You are on page 1of 32

1.

Konsep Dasar Diare


1. 1. Pengertian

Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. (Hipocrates, 1985).

Diare adalah sebagai buang air besar yang tidak normal, bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi lebih banyak dari pada biasanya (di bagian ilmu kesehatan anak FKUI RCCMC).

Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair,
setengah padat dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari pada biasanya
(normal 100 – 200 ml) pertinja (Saifullah Noer, 1998).

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO 1980 dikutip dari
mansjoer arief, dkk 1999)

Dari ke 4 pengertian diare tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa diare adalah
buang air besar/defekasi yang tidak normal pada bayi lebih dair 4 kali dan lebi dari 3 kali

pada anak dengan konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah, atau lendir saja.

1. 2. Penyebab / Etiologi
1. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun seperti pneumonia, infeksi
telinga, tonsillitis dapat menyebabkan mencret dalam stadium yang biasanya
ringan.
2. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah infeksi
dengan berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi oleh organisme
disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa. Yang paling sering
dijumpai dalam jumlah besar yang berasal dari lingkungan kotor. Anak yang
kurang gizi amat rentan dalam periode bebas diare.
3. c. karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
4. Malabsorbsi lemak
5. Malabsorbsi protein
6. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
7. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data umum

1. Identitas Klien

Nama :An.M

Umur :12 Tahun

Jenis kelamin :Laki-laki

Agama :Kristen

Suku/Bangsa :Sanger / Indonesia

Alamat :Kelurahan Panasakan

Tanggal/jam MRS :20-07-2012/23.00 wita

Tanggal/jam pengkajian :21-07-2012/10.00 wita

No. Register :070061

Diagnosa Medis :DIARE

1. Identitas Orang Tua

Nama :Tn. M

Umur :38 tahun

Jenis kelamin :Laki-laki

Agama :Kristen

Suku/Bangsa :Sanger/Indonesia

Alamat :Kelurahan panasakan

Pekerjaan :Swasta
Hubungan dengan klien : Ayah (orang tua)

1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari
2. Riwayat keluhan utama

Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di rumah
dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua klien mengatakan
awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak makan mangga yang tumbuh
dipinggir sungai. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik,
namun tidak ada perubahan. karena khawatir akan kondisi anaknya orang tua klien
memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada tanggal 20-07-2012, jam
23.00 wita

1. Keluhan saat dikaji

Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali sejak pagi hari ,
klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan anaknya muntah 1
kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada
seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.

2. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit dan di
rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD, orang tua klien juga mengatakan bahwa
anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi terhadap obat-
obatan.

2) Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan

3. Riwayat kesehatan keluarga

1) Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita berak-berak
namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan bahwa dalam
keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obat-obatan.

1. Pola menejemen kesehatan dan persepsi kesehatan

Tingkat pengetahuan tentang penyakit yang derita

Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang di derita
anaknya. Mereka hanya mengetahui bahwa anaknya sakit perut dan berak-berak.

Perilaku untuk mengetahui masalah kesehatan/penyakit

Keluarga hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.


Data psikososial

Menurut ibu klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan teman-teman di
sekitar lingkungan tempat tinggalnya dipinggir sungai. Hubungan klien dan orang tua klien
dengan tenaga kesehatan baik.

Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena anaknya berak-berak dan muntah
tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. Ekspresi wajah orang tua klien cemas.
Orang tua kooperatif terhadap akan semua tindakan yang dilakukan.

Riwayat spiritual

Orang tua klien beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan ibadah setiap
hari minggu.

2. Pola kegiatan sehari-hari

Tabel 3.5. Pola kegiatan sehari-hari An.M dengan kasus diare derajat ringan diruang teratai
anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

No Kegiatan Sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi :

Jenis makanan nasi + lauk pauk Bubur + lauk pauk

Pola makan Teratur Teratur

Frekwensi 3 x sehari 3 x sehari

Porsi 1 piring dihabiskan Tidak dihabiskan 2-5

Nafsu makan Baik sendok (1/4 porsi)


2 Minum :

Frekwensi minum Sering Sering

Pola minum Air putih, susu, teh Air putih, susu, teh

Jenis minum Air putih, susu Air putih, susu

Jumlah minuman 250 cc – 500 cc 250 cc – 500 cc


3 Eliminasi

BAK :

Frekwensi 4 – 5 x/sehari 3 – 4 x/sehari

Warna Kuning jernih Kuning jernih


Bau Amoniak Amoniak

BAB :

Frekwensi 1 – 2 x/hari 4 x/hari

Warna Kuning Kuning kecoklatan

Konsistensi Lunak Encer, berlendir, berampas

Lanjutan tabel 3.5. pola kebiasaan sehari-hari An M kasus diare derajat ringan diruang
teraratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


4 Pola istirahat (tidur)

Tidur malam Jam 22.00 s/d 06.00 Jam 21.00 s/d


05.00
Jam 14.00 s/d 15.30
Jam 11.00 s/d
Tidur siang 14.00

5 Personal Hygiene

Mandi 2 x sehari Belum pernah

2 x sehari

3 x seminggu

Gosok gigi Setiap mandi

Cuci rambut

Ganti pakaian

1. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum :lemah

Kesadaran :compos mentis

Tanda-tanda vital

Suhu :38oc
Nadi :102 x/menit

RR :20 x/menit

BB sebelum masuk RS :37 kg

BB masuk RS :35 kg

BB ideal :2n+9 (n=umur)

2×12+9=33

= 33kg

Head to toe

1. Kepala dan wajah

Inspeksi : Bentuk kepala bronchiocepalus,Rambut warna hitam,Rambut lurus.wajah terlihat


pucat, wajah klien terlihat meringis Tidak ada oedema pada wajah, ada bercak-barcak putih
(teniapersikolor) pada wajah klien.

Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa,Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada oedema

2. Mata

Inspeksi : Kedua mata simetris kiri kanan,Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterus,
reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran pupil simetris kiri kanan, Mata tidak cekung,
Tidak ada tanda-tanda peradangan pada konjungtiva

Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, Tekanan bola mata seimbang kiri kanan fungsi
penglihatan baik, lapang pandang normal.

3. Hidung

Inspeksi : Bentuk lubang hidung simetris kiri kanan, Tampak ada pengeluaran cairan dari
hidung, Mukosa hidung hiperemis, Tidak ada pernapasan kuping hidung, tidak ada
deformitas pada tulang hidung.

Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris,
sinus edmodalis dan sinus frontalis, fungsi penciuman baik

4. Telinga

Inspeksi : Tidak ada pengeluaran cairan dari telinga,Tidak ada tanda-tanda radang pada
telinga,Keadaan telinga luar bersih, serumen tidak ada, Membran tympani utuh.

Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada tulang mostoideus
fungsi pendengaran baik
5. Mulut/Tenggorokan

Inspeksi : Selaput mukosa mulut Nampak kering, Lidah tidak kotor, Fungsi mengecap dan
mengunyah baik,Tonsil tidak meradang, mukosa bibir lembab

Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan.

6. Leher

Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada leher.

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba denyut nadi karotis dua jari lateral
sinistra adam apel.

7. Dada dan paru-paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan,Pengembangan dada seimbang mengikuti alur
nafas, Frekuensi pernafasan 20 x/menit, Jenis pernafasan dada,tidak ada retraksi dinding
dada.

Palpasi :Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada.

Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada area paru-paru

Auskultasi : Bunyi nafas vasikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.

8. Jantung

Inspeksi : bentuk dada piquen chest, tidak ada pembesaran pada salah satu dinding dada.

Auskultasi : Terdengar Bj I “ lup “ pada ICS 2 dan 3

Terdengar Bj II “ dup “ pada ICS 4 dan 5

Perkusi : terdengar suara pekak pada area dada sebelah kiri.

Palpasi : teraba denyut jantung apeks pada ICS 5 dan 6

9. Abdomen

Inspeks : Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo / hiperpigmentasi kulit, Tidak
nampak dalam keadaan acites.

Auskultasi : Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+).

Perkusi : Terdengar bunyi hypertimpani

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak teraba adanya pembesaran
limpa, Tidak teraba adanya massa.
10. Genetalia/Anus

Inspeksi : tanpak adanya kemerahan

11. Ekstremitas

Ekstremitas Atas

Inspeksi : Tangan kiri dapat digerakan dengan bebas. Sedangkan tangan kanan terpasang
IVFD RL 28 Tpm, Jari-jari kedua tangan lengkap kuku bersih tidak ada oedema

Tonus otot :

5 5

Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Kedua kaki dapat digerakan dengan bebas,Jari-jari kedua kaki lengkap,Tidak ada
sianosis,Tidak ada oedema maupun benjolan.

Palpasi : Reflex KPR baik, aciles baik.

Tonus otot :

5 5

1. Pemeriksaan Penunjang.

pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21-07-2012 jam 10.00

Tabel 3.6. hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21-07-2012

NO NAMA HASIL SATUAN NILAI NORMAL


1. WBC 19,5 103/µL 5,0-10,0

2. RBC 4,73 103/µL 4,50-5,50

3. HGB 12,7 g/dl 14,0-17,0

4. HCT 38,3 % 40,0-48,0

5. MCV 81,0 103/ µL 82,0-92,0

6. MCH 26,8 g/dl 27,0-31,0

7. MCHC 33,2 g/dl 32,0-36,0


8. RDW 12,4 % 10,0-18,3

9. PLT 331 103/ µL 150-400

10. MPV 4,2 5,0-10,0

b.Therapi/pengobatan pada tanggal 21-07- 2012:

Jenis terapi/obat Dosis


1. cotrimoxazole 2 x 1 tablet/oral

2. Dialac 3 x 1gr/oral

3. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV

4. Ketorolac 2 x 1 amp/IV

5. IVFD RL 28 tetes per menit

Therapi/pengobatan pada tanggal 22-07- 2012

1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV

2. Ketorolac 2 x 1 amp/IV

3. IVFD RL RL 28 tetes per menit

Therapi/pengobatan pada tanggal 23-07-2012

1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV

2. IVFD RL 28 etes per menit

1. Klasifikasi Data

Data Subjektif

1) Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
2) Klien mengatakan Warna faces kuning kecoklatan
3) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan
4) konsistensi faces cair berlendir
5) Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali
6) Klien mengatakan perutnya sakit, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di
seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
7) Keluarga klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang di derita
anaknya.
8) Ibu klien mengatakan hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.
9) Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah
10) Ibu klien mengatakan BB anaknya turun 2 kg

Data Objektif

1. Keadaan umum :lemah

2. Kesadaran :composmentis

3. Ekspresi wajah klien meringis

4. Klien muntah 1 kali

5. Orang tua klien terlihat bingung.

6. Klien menolak untuk makan

7. Bising usus hiperaktif

8. Porsi makan tidak di habiskan (1/4 porsi tidak di habiskan)

9. Terpasang IVFD RL 28 Tpm

10. Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac)

11. Peristaltik usus 24 x/mnit.

12. BB sebelum sakit : 37 kg

BB saat sakit : 35 kg

13. Tanda-tanda vital

Suhu : 38 oC

Nadi : 102 x/menit

RR : 20 x/menit

14. Pemeriksaan laboratorium

21-07-2012 jam 10.00

WBC 19,5 103/µL

1. Analisa Data
Tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU Mokopido
Tolitoli tanggal 21/07/2012

No Symton Etiologi Problem


1 Data Subjektif Proses infeksi Diare

– klien mengatakan BAB encer


± 4 kali tadi pagi

– klien mengatakan warna


facesnya kuning kecoklatan

– klien mengatakan perutnya


terasa nyeri

– Konsistensi feces cair

Data Objektif

– keadaan umum : lemah

– kesadaran : composmentis

– BAB encer ± 4

– Ekspresi wajah klien


meringis

– Peristaltik usus 24 kali/menit

– Vital sign:

HR : 102 kali/menit

RR : 20 kali/menit

SB : 38ºc

– Terpasang IVFD RL 20 Tpm

– Terapi oral (cotrimoxazole


tablet dan dialac)

– WBC 19,5 103/µ

Lanjutan tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare

diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012


No Symton Etiologi Problem
2 Data Subjektf Hiperperistaltik usus Nyeri

– Klien mengatakan sakit perut,


nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri
di rasakan di seluruh bagian perut,
di rasakan hilang timbul.

Data Objektif

– Ekspresi wajah meringis

– Skala nyeri 6

– TTV

HR : 102 x/menit

SB : 38ºc

RR : 20 x/menit

– WBC 19,5 103/µL

Lanjutan tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare

diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

No Symton Etiologi Problem


3 Data Subjektif Kurang terpajan Kurang
informasi tentang pengetahuan
– Orang tua klien mengatakan penyakit
tidak tahu tentang penyakit anaknya

Data Objektif

– Orang tua klien gelisah dan


bertanya-tanya tentang penyakit
anaknya.

1. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah

Tabel 3.8. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah An.M dengan kasus diare ruang teratai
anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

NO Tgl / Jam Diagnosa keperawatan Paraf


1. 21 Juli 2012 Diare b/d proses infeksi
(NANDA 2009-2011. Hal 123)
08.30 WITA

Nyeri b/d hiperperistaltik usus


2. 21 Juli 2012 08.30
WITA (NANDA 2009-2011. Hal 410)

21 Juli 2012
3.
08.30 WITA Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan
informasi tentang penyakit

(Doenges 1999. Hal 444)

E. PERENCANAAN

Tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
I Diare berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi dan 1. Membantu
dengan proses tindakan keperawatan catat frekuensi membedakan
infeksi. selam 3×24 jam, diare defekasi, penyakit
klien hilang dengan karakteristik, individu dan
Dengan data : kriteria hasil : dan jumlah mengkaji
keluaran faces. beratnya
DS: 1. Frekuensi episode.
BAB normal 1
1. Klien kali sehari
mengatakan 2. Faces tidak 1. Tingkatkan
BAB encer ada darah dan tirah baring,
± 4 kali lendir dekatkan alat-
sejak tadi 3. Nyeri perut alat di samping 1. Istirahat
pagi tidak ada tempat tidur. menurunkan
2. Klien 4. Tidak ada motilitas dan
mengatakan dehidrasi menurunkan
perutnya 5. Vital sign laju
terasa nyeri dalam batas metabolisme
3. Klien normal bila infeksi
mengatakan atau
fesesnya Nd:60-100x/menit
berwarnah
kuning
kecoklatan

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSA PERENCANAAN
dx KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
– DO: Rr:12-16x/menit perdarahan adalah
komplikasinya
1. Ku: lemah Sb:36-37,5ºc
2. Kesadaran:
composmentis
3. Ekspresi wajah 1. Memberikan
klien meringis istirahat kolon
4. Peristaltik usus dengan
24 kali per menit menghilanghkan
5. Vital sign: atau
menurunkan
HR : 102 kali/menit motalitas usus.
1. Mulai lagi
RR : 20 kali/menit pemasukan
cairan peroral
SB : 38ºc secara 1. rangsang
bertahap, makanan atau
1. Terpasang IVFD tawarkan cairan. Makan
RL 20 Tpm minuman kembali secara
2. WBC 19,5 103/mL jernih bertahap, cairan
mencegah keram

1. hindari
minuman
dingin

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGANOSA PERENCANAAN
D KEPERAWATAN TUJUA INTERVENSI RASIONAL
X N
I 1. tarapi oral dan diare berulang.
(cotrimoxsa
zole tablet
dan dialac)
1. Hipotensi,
takikardia,
1. Observasi TTV demam dapat
menunjukan
respon
terhadap dan
atau efek
kehilangan
cairan.

1. a.Cefotaxim
mengobati
infeksi
suparatif lokal.
1. Kolaborasi pemberian obat
1. Cefotaxim b.dialac untuk
2. Dialac mencegah dan

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
memelihara fungsi
saluran
pencernaan

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
II Nyeri berhubungan Setelah di lakukan 1. Kaji skala
dengan tindakan keperawatan nyeri
hiperperistaltik usus selama 3 x 24 jam 1. Menurunkan
nyeri klien hilang tegangan
Dengan data : dengan kriteria hasil: abdomen dan
meningkatkan
1. Melaporkan
DS bahwa nyeri istirahat kolon
hilang
Klien mengatakan 2. Vital sign
sakit perut saat ingin dalam rentang
BAB, nyeri di rasakan normal
seperti melilit, nyeri
di rasakan di seluruh ND : 60-100x/menit
bagian perut, di
rasakan hilang timbul. SB : 36-37,5 ºc

DO RR : 12-16x/menit

1. Ekspresi 1. Atur
wajah posisi
meringis klien
2. Skala nyeri 6 2. Untuk
3. Peristaltik mengetah
usus ui tingkat
24x/menit nyeri yang
di alami
klien, dan
untuk
menentuk
an
intervensi
selanjutny
a

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
II 1. TTV 1. Observasi TTV 1. Dapat
menunjuka
HR : 102 x/menit n
terjadinya
SB : 38ºc obstruksi,
usus karena
RR : 20 x/menit inflamasi
usus dan
1. WBC 19,5³m oedema.

1. a.untuk
mengurang
i nyeri

1. Kolaborasi pemberian obat : b.mengobati


1. Ketorolac /IV infeksi
2. cefotaxim /IV

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No PERENCANAAN
dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
III Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Membuat
pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan
berhubungan jam klien dan keluarga dasar dan
dengan kurang menunjukan pengetahuan memberikan
terpajan informasi tentang proses penyakit kesadaran
tentang penyakit dengan kriteria hasil kebutuhan
belajar
Dengan data : 1. klien dan keluarga individu
menyatakan
DS pemahaman tentang
proses penyakit,
Orang tua klien kondisi, dan 1. Untuk
mengatakan tidak program mengetahui
tau tentang pengobatan sejauh mana
penyakit Anaknya 2. program pemahaman
pengobatanMelaku klien dan
DO kan perubahan s keluarga
3. Tentukan persepsi tentang
Orang tua klien klien dan keluarga 1. Kaji tingkat penyakit yang
gelisah dan tentang penyakit. pengetahua deritanya
bertanya-tanya n klien dan
tentang penyakit keluarga.
anaknya.
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
III pola hidup 1. Berikan health
tertentu. education (HE)
tentang
penyakit
khususnya
gambaran
tentang
penyakit,
penyebab
panyakit, tanda
dan gejala
penatalaksaan,
dan pencegahan
2. Untuk
menambah
pengetahuan
dan
pemahaman
klien dan
keluarga klien
tentang
penyakit

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tabel 3.10. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
I Diare berhubungan Sabtu,21 09.00 1. mengobservasi dan Sabtu 21 juli 2012
dengan proses infeksi juli 2012 mencatat catat
frekuensi defekasi, Jam 16.00
Dengan data : karakteristik, dan
jumlah kaluaran S:
Data Subjektif: faces. 1. Klien
mengatakan
– Klien Hasil : masih BAB
mengatakan dia BAB encer
encer ± 4 kali sejak BAB encer ± 4 kali, faces 2. Klien juga
tadi pagi cair campur lendir. mengatakan
perutnya
– Klien masih sakit
mengatakan perutnya saat ingin
terasa nyeri 1. Mengukur TTV BAB.

– Klien Hasil : O:
mengatakan fesesnya
berwarna kuning HR :102x/menit 1. Ku: lemah
kecoklatan 2. TTV

– 09.20 HR : 102x/menit

SB : 37ºc

RR : 20x/menit

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx KEPERAWATAN
TANGGAL
I Data Objektif SB : 37ºc

– Ku: lemah 09.25 RR : 20x/menit

– Kesadaran:
composmentis
1. Menganjurkan kepada klien
– Ekspresi wajah untuk banyak istirahat, dan
klien meringis mendekatkan alat-alat yang
di butuhkan
– Peristaltik usus 09.29 klien.(mendekatkan gelas
24 kali per menit dan piring kesisi kanan
klien)
– Vital sign:

HR : 102 kali/menit
1. Menganjurkan klien untuk
RR : 20 kali/menit banyak minum
1. Terpasang IVFD RL
SB : 38ºc 20 tpm
2. Peristaltik 22
– Terpasang
IVFD RL 20 Tpm kali/menit

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
I – Terapi oral 10.00 1. Menganjurkan A : masalah belum
(cotrimoxsazole kepada keluarga teratasi
tablet dan dialac) klien untuk tidak
memberikan
– WBC 19,5 minuman dingin
kepada klien. P : intervensi di
10.05 lanjutkan

12.00 1. Observasi dan


1. Memberikan obat catat frekuensi
dialac 1 gr defekasi,
karakteristik dan
jumlah keluaran
faces
1. Memberikan 2. Pertahankan
injeksi cefotaxim tirah baring
1 gr/Iv 3. Pertahankan
cairan peroral

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx KEPERAWATAN
TANGGAL
I 1. Hindari minuman
yang dingin
2. Observasi TTV
3. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
II Nyeri berhubungan Sabtu,21 08.50 1. Mengkaji skala Sabtu 21 juli 2012
dengan juli 2012 nyeri
hiperperistaltik usus 16.15
Hasil : Klien
Dengan data : mengatakan sakit S:
perut saat ingin BAB,
Data Subjektif nyeri di rasakan Klien masih mengeluh
seperti melilit, nyeri di sakit perut
– Klien rasakan di seluruh
mengatakan sakit bagian perut, O:
perut saat ingin BAB, dirasakan hilang
nyeri di rasakan timbul, skala nyeri 6 1. Ekspresi wajah
seperti melilit, nyeri klien meringis
di rasakan di seluruh 2. Skala nyeri 6
bagian perut, di 3. TTV
rasakan hilang timbul.
HR : 104 x/menit
Data Objektif
SB : 37ºc
– Ekspresi wajah
RR : 20x/menit

A: masalah belum
teratasi

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
II klien meringis 08.55 1. Membantu/meng- P: intervensi di
atur posisi klien lanjutkan
– Skala nyeri 6 12.00 dengan posisi lutut
fleksi 1. Kaji skala
– TTV nyeri
2. Atur posisi
HR : 102 x/menit 12.00 klien
1. Mengobservasi TTV 3. Observasi
SB : 38ºc TTV
Hasil : 4. Kolaborasi
RR : 20x/menit pemberian
12.05 HR :102x/menit obat sesuai
– WBC19,5³/m indikasi
SB : 37ºc

RR : 20x/menit

1. Memberikan injeksi
cefotaxim 1 gr/Iv
2. Memberikan injeksi
ketorolac 1 amp/IV

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
III Kurang pengetahuan Sabtu/21 11.30 1. mengumpulkan Selasa/24 juli 2012
berhubungan dengan juli 2012 klien dan
kurang terpajan keluarganya di Jam 11.45
informasi tentang suatu tempat dan
penyakit. menanyakan S:
kepada mereka
Dengan data : tentang penyakit 1. Orang tua
apa yang di derita klien
Data Subjektif anaknya. mengatakan
sudah
– Orang tua klien Hasil : orang tua klien sedikit
mengatakan belum mengatakan bahwa mengerti
mengerti tentang anaknya sakit berak-berak tentang
penyakit yang di penyakit
derita anaknya. anaknya.
2. Orang tua
Data Objektif klien
mengatakan
– Orang tua klien penyakit
terlihat bingung dan diare itu
bertanya-tanya adalah
buang air
besar lebih
dari 3 kali
pada bayi
dan lebih
dari 4 kali

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
TANGGAL
III tentang penyakit 11.35 1. mengkaji tingkat pada anak dengan
anaknya. pengetahuan atau tanpa darah
11.40 keluarga tentang dan lendir dalam
diare tinja.

Hasil : orang tua klien O:


mengatakan bahwa
penyakit anaknya itu di Orang tua klien
sebabkan kerena terlalu Nampak
banyak makan buah koomperatif
mangga. mendengarkan saat
perawat
menjelaskan.

1. Memberikan HE Orang tua klien


tentang penyakit terlihat tenang dan
mengemasi barang-
barangnya untuk
persiapan pulang.

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx KEPERAWATAN
TANGGAL
diare. A : ,masalah
teratasi
SAP terlampir.
P : intirvensi
dilanjutkan dirumah

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
I Minggu 22 08.00 S :
juli 2012
1. Klien mengatakan hanya BAB encer
berampas 4 kali sejak semalam
2. Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi
sakitnya sudah tidak seperti kemarin

O:

1. KU : lemah
2. BAB 1 kali
3. Ekspresi wajah meringis
4. Skala nyeri 5
5. Terpasang IVFD RL 28 tpm

A : Diare berhubungan dengan proses infeksi

P : intervensi di lanjutkan

1. Observasi dan catat frekuensi defekasi,


karakteristik, dan jumlah kaluaran faces.
2. Observasi TTV
3. Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat
di samping tempat tidur.
4. pertahankan cairan peroral secara bertahap,
tawarkan minuman jernih,
5. hindari minuman dingin.
6. kolaborasi pemberian obat antibiotik
(cefotaxsim)

I:

1. mengobservasi frekuensi defekasi,


karakteristik dan jumlah keluaran faces

hasil: BAB encer berampas 1 kali

1. mengobservasi TTV

HR :132x/menit

RR :22x/menit

SB :36,7ºc

1. menganjurkan kepada klien dan keluarga


agar klien tetap istirahat di atas tempat tidur
2. menganjurkan kepada klien dan keluarga
08.30 untuk memberikan banyak minum
3. dan tidak memberikan minuman dingin
kepada klien
4. memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/IV

E : masalah belum teratasi


08.35
R : intervensi di lanjutkan
08.40

08.40

09.00

12.00

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
II Minggu 22 08.00 S :
juli 2012
– Klien masih mengeluh sakit perut, nyeri
seperti meleilit, dirasakan pada seluruh bagian perut,
rasa nyeri yang di rasakan klien datang kemudian
hilang

O:
08.30
– Ekspresi wajah klien meringis

– Skala nyeri 5

– TTV
HR : 132 x/menit

SB : 36ºc

08.37 RR : 22x/menit

A: nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus

12.00 P: intervensi di lanjutkan

12.07 1. Kaji skala nyeri


2. Atur posisi klien nyaman
3. Observasi TTV
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik
(ketorolac)

I:

1. Mengkaji nyeri

Hasi : nyeri di rasakan saat klien ingin BAB, nyeri


seperti meliilit, dirasakan pada seluruh bagian perut,
rasa nyeri yang di rasakan klien datang kemudian
hilang, skala nyeri 5

1. Mengatur posisi klien dengan posisi lutut


fleksi
2. Observasi TTV

Hasil :

HR : 132 x/menit

SB : 36ºc

RR : 22x/menit

1. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp/IV

E : masalah belum teratasi

R : intervensi di lanjutkan

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
III Minggu 22 08.00 S :
juli 2012
1. Orang tua klien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit yang diderita anaknya
2. Orang tua klien tau dan mengatakan bahwa
anaknya menderita penyakit diare.

O:
08.30
Orang tua klien terlihat tenang

A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan


kurang terpajan informasi tentang penyakit.

P: intervensi di lanjutkan dirumah

1. ubah salah satu kebiasaan yaitu mencucu


tangan sebelum dan sesudah makan

I:

E : masalah teratasi

R : intervensi di lanjutkan

lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
I Senin 08.30 S :

23 juli – Klien mengatakan hanya BAB encer 1kali


2012 sejak semalam

– Klien mengatakan perutnya masih sakit

O:

– KU : lemah

– Ekspresi wajah meringis


– Skala nyeri 4

– Terpasang IVFD RL 28 tpm

A : Diare berhubungan dengan proses infeksi


masalah

P : intervensi di lanjutkan
08.45
1. Observasi dan catat frekuensi defekasi,
karakteristik, dan jumlah kaluaran faces
2. Observasi TTV
3. Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat
di samping tempat tidur.
09.00 4. pertahankan cairan peroral secara bertahap,
tawarkan minuman jernih,
5. hindari minuman dingin.
6. kolaborasi pemberian antibiotik (cefotaxim)

I:

1. mengobservasi frekuensi defekasi,


09.10 karakteristik dan jumlah keluaran faces

hasil: BAB tidak ada

1. mengobservasi TTV

09.15 HR :120x/menit

RR :20x/menit

12.00 SB :37ºc

1. menganjurkan kepada klien dan keluarga


agar klien tetap istirahat di atas tempat tidur
12.05 2. menganjurkan kepada klien dan keluarga
untuk memberikan klien banyak minum
3. tidak memberikan minuman dingin kepada
klien
4. memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/IV

E : masalah sebagian teratasi

R : intervensi di lanjutkan
Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
II Senin 08.30 S:

23 juli – Klien masih mengeluh sakit perut saat ingin


2012 BAB, nyeri seperti meleilit, dirasakan pada seluruh
bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klien datang
kemudian hilang

O:

– Ekspresi wajah klien meringis

– Skala nyeri 3

– TTV

HR : 120 x/menit

SB : 37ºc

RR : 20x/menit

A: masalah nyeri berhubungan dengan


hiperperistaltik usus

P: intervensi di lanjutkan

1. Kaji skala nyeri


2. Atur posisi klien
3. Observasi TTV
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik
(ketorolac)

I:
1. Mengkaji nyeri

Hasil : nyeri di rasakan saat, nyeri seperti meleilit,


dirasakan pada seluruh bagian perut, rasa nyeri yang
di rasakan klien datang kemudian hilang, skala nyeri
3

1. Membantu dan mengatur klien dengan posisi


lutut fleksi
2. Observasi TTV
08.45
Hasil :

HR : 120 x/menit

SB : 37ºc

RR : 20x/menit

1. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp/IV


09.00
E: masalah sebagian teratasi

R: intervensi di lanjutkan
12.00

12.05

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
I Selasa 08.00 S:

24 juli – Klien mengatakan BAB lunak 1 kali sejak tadi


malam
2012
– Klien mengatakan perutnya sudah tidak sakit
O:

– Ku : baik

– Klien santai

– TTV

ND :100x/menit

SB : 36ºc

RR : 22x/menit

A: masalah diare berhubungan dengan proses


infeksi

P: intervensi di hentikan

I:

E: masalah teratasi

R:

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Hari/ Jam SOAPIER


Dx
Tanggal
II Selasa 08.00 S :

24 juli – Klien mengatakan perutnya sudah tidak sakit


2012
O:

– Klien tenang

– TTV
HR : 100 x/menit

SB : 36ºc

RR : 22x/menit

A: masalah nyeri berhubungan dengan


hiperperistaltik usus teratasi

P: intervensi di hentikan

I:

E : masalah teratasi

R:

You might also like