You are on page 1of 28

Laporan Kasus

Hernia Inguinalis Sinistra Inkarserata

Oleh :
Delsy Aprida, S.Ked
NIM : 71 2016 021

Pembimbing :
dr. Rudyanto, Sp.B

SMF ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Judul:
Hernia Inguinalis Sinistra Inkarserata

Oleh:
Delsy Aprida, S.Ked
71 2016 021

Telah dilaksanakan pada bulan April 2018 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Bedah di
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Palembang, April 2018


Pembimbing

dr. Rudyanto, Sp.B

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Hernia inguinalis sinistra inkarserata”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir
zaman.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. dr. Rudyanto, Sp.B selaku pembimbing yang telah memberikan masukan
serta bimbingan dalam penyelesaian laporan kasus ini
2. Rekan sejawat seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua.

Palembang, April 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 7


BAB III LAPORAN KASUS.................................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan
tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar
10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria.
Hernia merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter,
sehingga pengetahuan umum tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan
penatalaksanaan hernia penting. Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih
disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup
seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa,
karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga abdomen dan karena faktor
usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding abdomen. 1
Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding perut bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. 1
Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulata bila isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau
vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia
ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut
sebagai hernia strangulata. 1
Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak antara antara satu dan dua
persen. Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan
bilateral 15%. Anak yang pernah menjalani operasi hernia pada waktu bayi
mempunyai kemungkinan 16% mendapat hernia kontralateral pada usia
dewasa. Insiden hernia inguinalis pada dewasa kira-kira 2%. Insiden hernia
meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya

5
penyakit yang meninggikan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan
jaringan penunjang.1

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Menurut Sjamsuhidayat & Jong, hernia merupakan protusi atau


penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas rongga atau jaringan
melalui lubang abnormal.2 Hernia inkarserata merupakan hernia ireponibel yang
sudah diikuti dengan tanda-tanda ileus mekanik.1

B. Anatomi dan Fisiologi


Otot-otot dinding perut dibagi empat yaitu muskulus rectus abdominis, m.
Obliqus abdominis internus, m. Transfersus abdominis. Kanalis inguinalis timbul
akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut
melainkan mendorong dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari
kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : ± 4
cm.3
Kanalis ingunalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus,
yang merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis
m.transversus abdominis di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini
dibatasi oleh anulus eksternus. Batas atasnya adalah aponeurosis m.obliqus
eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma
serta sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai
atas bagian proksimedial. 3
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi
dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut
berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis
tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia
inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.obliqus
7
internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi
dan adanya fasia transversalis yang kuat yang menutupi trigonum hasselbach yang
umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini
dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis. 3
Anatomi pelipatan paha;4

1. Muskulus Obl. Abd.Eksternus (MOE),bagian medial berbentuk


Apponeurosis dan mendekati tuberkulum pubikum membentuk
crus superior dan inferior.
2. Muskulus Obliques Abdomen Internus.
3. Muskulus Transversus Abdomen
4. Ligamentum Inguinale (Poupart), mulai dari SIAS sampai
tuberkulum pubikum, ini merupakan tepi bawah MOE.
5. Ligamentum Lakunare Gimbernati.
6. Fascia Transversa, ligamentum COOPER.
7. Anulus Internus yang dibentuk oleh Lig.Ing, Conjoined tendon
dan vasa epigastrika inferior,ini merupakan tempat keluarnya
hernia inguinalis lateralis.
8. Kanalis Inguinalis panjang 3-5 cm, dibentuk oleh :
a. Bag.ventral : App. M.O.E.
b. Bag. Kaudal : Lig.Inguinale.
c. Bag. Dorsal : Fascia transversa.
d. Bag. Kranial : Conjoined tendon.
9. Funikulus Spermatikus, isi dari kanalis inguinalis,keluar melalui
anulus internus,menuju an.ekst dan ke skrotum. Funikulus
spermaticus terdiri dari;
a. Nervus : Ileo inguinal, genito femoral dan serat serat
simpatis.
b. Arteri : Cremaster, Testikular, Arteri yang menuju vas
deferens.
c. Vena : Pleksus Pampiniformis.

8
d. Muscle : Cremaster.
e. Vas deferens.
10. Segitiga HASSELBACH, dibentuk oleh bagian medial: tepi leteral
musk.rektus, bg. lateral Vasa epigastrika inferior dan bg. bawah:
lig.Inguinal. Ini merupakan tempat keluarnya hernia ing. Medialis.
11. Anulus femoralis, tempat keluarnya hernia femoralis.yang menuju
fossa ovalis.Anulus(kanalis) ini dibentuk oleh : lig.ing.,lig.lacunare
Gimbernati,fascia pectinea dan vasa femoralis.
12. Nervus ileo hipogastrika(T12,L1) dan ileo inguinalis(L1).

* Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan


terletak 2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin
internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens
atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot
cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus genital nervus
genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus
vaginalis.

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.


Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke
caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian
superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum
lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia
transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalils
adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari


trigonum Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus,
dan ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum
Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral
dari trigonum adalah hernia indirect.4
9
Gambar 1. Segitiga Hesselbach's
* Kanalis Femoralis

Kanalis femoralis terletak medial dari v. femoralis di dalam lakuna


vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v. safena magna bermuara di
dalam v. femoralis dengan panjang kira-kira 1,5 cm dengan basis di anulus
femoralis setinggi ligamentum Cooper. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi
yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis,
kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineale (ligamentum
Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di sebelah medial oleh
ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini mengakibatkan
inkarserasi hernia femoralis.

Ligamentum Ingunale merupakan bagian bawah dari aponeurosis


musculus obliquus externus yang mengalami penebalan, mulai dari SIAS sampai
tuberculum pubicum. Sepertiga medial memiliki tepi bebas, sedangkan 2/3 lateral
melekat kuat pada fascia iliopsoas di bawahnya. Ligamentum lacunare merupakan
bagian paling bawah dari ligamentum inguinale dan terbentuk oleh serabut tendon
musculus obliquus externus, melekat pada ligamentum pectineale. Ligamentum
pectineale merupakan suatu pita tendinous yang kuat dan tebal, terfiksasi pada
periosteum ramus superior ossis pubis dan periosteum osiis ilii.

10
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi
hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan
v.Femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat
paha.4

Gambar 2. Kanalis femoralis

Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu


defek pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi
satu atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus
ini didesak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan
seringkali membentuk massa yang dapat dipalpasi.4

Pada pria, lewatnya testikel melalui dinding abdomen selama tahap


embrionik, melemahkan dan memperbesar orifisium miopektineal di atas
ligamentum inguinalis dan merupakan predisposisi terhadap hernia inguinalis
indirek dan direk. Pada wanita, diameter pelvis sejati yang membesar, bila
dibandingkan dengan pria, secara proporsional memperbesar kanalis femoralis
dan mungkin merupakan predisposisi dari hernia femoralis.4

Kelainan fundamental yang memungkinkan protrusi atan penonjolan


kantong peritoneal melalui dinding abdomen adalah adanya defek pada fascia
transversa. Protrusi kantong peritoneal melewati posterior dari iliopubic tract dan
ligamentum inguinale, anterior dari ligamentum Cooper, medial dari vena
femoralis dan tepat di lateral dari pelekat dinding inguinal posterior (aponeurosis
11
tranversus) dan fascia transvers) pada ligamentum Cooper. Setelah melalui
annulus femoralis penonjolan turun sampai muncul pada fossa ovalis.4

* Aponeurosis Obliqus External

Aponeurosis otot obliqus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial


dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus
abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external
oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.3

Gambar 3. Otot Oblique

* Otot Oblique internus

Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk
conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak
diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.3

* Fascia Transversalis

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan


aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2

12
lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak
sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar
dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan
ke linea semulunaris.4

Gambar 4. Fascia Transversalis

* Ligamentum Cooper

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan


dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang
penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.4

* Preperitoneal Space

Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh


darah dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah
adalah nervus cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus
cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari
nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca
dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral
ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior.3

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan


kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital
dan femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam

13
sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri.
ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan
medial ke lateral ke cincin interna inguinal.4

Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah


jaringan lemak sangat bervariasi.4

C. Etiologi
Penyebab terjadinya hernia:1,6
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat –
tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia
mempunyai defek pada tempat – tempat tertentu (predisposisi) dan
beberapa bulan (0 – 1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui
defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek
bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama
hidupnya, antara lain:
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh
pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun
BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia
jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk
juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaaringan lemak

14
pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat
penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan
intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus

Bagian – bagian hernia :1


1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.
Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional,
hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong
hernia, misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus
(omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)

15
Gambar 5. Bagian-bagian Hernia

D. Macam-macam Hernia
1. Secara klinis dibagi mejadi :
a. Hernia reponibel
Jika organ yang mengalami hernia dapat keluar masuk kantung
hernia secara aktif atau pasif. Isinya tidak serta merta muncul
secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau
tekanan intra abdomen yang meningkat. Usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel
Jika organ yang masuk ke dalam kantung hernia tidak dapat
keluar kecuali dengan bantuan operasi. Jika hal ini disebabkan
perlekatan organ pada kantung hernia disebut hernia akreta.
c. Hernia strangulasi
Merupakan hernia ireponibel dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi pada viscera yang terperangkap pada kantung hernia
atau terjepit cincin hernia.
d. Hernia inkarserata
Merupakan hernia ireponibel yang sudah diikuti dengan tanda-
tanda ileus mekanik.1,4
2. Berdasarkan arah herniasi
a. Hernia eksterna
Merupakan hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar
karena penonjolan hernia ke arah luar.
16
1). Hernia inguinalis medialis (direk) dan lateralis (indirek)
Hernia inguinalis medialis disebabkan faktor peninggian
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di
trigonum Hesselbach, berbentuk bulat. Hernia inguinalis lateralis
karena menonjol dari perut di lateral pembuluh darah epigastrika
inferior. Disebut indirek karena melalui dua pintu saluran yaitu
anulus dan kanalis inguinalis berbentuk lonjong.
2). Hernia femoralis
Peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong lemak
preperitonial ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi
pembuka jalan terjadinya hernia. Wanita lebih banyak menderita
hernia ini karena faktor penyebab kehamilan multipara, obesitas,
dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Pintu masuk hernia
adalah anulus femoralis selanjutnya isi hernia akan masuk di
kanalis femoralis.
3). Hernia epigastrica
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara
umbilicus dan prosesus xiphoideus.
4). Hernia obturatoria
Adalah hernia yang melalui canalis obturatoria. Canalis
obturatoria adalah saluran yang terbentuk akibat membran
obturatoria tidak menutupi foramen obturatoria, secara
keseluruhan adalah defek pada sulcus obturatorius.
5). Hernia semilunaris
Hernia yang terjadi di sepanjang linea semilunaris
abdomen. Linea semilunaris adalah gambaran garis yang terdapat
di lateral. Rectus abdominis, linea ini terbentuk karena penyatuan
3 aponeurosis muskulus abdominalis yaitu m.obliqus eksternus,
m.obliqus internus, m.transversus abdominis.
6). Hernia perinealis

17
Hernia perinealis merupakan penonjolan hernia pada
perineum melalui defek pada dasar panggul yang dapat terjadi
secara primer.
7). Hernia ischiadica
Meruupakan hernia yang melalui foramen ischiadikum
major dan foramen ischiadikum minus.1,6
b. Hernia interna
Disebut hernia eksterna karena isi hernia masuk ke dalam
rongga lain misalnya cavum thorax atau bursa omentalis atau
masuk ke dalam recessus di cavum abdomen.
1). Pada cavum abdomen
a. hernia epiploika winslowi
Hernia viscera abdomen melalui foramen epiploika winslowi.
b. Hernia bursa omentalis
Lanjutan dari hernia epiploika dimana viscera tidak hanya di
foramen epiploika tetapi sudah masuk ke dalam bursa
omentalis.
c. Hernia mesenterica
Herniasi jaringan ataupun organ retroperitoneal ke dalam
mesenterium.
d. Hernia retroperitoneal
Hernia ini disebut retroperitoneal karena viscera abdomen
masuk ke dalam kantung-kantung yang terbentuk akibat lipatan
peritoneum parietal yang menutupi organ-organ retroperitoneal.1,6
2). Pada cavum thorax
Herniasi yang terjadi dari cavum abdomen menuju cavum
thorax karena melewati struktur diafragmatika maka dikenal
sebagai hernia diafragmatika. Hernia diafragmatika terjadi karena
adanya lubang maupun defek abnormal pada diafragma yang
menyebabkan viscera abdomen dapat melalui lubang tersebut
menuju cavum thorax.
18
a. Hernia diafragmatica traumatica
Defek timbul karena tembakan, pukulan, tusukan, atau
proses pengerusakan diafragma.
b. Hernia diafragmatica non traumaticum
1). Kongenital
Karena adanya proses pertumbuhan diafragma
2). Acquisital
Hernia ini akan melewati lubang pada diafragmatica yang
memang sudah ada seperti hiatus esofagus.1,6
E. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami peningkatan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat
buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus
kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu
tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding
abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana
kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,
pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang
sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia karena organ-
organ selalu melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah.1
Isi hernia dapat pula tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan hernia
inkarserata dengan adanya gejala pasase usus. Sumbatan dapat terjadi total atau
partial seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis,
atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih
sering terjadi jepitan partial.Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang
terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah
terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.6

19
20
F. Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi4
 Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring.
 Hernia inguinal
o Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
o Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
 Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
 Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
 Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
 Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
 Hernia perineum : benjolan di perineum.
Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.1
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita
tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis
inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di
lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis
medialis.1
 Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera,
tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia
yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
21
ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum
pubikum.
 Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum
inguinal
 Hernia inkarserata : nyeri tekan.1
Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.6
Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).6
 Colok dubur Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda
Howship – romberg (hernia obtutaratoria).
 Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat,
nadi meningkat, tekanan darah meningkat.
 Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan
Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
 Pemeriksaan Finger Test :6
o Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
o Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke
kanal inguinal.
o Penderita disuruh batuk:
o Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
o Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

22
 Pemeriksaan Ziemen Test :6
o Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita). Hernia kanan diperiksa
dengan tangan kanan.
o Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
o jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
o jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
o jari ke 4 : Hernia Femoralis.
 Pemeriksaan Thumb Test :6
o Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita
disuruh mengejan
o Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
o Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
G. Manifestasi klinik
Gambaran klinis hernia inkarserata yang berisi usus dimulai dengan
gambaran obstruksi usus disertai gangguan keseimbangan cairan, elektrolit,
dan asam basa.1
Tabel 1. Perbedaan gambaran klinis hernia1
Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Tampak Toksik
sakit
Reponibel / bebas + - - - -
Ireponibel / - - - - -
akreta - + + + -
Inkarserata - ++ + + ++
Strangulasi

1. Penonjolan di daerah inguinale atau sesuai daerah regio hernia.


a. Bila pada hernia femoralis

23
o Wanita lebih banyak dari lelaki ( 3 : 1 ), dengan faktor
predisposisi banyak pada anak, berat badan turun, dan tonus
otot menurun.
o Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat
paha di bawah ligamentum inguinale di medial v. Femoralis
dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih
jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di
lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya, atau karena
penderita gemuk. Bentuk bulat dibawah ligamentum
inguinale disebelah medial dari vasa femoralis.
o Sering terjepit (inkarserata) karena cincin hernia keras yaitu
Lig.inguinale,Lig.lacunare gimbernati, vasa femoralis dan
fascia pektinea.1
b. Bila pada hernia inguinalis medialis
o Faktor penyebab ialah tekanan intra peritoneal meningkat
dan kelemahan dinding perut.
o Tanda tanda klinis :
o Bentuk benjolan bulat tidak (jarang) sampai skrotum.
o Benjolan keluar masuk dengan mudah.
o Jarang didapat pada wanita atau anak anak.
o Sering terjadi pada orang tua ( diatas 40 tahun).
o Biasanya bilateral.
o Benjolan keluar melalui Segitiga
Hasselbach,langsung melalui anulus eksternus.
o Jarang terjadi Inkarserata.1
c. Bila pada hernia inguinalis lateralis/indirek
o Menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrik inferior,
sehingga pada pemeriksaan fisik, akan tampak tonjolan
berbentuk lonjong. Pada bayi dan anak biasanya disebabkan
oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus

24
vaginalis peritoneum sebagai akibat proses turunnya testis
ke skrotum.
o Pada umumnya keluhan orang dewasa, adanya benjolan di
lipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau
mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat
baring.
o Perlu juga dipikirkan adanya kemungkinan gejala pasase
usus karena adanya kemungkinan hernia inkarserata.1
2. Gangguan pasase usus
Gangguan pasase usus yang sering juga disebut ileus dapat
disebabkan oleh obstruksi/hambatan lumen usus akibat perlengketan atau
massa tumor yang sehingga akan meningkatkan peristaltis usus sebagai
usaha untuk mengatasi hambatan atau oleh gangguan peristaltis usus
akibat pemakaian obat-obatan. Obstruksi usus disebut juga obstruksi
mekanik. Dengan penyumbatan dapat terjadi dimana saja sepanjang usus.
Pada obstruksi usus dibedakan obstruksi sederhana dan obstruksi
strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia mungkin dapat
strangulasi.1
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/
hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.7
Gejala klinis pada gangguan pasase usus sendiri ialah dapat berupa
subjektif dan objektif.7
Subjektif. Pasien datang dengan keluhan perut kembung, muntah,
tidak bisa flatus dan buangair besar.7
Objektif. Abdomen membuncit, adanya gambaran usus atau
gerakan peristaltik pada dinding usus. Bising usus yang meninggi sampai
metalic sound atau bising usus yang negatif. Pada pemeriksaan

25
rektal/colok dubur dijumpai ampula rekti kolaps pada obstruksi rendah
atau ampula rekti yang kembung karena paralisis.7
3. Nyeri pada benjolan / bila terjadi strangulasi
4. Gelisah

H. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia. Hal ini dapat terjadi kalau isi
hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau
merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa
benjolan.1
Isi hernia dapat pula tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan hernia
inkarserata dengan adanya gejala pasase usus. Sumbatan dapat terjadi total atau
partial seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis,
atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih
sering terjadi jepitan partial. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena sehingga
terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam
kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia
makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu
(strangulasi). Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi
transudat berupa cairan serosanguinus.1,6
Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan
dengan rongga perut.1
Bila terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, akan terjadi
ganggren sehingga gambaran klinis menjadi toksik, suhu tubuh meninggi, dan
terdapat leukositosis. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia.
Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneal.1,7
Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan
kembali disertai nyeri tekan dan, tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai
26
tanda peritonitis atau abses lokal. Hernia strangulata merupakan kegawata
daruratan yang perlu mendapat pertolongan segera. 1

I. Tatalaksana
Terapi umumnya, ialah terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang
rasional. Usia lanjut tidak merupakan kontraindikasi operasi elektif. Bila
penderita hernia inkarserata tidak menunjukan gejala sistemik, dapat dicoba
melakukan reposisi postural. Jika usaha reposisi berhasil, dapat dilakukan
operasi herniorafi elektif setelah 24-48 jam setelahn udem jaringan hilang dan
keadaan umum pasien sudah lebih baik.1
Pada hernia inkarserata, apalagi pada hernia strangulata, kemungkinan
pulihnya isi hernia harus dinilai saat operasi. Bila isi hernia sudah nekrotik,
dilakukan reseksi. Kalau ketika operasi dinilai bahwa daya pulih isi hernia
diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah lima menit dievalusasi
kembali warna, peristaltis, dan pulsasi arteri arkuata pada usus. Jika operasi
dinding perut kurang kuat, yang memang terjadi pada hernia direk, sebaiknya
digunakkan mesh untuk menguatkan dinding perut setempat.1

1. Konservatif
a. Reposisi (memasukkan hernia ke tempat semula)
Hanya dapat dilakukan pada hernia reponibel dengan menggunakan
kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan
tangan yang kedua memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi.1
b. Sabuk hernia
1. Diberikan pada pasien yang menolak operasi
2. Bentuk sabuk seperti kepala ular diletakkan tepat di pintu hernia
3. Pemakaian dalam jangka waktu yang lama berdefek tidak baik yaitu
menyebabkan pintu hernia semakin lebar dan pemakaian yang tidak
puas.
4. Pemakaian sabuk sebaiknya setelah reposisi berhasil.6

27
2. Pre-operatif
Tindakan segera yang dapat dilakukan pada pre-operatif, ialah;
1. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit/asam-basa
segera dilakukan.
2. Pemasangan kateter urine, tekanan vena sentral (CVP) dipasang
sebagai pemantau.
3. Pemasangan pipa lambung sangat membantu mengurangi tekanan
intra-abdominal yang menekan diafragma, sehingga menggangu
pernafasan. Pipa lambung juga untuk mencegah muntahan yang
dapat menjadi aspirasi.7

3. Operatif
Operatif merupakan penanganan hernia yang paling baik dan dapat
dilakukan pada semua jenis hernia baik reponibel, ireponibel, strangulasi
maupun inkarserata.1
Jenis Terapi
1. Herniotomy : tindakan mulai dari membuka kulit, membuka dan
memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum
abdominal.
2. Herniography : tindakan mulai dari mengikat pintu hernia dan
mengaitkan pintu hernia tadi pada conjoint tendo.
3. Hernioplasty : merapatkan conjoint tendo ke ligamentum
inguinale dan mengaitkan kedua struktur tadi. Maksudnya adalah LMR
hilang/tertutup dan dinding perut menjadi lebih kuat.8

28

You might also like