Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang hubungan status
sosial ekonomi dan gaya hidup modern berbelanja konsumen ritel modern
Carrefour ITC BSD. Peneliti tertarik meneliti masalah ini karena melihat kegiatan
berbelanja saat ini tidak hanya menjadi sebuah kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan semata melainkan telah menjadi gaya hidup yang terus dipelihara dan
dipraktekkan secara intens oleh para konsumen. Gaya hidup tidak hanya meliputi
cara berbelanja semata namun bisa dilihat dari cara berpakaian, cara bersikap dan
lainnya.
Konsep gaya hidup sendiri menurut David Chaney adalah pola-pola
tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain (Chaney, 1996:
40). Pola-pola kehidupan sosial sering kali disederhanakan dengan istilah budaya
yakni kebiasaan/adat istiadat, sikap, dan nilai-nilai serta pemahaman yang sama
dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu kelompok, namun bukan
sosial yang modern yang lebih terstruktur dibandingkan tatanan sosial masyarakat
1
homogen, maka di struktur masyarakat modern diferensiasi terasa lebih kompleks
individu.
Setidaknya David Chaney mendeskripsikan tatanan sosial modern
memiliki dua aspek penting yakni prosedur regulasi birokrasi dan struktur kelas.
berada di luar individu sebagai kerangka kerja masyarakat. Selain itu struktur
Terdapat pihak yang dapat mengambil keputusan dan ada pula yang merasa
simbol tersebut menawarkan prestise lebih dan menjadi pembeda antara kelompok
dan logika hasrat yang dibentuk oleh daya tarik kebudayaan populer.
Di era kapitalisme, kebudayaan dapat diproduksi secara tak terbatas karena
informasi yang semakin masif, sehingga pada suatu titik tertentu terjadilah
populer atau budaya pop yang dihasilkan dari teknik-teknik industrial produksi
massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan bagi pemilik modal. Tujuan
2
dari produksi budaya massa ini menurut Adorno (dalam Suyanto, 2013: 117)
data, omzet penjualan di pasar modern merupakan yang paling tinggi diantara
yang lainnya. Selain itu pada setiap tahunnya, omzet penjualan di pasar modern
juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 2004 sampai
golongan tinggi, semua mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
2000 sampai 2008. Bahkan peningkatan selama kurun waktu delapan tahun
tersebut dapat mencapai empat kali lipat. Hal ini menunjukkan bagaimana tingkat
3
Rumah tangga golongan rendah di 160.897,1 343.911,0 633.498,9
kota
Rumah tangga bukan angkatan kerja 68.413,4 115.875,3 213.768,1
di kota
Rumah tangga golongan atas di kota 156.139,5 361.730,4 672.628,6
Sumber: www.bps.go.id
Data tersebut memberikan gambaran bagaimana konsumsi budaya populer
khususnya masyarakat yang memiliki status sosial kelas atas. Masyarakat kelas
atas merupakan objek utama dari para pengusaha ritel modern karena mereka
kepada siapa saja yang mengonsumsi budaya populer yang ia ciptakan dan
menjadi semacam gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari para konsumen. Hal
ini dikarenakan mereka ingin merasa berbeda dibandingkan dengan kelas sosial di
bawahnya yang tidak bisa melakukan aktifitas yang seperti mereka lakukan.
masyarakat kelas atas tetap akan berbelanja di ritel modern karena yang mereka
beli tidak hanya sebuah kebutuhan semata namun juga sebuah citra diri dan
kelas atas. Seperti yang dikatakan Piliang (dalam Suyanto, 2013: 138) bahwa sifat
umum dari gaya hidup antara lain: (1) gaya hidup merupakan sebuah pola, yaitu
sesuatu sesuatu yang dilakukan atau ditampilkan secara berulang-ulang; (2) yang
mempunyai massa dan pengikut sehingga tidak ada gaya hidup yang sifatnya
4
personal; dan (3) mempunyai daur hidup (life cycle) , artinya ada masa kelahiran,
untuk meneliti hubungan antara status sosial ekonomi dan gaya hidup modern
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pernyataan masalah yang diuraikan di atas, penelitian ini
5
modern. Sehingga dapat memberikan informasi sejauh mana
modern.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
lainnya.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Purwanti dkk (2013) dengan judul
pasar modern (Ritel) dan di pasar tradisional, sehingga dapat diketahui faktor-
faktor yang mendorong dan yang membuat konsumen enggan berbelanja di pasar
modern saja atau pasar tradisional saja dengan pendekatan kuantitatif. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat (konsumen) yang
jumlah 150 responden dengan metode kuantitatif . Dari hasil analisis faktor
faktor 2: harga, keakraban dengan pedagang, kedekatan lokasi, jam buka tutup,
6
kendaraan umum menuju pasar dan isu kesehatan. Sedangkan dari hasil analisis
pedagang, kedekatan lokasi, jam buka tutup, kendaraan umum menuju pasar, dan
terakhir faktor 3 yang kurang penting adalah harga dan isu kesehatan.
Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Ivane Eka Chriesmaya (2013)
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsial atas gaya
hidup yang terdiri dari tiga variabel, yaitu : (1) Activity, (2) Interest, (3) Opinion
menggunakan teknik purposive sampling. Dari hasil analisis terlihat bahwa ketiga
signifikan, dan hanya variabel interest yang tidak berpengaruh secara siginifkan.
Malang.
Ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidah dkk( 2014)
7
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNTAN. Penelitian ini bertujuan
mahasiswa aktif pendidikan ekonomi FKIP Untan tahun 2009-2012. Hasil analisis
ini menunjukkan kontribusi pengaruh variabel bebas (X) yaitu perilaku konsumtif
persamaan antara penelitian tersebut dan penelitian yang akan dilakukan. Pertama
penelitian Ivane Eka Chrismaya memiliki persamaan yakni meneliti variabel gaya
indikator yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan indikator dari David
menggunakan indikator gaya hidup milik Kotler dan Keller activity, interest, dan
opinion. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Purwanti memiliki
persamaan yakni meneliti tentang Ritel modern dan pasar tradisional dengan
menggunakan teori perilaku konsumen Kotler dan Keller sedangkan penelitian ini
menggunakan teori gaya hidup David Chaney. Ketiga, penelitian yang dilakukan
8
Hidup David Chaney dengan metode kuantitiaf. Sedangkan perbedaanya adalah
ekonomi.
E. Kerangka Teoritis
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengukur hubungan antara status sosial
ekonomi dan gaya hidup modern berbelanja konsumen ritel modern Carrefour
ITC BSD dengan menggunakan teori gaya hidup dari David Chaney. Dalam buku
dunia modern atau yang biasa disebut modernitas. Gaya hidup adalah pola-pola
tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya. Pengertian
seperangkat praktek dan sikap yang masuk akal dalam konteks tertentu (Chaney,
1996: 40-41).
Struktur sosial tercermin dalam setiap bentuk masyarakat, namun
sosial menuju masyarakat modern. Hal ini dikarenakan perbedaan yang terbangun
dipertahankan dalam era mobilitas sosial dan fisik yang sangat cepat. Sementara
karakteristik dari bentuk baru pembedaan ini juga semakin kompleks dan berubah
9
dengan cepat. Oleh karena itu, saat ini gaya hidup sebagai pembeda seperti yang
dikatakan sebelumnya menjadi konsep yang sangat penting dalam dunia modern.
Gaya hidup merupakan bentuk khusus pengelompokan status sosial modern.
Modernitas saat ini terletak pada bagaimana cara status dihargai melalui
keanggotaan kelompok, bukan muncul begitu saja dari pekerjaan yang sama-sama
dijalani, atau bahkan dari hak-hak istimewa yang mereka miliki; melainkan lebih
kepada bagaimana mereka memanfaatkan hak-hak istimewa dan sumber daya atas
status sosial yang mereka miliki tersebut sehingga dapat mereka nikmati (Chaney,
1996: 53). Jelaslah bahwa gaya hidup ini berarti juga memiliki hubungan secara
sumber daya, maka status lebih menunjukkan kepada cara penggunaan sumber
daya (Chaney, 1996: 42). David Chaney menggunakan konsep status untuk
yang terpola secara struktural dan bagaimana wacana gaya hidup ini
disebut dengan kedudukan sosial yang artinya tempat seseorang secara umum
10
memberikan alternatif yang lebih rinci yaitu: 1. Jabatan dan pekerjaannya, 2.
dan 6. Agama.
FX. Sudarsono (1990) memberikan alternatif indikator status sosial ekonomi
yang bisa dilihat dari segi kepemilikan ijazah yang diperoleh dari jenjang
pendidikan formal dan nonformal, tahun belajar yang telah dilalui, dan tingkatan
kelas yang dicapai. Kedua, indikator pekerjaan yang bisa diklasifikasikan menurut
Balitbang Dikbud tahun 1875 yaitu profesional, pegawai negeri sipil, tentara dan
yang dapat mendeskripsikan status sosial ekonomi seseorang oleh orang lain.
berharga jika belum dijadikan perhiasan dan dipakai oleh pemiliknya sehingga
adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan
untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup mencakup
terutama perlengkapan untuk hidup. Menurut Piliang (Adlin, 2006: 81; Suyanto,
2013: 138) bahwa sifat umum dari gaya hidup antara lain: (1) gaya hidup
merupakan sebuah pola, yaitu sesuatu sesuatu yang dilakukan atau ditampilkan
11
secara berulang-ulang; (2) yang mempunyai massa dan pengikut sehingga tidak
ada gaya hidup yang sifatnya personal; dan (3) mempunyai daur hidup (lice cycle)
lakukan sehingga bisa dipakai untuk mencirikan dan mengenali status sosial
mereka selain apa yang mungkin mereka “lakukan” untuk hidup. Konsumsi juga
konsumsi juga mempengaruhi mereka yang tidak bekerja seperti pemuda, lansia,
remaja, pengangguran, dan yang paling penting adalah perempuan yang dalam
hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan alamiah semata, namun juga telah
telah membeli “kebutuhan” (necessities). Oleh karena itu, pencarian akan makna
gaya hidup modern tak akan pernah ada ujungnya karena hal ini terus
diperbaharui oleh produsen sebagai bagian dari cara mereka untuk bertahan hidup.
David Chaney menggunakan istilah “situs dan strategi” untuk menjelaskan
12
tema-tema tertentu. Upaya untuk menghadirkan tipologi ini untuk menunjukkan
bahwa seakurat apapun tulisan mengenai tipologi gaya hidup saat ini, dengan
cepat ia akan menjadi usang. Kata situs “Site” bukan berarti suatu lingkungan
fisik tertentu, namun merupakan metamor fisik bagi ruang-ruang yang dapat
disediakan dan dikontrol oleh para aktor. Kedua, strategi “strategy” karena gaya
hidup sebaiknya dipahami sebagai cara-cara khas perjanjian sosial atau narasi-
pilihan (choices). Sikap, nilai, dan cita rasa yang merupakan karakteristik anggota
kelompok sosial modernitas baru ini, diidentifikasi dengan sendirinya sebagai hal
wilayah kehidupan yang merupakan bagian dari aktivitas waktu luang (leisure)
atau konsumsi. Ketiga, betapapun personalnya nilai-nilai dan cita rasa yang
Menurut David Chaney tema-tema yang khas dalam diskusi gaya hidup
(sensisbilities).
makna, juga menyebabkan orang menilai diri sendiri dan orang lain berdasarkan
tampilan luarnya. Terdapat 4 tahap dalam proses promosi berbagai produk untuk
mendukung penampilan atau tampakan luar seperti yang dikatakan Leiss, antara
13
lain: 1. Idolatory, yakni produk-produk disajikan dalam nilai guna murni; 2.
Totemisme yaitu produk-produk tampil sebagai suatu tanda atau indikator bagi
1996: 177)
dengan orang lain. Kedirian adalah bagian terpenting dari proses seseorang dalam
masyarakat cenderung berubah dari pola komunal ke pola yang lebih privat dan
untuk menunjukkan afiliasi yang bisa diterima suatu kelompok, yang bisa dikenali
lewat ide, nilai-nilai tertentu, atau cita rasa musik, makanan dan pakaian atau yang
lain (Chaney, 1996: 205). Berbusana dengan cara tertentu, menikmati jenis
14
menggambarkan sensibilitas dalam kerangka budaya material, melekati objek-
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu
(Bungin, 2005: 75). Dalam penelitian ini hipotesis yang dinyatakan yakni:
Ho: Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan gaya hidup
G. Operasional Konsep
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti yaitu status sosial
kendaraan pribadi dan kepemilikan kartu kredit. Sedangkan variabel gaya hidup
sensibilitas.
X = Status Sosial Ekonomi (Variabel Independent)
X1 = Pendidikan
X2 = Pekerjaan
X3 = Pendapatan
X4 = Pengeluaran
X5 = Kendaraan Pribadi
Y = Gaya Hidup Berbelanja (Variabel Dependent)
Y1 = Tampakan Luar
Y2 = Kedirian
Y3 = Sensibiltas
Tabel I.H.1. Operasionalisasi Konsep
15
Status Pendidikan Apa pendidikan lulus terakhir
Sosial anda?
Ekonomi Pekerjaan Apa jenis pekerjaan anda?
Pendapatan Berapa pendapatan keluarga anda
setiap bulan?
Pengeluara Berapa pengeluaran keluarga anda
n setiap bulan?
Kendaraan Kendaraan pribadi apa yang anda
pribadi miliki saat ini?
Gaya Tampakan Saya berbelanja untuk memenuhi
Hidup luar (surfaces) kebutuhan pokok
Berbelanja
Saya berbelanja berdasarkan merk
tertentu
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Masri
16
a. Populasi Konsumen
Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian
purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel siapa saja yang akan
logika telah bisa menentukan baik dan buruk, 2) Wanita yang sudah
dibandingkan pria.
Setelah ditentukan syarat sampel, selanjutnya ditentukan jumlah
17
Z 2 x P (1−P )
n=
d2
Keterangan :
n= Jumlah sampel
Z= skor z pada tingkat kepercayaan 95 % = 1,96
P = maksimal estimasi = 0,5
d= alpha (0,05) atau sampling error = 5 %
Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang
karena toko ritel dengan brand ini sudah cukup dikenal oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Hal ini tidak lepas dari gencarnya iklan baik melalui
masyarakat dengan strata ekonomi kelas menengah atas. Selain itu ritel
18
perumahan elite sehingga jelas terlihat menyasar kebutuhan masyarakat
Dalam penelitian ini data primer dihasilkan dari angket yang telah
19
Skala nominal adalah skala data yang hanya dapat digolongkan secara
terpisah menurut kategori. Sedangkan skala data ordinal adalah skala data
yang menunjukan suatu urutan tertentu atau dalam satu seri (Bungin,
2005:120-121).
Sedangkan untuk teknik pengukurannya menggunakan skala Likert.
Skala ini disebut juga sebagai methode of summated ratings karena nilai
nilai total. Skala Likert terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya
sangat setuju (Soehartono, 2011: 77). Dalam penelitian ini setiap jawaban
dari pernyataan yang diajukan oleh responden nantinya akan diberikan skor
184).
a. Editing adalah kegiatan setelah peneliti mendapatkan seluruh
data di lapangan.
20
b. Koding adalah pengklasifikasian data-data dengan cara
di analisis.
c. Tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
berarti menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada pada
I. Sistematika Penulisan
Bab pertama adalah pendahuluan, membahas tentang pernyataan masalah,
penulisan.
Bab kedua adalah gambaran umum, membahas tentang sejarah berdirinya
penelitian yaitu hasil uji validitas dan reabilitas, analisis deskriptif, kategorisasi
Rho yang sebelumnya dilakukan uji normalitas terlebih dahulu mengenai status
sosial ekonomi dan gaya hidup modern berbelanja konsumen Carrefour ITC BSD.
21
Bab keempat adalah penutup, memaparkan tentang kesimpulan dan saran
dari penelitian.
22