Professional Documents
Culture Documents
1. Frekuensi pengumpulan
Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk.
Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan tetap bertambah, tetapi sampah organik
akan berkurang karena terdekomposisi.
2. Musim
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung.
3. Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan sampah dengan komponen yang berbeda
pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, produksi sampah kering seperti
kertas, plastik, dan kaleng cenderung tinggi, sedangkan sampah makanannya lebih rendah.
Hal ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis dan
bersih.
4. Cuaca
Di daerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga akan
cukup tinggi.
5. Kemasan produk
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi komposisi
sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kertas sebagai pengemas,
sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai
pengemas.
1. Sampah Organik
Yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah organik
berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik
sendiri dibagi menjadi :
a) Sampah organik basah
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air
yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
2. Sampah anorganik
Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus
makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah botol, plastik wadah
pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.
Contoh sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam,
berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol
bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Komposisi Sampah Menurut Tempatnya :
a. Sampah dari Pemukiman
Umumnya komposisi sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan
rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
b. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
Komposisi sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan
perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah
lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma,namun plastik ini bisa didaur ulang.
c. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Komposisi sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa
berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek.
Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan
kaleng.
d. Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran
Komposisi Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional,
warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik
termasuk sampah makanan dan restoran.
Penentuan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 :
% komposisi sampah = B /BBS x 100%
dimana: B = berat komponen sampah (kg)
BBS = berat total sampah yang diukur (kg)