You are on page 1of 5

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian fartor – faktor yang mempengaruhi terjadinya

gizi kurang pada balita dan anak di wilayah kerja Puskesmas Ngkeran Kecamatan

Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember 2017- januari 2018 maka dapat

disimpukan bahwa:

1. Dari 30 sampel terdapat di lima desa yang termasuk wilayah kerja

Puskesmas Ngkeran Kecamatan Lawe Alas dan di poli Puskesmas

Ngkeran. Lima desa tersebut adalah desa Lawe Kongker, desa Kubu, desa

Lawe Lubang Indah, desa Pasikh Pekhmate dan desa Rumah Kampung

pada desember 2017 sampai januari 2018 diperoleh balita dengan status

gizi kurang yaitu sebesar 73,3% atau 22 orang dan yang mengalami gizi

buruk yaitu sebesar 26,7%.

2. Sebagian besar sampel yang mengalami gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas Ngkeran Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara

desember 2017- januari 2018 berasal dari keluarga yang pendidikan

ibunya masih rendah yaitu ≤ SMA sebesar 66.67%.

3. Sebagian besar sampel di wilayah kerja Puskesmas Ngkeran Kecamatan

Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember 2017- januari 2018

berasal dari keluarga yang ibunya bekerja yaitu sebesar 73,33%.

54
4. Sekitar 96.67% sampel di wilayah kerja Puskesmas Ngkeran Kecamatan

Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember 2017- januari 2018

berasal dari keluarga yang pendapatan keluarganya masih rendah yaitu

dibawah ≤ 1.500.000,-.

5. Sebagian besar sampel yang berkunjung ke di wilayah kerja Puskesmas

Ngkeran Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember

2017- januari 2018 berasal dari keluarga yang pengetahuan ibunya rendah

yaitu sebesar 76,67%.

6. Dari 30 sampel persentase sampel perempuan di wilayah kerja Puskesmas

Ngkeran Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember

2017- januari 2018 yaitu sebesar 56.67% lebih banyak dibandingkan

balita laki-laki.

7. Dari 30 sampel persentase sampel umur 0 – 5 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Ngkeran Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara

desember 2017- januari 2018 lebih banyak yaitu sebesar 63.33%.

8. Dari 30 sampel persentase sampel di wilayah kerja Puskesmas Ngkeran

Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara desember 2017- januari

2018 yang menderita infeksi yaitu sebesar 63,33%

6.2 Saran

Mengingat bahwa gizi kurang pada anak dan balita dapat mengganggu

ketahanan kesehatan tubuh, dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

sampel maka disarankan kepada:

55
1. Pihak Puskesmas Ngkeran

a. Berdasarkan data-data yang didapatkan dari penelitian ini maka

disarankan kepada pihak Puskesmas untuk meningkatkan kegiatan

monitoring dan penilaian status gizi secara berkala yang

dilaksanakan dalam Pos Gizi dan Klinik Gizi, dan memberikan

bimbingan konsultasi gizi terhadap ibu balita yang dilakukan

secara rutin (± 1x perbulan). Mengingat bahwa anak balita sangat

membutuhkan asupan kecukupan gizi untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang lebih baik. Mudah-mudahan kegiatan ini lebih

baik dan memberikan dampak positif dalm peningkatan kelurga

sadar gizi.

b. Mengadakan penyuluhan kesehatan secara rutin dengan

memasukkan materi gizi yang berisi tentang kebiasaan makan

sehari-hari, kebutuhan gizi yang seharusnya dipenuhi, dan

penjelasan tentang kandungan zat gizi pada makanan, sebagai

upaya pencegahan agar pola hidup bersih dan sehat, dan pola

makan yang baik tercipta. Sehingga dapat mengurangi tingkat

keparahan penyakit infeksi dan penyebaran infeksi yang lebih luas.

2. Bagi keluarga atau ibu sampel

a. Disarankan ibu balita untuk lebih memperhatikan pola makan dan

asupan konsumsi makan sesuai dengan kebutuhan gizi setiap anak

balita. Dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari biasakan dengan

56
menu seimbang, yaitu nasi lengkap dengan lauk-pauk, sayuran dan

buah.

b. Sebaiknya ibu balita dengan anak balita gizi kurang lebih rajin

berkunjung ke Puskesmas sehingga kondisi berat badannya dapat

terpantau dengan baik.

c. Sebaiknya orang tua balita lebih giat mencari informasi tentang

cara merawat anak balita dan pemberian makanan yang bergizi dan

seimbang melalui petugas kesehatan, di Posyandu, di Puskesmas,

maupun melalui media masa atau media informasi. Sehingga

pengetahuan tentang gizi menjadi meningkat dan penyakit infeksi

pada anak tidak terjadi.

3. Bagi Pihak Lain

a. Perlu penelitian lebih lanjut lagi mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan status gizi anak balita, dengan pendekatan

kualitatif karena pada penelitian ini banyak ditemukan tidak

terdapat hubungan yang signifikan dan memakai rancangan

penelitian seperti kohort, yang dapat mengetahui kekuatan

hubungan sebab akibat antara faktor yang diteliti dengan status

gizi.

b. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan

penelitian mengenai pola asuh sehingga dapat terlihat gambaran

pola asuh orang tua terhadap anak balita.

57
c. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian

mengenai pekerjaan ayah sehingga didapatkan gambaran tentang

pekerjaan ayah yang dapat mempengaruhi status gizi dengan

sampel yang lebih banyak.

58

You might also like