Professional Documents
Culture Documents
Proposal Penelitian
Oleh
Proposal ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu
Kadar Ramadhan.,SKM,MKM
NIP. 198706012010121008
Pembimbing II
Tasnim.,S.Kep,Ns,MM
NIP. 1963010419840320001
Mengetahui
Ketua Program Studi
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan Poso pada tanggal
Penguji 2
Penguji 3
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan ................................................................... 28
4. Pelaksanaan/Implementasi keperawatan ................................................................. 31
5. Evaluasi ................................................................................................................... 31
C. Intervensi Keperawatan Latihan ROM Pasif Dan Aktif....................................... 33
1. Batasan prosedur ..................................................................................................... 36
2. Prosedur Tindakan .................................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 43
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Pathway Stroke…………………………………………………………………13
2.2 Gambar Latihan Gerak Pasif……………………………………………...........39
2.3 Gambar Latihan Gerak Aktif…………………………………………………...41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung koroner dan kanker, baik di negara maju maupun di negara berkembang
Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang
merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum
dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita stroke yang pertama kali setiap
tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan
kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke merupakan
berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematian akibat stroke terjadi di negara-
1
kini jumlah penderita stroke di Indonesia adalah terbanyak dan menduduki
menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 57,9 persen penyakit
sebesar 3238 dan data stroke baik yang rawat inap ataupun yang rawat jalan
sebesar 421 pasien atau (13,01%) pada tahun 2012 seluruh penyakit
degenerative sebesar 4116 dan data stroke sekitar 641 pasien atau (15,28%)
sedangkan data pada tahun 2013 data stroke baik yang rawat inap maupun rawat
jalan sebesar 956 pasien atau (27,80%) (Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng,
2013).
Poso tahun 2015 jumlah pasien stroke sebanyak 458 orang atau (18,46%), tahun
2016 didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 429 orang atau (17,32%),
sedangkan pada tahun 2017 jumlah pasien stroke sebanyak 603 orang atau
2
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak baik vokal maupun global
yang kiri atau yang kanan saja, kemudian bicara menjadi pelo atau bicaranya
(ROM) pasif maupun aktif pada ekstremitas. Range of Motion (ROM) adalah
suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan
berbagai upaya salah satunya dengan melakukan intervensi yaitu latihan Range
Of Motion (ROM) pasif dan aktif pada ektremitas. Terkait dengan peran
perawat dalam upaya meningkat kekuatan otot pada ektremitas harus berfokus
3
pada intervensi yang akan diterapkan dalam meningkatkan kekuatan otot
ektremitas pada pasien stroke yakni latihan Range Of Motion (ROM) yang
Poso, tahun 2015 jumlah pasien stroke sebanyak 42 orang ,dan pada tahun 2016
peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 287 orang. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kasus stroke
yang tepat dan sesuai dengan tindakan keperawatan mandiri. Sebagian besar
pasien stroke belum dilakukan latihan ROM pasif dan aktif pada ekstremitas 2
kali sehari dan tidak memberikan edukasi tentang latihan ROM pasif dan aktif
penulis tertarik untuk mengangkat judul proposal dalam studi kasus “Penerapan
4
B. Rumusan Masalah
Latihan ROM Pasif Dan Aktif Terhadap Kelemahan Ekstremitas Pada Asuhan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
e. Dapat melakukan evaluasi dan catatan perkembangan sesuai tujuan
Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada
2. Bagi Institusi
3. Bagi Penulis
6
4. Bagi klien dan Keluarga
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
saraf otak (Sudoyo Aru, 2009). Istilah ini biasa digunakan secara spesifik
2010).
2008).
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan
gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu (Guyton &
Hall, 2010). Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
8
2. Etiologi
stroke iskemik.
penggumpalan
b. Stroke Hemoragik
otak.
9
3. Faktor-faktor yang menyebabkan Stroke
dibanding wanita
2) Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
1) Hipertensi
2) Penyakit jantung
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
5) Diabetes Melitus
6) Polisetemia
7) Stress emosional
c. Kebiasaan Hidup
1) Merokok
2) Peminum Alkohol
3) Obat-obatan terlarang
berkolesterol
10
4. Manifestasi Klinis
e. Gangguan penglihatan
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24
jam.
11
c. Stroke Komplit : dimana gangguan neurologi yang timbul sudah
6. Pathway
12
7. Patofisiologi
persediaan suplai oksigen. Pada saat terjadi anoksia sebaiman pada CVA,
dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam 3-10 menit. Banyak kondisi
Iskemia dalam waktu yang lama menyebabkan kematian sel permanen dan
Tipe deficit fokal permanen akan tergantung pada daerah otak yang
dipengaruhi adalah middle cerebral arteri, yang kedua adalah arteri korotis
interna.
ke otak. Fase awal dari thrombus tidak selalu menyumbat komplit lumen.
akibat thrombus terjadi selama tidur atau segera setelah bangun. Hal ini
13
berkaitan pada orang tua aktivitas simpatisnya menurun dan sikap berbaring
otak. Pada orang ini biasanya mempunyai hipotensi postural atau buruknya
kedua dari stroke. Klien yang mengalami stroke akibat embolis biasanya
usianya lebih mudah dan paling umum embolus berasal dari thrombus
yang lain stroke emboli adalah lemak, tumor sel embolik, septik embolik,
motoric, atau hanya ada deficit fokal. Defisit paling umum adalah
2008).
14
8. Pemeriksaan Diagnostik
scan.
perpanjangan QT.
f. Laboratorium
bakterialis.
15
3. Analisa CSF (merah) perdarahan sub arachnoid
g. CT scan
sub arachnoid
h. EKG
9. Komplikasi
a. Hipoksia serebral
cedera.
16
10. Pengobatan
c. Jika klien mengalami sakit kepala dan nyeri pada leher biasanya
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
17
Pengkajian pada pasien stroke meliputi identitas klien, keluhan utama,
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
b. Keluhan utama
kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau
18
d. Riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
f. Pemeriksaan Fisik
keluhan klien.
1) Keadaan Umum :
19
bisa bicara dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, dan denyut
nadi bervariasi.
2) Sistem pernafasan :
batuk yang menurun yang sering di dapatkan pada klien stroke dengan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem perkemihan
postural.
20
5) Sistem pencernaan
menurun, mual dam muntah pada fase akut. Mual dan muntah pada
6) Sistem muskuloskeletal
pada neuron motorik atas pada sisi yang berlawanan dari otak.
satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang belawanan. Adanya kesulitan
g. Neurosensorik
1) Saraf Olfaktorius (N I)
21
Cara pemeriksaan : Anjurkan klien untuk menutup mata dan uji satu persatu
Cara pemeriksaan : Dengan snellen card pada jarak 5-6 meter dan
pupil.
rangsangan kedalamnya.
5) Saraf trigeminalis (N V)
Fungsi : saraf motorik, gerakkan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi,
22
Cara pemeriksaan : dengan menggunakan kapas halus sentuh pada kornea
wajah klien, uji kepekaan lidah dan gigi, untuk menggerakkan rahang atau
mengigit.
otot lateralis.
untuk menutup mata kemudian tempatkan garam/gula pada ujung lidah dan
Cara pemeriksaan : tes rine weber dan bisikan, tes keseimbangan dengan
23
Cara pemeriksaan : dengan cara membedakan rasa manis dan asam, dengan
mengembungkan mulut.
Fungsi : saraf sensorik dan motorik, untuk refleks muntah dan menelan.
h. Pengakijian Psiko-Sosio-Spiritual
emosi, kognitif, dan perilaku klien. Dalam pola tata nilai dan kepercayaan klien,
klien biasanya jarang melakukan ibadah spiritual karena tingkah laku yang
24
i. Pengkajian aktivitas/istirahat
kesadaran.
j. Pengkajian sirkulasi
hipotensi postural.
k. Integritas ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira,
l. Eliminasi
25
m. Makanan/cairan
Gejala : nafsu makan menurun. Mual muntah selama fase akut (peningkatan
TIK). Kehilangan sensasi rasa pada lidah, pipi, dan tenggorokan, disfalgia.
(faktor risiko).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pengertian
M. Wilkinson, 2014).
dalam pergerakan fisik mandiri dan terarah pada tubuh atau satu
26
3. Hambatan komunikasi verbal (00051) : Penurunan, keterlambatan
dermis
sendiri
metabolik.
27
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan
Intervensi :
a. Surveilans kulit
Intervensi :
g. Pengaturan posisi
28
3) Hambatan komunikasi verbal (00051)
Intervensi
a. Mendengar aktif
b. Penurunan ansietas
g. Pelatihan memori
Intervensi
a. Pemberian medikasi
e. Manajemen pruritus
Intervensi
a. Pemberian anlgesik
b. Pemberian medikasi
29
c. Manajemen medikasi
d. Manajemen nyeri
f. Manajemen sedasi
g. Surveilans
Intervensi
a. Mandi
Intervensi
b. Manajemen diare
d. Manajemen cairan/elektrolit
f. Konseling laktasi
g. Manajemen nutrisi
h. Terapi nutrisi
i. Konseling nutrisi
30
j. Pemantauan nutrisi
4. Pelaksanaan/Implementasi keperawatan
mencapai tujuan yang spesifik yang bertujuan untuk membantu klien dalam
koping.
dilakukan yaitu :
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
5. Evaluasi
31
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Potter &
Perry, 2006).
kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan
yaitu :
32
C. Intervensi Keperawatan Latihan ROM Pasif Dan Aktif
fungsi sendi
program latihan
ketidaknyamanan selama
pergerakan/aktifitas
33
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC
selama latihan
aktif
ROM aktif
melakukan latihan
34
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC
latihan
pergerakan sendi
memeungkinkan
pencapaian tujuan
35
1. Batasan prosedur
Latihan aktif dan pasif dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik
untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program
oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui
persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Gerakan yang dapat dilakukan
36
kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk
2. Prosedur Tindakan
a. Pre interaksi
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat :
a) Handuk kecil
b. Orientasi
pasien
c. Tahap kerja
37
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
memeganglengan
tetap lurus
38
5) Gerakkan memutar ibu jari :
tungkai.
tungkai.
satunya)
pergelangan kaki.
39
Gambar 2.2 Latihan Gerak Pasif
1. Latihan I
sehat keatas.
40
2. Latihan II
yang sehat
3. Latihan III
keatas
4. Latihan IV
5. Latihan V
41
Gambar 2.3 Latihan Gerak Aktif
d. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
aktif terhadap kelemahan ekstremitas pada pasien stroke di RSUD Poso pasien
Penelitian ini akan di laksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Poso dimulai
sejak pertama kali masuk Rumah Sakit sampai pulang/dirawat minimal 6 hari.
D. Fokus Studi
Studi Kasus penelitian ini berfokus pada Model Karya Tulis Ilmiah 2 yaitu
43
memaparkan secara mendalam salah satu tindakan fokus sesuai masalah
E. Definisi Operasional
salah satu atau lebih kelompok otot yang dapat menyebabkan gangguan
44
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
keluarga. Wawancara biasa dengan pasien jika pasien sadar dan bila pasien
tidak sadar atau susah bicara, data wawancara bisa diperoleh dari keluarga
pasien.
2. Observasi
G. Etika Penelitian
Hak untuk menjadi responden berarti hak untuk mendapatkan jaminan dari
45
lengkap melalui informed consent yang diberikan. Penjelasan yang
informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan untuk hal-hal yang tidak
46
DAFTAR PUSTAKA
DINKES. (2013). Data penyakit stroke. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah.
Potter dan Perry. (20013). Range Of Motion (ROM), otot ekstremitas, pasien stroke.
Havid Maimurahman dan Cemy Nur Fitria, 2-7.
WHO. (2016) dalam Winda Praditiya 2017. Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Pada
Pasien Stroke Hemoragik. Surakarta.
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Guyton & Hall 2010 dalam Harun,F.U 2013. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
9. Jakarta: EGC.
Smeltzer dan Bare dalam Harun,F.U 2013, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Alih Bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
47
Wilkinson, Judith 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.
Nursalam . 2011 dalam Harun,F.U 2013. Proses dan Dokumentasi Keperawatan:
Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba Medika
WHO dalam Nabyl, 2012. Deteksi dini dan gejala stroke, solusi hidup sehat bebas
stroke. Yogyakarta. Aulia Publishing.
48