Professional Documents
Culture Documents
Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. (Hipocrates, 1985).
Diare adalah sebagai buang air besar yang tidak normal, bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi lebih banyak dari pada biasanya (di bagian ilmu kesehatan anak FKUI RCCMC).
Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair,
setengah padat dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari pada biasanya
(normal 100 – 200 ml) pertinja (Saifullah Noer, 1998).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO 1980 dikutip dari
mansjoer arief, dkk 1999)
Dari ke 4 pengertian diare tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa diare adalah
buang air besar/defekasi yang tidak normal pada bayi lebih dair 4 kali dan lebi dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah, atau lendir saja.
1. 2. Penyebab / Etiologi
1. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun seperti pneumonia, infeksi
telinga, tonsillitis dapat menyebabkan mencret dalam stadium yang biasanya
ringan.
2. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah infeksi
dengan berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi oleh organisme
disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa. Yang paling sering
dijumpai dalam jumlah besar yang berasal dari lingkungan kotor. Anak yang
kurang gizi amat rentan dalam periode bebas diare.
3. c. karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
4. Malabsorbsi lemak
5. Malabsorbsi protein
6. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
7. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
BAB III
1. Pengkajian
Data umum
1. Identitas Klien
Nama :An.M
Agama :Kristen
Nama :Tn. M
Agama :Kristen
Suku/Bangsa :Sanger/Indonesia
Pekerjaan :Swasta
Hubungan dengan klien : Ayah (orang tua)
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari
2. Riwayat keluhan utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di rumah
dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua klien mengatakan
awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak makan mangga yang tumbuh
dipinggir sungai. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik,
namun tidak ada perubahan. karena khawatir akan kondisi anaknya orang tua klien
memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada tanggal 20-07-2012, jam
23.00 wita
Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali sejak pagi hari ,
klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan anaknya muntah 1
kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada
seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.
1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit dan di
rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD, orang tua klien juga mengatakan bahwa
anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi terhadap obat-
obatan.
2) Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan
1) Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita berak-berak
namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan bahwa dalam
keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obat-obatan.
Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang di derita
anaknya. Mereka hanya mengetahui bahwa anaknya sakit perut dan berak-berak.
Menurut ibu klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan teman-teman di
sekitar lingkungan tempat tinggalnya dipinggir sungai. Hubungan klien dan orang tua klien
dengan tenaga kesehatan baik.
Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena anaknya berak-berak dan muntah
tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. Ekspresi wajah orang tua klien cemas.
Orang tua kooperatif terhadap akan semua tindakan yang dilakukan.
Riwayat spiritual
Orang tua klien beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan ibadah setiap
hari minggu.
Tabel 3.5. Pola kegiatan sehari-hari An.M dengan kasus diare derajat ringan diruang teratai
anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
Pola minum Air putih, susu, teh Air putih, susu, teh
BAK :
BAB :
Lanjutan tabel 3.5. pola kebiasaan sehari-hari An M kasus diare derajat ringan diruang
teraratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
5 Personal Hygiene
2 x sehari
3 x seminggu
Cuci rambut
Ganti pakaian
1. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Suhu :38oc
Nadi :102 x/menit
RR :20 x/menit
BB masuk RS :35 kg
2×12+9=33
= 33kg
Head to toe
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa,Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada oedema
2. Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris kiri kanan,Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterus,
reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran pupil simetris kiri kanan, Mata tidak cekung,
Tidak ada tanda-tanda peradangan pada konjungtiva
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, Tekanan bola mata seimbang kiri kanan fungsi
penglihatan baik, lapang pandang normal.
3. Hidung
Inspeksi : Bentuk lubang hidung simetris kiri kanan, Tampak ada pengeluaran cairan dari
hidung, Mukosa hidung hiperemis, Tidak ada pernapasan kuping hidung, tidak ada
deformitas pada tulang hidung.
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris,
sinus edmodalis dan sinus frontalis, fungsi penciuman baik
4. Telinga
Inspeksi : Tidak ada pengeluaran cairan dari telinga,Tidak ada tanda-tanda radang pada
telinga,Keadaan telinga luar bersih, serumen tidak ada, Membran tympani utuh.
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada tulang mostoideus
fungsi pendengaran baik
5. Mulut/Tenggorokan
Inspeksi : Selaput mukosa mulut Nampak kering, Lidah tidak kotor, Fungsi mengecap dan
mengunyah baik,Tonsil tidak meradang, mukosa bibir lembab
6. Leher
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada leher.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba denyut nadi karotis dua jari lateral
sinistra adam apel.
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan,Pengembangan dada seimbang mengikuti alur
nafas, Frekuensi pernafasan 20 x/menit, Jenis pernafasan dada,tidak ada retraksi dinding
dada.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada.
8. Jantung
Inspeksi : bentuk dada piquen chest, tidak ada pembesaran pada salah satu dinding dada.
9. Abdomen
Inspeks : Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo / hiperpigmentasi kulit, Tidak
nampak dalam keadaan acites.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak teraba adanya pembesaran
limpa, Tidak teraba adanya massa.
10. Genetalia/Anus
11. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Tangan kiri dapat digerakan dengan bebas. Sedangkan tangan kanan terpasang
IVFD RL 28 Tpm, Jari-jari kedua tangan lengkap kuku bersih tidak ada oedema
Tonus otot :
5 5
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Kedua kaki dapat digerakan dengan bebas,Jari-jari kedua kaki lengkap,Tidak ada
sianosis,Tidak ada oedema maupun benjolan.
Tonus otot :
5 5
1. Pemeriksaan Penunjang.
2. Dialac 3 x 1gr/oral
3. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
4. Ketorolac 2 x 1 amp/IV
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
2. Ketorolac 2 x 1 amp/IV
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
1. Klasifikasi Data
Data Subjektif
1) Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
2) Klien mengatakan Warna faces kuning kecoklatan
3) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan
4) konsistensi faces cair berlendir
5) Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali
6) Klien mengatakan perutnya sakit, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di
seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
7) Keluarga klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang di derita
anaknya.
8) Ibu klien mengatakan hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.
9) Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah
10) Ibu klien mengatakan BB anaknya turun 2 kg
Data Objektif
2. Kesadaran :composmentis
BB saat sakit : 35 kg
Suhu : 38 oC
RR : 20 x/menit
1. Analisa Data
Tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU Mokopido
Tolitoli tanggal 21/07/2012
Data Objektif
– kesadaran : composmentis
– BAB encer ± 4
– Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
Data Objektif
– Skala nyeri 6
– TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
Data Objektif
Tabel 3.8. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah An.M dengan kasus diare ruang teratai
anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
21 Juli 2012
3.
08.30 WITA Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan
informasi tentang penyakit
E. PERENCANAAN
No DIAGNOSA PERENCANAAN
dx KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
– DO: Rr:12-16x/menit perdarahan adalah
komplikasinya
1. Ku: lemah Sb:36-37,5ºc
2. Kesadaran:
composmentis
3. Ekspresi wajah 1. Memberikan
klien meringis istirahat kolon
4. Peristaltik usus dengan
24 kali per menit menghilanghkan
5. Vital sign: atau
menurunkan
HR : 102 kali/menit motalitas usus.
1. Mulai lagi
RR : 20 kali/menit pemasukan
cairan peroral
SB : 38ºc secara 1. rangsang
bertahap, makanan atau
1. Terpasang IVFD tawarkan cairan. Makan
RL 20 Tpm minuman kembali secara
2. WBC 19,5 103/mL jernih bertahap, cairan
mencegah keram
1. hindari
minuman
dingin
No DIAGANOSA PERENCANAAN
D KEPERAWATAN TUJUA INTERVENSI RASIONAL
X N
I 1. tarapi oral dan diare berulang.
(cotrimoxsa
zole tablet
dan dialac)
1. Hipotensi,
takikardia,
1. Observasi TTV demam dapat
menunjukan
respon
terhadap dan
atau efek
kehilangan
cairan.
1. a.Cefotaxim
mengobati
infeksi
suparatif lokal.
1. Kolaborasi pemberian obat
1. Cefotaxim b.dialac untuk
2. Dialac mencegah dan
No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
memelihara fungsi
saluran
pencernaan
No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
II Nyeri berhubungan Setelah di lakukan 1. Kaji skala
dengan tindakan keperawatan nyeri
hiperperistaltik usus selama 3 x 24 jam 1. Menurunkan
nyeri klien hilang tegangan
Dengan data : dengan kriteria hasil: abdomen dan
meningkatkan
1. Melaporkan
DS bahwa nyeri istirahat kolon
hilang
Klien mengatakan 2. Vital sign
sakit perut saat ingin dalam rentang
BAB, nyeri di rasakan normal
seperti melilit, nyeri
di rasakan di seluruh ND : 60-100x/menit
bagian perut, di
rasakan hilang timbul. SB : 36-37,5 ºc
DO RR : 12-16x/menit
1. Ekspresi 1. Atur
wajah posisi
meringis klien
2. Skala nyeri 6 2. Untuk
3. Peristaltik mengetah
usus ui tingkat
24x/menit nyeri yang
di alami
klien, dan
untuk
menentuk
an
intervensi
selanjutny
a
No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
II 1. TTV 1. Observasi TTV 1. Dapat
menunjuka
HR : 102 x/menit n
terjadinya
SB : 38ºc obstruksi,
usus karena
RR : 20 x/menit inflamasi
usus dan
1. WBC 19,5³m oedema.
1. a.untuk
mengurang
i nyeri
No PERENCANAAN
dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
III Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Membuat
pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan
berhubungan jam klien dan keluarga dasar dan
dengan kurang menunjukan pengetahuan memberikan
terpajan informasi tentang proses penyakit kesadaran
tentang penyakit dengan kriteria hasil kebutuhan
belajar
Dengan data : 1. klien dan keluarga individu
menyatakan
DS pemahaman tentang
proses penyakit,
Orang tua klien kondisi, dan 1. Untuk
mengatakan tidak program mengetahui
tau tentang pengobatan sejauh mana
penyakit Anaknya 2. program pemahaman
pengobatanMelaku klien dan
DO kan perubahan s keluarga
3. Tentukan persepsi tentang
Orang tua klien klien dan keluarga 1. Kaji tingkat penyakit yang
gelisah dan tentang penyakit. pengetahua deritanya
bertanya-tanya n klien dan
tentang penyakit keluarga.
anaknya.
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DIAGANOSA PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
III pola hidup 1. Berikan health
tertentu. education (HE)
tentang
penyakit
khususnya
gambaran
tentang
penyakit,
penyebab
panyakit, tanda
dan gejala
penatalaksaan,
dan pencegahan
2. Untuk
menambah
pengetahuan
dan
pemahaman
klien dan
keluarga klien
tentang
penyakit
– Klien Hasil : O:
mengatakan fesesnya
berwarna kuning HR :102x/menit 1. Ku: lemah
kecoklatan 2. TTV
– 09.20 HR : 102x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
– Kesadaran:
composmentis
1. Menganjurkan kepada klien
– Ekspresi wajah untuk banyak istirahat, dan
klien meringis mendekatkan alat-alat yang
di butuhkan
– Peristaltik usus 09.29 klien.(mendekatkan gelas
24 kali per menit dan piring kesisi kanan
klien)
– Vital sign:
HR : 102 kali/menit
1. Menganjurkan klien untuk
RR : 20 kali/menit banyak minum
1. Terpasang IVFD RL
SB : 38ºc 20 tpm
2. Peristaltik 22
– Terpasang
IVFD RL 20 Tpm kali/menit
A: masalah belum
teratasi
RR : 20x/menit
1. Memberikan injeksi
cefotaxim 1 gr/Iv
2. Memberikan injeksi
ketorolac 1 amp/IV
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
1. KU : lemah
2. BAB 1 kali
3. Ekspresi wajah meringis
4. Skala nyeri 5
5. Terpasang IVFD RL 28 tpm
P : intervensi di lanjutkan
I:
1. mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
08.40
09.00
12.00
O:
08.30
– Ekspresi wajah klien meringis
– Skala nyeri 5
– TTV
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
08.37 RR : 22x/menit
I:
1. Mengkaji nyeri
Hasil :
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
R : intervensi di lanjutkan
O:
08.30
Orang tua klien terlihat tenang
I:
E : masalah teratasi
R : intervensi di lanjutkan
O:
– KU : lemah
P : intervensi di lanjutkan
08.45
1. Observasi dan catat frekuensi defekasi,
karakteristik, dan jumlah kaluaran faces
2. Observasi TTV
3. Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat
di samping tempat tidur.
09.00 4. pertahankan cairan peroral secara bertahap,
tawarkan minuman jernih,
5. hindari minuman dingin.
6. kolaborasi pemberian antibiotik (cefotaxim)
I:
1. mengobservasi TTV
09.15 HR :120x/menit
RR :20x/menit
12.00 SB :37ºc
R : intervensi di lanjutkan
Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan
O:
– Skala nyeri 3
– TTV
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
P: intervensi di lanjutkan
I:
1. Mengkaji nyeri
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
R: intervensi di lanjutkan
12.00
12.05
– Ku : baik
– Klien santai
– TTV
ND :100x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
P: intervensi di hentikan
I:
E: masalah teratasi
R:
– Klien tenang
– TTV
HR : 100 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
P: intervensi di hentikan
I:
E : masalah teratasi
R: