You are on page 1of 6

Pengaruh Penerapan Strategi Metakognitif Terhadap Hasil

Belajar Dan Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui Model


Pembelajaran Direct Instruction Pada Materi Ikatan Kimia
Kelas X

Oleh
MUHAMMAD FAHMI
1513031049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
UNVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
A. Judul : Pengaruh Penerapan Strategi Metakognitif Terhadap Hasil
Belajar Dan Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui Model
Pembelajaran Direct Instruction Pada Materi Ikatan Kimia
Kelas X

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satu kriteria yang harus diperhatikan
untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
Namun dalam kenyataan menunjukkan bahwa siswa mempunyai perbedaan individual
dalam proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa tidak dapat mencapai
tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan dalam proses belajar-mengajar di mana
beberapa siswa memerlukan bantuan berupa perlakuan pengajaran maupun bimbingan
dalam kesulitan belajarnya (Hamsyah, Abu, & Gustina, 2017).
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari kajian
tentang struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubaan
tersebut. Dalam kimia, dipelajari berbagai materi dan perubahannya. Dalam mempelajari
kimia kebanyakan siswa berpendapat bahwa ilmu kimia adalah salah satu mata pelajaran
yang sulit dan membosankan bagi siswa karena selain banyak rumus yang harus dihafal,
juga terdapat beberapa materi yang membutuhkan visualisasi dengan bantuan media lain,
tidak hanya sekedar ceramah. Hal ini dikarenakan karateristik dari ilmu kimia itu sendiri
yang bersifat makroskopis, mikroskopis dan simbolik. Padahal, salah satu tujuan mata
pelajaran kimia di SMA adalah agar siswa memahami konsep-konsep kimia dan saling
keterkaitan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (Namira,
Kusumo, & Prasetya, 2014).
Secara umum pada pembelajaran kimia, kemampuan berpikir sering tidak dilatihkan
secara langsung, terencana, bahkan sering muncul pelajaran kimia diajarkan dalam bentuk
text book oriented atau hafalan. Jika ingin memberdayakan kecakapan berpikir, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasinya harus dikelola secara baik dan terencana untuk mendukung
kepentingan itu. Oleh karena itu aspek pelaksanaan yang benar-benar harus diperhatikan
adalah pendekatan, strategi, metode, serta urusan teknis pelaksanaan pembelajaran yang lain.
Implementasi aspek-aspek pelaksanaan pembelajaran itu harus selalu diupayakan agar tidak
semata-mata mengacu kepada kepentingan transfer informasi ataupun bahkan penemuan
informasi, tetapi mengacu pada kemampuan kecakapan berpikir tingkat tinggi. Banyak
penelitian yang dilakukan terkait dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan dan teknik
pembelajaran yang dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu strategi
pembelajaran yang efeektif dalam meningkatkan hasil belajar adalah strategi metakognitif.
Strategi metakognitif merupakan strategi yang memancing proses berpikir siswa,
mendorong siswa untuk menilai pembelajaran yang dilakukan. Dengan siswa memantau dan
menilai pembelajaran akan lebih berpikir untuk dapat menilai pembelajaran yang dilakukan.
Setelah proses berpikir ini siswa akan terdorong untuk memikirkan cara belajar yang baik
untuk dilakukan, dengan demikian siswa terbisa untuk lebih berpikir selama proses
pembelajaran (Putri, Prasetyo, & Supriyanto, 2012).
Namun, pada umumnya hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran kimia
masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini mengidentifikasikan bahwa pemahaman konsep
kimia yang dimiliki siswa masih sangat rendah dan cenderung textual serta belum bermakna
dan juga mengidentifikasikan kurang berhasilnya proses pembelajaran kima yang telah
dilakukan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Strategi Metakognitif

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
2. Bagi siswa
3. Bagi peneliti
4. Bagi sekolah

C. Kajian Pustaka
1. Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak lain
juga merupakan produk kegiatan berfikir manusia-manusia pendahulunya. Tuntutan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah merupakan
tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Dengan demikian,
belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat manusia (life long learning) (Uno,
2008)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku (Slameto, 2010)
Selain itu belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar
merupakan dua hal yang kompleks. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu
proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan
belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan
bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses
belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal ( Dimyati dan
Mudjiono, 2009). Dari beberapa definisi tersebut mengenai belajar jadi dapat
dikatakan bahwa belajar adalah proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman
atau latihan dan proses berfikir serta sebagai proses siswa membangun gagasan atau
pemahamannya sendiri untuk berbuat, berpikir, dan berinteraksi sendiri secara
lancar.
2. Hasil Belajar
3. Strategi Pembelajaran
4. Strategi Metakognitif
5. Keterampilan Metakognitif
6. Pembelajaran
7. Model Pembelajaran
8. Model Pembelajaran Direct Instruction

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Rancangan Penelitian
3. Populasi dan Sampel Penelitian
4. Variabel Penelitian
5. Desain Penelitian
6. Instrumen Penelitian
7. Teknik Pengumpulan Data
8. Teknik Analisis Data

Jenis, rancangan, populasi dan sampel/subjek dan objek penelitian, instrumen, pengumpulan
data,dan analisis data. Teori-teori terkait dengan variabel penelitian, kajian hasil studi
relevan, dan kerangka berpikir/model penelitian dan hipotesis untuk penelitian kualitatif.
Menggunakan subheading 1., 2., dst. dan sub-subheading 1.1, 1.2, dst. (jika diperlukan).

E. Daftar Rujukan
Hamsyah, E. F., Abu, S. H. N., & Gustina. (2017). Pengaruh Model Pengajaran Langsung
dengan Pendekatan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri
1 Sungguminasa Pada Materi Pokok Ikatan Kimia. Jurnal Chemica, 18, 10–15.
Namira, Z. B., Kusumo, E., & Prasetya, T. (2014). Advance Organizer Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 8, 1271–
1280.
Putri, W. A., Prasetyo, A. P. B., & Supriyanto. (2012). Pengaruh Penerapan Strategi
Metakognitif dalam Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar. Unnes Journal of
Biology Education, 1(3), 266–271.
Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bina Aksara.
Uno, H. B. (2007). Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif
dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

You might also like