Professional Documents
Culture Documents
Metenamin (Hiprex), obat yang dimetabolisme di dalam hati dan diekskresikan melalui urine.
Obat ini dapat digunakan lewati plasenta dan masuk ke ASI serta tidak boleh digunakan selama
kehamilan atau laktasi. Metenamin telah memiliki pedoman dosis yang telah ditetapkan untuk
anak-anak dan tersedia dalam bentuk suspensi.
Metilen biru (Urolene Blue), yang didistribusikan secara luas di dlaam tubuh, dimetabolisme
dalam jaringan, dan diekskresikan melalui urine, empedu dan feses. Obat ini memberi warna pada
jaringan dan dapat menyebabkan gangguan saluran cerna. Wanita yang sedang hamil atau
menyusui tidak boleh menggunakan obat ini.
Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapat data dasar guna mengkaji keeketifan obat dan
adanya efek merugikan yang berkaitan dengan terapi obat. Kaji beberapa keadaan berikut ini:
kulit, untuk mengevaluasi terjadinya ruam kulit atau reaksi hipersensitifitas; orientasi dan refleks,
untuk mengevaluasi efek obat pada sistem saraf pusat (SSP); dan uji fungsi ginjal dan hati, untuk
menentukan fungsi dasar semua organ ini.
2. Diagnosa Keperawatan
Pasien yang mendapatkan Anti-infeksi Saluran Kemih mungkin memiliki diagnosa
keperawatan berikut ini yang berhubungan dengan terapi obat:
- Nyeri akut yang berhubungan dengan efek obat pada GI, SSP dan kulit
- Gangguan Persepsi Sensori (Kinestetik, Taktil, Visual) yang berhubungan dengan efek pada SSP
- Kurang Pengetahuan mengenai terapi obat
3. Implementasi
- Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas sebelum pasien mendapatkan terapi dan diulang
apabia responsnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, untuk memastikan pengobatan yang tepat
terhadap infeksi.
- Beri obat bersama makanan, untuk menurunkan efek merugikan pada GI apabila pasien
mengalami ketidaknyamanan GI.
- Lakukan tindakan kewaspadaan keamanan apabila pasien mengalami efek SSP, untuk mencegah
cedera pada pasien.
- Sarankan pasien untuk melanjutkan penggunaan obat sesuai yang diprogramkan dan jarang
berhenti menggunakan obat segera setelah tanda dan gejala yang tidak menyenangkan hilang,
untuk memastikan eradikasi infeksi dan mencegah munculnya strain bakteri yang resistensi
terhadap pengobatan.
- Sarankan pasien untuk minum banyak cairan (kecuali dikontrindikasi oleh kondisi yang lain),
untuk membilas kandung kemih dan saluran kemih serta menurunkan kesempatan bakteri untuk
tumbuh.
- Berikan penyuluhan kepada pasien yang mengalami ISK kronis tentang aktivitas tambahan yang
dapat memfasilitasi urine yang bersifat asam, untuk meningkatkan keefektifan obat Anti-infeksi
saluran kemih. Sebagai contoh, semua pasien harus: menghindari makanan yang menyebabkan
soda basa dan menghasilkan urine yang bersifat basa (mis, jus jeruk sitrus, buah-buahan,
antasida). Minum jus kranberi yang kadar asamnya tinggi.
Segera berkemih setelah melakukan hubungan seksual, untuk membantu membersihkan semua
organisme menginvasi.
Selain itu, wanita harus
Menghindari mandi jika mungkin, terutama mandi busa (karena busa sabun berperan sebagai
agens transportasi yang membawa bakteri melewati uretra yang pendek). Membersihkan area
genitalnya dari arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya, yang dapat membawa Escherichia
colu dan agens bakteri masuk ke dalam uretra.
Beri penyuluhan secara menyeluruh kepada pasien tentang nama dan dosis obat, tindakan untuk
membantu menghindari efek merugikan, tanda bahaya yang dapat mengindikasi adanya masalah,
pentingnya pemantauan dan evaluasi secara teratur, untuk meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai terapi obat dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi obat.
GAMBAR
TABLE
4. Evaluasi
- Pantau respons pasien terhadap obat (kesembuhan ISK dan hilangnya tanda dan gejala);
pemeriksaan kultur dan sensitifitas ulang dianjurkan untuk mengevaluasi keefektifan penggunaan
obat.
- Pantau adanya efek merugikan (evaluasi kulit, orientasi dan refleks, efek pada GI).
- Evaluasi keefektifan rencana penyuluhan (pasien dapat menyebutkan nama dan dosis obat,
tindakan khusus untuk menghindari efek merugikan dan tindakan untuk meningkatkan keefektifan
obat)
- Pantau keefektifan tindakan yang memberi rasa nyaman dan aman serta kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan.
3.2 ANTISPASMODIK SALURAN KEMIH
Antispasmodik saluran kemih menghambat spasme otot saluran kemih yang disebabkan
berbagai macam kondisi. Flovoksat (Urispas) mencegah spasme otot polos secara spesifik dalam
saluran kemih, tetapi keadaan ini di kaitkan dengan efek pada SSP (Pengelihatan yang kabur,
pusing, konfusi) sehingga obat ini kurang diinginkan oleh beberapa pasien. Oksibutinin (Ditropan)
merupakan antispasmodik saluran kemih yang poten, tetapi obat ini memiliki berbagai macam
efek antikolinergik sehingga obat ini jarang digunakan pada beberapa kondisi atau situasi yang
dapat mengalami perburukan akibat meningkatkanya berkeringat, retensi urine, takikardi, dan
perubahan aktifitas GI. Tolterodin (Detrol, Detrol LA) adalah agens lebih baru yang menghambat
reseptor muskarinik, mencegah kontraksi dan spasme kandung kemih. Obat ini diindikasikan
untuk pengobatan kandung kemih yang overaktif pada pasien yang menunjukkan sering berkemih
(Frekuensi), tidak dapat menahan berkemih (Urgensi), atau inkontinensia. Obat ini telah di
pasarkan secara luas dan langsung kepada konsumen.
a. Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
Inflamasi dalam saluran kemih, sepertisistitis, prostatitis, uretritis dan
uretrosistitis/uretrotrigonitis, menyebabkan spasme otot polos sepanjang saluran kemih
Iritasi saluran kemih yang mengakibatkan spasme otot juga terjadi pada pasien yang mengalami
kandung kemih neurogenik dan gangguan neurologis. Spasme ini menyebabkan efek disuria yang
tidak nyaman (Nyeri atau ketidaknyamanan saat berkemih), tidak dapat menahan kemih,
inkontinensia, nokturia (sering berkemih di malam hari), nyeri suprapubik. Obat antispasmodik
saluran kemih bekerja menghilangkan spasme dengan cara menghambat aktivitas saraf
parasimpatik dan merelaksasi otot detrusor dan otot saluran kemih lainnya.
b. Farmakokinetik
Obat diabsorpsi dengan cepat, didistribusikan meluas ke seluruh tubuh dan dimetabolisme
dalam hati, serta diekskresi melalui urine. Tindakan kewaspadaan juga harus dilakukan jika terjadi
kerusakan fungsi hati atau ginjal karena adanya kemungkinan perubahan metabolisme atau
ekskresi obat. Obat ini dapat menembus plasenta dan di temukan dalam ASI. Wanita yang sedang
hamil dan menyusui hanya dapat menggunakan obat ini apabila manfaatnya pada ibu jauh lebih
besar dari pada risiko potensial pada janin atau neonatus.
c. Kontraindikasi dan Peringatan
Obat ini dikontrindikasi jika pasien alergi terhadap obat: pada kondisi obstruksi pilorik atau
duodenum atau pembedahan yang baru baru ini dilakukan, karena efek antikolinergik dapat
menyebabkan komplikasi serius; pada masalah obstruksi saluran kemih, yang dapat mengalami
perburukan lebih lanjut karena obstruksi aktivitas otot; dan pada glaukoma, miastenia gravis, atau
perdarahan akut, yang dapat diperburuk oleh efek antikolinegik dari obat ini. Obat ini harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami disfungsi ginjal atau hati, yang dapat
mengubah metabolisme dan ekskresi obat; serta pada kehamilan dan laktasi, karena adanya efek
merugikan potensial pada neonatus sekunder akibat efek antikolinergik dari obat.
d. Efek Merugikan
Efek merugikan dari penggunaan obat antispasmodik saluran kemih berkaitan dengan
penghambatan sistem parasimpatis dan meliputi mual, muntah, mulut kering, gugup, takikardi dan
perubahan pengelihatan.
e. Interaksi Obat-Obat yang Penting secara
Kombinasi dengan oksibutinin akan menyebabkan penurunan keefektifan fenotiazin dan
haloperidol. Apabila pasien harus menggunakan kombinasi obat tersebut, pasien harus dipantau
secara ketat dan diperlukan penyesuaian dosis yang tepat perlu dilakukan.
1. Pengkajian: Riwayat dan Pemeriksaan
Tapis hal-hal berikut, yang dapat merupakan kontraindikasi atau peringatan dalam penggunaan
obat ini: alergi terhadap obat ini; obstruksi politik atau duodenum atau lesi atau obstruksi GI
lainnya, yang dapat mengalami perburukan yang membahayakan akibat penggunaan obat ini;
obstruksi saluran kemih bagian bawah, yang juga dapat mengalami perburukan akibat obat ini ;
glaukoma, yang membutuhkan tindakan kewaspadaan karena adanya penghambat sistem saraf
parasimpatik dan kemungkinan peningkatan tekanan intraokular; serta kehamilan atau laktasi,
yang membutuhkan tindakan kewaspadaan apabila pasien menggunakan obat ini.
Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar guna mengkaji keefektifan obat
dan adanya efek merugikan yang berkaitan dengan terapi obat. Kaji beberapa keadaan berikut ini:
kulit, untuk mengevaluasi timbulnya ruam kulit atau reaksi hipersentifitas; orientasi dan refleks,
untuk mengevaluasi efek obat pada sistem saraf pusat (SSP); pemeriksaan oftamologi termasuk
pemeriksaan tekanan intraokular, untuk mengkaji adanya glaukoma; dan denyut nadi, untuk
mendapatkan data dasar guna mengevaluasi luasnya penghambatan parasimpatis.
2. Diagnosa Keperawatan
Pasien yang mendapatkan antispasmodik saluran kemih mungkin memiliki diagnosa
keperawatan berikut ini yang berhubungan dengan terapi obat:
- Nyeri akut yang berhubungan dengan efek obat pada GI, SSP dan oftamologi
-Gangguan persepsi sensor (Visual) yang berhubungan dengan efek pada SSP, oftamologi
- Kurang pengetahuan mengenai terapi obat
3. Implementasi
- Atur pengobatan yang tepat untuk setiap ISK, yang dapat menyebabkan spasme.
- Lakukan pemeriksaan oftalmologi pada saat terapi obat dan secara periodik selama pengobatan
jangka panjang, untuk mengevaluasi efek obat pada tekanan intraokular sehingga obat dapat
dihentikan apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular.
- Lakukan kewaspadaan keamanan apabila pasien mengalami efek pada SSP, untuk mencegah
terjadinya cedera pada pasien
- Sarankan pasien untuk tetap melanjutkan pengobatan terhadap penyebab terjadinya spasme otot,
untuk mengatasi penyebab dan mencegah berulangnya tanda dan gejala spasme otot
- Berikan penyuluhan secara menyeluruh kepada pasien, tentang nama dan dosis obat, tindakan
untuk membatu menghindari efek merugikan, tanda bahaya yang mengindikasikan adanya
masalah, pentingnya pemantauan dan evaluasi secara periodik, untuk meningkatkan pengetahuan
pasien mengenai terapi obat dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi obat
- Beri dukungan dan dorongan, untuk membantu pasien menghadapi ketidaknyamanan akibat
terapi obat
4. Evaluasi
- Pantau respons pasien terhadap obat (spasme saluran kemih sembuh dan tanda dan gejalanya
menghilang); pemeriksaan kultur dan sensitifitas berulang dianjurkan untuk mengevaluasi
keefektifan penggunaan obat ini.
- Pantau adanya efek merugikan (evaluasi kulit, orientasi dan refleks, tekanan intraokular).
- Evaluasi keefektifan rencana penyuluhan (pasien dapat menyebutkan nama dan dosis obat, efek
merugikan yang perlu diperhatikan, dan tindakan spesifik untuk menghindari efek merugikan).
- Pantau keefektifan tindakan yang memberi rasa aman dan nyamn, serta kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan.
- Beri obat saat perut dalam keadaan kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan, untuk
mengurangi ketiknyamanan pada GI dan meningkatkan absorpsi.
- Pantau waktu perdarahan secara periodik selama terapi, untuk mengkaji adanya efek heparin
yang berlebihan.
- Atur penggunaan rambut palsu atau topi yang sesuai untuk menutupi kepala, apabila terjadi
alopesia sebagai akibat terapi obat.
- Berikan penyuluhan secara menyeluruh kepada pasien, tentang nama dan dosis obat, tindakan
untuk menghindari efek merugikan, tanda bahaya masalah, pentingnya pemantauan dan evaluasi
secara periodik, untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai terapi obat dan kepatuhan
dalam menjalani terapi obat.
4. Evaluasi
- Pantau respons pasien terhadap obat (rendahnya nyeri dan rasa tidak nyaman pada kandung
kemih)
- Pantau adanya efek merugikan (evaluasi kulit, ketidaknyamanan dan keluhan pada GI, sakit
kepala, waktu perdarahan)
- Evaluasi keefektifan rencana penyuluhan (pasien dapat menyebutkan nama dan dosis obat, efek
merugikan yang perlu diperhatikan dan tindakan spesifik untuk menghindari efek merugikan)
- Pantau keefektifan tindakan yang meningkatkan rasa nyaman dan kepatuhan dalam menjalani
program pengobatan.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
- Frekuensi kejadian infeksi saluran kemih (ISK) akut menempati urutan kedua setelah infeksi
saluran pernapasan pada populasi Amerika.
- Obat Anti-infeksi saluran kemih merupakan obat yang berfungsi untuk membunuh bakteri dalam
saluran kemih dengan cara membentuk urine yang bersifat asam, yang merupakan kondisi yang
tidak menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri atau bekerja dengan menghancurkan bakteri
dalam saluran kemih.
- Berbagai aktifitas diperlukan untuk menurunkan jumlah bakteri dalam saluran kemih (mis.,
tindakan higiene, diet yang sesuai, asupan cairan yang banyak), untuk mempermudah pengobatan
ISK dan membatu obat Anti-infeksi saluran kemih menjadi lebih efektif.
- Reaksi inflamasi dan iritasi dalam saluran kemih, dapat menyebabkan spasme otot polos
sepanjang saluran kemih. Spasme otot polos ini menyebabkan efek ketidaknyamanan akibat
disuria, tidak dapat menahan kemih, inkontinensia, nokturia dan nyeri suprapubik.
-Analgesik saluran kemih, fenozopiridin, merupakan obat yang berfungsi untuk meredakan tanda
dan gejala (rasa terbakar, tidak dapat menahan kemih, peningkatan frekuensi berkemih, nyeri, rasa
tidak nyaman) yang berkaitan dengan iritasi saluran kemih akibat infeksi, trauma atau
pembedahan.
- Natrium pentosan polisulfat merupakan senyawa seperti heparin yang memiliki efek
antikoagulan dan fibrinolitik serta melekat pada membran mukosa dinding kandung kemih untuk
bekerja sebagai bufer guna mengendalikan permeabilitas sel. Obat ini digunakan secara spesifik
untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang berkaitan dengan sistitis interstitial.
- Hiperplasia prostat benigna (BPH) merupakan pembesaran kelenjar prostat yang umum terjadi
pada pria.
- Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan tanda dan gejala pembesaran kelenjar prostat
adalah penyekat ¢-adrenergik, yang dapat merelaksasi kandung kemih dan sfingter kandung kemih
karena memiliki efek simpatis, dan finasterid dan dutasterid, yang menghambat tubuh
memproduksi androgen yang sangat kuat. Kelenjar prostat bergantung pada testosteron untuk
pemeliharaan dan perkembangan kelenjar; menghambat androgen akan mengakibatkan
penyusutan kelenjar prostat dan meredakan gejala.