You are on page 1of 34

NAMA : INDAR SUKRIANI

NIM : PO.71.4.211.15.1.017

PENGUMPULAN DATA BAYI BARU LAHIR

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologik sehingga


dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus. Dua perubahan utama
mempengaruhi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler.

 Pernapasan Pertama
Pada menit-menit terakhir kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik
karena kekurangan oksigen, sebagai akibat kekurangan sirkulasi darahmelalui
plasenta karena kontraksi uterus yang kuat. Derajat hipoksia yang ringan ini
merangsang usaha bernapas pertama kali pada neonatus setelah di lahirkan.
Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati jalan nafas di dorong
kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat di absorbsi dengan
cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir
cairan ini sudah hilang dan alveoli mengembang karena udara, jika hal ini tidak
terjadi maka akan terjadi masalah.

 Perubahan Pola Sirkulasi Darah


Perubahan kedua adalah pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya
aliran darah yang tinggi melalui arteri umbilikalis untuk memberikan perfusi ke vili
plasenta, dan volume darah yang besar kembali melalui vena umbilikalis dan vena
kava.

 Prinsip-prinsip Asuhan Bayi Baru Lahir


Jika bayi di lahirkan oleh seorang ibu yang mengalami komplikasi dalam
persalinan, penanganan bayi tersebut tergantung pada:
1) Apakah bayi mempunyai kondisi atau masalah yang perlu tindakan segera
2) Apakah kondisi ibu memungkinkan merawat bayi secara penuh, sebagian
atau tidak sama sekali

 Bayi Baru Lahir dengan Masalah


Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran
(oleh tenaga di kamar bersalin)
1) Tidak bernapas
2) Sesak napas
3) Sianosis sentral (kulit biru)
4) Bayi berat lahir rendah
5) Letargis
6) Hipotermia
7) Kejang

Untuk dapat mengumpulakan data bayi baru lahir maka kita dapat melakukan
pengkajian pada bayi baru lahir dan dengan melihat bagaimana penampilan serta
perilaku bayi baru lahir.

1) Pengkajian fisik bayi baru lahir

 Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru Lahir


Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan oleh dokter secara menyeluruh
selama 12 jam pertama kehidupannya. Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin
setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi,
pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat
tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan
kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu
dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan
mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama
pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan
keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung
atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan
pemeriksaan dan terapi selanjutnya.

 Tujuan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir

Untuk mendeteksi kelainan-kelainan. Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir


harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi.
Pemeriksaan harus difokuskan pada anomali kegenital dan masalah-masalah
patofisiologi yang dapat mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal
pada kehidupan extra uteri. Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam
24 jam setelah bayi lahir. Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan
pada keluarga. Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat
menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga menemukannya kemudian
hari, akan menimbulkan dampak yang tidak baik dan menganggap dokter atau
petugas tidak bisa mendeteksi kelainan pada bayinya.

 Langkah-Langkah Dalam Melakukan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir

Melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosefal, mikrosefali,


anensefali, keadaan gizi dan maturitas, aktivitas tangis, warna kulit, kulit kering atau
mengelupas, vernik caseosa, kelainan kulit karena fravina lahir, toksikum, tanda-
tanda metonium, dan sikap bayi tidur.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir dimulai dari pengukuran berat badan, panjang
badan dan lingkar kepalanya. Bayi baru lahir normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
 Berat badan 2500 – 4000 gram
 Panjang badan 48 – 52 cm
 Lingkar kepala 33 – 35 cm
 Lingkar dada 30 – 38 cm

1) pemeriksaan kepala
Pada pemeriksaan kepala bisa dilihat; besar, bentuk, molding, sutura
tertutup/melebar, kaput suksedanium,hematoma – sefal dan karnio tabes.Kepala
Janin Dan Ukuran-Ukurannya.Bagian yang paling keras dan besar dari janin adalah
kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.Kepala
juga sering mengalami cedera, sehingga dapat membahayakan hidup.
Tengkorak bayi mungkin bertumpangan (molded) terutama bila bayi adalah
anak pertama dan kepala telah berfiksasi beberapa waktu. Tulang parietal
cenderung menumpangi tulang oksipital dan frontal. Garis sutura dan ukuran serta
tekanan kontanela anterior dan posterior harus ditentukan secara digital.

Kepala janin terdiri dari:

a) Bagian muka
 Tulang hidung (os nasake)
 Tulang pipi (oszygomaticum) ada dua buah.
 Tulang rahang atas (os maxilare)
 Tulang rahang bawah (os mandibularis)
b) Bagian tengkorak Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena
biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.Yang membentuk
bagiantengkorakadalah:
 Tulang dahi(osfrontale)2buah.
 Tulang ubun-ubun (os parletal) 2 buah.
 Tulang pelipis (os temporale) 2 buah.
 Tulang belakang kepala (os occipidale)1buah.

Yang penting dalam persalinan yaitu 7 tulang tersebut di atas. Diantara


tulang-tulang tersebut terdapat sela tengkorak yang disebut sutura, yang mana ini
membantu dalam persalinan. Jika kepala anak tertekan pada waktu kepala
bergeser/bergerak di bawah kedua tulang ubun-ubun, ini salah satu tanda untuk
mengenal tulang belakang kepala pada pemeriksan dalam. Sutura dan ubun-ubun
penting diketahui untuk menetukan presentasi/bagian
terendahdarikepalaanakdalamjalanlahir.

Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakan oleh


warna merah tua atau biru keunguan pada bayi yang menangis. Yang warnanya
sangat gelap bila penutupan gloris mendahului tangisan yang kuat dan oleh sianosis
yang tidak berbahaya.

kulit bayi baru lahir biasanya agak kemerahan. Jari-jari tangan dan kaki
nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik. Pada persalinan
normal akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan memetap selama
beberapa hari. Hal ini disebabkan karena pada persalinan normal yang keluar
dahulu adalah bagian kepala bayi. Sedangkan pada persalinan yang sungsang
anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah bokong, alat
kelamin dan kaki karena bokong keluar lebih dulu.

2) pemeriksaan telinga
Pada pemeriksaan telinga dapat mengetahui kelainan daun/bentuk telinga.

3) pemeriksaan mata
Pada pemeriksaan mata yang bisa dinilai perdarahan konjungtiva, mata yang
menonjol, katarak, dan lain-lain.
4) pemeriksaan mulut
pemeriksaan pada mulut dapat menilai apakah bayi; labioskisis,
labioynatopalatoskisis, tooth-buds, dan lain-lain.

5) Leher; hematoma, duktis tirolusus, higromakoli.


6) Dada; bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan retraksi interkostal, sifoid,
merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru.

Biasanya bayi baru lahir memiliki frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit dan
pernafasan ± 60 - 40 kali/menit. Jantung dan paru-paru perlu dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan yang biasanya dapat terlihat
melalui warna kulit bayi dan keadaannya secara umum

7) Jantung; pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.


8) Abdomen; membuncit, (pembesaran hati, limpa, tumor, asites), skafoid
(kemungkinan bayi mengalami hernia diafragmatika atau atresia esofagis
tanpa fistula), tali pusat berdarah, jumlah pembuluh darah tali pusat, warna
dan besar tali pusat, hernia di pusat atau di selangkang.

Pemeriksaan daerah perut dilakukan dengan menilai bentuknya, dan


memeriksa ukuran, bentuk dan posisi alat-alat dalam seperti ginjal, hati dan limpa.
Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air
kemih.

9) Alat kelamin; tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis belum


turun, fisnosis, adanya perdarahan/lendir dari vagina, besar dan bentuk
klitoris dan labia minora, atresia ani.
10) Tulang punggung; spina bifida, pilonidal sinus dan dumple.
11) Anggota gerak; fokomeria, sindaktili, polidaktili, fraktor, paralisis talipes dan
lain-lain.
12) Keadaan neuramuskular; refleks moro, refleks genggam, refleks rooting dan
sebagainya: tonus otot, tremor.
Pemeriksaan saraf pada bayi baru lahir dilakukan dengan menguji gerak
refleks bayi baru lahir.Bayi baru lahir memiliki 3 gerak refleks yaitu, Refleks Moro :
bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan
tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka dan Refleks Mencucur :
bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi
tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting. Dan
Refleks Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan
segera menghisapnya.

Pemeriksaan lain-lain; mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir,


bila tidak harus waspada terhadap atrersia ani/obstruksi usus. Urine harus ada juga
pada 24 jam. Bila tidak ada harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran
kencing.

2) Penampilan dan perilaku bayi baru lahir

Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau ciri-ciri dan
perilaku yang khusus.
1) Kebanyakan bayi baru lahir memiliki tubuh yang tidak proporsional. Ukuran
kepala dan badannya tidak sebanding. Berbeda sekali dengan penampilan
anak-anak dan orang dewasa pada umumnya. Perbedaan yang mencolok ini
disebabkan oleh titik tengah tinggi badan bayi berada di pusat sedangkan
orang dewasa berada di bagian kelamin.
2) Warna kulit kemerah-merahan dan terkadang terdapat lapisan berwarna putih
keruh. Lapisan ini disebut vernik caseosa berfungsu untuk melindungi bayi dari
infeksi saat ia berada dalam uterus dan untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat
setelah keluar dari rahim ibu.
3) Tubuh bayi yang baru saja dilahirkan terbungkus kulit berwarna cyanosis dan
berkeriput disebabkan karena masih sedikitnya jumlah jaringan lemak bawah
kulit. Keriput akan hilang sesuai dengan bertambahnya berat badan bayi.
4) Lemak subkutan cukup tebal
5) Bentuk kepala cenderung kerucut disebabkan oleh gaya yang bekerja saat
proses persalinan dan juga sebagai akibat tulang tengkoarak yang tumpang
tindih (molase).
6) Ukuran lingkar kepala, antara lain: Fronto Oksipital 34 cm, Mento Oksipital 35
cm, Suboksipito Bregmatika 32 cm.
7) Ubun-ubun berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkorknya belum
menyatu dan mengeras dengan sempurna. Seiring dengan semakin
sempurnanya proses penyatuan tulang-tulang tengkorak(kira-kira setelah 2
tahun) denyut di kepalanya akan hilang,
yang bisa dilakukan :
 Bersihkan rambut dan kepalanya dengan shampo khusus bayi dan
segera keringkan.
 Hindari menyentuh dan menekan bagian kepalanya yang berdenyut-
denyut itu, baik saat mencuci rambut atau menggendongnya.
8) Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
9) Mata bayi tampak keluar garis atau juling selama 2 -3 bulan pertama
disebabkan karena pada beberapa saat setelah kelahiran, bayi baru membuka
matanya dan melihat lingkungan disekitar. Penglihatannya baik namun belum
terlalu fokus.
10) Wajah sembab, kelopak mata terlihat bengkak atau menggembung terjadi
karena bendungan yang muncul karena tekanan jalan lahir. Dalam 1 atau 2 hari
bengkak pada wajah akan hilang.
Yang bisa dilakukan :
 Hindari posisi tidur telungkup atau menyamping untuk mengurangi tekanan
pada wajah.
 Bila ada benjolan atau bekas tekanan alat forcep pada kepala tampak sedikit
bengkak, hindari menyentuh bagian tersebut sampai bengkaknya hilang.
11) Mata berair disebabkan karena saluran hidung belum sempurna sehingga
mengakibatkan aliran air mata yang diproduksi menjadi tidak lancar. Keadaan
seperti ini dapat diatasi dengan mengurut kulit sepanjang saluran tersebut
dimulai dari kulit pinggir mata ke arah pinggir hidung bagian bawah.
12) Sensitif terhadap cahaya terang, yang menyebabkan mata bayi akan berkedip,
dapat mengenali pola-pola hitam putih tang tercetak tebal dan bentuk wajah
manusia. Jarak focus adalah sekitar 15-20 cm.
13) Bayi akan bereaksi dengan menggerakan matanya bila mendengar suara-
suara yang nyaring. Ia lebih menyukai suara yang lembut dengan pola yang
sama. Jika mendengar suara yang tiba-tiba, bayi akan bereaksi dengan
menggerakan anggota tubuhnya.
14) Kumisan, sisa lanugo (rambut janin) belum luruh semuanya. Selain kumis, bayi
perempuan juga sering tampak berambut pada bahu dan punggungnya. Dalam
beberapa minggu, kulit bayi akan tampak bersih dari rambut-rambut dan kumis
itu.
Yang bisa dilakukan :
 Mandikan bayi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulitnya
 Tidak perlu repot mencukurnya karena rambut dan kumis tersebut akan
rontok dengan sendirinya.
15) Aktifitas/gerakan aktif, ektremitas biasanya dalam keadaan fleksi
16) Kaki dan tangannya pucat dan dingin. Sistem sirkulasi dan peredaran darah
bayi baru lahir belum berkembang sempurna, sehingga tubuhnya
memprioritaskan mengalirakan darah ke organ-organ tubuh yang epnting seprti
otak, paru-paru dan jantung. Tangan dan kaki adalah organ tubuh yang paling
akhir dialiri darah. Kondisi ini berakhir edngan sendirinya secara bertahap
sampai bayi berusia 1 tahun.
Yang bisa dilakukan :
 Kontak kulit setiap menyusui bayi untuk menghangatkan
 Metode kangguru, letakkan bayi di dada ibu dalam keadaan telanjang
sehingga terjadi kontak antar kulit. Lakukan sekitar 30 menit setiap hari
 Sarungkan kaus kaki dan kakuas tangan khusus untuk bayi atau selimuti
sampai tangan dan kakinya terasa hangat dan kulitnya sudah berwarna
merah muda.
17) BB berkisar antara 2500-3000 gram
18) PB antara 50-55 cm
19) Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, testis sudah turun ke dalam
skrotum
20) Kelamin bayi besar dan membengkak dipengaruhi oleh hormon ibu lika memar
dan jaringan alat kelamin yang bengkak disebabkan karena trauma saat lahir
dan proses alami perkembangan alat kelamin, akan tampak noramal dalam
waktu sekitar 1 minggu.
Yang biasa dilakukan :
 Bersihkan alat kelamin setiap kali mandi, lalu keringkan perlahan dan lembut
 Jika menggunakan popok sekali pakai, perhatikan daya tampungnya, ganti
segera setelah penuh dan begitu dia buang air besar.
21) Pada bayi perempuan labia mayor terlihat menggembung, dapat terlihat keriput
atau halus. Kadang mengeluarkan lendir atau darah selama beberapa hari. Hal
ini tergolong perdarahan menstruasi normal dari uterus bayi disebabkan
hormon estrogen ibu yang melewati bayi perlahan menghilang.
22) Anus (+) dalam 24 jam pertama dapat mengeluarkan mekonium
23) Dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK dengan volume 20-30 ml/hari
24) Terkadang pada beberapa bayi ditemukan kelenjar mamae yang dapat
membesar dan mengeluarkan ASI, akan mengempis dalam beberapa hari atau
minggu.
Yang bisa dilakukan :
 Jangan menekan-nekan payudara bayi karena hanya akan menimbulkan
rasa tak nyaman.
 Bila menyabuni bagian dadanya, bilas sampai bersih.
25) Bayi baru lahir sudah dapat membedakan aroma susu manusia/ibunya dengan
aroma susu dari wanita lain, bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan
memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
26) Bayi baru lahir sangat sensitive terhadap sentuhan dan sangat menyukai
kontak langsung antara kulit dengan kulit
Adalah normal bila dalam 2 minggu pertama bayi banyak tidur. BBL biasanya
tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi 4-5 periode.
27) Tangisan bayi berbeda-beda disesuaikan dengan apa yang dirasakannya,
seperti sakit, merasa tidak nyaman karena basah, dingin, lapar, merasa
kesepian dll.

3) Rencana asuhan bayi usia 2- 6 hari minum, BAB, BAK, tidur, kebersihan
kulit, rasa aman, tanda-tanda bahaya dan penyuluhan sebelum bayi
pulang

Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada
bayi , yaitu :
1) Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh )
atau kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ),
bergantian antara payudara kiri dan kanan.
2) BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk
seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi
yang dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal
seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan, feses bayi
yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem,
berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi
yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat
dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang suka
bebelan (susah BAB)sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses
berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu
formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu
usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu
memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit
menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu
formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena
sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia
tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam,
muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti
memang ada masalahpada bayi rujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi BAB
bayi tidak sama dengan orang dewasa, padahal frekuensi BAB pada setiap
bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi BAB nya akan berbeda
dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum menemukan
pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih
dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak BAB selama
2 sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami
gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan
yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses yang
keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang
disertai banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan
bert badan bayi. Jadi yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak
rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belum buang air besar, dan bayinya
anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya BAB.
Bayi yang pencernaannya normala akan BAB pada 24 jam pertama setelah
lahir. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam
kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel
yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam
kanadungan. BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi
indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu.
Waspadai nila warnanya putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses
bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau
keabuan.
Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari
warna-warna feses tsb Warna feses kuning adalah warna feses yang normal.
Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Bila
bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah dan
cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti
bayi mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk
(ASI belakang). Warna kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang
dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan
disimpan beberapa waktu dalam kandung empedu sampai saatnya
dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan,
kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk
memeras cairan keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat
yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau
ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti
kuning tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat
kehijauan.Warna feses hijauTermasuk kategori normal, meskipun begitu
warna ini tidak boleh terus menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikan
ASI nya belum benarYang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan
hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat
melimpah.Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI
belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI
depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan
laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat
bayi sering lapar kembali.
Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk
yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak.
Lemak ini yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat
foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-
kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat
feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang
terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning,
bergantian, ini berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai
hindmilk supaya kandungan gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar
bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping
ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses
menyusunya mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula
hingga kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya
berikan ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi
bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu
payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.

 Warna feses merah


Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang
menyertai. Namun bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari
tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah ibunya
pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam
yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai
tiga hari. Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari
darah bayi. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun
bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa
lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi
sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut
invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini sangat jarang berasal
dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak
ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius,
biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau
menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan, baik yang encer
maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa
disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini
berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh
terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu
terlambat membawa bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan berubah,
padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena
umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal
transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat
mahal di Indonesia.

3) BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga
bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti
popoknya.

4) Tidur
 Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak
terlalu panas atau dingin.
 Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum
matang. Tetapi perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak
waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan
gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit
menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur
2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun,
orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga
orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola
tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam
dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang,
kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan.
Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja
dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 – 14 jam.

Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan
siang hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan
mengajaknya bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur
dalam gendongan atau di ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan
dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika
menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali
menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya
tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi
memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hetikan dulu prosedur ini dan coba
lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber,Boston’s Children
Hospital).

Pastikan bayi tidur dengan aman :


 Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau
alas dengan cermat agar tidak mudah lepas
 Jangan merokok disekitar bayi
 Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi
ketika tidur
 Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang,
tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali
posisi kepala saat bayi tidur terlentang.

5) Kebersihan kulit
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi
seluruh tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi.

6) Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari
pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan
menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.

7) Tanda – tanda bahaya


Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu
30 detik setelah lahir.
 Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling
sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya
 Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari
bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan
siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut
memiliki riwayat eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet,
persalinan dini atau infeksi.
 Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut
1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
 Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
 Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan
kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi
dengan kateter nasal atau nasal prongs.

Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:


 Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
1. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
2. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan
otot nafas tambahan.
 Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
 Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
 Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
 Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
 Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama
setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau
tua atau brdarah/ lender.
 Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.


Pernafasan-sulit atau lebih dari 60 kali permenit.Kehangatan terlalu panas ( > 38° c
atau terlalu dingin < 36ºc)Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau
pucat, memar.Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak
muntah.Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan
sulit.Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lender atau darah pada tinja.
Aktivitas-menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung,
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis
terus menerus.

8) Penanganan
 Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4
jam) mulai dari hari pertama.
 Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
 Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil
popok dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu
panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa
kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja
yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
 Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
 Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
 Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
 Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
 Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

D. Asuhan primer pada bayi usia 6 minggu pertama

1. Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir


Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya
bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1) Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang
unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhannya.
2) Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
3) Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan
psikologis dan sosial.

Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain yaitu :


1) Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan
sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau sebelum bidan
pulang (jika lahir di rumah)
2) Pemeriksaan pertama adalah screening berhubungan dengan kelahiran
3) Pemeriksaan kedua lebih komprehensif, termasuk usia dan riwayat
kehamilan
4) Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12 jam, bidan harus
menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari sesudah
lahir
5) Jika bayi baru lahir tinggal di rumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang
dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.

Tujuan kunjungn ulang bayi baru lahir :


1) Mengidentifikasi gejala penyakit
2) Menawarkan tindakan screening metabolic
3) Memberikan KIE kepada orang tua
4) Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi
terlindung dari anak-anak yang sakit.
5) Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolic, apabila
sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidism
kongenital dan kadar penilketonuria, serta penyakit metabolic
6) Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah
7) Pemeriksaan yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi
8) Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi
mendapat nutrisi
9) Bidan harus mempunyai perencanaan atau planning untuk melakukan
kunjungan bayi baru lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat
persalinan dan tindakan segera pada bayi
10) Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orangtua dalam
beradaptasi terhadap kelahiran bayi
11) Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi,
perhatian, usaha menangis, BAB, BAK, dan lain-lain
12) Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan
pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada
orang tua
13) Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi
dan chek-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan
kondisi emergensi yang melakukan perawatan dokter spesialis anak.

2. Bounding Attachment

Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan


kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Sedangkan Attchment
adalah Proses agar tetap terjalin keterikatan batin antara individu, meliputi
pencurahan perhatian dan adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini secara
langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai
dgn post partum.

Tahap- tahap Bounding Attchment


1) Perkenalan (aquaintance) :
3. kontak mata
4. Sentuhan
5. berbicara,
6. Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding : keterikatan
3. Attachment : perasaan sayang yg mengikat individu dgn individu lain.

Elemen-elemen Bounding Attachment :


 Sentuhan
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
 Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan orang dewasa
 Bioritme
 Kontak dini

Keuntungan Fisiologis Kontak dini :


 Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
 Reflek menghisap dilakukan dini
 Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
 Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak

Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment


 Menit pertama jam pertama
 Sentuhan orang tua pertama kali
 Adanya ikatan yang baik & sistematis
 Terlibat proses persalinan
 Persiapan PNC sebelumnya
 Adaptasi
 Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa
nyaman.
 Fasilitas untuk kontak lebih lama
 Penekanan pada hal-hal positif
 Perawat maternitas khusus (bidan)
 Libatkan anggota keluarga lainnya
 Informasi bertahap mengenai bounding

Hambatan Bonding Attachment


 Kurangnya support system
 Ibu dengan resiko
 Bayi dengan resiko
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

Keuntungan Bonding Attachment


 Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya
 Bayi merasa aman
 Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu
 Dasar untuk mengadakan sosialisasi

Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:


 Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan
ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
 Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung,
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini
juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu
akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila
ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

 Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi
baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.

 Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara
tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah
mereka.

 Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.

 Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-
gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada
saat anak mulai bicara.

 Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif.

 Inisiasi menyusui Dini


Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan reflek suckling dengan segera.
 Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.

 Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak


Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan
yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-
masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin
mudah pula bounding attachment terwujud.

 Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan


Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang
juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.

3. Rencana asuhan

S : subjektif
 Keseluruhan kesehatan bayi
 Masalah menyusui
 Amati posisi menyusui
 Amati refleks hisap
 Kebersihan rumah
 Suasana hati ibu
 Interaksi ibu vs bayi
 Pertumbuhan
 Peningkatan BB
 Demam
 Menyusu 2-4 jam sekali

O : objektif
 Sistem pernafasan  mudah tersedak
 Kardiovaskuler  sirkulasi perifer lambat  mudah sianosis
 Ginjal  intake  air kemih keruh
 Suhu  rentan hipotermi hipotalamus belum matang
 Imunologi
IgG  melalui plc
IgA  ASI  u/ pernafasan GI & mata (2bln )
IgM  kadar dewasa 2 tahun
 Reproduksi
♀ pseudo menstruasi
♂ menghasilkan sperma saat pubertas
 Muskuluskeletal
UUK menutup pada mg ke 6-8
 Neurologi: Blm matang, Panca Indera, Penglihatan, Fokus 15-20 cm, 2 mg 
kenal muka ibu
 Penciuman  suka bau ASI & ibu
 Pengecapan  kuat terhadap rasa manis
 Pendengaran  tenang dgn suara rendah
 Sentuhan senang dgn kontak kulit

A : asesmen
Bayi usia 6 minggu dengan kondisi normal atau komlikasi tertentu atau masalah
tertentu

P : planning
 Pemilihan tempat tdr (SIDS)
 Memandikan bayi
 Pakaian bayi
 Perawatan TP  puput 1 mg
 Perawatan hidung
 Perawatan telinga
 Perawatan kuku setip 4 hari potong
 Membawa bayi keluar
 imunisasi

Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu


1) Pengumpulan Data Subjektif
 Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi.
 Tanyakan ibu masalah-masalah yang dialami terutam dalam proses menyusui.
 Jika ibu sedang menyusui bayi amati letak mulut bayi pada puting, posisis
menyusui, hisapan dan reflek menelan bayi.
 Apakah ada orang lain di dalam rumahnya atau di sekitarnya yang dapat
membantu ibu baru tersebut.
 Amati keadaan rumah-kebersihan.
 Amati persediaan makan dan air.
 Amati keadaan suasana hati ibu baru.
 Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.
 Kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan bayi).
 Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan bertambah berat badannya.
 Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya.
 Apakah bayi menyusu dengan baik.
 Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali.
 Apakah bayi berkemih 6 minggu 8 kali sehari.
 Apakah bayi menderita demam.
 Apakah bayi tampak waspada saat bangun.
 Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.
2) Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
 Sistem pernafasan
Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga beberapa tahun, saluran nafas perifer
masih membuka dan masih sempit dan membrane mukosa mudah rusak dan
sensitive terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap dari orang lain).
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika
terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.

 Sistem kardiovaskuler dan darah


Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada
tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.

 Sistem ginjal
- Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.
- Hingga masukan cairan meningkat, kemungkin air kemih akan tampak keruh
termasuk berwarna merah muda, hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak
begitu berarti.

 Sistem gastrointestinal
- Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama
kehidupan.
- Sfingter kardiak lambung dalam matang sehingga gumoh lazim terjadi.
- Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke 10 hampir tidak ada
asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi.
- Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
- Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi
sehingga bayi kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.
- Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltik cepat sehingga masukan
makanan sering disertai pengosongan lambung.

 Pengaturan suhu
- Bayi masih rentan terhadap hipotermia dikarenakan karena belum matangnya
hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
- Seorang bayi yang mengalami kedingingan membutuhkan kalori dan oksigen untuk
meningkatkan suhu tubuhnya.

 Adaptasi imunologi
- BBL menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui
mukosa sistem pernafasan dan gastro-intestinal.
- Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan
mudah berubah menjadi infeksi umum.
- Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah IgG, IgA, dan IgM.
- IgG : Melewati barier placenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir.
- IgA : Melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan, gastro-intestinal dan mata.
Kadarnya mencapai dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI.
- IgM : Mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun.
- ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif.

 Sistem reproduksi
- Anak laki-laki menghasilkan sperma hingga pubertas.
- Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur.
- Anak perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara
terkadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke-4 atau ke-5. hal ini
hanya berlangsung sebentar.

 Sistem muskuluskeletal
Ubun-ubun posterior akan menutup pada 6-8 minggu.

 Sistem neurologi
- Relatif belum matang setelah lahir.
- Reflek dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuluskeletal.

Panca Indera
 Penglihatan
- Sinsitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak
tebal dalam bentuk muka manusia.
- Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah
ibunya pada saat menyusui.
- Pada usia 2 mg bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka yang tidak dikenal.
- Perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan
pertama kehidupan.

 Penciuman
- Dapat membedakan bau menyengat.
- Menyukai pada bau susu terutama ASI.
- Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu
orang lain.

 Pengecapan
- Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang
kuat pada rasa manis.

 Pendengaran
- Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar dan mampu
membedakan berbagai suara.
- Pada akhir bulan pertama BBL lebih menyukoai suara dengan pola yang sama.
- BBL juga lebih menyukai suara ibunya daripada orang lain dan merasa tenang
dengan suara-suara bernada rendah.

 Sentuhan
- Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai refleks.
- Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.
- Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan,
belaian dan gerak ayun.
- Reaksi terhadap sentuhan dan refleks gengaman memperkuat hubungan.

3) Assessment
4) Planning
Dibutuhkan Penkes kepada keluarga tentang perawatan bayi yaitu :
 Tempat tidur yang tepat.
- Tempat tidur bayi harus hangat.
- Tempat tidur bayi diletakkan didekat tempat tidur ibu.
- Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan bisa menyebahkan kematian yang tidak
disengaja.
- Ruang bayi di bagian kebidanan bukan tempat yang tepat bagi bayi sehat.

 Memandikan bayi
- Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk
mempertahankan vernixcaseosa dalam tubuh bayi guna stabilisasi suhu tubuh.
- Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan menyekanya dengan lembut dan
memperhatikan lipatan kulitnya.
- Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan
menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi.

 Mengenakan pakaian
- Buat bayi tepat hangat.
- Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat.
- Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi.
- Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan gesakan yang
mengganggu.
- Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam dan popok.

 Perawatan tali pusat


- Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi.
- Hindari memasukkan gumpalan kapas kepada hidung bayi.

 Perawatan mata dan telinga


- Jaga kuku bayi agar tetap pendek.
- Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali.
- Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.

 Kapan membawa bayi keluar rumah


- Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam sehari (bila udara baik).
- Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu tebal atau tipis.
- Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari pencaran langsung
dengan pandangannya.

 Pemeriksaan
Selama 1 tahun bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
 Perawatan kulit
 Bermain.
 Pemantauan BB
Bayi yang sehat akan mengalami penambaha BB setiap bulannya.

You might also like