular - Jenis : sapi
Simental
- Alamat : desa
Bentek.
18. Senin, 19 16.52 Bovine Ephemeral Fever (BEF) - Nama peternak :
Februari Pemberian 10 ml antibiotik Lukman
2018 Medoxy-L dan 10 ml Vitamin B - Jenis : sapi Bali
Komplex secara intramuskular. - Alamat : desa
Gondang.
74
Lampiran II. Catatan Kegiatan Harian di Puskeswan Batukliang Utara.
75
Kode straw : BIB
LEMBANG AP 015
DHRANID 80865
LIMOSIN
Alamat : desa Sintung
Timuk.
76
10.50 Penanganan helminthiasis Nama peternak : Pak
Pemberian 3 ml vitamin B Ojan
Komplex dan 3 ml B12 secara Jenis : Sapi Bali
intramuscular. Alamat : Desa
Pemberian setengah sachet Darmaji, Kopang.
albendazole 16% pasta.
4. Senin, 26 10.14 Suntik sehat Nama peternak :
Februari Amaq Suprani
2018 Jenis : Sapi Bali
Populasi : 4 ekor
77
10.47 Bovine Ephemeral Fever (BEF) Nama peternak :
Pemberian 3 ml antibiotic Amaq Supar
Medoxy-L dan pemberian 5 ml Jenis : Sapi Bali
vitamin B Komplex secara Populasi : 4 ekor (
intramuskular. 1pedet, 3 jantan, 1
betina)
Alamat : desa
Selusuh, Mas Mas
78
Pemberian bibit Brangus pada Jenis Induk : Simental
indukan Simental. Jenis bibit : Brangus
Warna straw : merah
muda
Kode straw : BIB
LEMBANG AO 059
SHYLOCK JR
171212 ANGUS
Alamat : Sintung
Barat, Karang
Sidemen.
79
Populasi : 1 indukan
1 pedet
Alamat : desa Goa
11. Senin, 5 10.22 Inseminasi Buatan (IB) Nama peternak : Inaq
Maret 2018 Pemberian bibit Limosin pada Kasri
indukan Sapi Bali Jenis Induk : Sapi
Bali
Jenis bibit : Limosin
Warna straw : pink
muda
Kode straw : BIB
LEMBANG AM 157
LYBEN 80640
LIMOUS
Alamat : Desa Kebon
Baru
80
14. Kamis, 8 11.05 Suntik sehat dan pemberian obat Identitas peternak
Maret 2018 cacing 1
Pemberian 5 ml vitamin B
Komplex secara intramuskular - Nama : Muhasil
dan pemberian Whormzol-B - Alamat : Desa
secara oral. Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
8bulan 1 pedet jantan
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 5ml secara
intramuskular pada
induk dan pemberian
¼ Whormzol-B pada
pedet secara oral.
Identitas peternak
2
- Nama : Haeriah
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
2bulan 1 pedet
betina.
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 3ml pada
pedet secara
intramuskular pada
pedet
Identitas peternak
3
- Nama : Abdul
Hakim
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
7bulan dan 1 pedet
betina
- Penanganan :
pemberian ¼
81
Whormzol-B pada
pedet secara oral.
Identitas peternak
4
- Nama : Suryati
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
5bulan dan 1 pedet
jantan
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 3ml secara
intramuskular dan
pemberian ¼
Whormzol-B pada
pedet secara oral
pada pedet.
Identitas peternak
5
- Nama : Akmal
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
3bulan dan 1 pedet
betina
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 5ml secara
intramuskular pada
indukan.
Identitas peternak
6
- Nama : M.Said
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
82
2bulan dan 1 pedet
jantan
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 3ml secara
intramuskular dan
pemberian ¼
Whormzol-B pada
pedet secara oral
pada pedet.
Identitas peternak
7
- Nama : Rahmawati
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan bunting
4bulan dan 1 pedet
jantan
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 3ml secara
intramuskular dan
pemberian ¼
Whormzol-B pada
pedet secara oral
pada pedet.
Identitas peternak
8
- Nama : Ahmad
Rosidi
- Alamat : Desa
Lantan
- Jenis ternak : Sapi
Bali
- Populasi : 1
indukan dan 1 pedet
betina
- Penanganan :
Pemberian Vitamin B
Komplex 3ml secara
intramuskular dan
pemberian ¼
Whormzol-B pada
pedet secara oral
pada pedet.
83
15. Jumat, 9 09.28 Suntik sehat Nama peternak :
Maret 2018 Pemberian 2 ml Vitamin B Amaq Taisir
Komplex secara intramuskular. Jenis : Sapi Bali
Populasi : 1 indukan,
1 jantan, 1 pedet
Alamat : desa Dasan
Baru, Selubuh.
84
Alamat : Desa
Teratak.
85
12.20 Suntik sehat Nama peternak : Pak
Pemberian 10 ml Vitamin B H.Humaidi
Komplex secara intramuskular. Jenis : Sapi Bali
Populasi : 3 jantan.
Alamat : desa
Selebung Sangguk.
86
Lampiran III. Kegiatan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler di PT.CIOMAS
Tahap Persiapan
Tahap Pemeliharaan
87
07.00 Gotong Royong Pemindahan DOC dari
box kedalam kandang
starter.
88
22.10 Pemberian air minum Pengisian air minum 2
gayung.
89
18.20 Penaikan tirai
90
9. Sabtu, 24 06.30 Pemberian air minum -Pencucian tempat
Maret 2018 Chlorin minum,
-Pengisian tempat minum
08.00 Penurunan tirai hingga penuh,
-Pembalikan sekam
10.30 Penambahan pakan 2
gayung.
11. Senin, 26 16.20 Penambahan pakan -DOC mati 2 ekor
Maret 2018
91
17. Senin, 2 April 13.00 Gotong royong -Pembuatan sekat
2018 kandang
17.00 Pencucian tempat minum -Mati 4 ekor
13.30 Penyemprotan
13.30 Penyemprotan
92
17.00 -Pemberian pakan 3,5
gayung
23. Minggu, 8 Penambahan pakan -Pemberian pakan 4
April 2018 gayung
-Pemasangan 2 kipas
kandang bawah
-Mati 8 ekor
24. Senin, 9 April 11.00 Pemasangan sekat -Mati 1 ekor
2018 kandang atas
13.00 Penyemprotan
14.00 Penyemprotan
14.15 Penyemprotan
93
10.10 Penyemprotan
-Mati 3 ekor
11.30 Penambahan pakan
-Pemberian pakan 3
13.00 Penyemprotan gayung
14.10 Penyemprotan
94