You are on page 1of 20

MAKALAH

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI


LINGKUNGAN KELUARGA
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

OLEH :
EKA PURWANTINI
NIM. 1117004

STIKEP PPNI JAWA BARAT


BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat NYA sehingga makalah ini

dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih

atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik

materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, sehingga terdapat

banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sumedang, November 2017

Penulis

Eka Purwantini
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai

salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan

kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di

berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan

pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara

komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran

pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi

klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

B. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan keluarga.

2. Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan masyarakat.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Peran Perawat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan

sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari

perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,

1995:21).

Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar

seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan

perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang

memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan

tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat

dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan

diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung

keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.

Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.


Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga

untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu

bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga

dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga

merupakan subyek.

B. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu tempat di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan. Kualitas kehidupan keluarga yang

diukur dari tingkat kemampuan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan

anggota keluarganya. Tahapan kualitas keluarga tersebut di bagi menjadi 5 bagian

diantarnya sebagai berikut :

1. Keluarga PRASEJAHTERA : keluarga yang belum mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang,

pangan, papan, kesehatan dan KB.

2. Keluarga SEJAHTERA TAHAP I : keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan sosial-psikologisnya. Seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi

dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

3. Keluarga SEJAHTERA TAHAP II : keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan fisik dan sosialpsikologisnya akan tetapi belum dapat memenuhi

kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan akan informasi.


4. Keluarga SEJAHTERA TAHAP III : keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhan fisik, sosialpsikologis dan pengembangannya, namun belum dapat

memberikan sumbangan secara teratur kepada masyarakt sekitarnya.

5. Keluarga SEJAHTERA TAHAP III PLUS : keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhannya serta memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan

kesejahteraan keluarga sekitarnya.

C. Peran Perawat

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang

sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social

baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.

1. Pemberi Asuhan Keperawatan

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan

kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan

pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk

mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan

bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu

yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,

perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis

keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan

sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang

sederhana sampai yang kompleks.

2. Pembuat Keputusan Klinis

Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk

memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir

kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik

dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil,

perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi

klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan

keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi

dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan

Ramos,1995).

3. Pelindung dan Advokat Klien

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang

aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu

tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung

adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan

memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat

sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum,

serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya,

perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk

memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi

hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan
yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.

Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain

khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi

hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas

informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus

Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas

anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika

mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya

model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier

yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih

antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat

yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat

mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi

tenaga kesehatan lainnya.

5. Rehabilitator

Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi

maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan

ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi


yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator

dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan

Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus

ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan

kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien

sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam

memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan

yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7. Komunikator

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar

sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.

Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien

dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas

komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan

individu, keluarga dan komunitas.

8. Penyuluh

Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data

tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,

menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi

kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang


sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber

yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

9. Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau

tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11. Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien

tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

12. Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian

pelayanan keperawatan.
D. Fungsi Perawat

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan

perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana

perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan

sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia

seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,

pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan

kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga

diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau

instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,

atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila

bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti

dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit

kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan

bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Klien Dalam Berhubungan

1. Perbedaan perkembangan

2. Perbedaan budaya

3. Perbedaan gender

4. Gangguan pendengaran

5. Gangguan penglihatan

Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :

1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien.

2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi

hak tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien.

3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi

pada pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain

kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan

sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik

4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan

tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral

5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang

mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya

6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai

pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan

teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien.


Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau komunitas,

perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang

mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktek

keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak dan martabat manusia. Karena

itu, fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk

memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang

hubungan antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :

1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada

tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan

individu,kelurga,dan masyarakat.

2. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,memelihara

suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan

kelangsungan hidup beragama dari individu,keluarga,dan masyarakat.

3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,keluarga dan

masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi

luhur keperawatan.

4. Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan

masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya

kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan

kewajiban bagi kepentingan masyarakat.


F. Masalah

Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera

masih banyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :

1. Faktor Keluarga : keluarga menolak kehadiran perawat, ketidak percayaan

masyarakat terhadap perawat, ada istiadat, ekonomi, dll

2. Faktor Perawat : secara kuantitas jumlah perawat masih kurang. Secara kualitas,

belum optimal. Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-

beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang

kurang. Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga

sering diabaikan oleh masyaakat. Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu"

sehingga sulit berkembang menjadi Mitra Dokter. Kompensasi yang berlebihan

dengan rasa sesama Corps ( " ESPRIT DE CORPS ") yang kurang. Masih ada

perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat.

G. Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat Ideal di Mata

Masyarakat

Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan

suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat

karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat

sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua

itu, perawat merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat mengabdikan

dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi

apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang

perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga
mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan

keperawatan secara holistik kepada klien.

Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka

pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini

ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga

kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan.

Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap

meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk

pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan.

Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam

mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas

agar citra perawat senantiasa baik di mata masyarakat.

Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk

membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan

masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong,

tidak ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira

citra perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui

sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang

banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu

keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang

perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa

menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan

keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang

lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun,
hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal

karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata

masyarakat.

Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang

menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka.

Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan

tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan

perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan

santun saat memberikan asuhan keperawatan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang

baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya

di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra

perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti

itulah yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.

Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang

baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat

profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun

peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis,

pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan,

komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah

berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya

akan menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra

perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran


sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai

komunikator.

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling

utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan

keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi

lebih baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih

mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan

kesehatan lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki

kemampuan aplikasi yang baik dalam melakukan praktik keperawatan. Namun,

perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika

dibandingkan dengan perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah

perawat profesional saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki

oleh perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan

teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan

sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari

asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja

akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat

yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional.

Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.

Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan

yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi

kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi

kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra

keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu


menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat

profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda

dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien

dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap

atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan

sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat memberikan asuhan

keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu bentuk

interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani

perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit.

Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri

karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.

Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra

perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat

menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi

pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan

perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien.

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama

perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas.

Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang

menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah

seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik

saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang

membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klien.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu :

Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanana

kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya pelayanan atau

asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan

kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiapi hari selalu berhubungan

dengan kita .keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu

merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat di ekspresikan tanpa hambatan

yang berarti .

B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar

dapat mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan proses

(terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.

Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga . Jakarta:PT BPK Gunung mulia .

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia

Sehat 2010.” http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html (16 Feb. 2008)

You might also like