Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Trauma akibat sengatan listrik merupakan jenis trauma yang bisa berakibat fatal bagi
manusia karena mempunyai nilai resiko kematian yang tinggi. Sekitar 50% dari jumlah
korban sengatan listrik akan mengalami kematian.
Banyaknya kasus trauma atau kematian akibat sengatan listrik dikarenakan banyak
kasus trauma sering terjadi di lingkungan keluarga dimana sumber listrik bertegangan
rendah digunakan sebagai sumber listrik pada alat-alat kehidupan sehari-hari.
Trauma tersebut biasanya disertai adanya tetani otot pada daerah kontak fisik dan
gangguan pada jantung yang akan menyebabkan gangguan pada tubuh dan bahkan kematian.
Di Amerika Serikat data korban akibat trauma listik mencapai angka 1000 kasus
berakibat fatal per tahunnya dan hampir 3-5% dari jumlah korban mengalami kematian.
Data lainnya menyebutkan trauma bakar listrik di Inggris diperkirakan mencapai sekitar
3-4% dengan mortalitas terdapat 2 pasien dengan trauma serius dan 36 pasien dilaporkan
mengalami syok elektrik. Kematian akibat trauma listrik pada karena petir mencapai 7000
kematian pada 34 tahun terakhir di Amerika Serikat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Agar para pembaca, mahasiswa keperawatan pada khususnya dapat mengetahui dan
memahami tentang konsep dasar serta asuhan keperawatan klien dengan trauma listrik.
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini bagi para pembaca dan mahasiswa
keperawatan yaitu :
7. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma
listrik.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu bagi para pembaca selain dapat menambah
wawasan, juga agar pembaca lebih mendalami tentang konsep dari aritmia Selain itu, bagi
mahasiswa keperawatan khususnya, makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dalam
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan
dan dapat tercapai.
BAB II
L ANDAS AN T E O RI
1. Pengertian
Cedera akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan
arus listrik dapat berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan
organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
dan rehabilitasinya sukar, perlu ketekunan, tenaga terlatih dan terampil serta biaya
yang mahal. Luka bakar juga memerlukan penanganan yang serius secara tim yang
meliputi dokter, perawat, fisioterapis, ahli gizi, psikiater, dan pekerja sosial.
kutipan diatas yaitu: Luka bakar adalah luka pada jaringan yang disebabkan oleh
panas, (cairan atau api), kimia, atau radiasi energi listrik dan pergesekan.
Pengertian luka bakar sendiri adalah luka yang disebabkan oleh kontak
dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi; juga oleh
sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan
kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik (
Anatomi Fisiologi
Anatomi kulit yang utama adalah tersusun dari tiga lapisan; yaitu epidermis,
a. Lapisan Epidermis
Terdiri dari atas sel-sel tipis melekat satu dengan yang lain. Merupakan
Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbatas kasar dan
Terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
(palisade).
b. Lapisan Dermis
Lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1). Lapisan papilaris tersusun dari sel fibroblast yang menghasilkan bentuk
Dermis juga tersusun oleh pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar
c. Jaringan Subkutan
lapisan kulit dan struktur internal. Fungsi utama kulit adalah proteksi, absorsi,
berlangsung melalui cerah antar sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui
zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa
NaCl, urea, asam urat. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Untuk merasakan rasa nyeri gatal, panas, dingin, rabaan dan
tekanan. Pengaturan suhu tubuh, kulit melakukan fungsi ini dengan cara
dari sel basale mengadakan pembelahan, sel basale yang lain akan berpindah
ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel
2.2 Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh kontak langsung antara anggota tubuh dengan
faktor penyebab luka bakar seperti api, listrik, bahan kimia ataupun radiasi ( Effendi.
C, 1999 ).
Cedera listrik dapat terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel
maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang. Cedera bisa
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan
dengan arus bolak balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung
siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari
arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan
sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat.
kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut. Kekuatan arus
listrik diukur dalam ampere. 1miliampere (mA) sama dengan 1/1,000 ampere.
Pada arus serendah 60-100 mA dengan tekanan rendah (110-220 volt), AC 60
hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa
menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal.
Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus
terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah
kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit dan
sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan
lembab.
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput lendir
yang lembab (misalnya mulut, rektum, atau vagina), hanya separuh dari
resistensi kulit utuh yang lembab. Resistensi dari kulit telapak tangan atau
telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang tipis.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang
bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai
dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.
bakar.
paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan
ke tingkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik
jantung yang tidak beraturan, kerusakan pada mata dapat menyebabkan karatak.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang
mengalami kerusakan. Seorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka
bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka
bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat
sampai syok, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut dan disfungsi
serebral. Kondisi ini dapat dijumpai pada fase awal/akut/syok yang biasanya
berlangsung sampai 72 jam pertama. Kehilangan kulit sebagai sawar tubuh membuat
luka mudah terinfeksi selain itu kehilangan kulit yang luas menyebabkan penguapan
cairan tubuh yang berlebihan disertai dengan pengeluaran protein dan energi
Jaringan nekrosis yang ada melepas toksin (burn toxin, suatu lipid protein
disfungsi dan kegagalan fungsi organ seperti paru dan hepar yang berakhir dengan
dan struktur fungsional. Kondisi ini menyebabkan parut yang tidak beraturan,
Merangsang Saraf
Nyeri Dikulit
Kapiler
meningkat
Volume
Edema
Plasma
Hemokonsentrasi
Viscosity Darah
Cardiac
Hubungan Langsung Dengan
Output
Dunia Luar
Aliran Darah
tampak merah muda terang sampai merah dengan edema minimal dan putih
pengelupasan kulit.
Melibatkan epidermis dan bagian dermis, gejala nyeri, hiperestesia dan sensitif
terhadap udara dingin. Keadaan melepuh, dasar luka berbintik – bintik merah,
hingga 3 minggu disertai pembentukan jaringan parut dan bila ada infeksi dapat
lama dan tersengat arus listrik. Melibatkan semua lapisan kulit, gejala tidak
terasa nyeri, syok, (hematuria ada dalam urin) dan kemungkinana hemolisis
(destruksi sel darah merah), kemungkinan terdapat luka masuk atau keluar
Pada fase yang lebih berat dapat terjadi amputasi pada daerah jari atau
ekstremitas.
Gambaran klinis tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus
listrik. Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya hingga dia
terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut
bisa mengakibatkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa
Kesadaran bisa menurun, pernapasan dan denyut jantung bisa lumpuh. Arus
listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara titik masuk dan titik
keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya,
sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang menyebabkan
tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan
mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada
keadaan tersebut, resistensi kulit mngkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi
luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera mendapat
Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik keluarnya, serta
kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang kadang diikuti dengan
koma atau kebingungan yang sifatnya sementara, yang biasanya akan menghilang
dalam beberapa jam atau beberapa hari. Penyebab utama dari kematian akibat petir
(4 x 9%) : 36%
d. Paha dan betis – kaki(4 x 9%) : 36% (kiri dan kanan)
e. Genetalia/perineum : 1%
Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif
permukaan kepala jauh lebih besar dan relatif permukaan kaki lebih kecil digunakan
rumus 10 untuk bayi dan rumus 10 – 15 – 20 dari lund dan browder untuk anak. Dasar
presentasi yang digunakan dalam rumus – rumus tersebut diatas adalah luas telapak
( Engram B, 1999 ).
d. Umur klien.
Beberapa indikasi klien dengan luka bakar yang harus menjalani rawat inap ( Kapita
a. Penderita syok atau terancam syok bila luas luka bakar > 10% pada anak atau
c. Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat, seperti pada wajah,
Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada klien luka bakar (
c. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
bakar masif.
2.6 Penatalaksanaan
mungkin, pencegahan infeksi dan mengurangi rasa sakit. Pencegahan trauma pada
kulit yang vital dan elemen didalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan
Pada saat kejadian, hal yang pertama harus dilakukan adalah menjauhkan
korban dari sumber trauma. Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air.
Pada trauma dengan bahan kimia, siram kulit dengan air yang mengalir. Proses
koagulasi protein pada sel di jaringan yang terpajan suhu yang tinggi berlangsung
terus menerus walau api telah dipadamkan, sehingga destruksi tetap meluas. Proses
mempertahankan suhu dingin pada jam pertama setelah kejadian. Oleh karena itu,
merendam bagian yang terkena selama lima belas menit pertama sangat bermanfaat.
Tindakan ini tidak dianjurkan untuk luka bakar >10%, karena akan terjadi
c. Bila dijumpai obstruksi jalan napas, buka jalan napas dengan pembersihan
jalan napas (suction dan lain sebagainya), bila perlu lakukan trakeostomi atau
intubasi.
d. Berikan oksigen.
e. Pasang intravena line untuk resusitasi cairan, berikan cairan ringer laktat untuk
mengatasi syok.
g. Pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada ileus paralitik.
cedera inhalasi, luas dan derajat luka bakar. Dengan demikian jumlah dan jenis
cairan dapat yang diperlukan untuk resusitasi dapat ditentukan. Terapi cairan
lebih diindikasikan pada luka bakar derajat 2 dan 3 dengan luas >25%, atau
pasien tidak dapat minum. Terapi cairan dapat dihentikan bila masukkan oral
dapat menggantikan parenteral. Dua cara yang lazim digunakan untuk
Separuh dari jumlah (1), (2) dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama.
cairan setengah dari hari pertama. Pada hari ketiga berikan cairan
penghitungan diuresis.
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah
4cc. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama,
larutan ringer laktat karena terjadi hipotermi. Untuk hari kedua di berikan
2) Breathing
Pada tahap look (melihat), yang dilakukan yaitu: melihat apakah pasien bernapas,
pengembangan dada apakah napasnya kuat atau tidak, keteraturannya, dan
frekuensinya. Pada tahap listen (mendengar) yang didengar yaitu ada tidaknya
vesikuler, dan suara tambahan napas. Tahap terakhir yaitu feel, merasakan
pengembangan dada saat bernapas, lakukan perkusi, dan pengkajian suara paru
dan jantung dengan menggunakan stetoskop.
3) Circulation
Pengkajian circulation, yaitu hubungan fungsi jantung, peredaran darah
untuk memastikan apakah jantung bekerja atau tidak. Pada tahap look atau
melihat, yang dilakukan yaitu mengamati nadi saat diraba, berdenyut selama
berapa kali per menitnya, ada tidaknya sianosis pada ekstremitas, ada tidaknya
keringat dingin pada tubuh pasien, menghitung kapilery reptile, dan waktunya,
ada tidaknya akral dingin. Pada tahap feel, yang dirasakan yaitu gerakan nadi saat
dikaji (nadi radialis, brakialis, dan carotis). Lakukan RJP bila apek cordi tidak
berdenyut. Pada tahapan listen, yang didengar yaitu bunyi aliran darah pada saat
dilakukan pengukuran tekanan darah.
Termasuk dalam prioritas adalah mengendalikan perdarahan yang jelas
terlihat, memperoleh akses intra vena yang cukup, dan menilai perfusi jaringan.
Perdarahan dari luka luar biasanya dapat dikendalikan dengan tekanan langsung
pada tempat pendarahan. PASG (Pneumatick Anti Shock Garment) dapat
digunakan untuk mengendalikan perdarahan dari patah tulang pelvis atau
ekstremitas bawah, namun tidak boleh menganggu resusitasi cairan cepat.
Cukupnya perfusi jaringan menentukan jumlah cairan resusitasi yang diperlukan.
Mungkin diperlukan operasi untuk dapat mengendalikan perdarahan internal.
4) Disability
Yang dikaji pada tahapan ini yaitu GCS (Glasgow Coma Scale), dan kedaan pupil
dengan menggunakan penlight. Pupil normal yaitu isokor, mengecil: miosis,
melebar: dilatasi. Dilakukan pemeriksaan neurologi singkat untuk menentukan
tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, fungsi motorik dan
sensorik. Informasi ini bermanfaat dalam menilai perfusi otak, mengikuti
perkembangan kelainan neurologi dan meramalkan pemulihan.perubahan fungsi
sistem saraf sentral tidak selalu disebabkan cidera intra kranial tetapi mungkin
mencerminkan perfusi otak yang kurang. Pemulihan perfusi dan oksigenasi otak
harus dicapai sebelum penemuan tersebut dapat dianggap berasal dari cidera intra
kranial.
5) Exposure
Setelah mengurus prioritas-prioritas untuk menyelamatkan jiwanya, penderita
harus ditelanjangi dan diperiksa dari ubun-ubun sampai jari kaki sebagai bagian
dari mencari cidera.
2) Secondary survey
a. Aktifitas/istirahat :
Tanda :
Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
b. Sirkulasi :
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT) :
c. Integritas ego:
Gejala:
Tanda :
d. Eliminasi :
Tanda :
Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20%
e. Makanan/cairan :
Tanda :
f. Neurosensori:
Gejala:
Tanda:
Perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas.
g. Nyeri/kenyamanan :
Gejala :
Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara ekstern sensitif untuk
disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang
derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat
kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h. Pernafasan :
Gejala :
Tanda :
sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin
terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengi
gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam
(ronkhi).
i. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum :
Destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar
Cedera Api :
Terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase intensitas panas
yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut
kering, merah; lepuh pada faring posterior; edema lingkar mulut dan / atau lingkar
nasal.
3.3 INTERVENSI
Nafas Tidak Efektif b.d keperawatan selama 2x24 1. buka jalan nafas dengan
disfungsi neuromuskular jam diharapkan masalah teknik chin lift / jaw thrust
inspirasi (5)
dilembabkan,sebagaimana
mestinya.
untuk mengoptimalkan
keseimbangan cairan.
7. Posisikan untuk
pasien.
memadai untuk
menurunkan kekntalan
darah.
keluar
dengan tepat.
3.4 Implementasi
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk
melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien,
3.5 Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil yang
rencana keperawatan) adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase evaluasi perlu untuk
menentukan seberapa baik rencana asuhan tersebut berjalan dan bagaimanan selama proses
terus menerus. Revisi rencana keperawatan adalah komponen penting dalam evaluasi.
Pengkajian ulang adalah proses evaluasi terus menerus yang terjadi tidak hanya hasil
yang diharapkan terjadi pada klien di tinjau ulang atau bila keputusan dibutuhkan apakah klien
tersebut telah efektif saat hasil yang diharapkan untuk perawatan dapat terjadi. (Wong,
2002:366).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cedera akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh
manusia dan membakar jaringan ataupun menyebebkan terganggunya fungsi suatu organ
dalam.
Menurut Billings and Stokes (1999) dalam bukunya Medical Surgical Nursing, menyatakan
bahwa : “Burns are injuries caused by thermal (liquid or flame), chemical, or electrical agents”.
Menurut terjemahan penulis berdasarkan kutipan diatas yaitu: Luka bakar adalah luka pada
jaringan yang disebabkan oleh panas, (cairan atau api), kimia, atau radiasi energi listrik dan
pergesekan.
4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah :
a) Bagi Perawat
Harus berusaha untuk memahami penyakit yang dialami oleh klien sehingga
terjadi peningkatan pengetahuan dan dapat membantu mencegah kompleksitas masalah
yang mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap masalah yang timbul
akibat trauma listrik.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Agar lebih banyak memberikan masukan yang berguna bagi mahasiswa saat
melakukan asuhan keperawatan baik secara konsep teori maupun teknik pengkajian
fisik terfokus persistem terutama sistem kardiovaskuler dan berorientasi pada masalah
atau keluhan klien khususnya klien dengan aritmia mengingat kondisi klien yang cukup
kompleks.
DAFTAR PUSTAKA