You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagaian

besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % menderita

komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa

ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.

(Sarwono Prawirohardjo, 2009; h.54).

Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu

hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung

pada tempat atau usia kehamilan. Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di

indonesia ada dua yaitu kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian

langsung adalah sebagai akibat dari perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan

komplikasi abortus. Kematian tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang

sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap

kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler.

(Sarwono Prawirohardjo, 2009; h.35).

Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per

100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara

750-1000 per 100.000 kelahiran hidup.(Sarwono Prawirohardjo, 2006; h.)

Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat

kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah tengah mengupayakan program

pelatihan para bidan dan ibu-ibu hamil. Jika bidan kompeten dalam bidangnya,

sedikitnya 50% perdarahan akibat melahirkan bisa dicegah. Pelatihan itu juga
dengan adanya asuhan persalinan normal (APN) bagi para bidan. Demikian juga

dengan pelatihan bagi penanganan ibu pasca keguguran.(JNPK-KR, 2008).

Masa nifas masih potensial mengalami komplikasi sehingga perlu perhatian

dari tenaga kesehatan. Kematian ibu masih dapat terjadi pada masa ini karena

perdarahan, serta kematian bayi baru lahir. Ibu-ibu pascapersalinan, lebih-lebih yang

sosial ekonomi dan pendidikan kurang, sering tidak mengerti potensi bahaya masa

nifas. Umumnya kita menganjurkan agar ibu memeriksakan diri 6 minggu

pascapersalinan, yang sesungguhnya kurang efektif.(Sarwono Prawirohardjo, 2009;

h.65).

Semua kehamilan dan persalinan, bukan hanya yang berisiko, memerlukan

pelayanan profesional oleh tenaga kesehatan terampil. Konsepnya adalah persalinan

yang membutuhkan kedekatan dengan tempat dan cara ibu itu hidup, dekat dengan

budayanya.(Sarwono Prawirohardjo, 2009; h.63).

Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan segera setelah ia

mendapatkan haid yang pertama (menarke), dan kesuburan seorang perempuan

akan terus berlangsung sampai mati haid (menopause)

Kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya resikonya paling rendah untuk

ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun sedangkan persalinan pertama dan kedua

paling rendah resikonya bila jarak antara dua kelahiran adalah 2-4 tahun.

Dari data WHO (1990) di dapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi lebih dari

100 x 10 (6) senggama setiap harinya dan terjadi 1 juta kelahiran baru per hari di

mana 50% diantaranya tidak di rencanakan dan 25% tidak di harapkan. Dari 150.000

kasus abortus yang terjadi perhari, 50.000 di antaranya abortus ilegal dan lebih dari

500 perempuan meninggal akibat komplikasi abortus tiap harinya. Dari faktor
tersebut, kita dapat membuat perencanaan keluarga untuk menunda kehamilan,

menjarangkan kehamilan, dan tidak hamil lagi.(Sarwono Prawirohardjo, 2011; h.436).

Berdasarkan hal diatas, maka peran bidan adalah memberikan pelayanan

asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang

bermutu tinggi sesuai dengan standar dalam pelayanan kebidanan yaitu 7 langkah

varney.

Upaya mahasiswa untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah

dengan meningkatkan ketrampilan dalam segi teori dan praktek kebidanan.

(Sarwono Prawirohardjo, 2006; h. ).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana Asuhan

Pelayanan Kebidanan secara komprehensif pada Ny.x umur .... tahun, mulai dari

kehmilan .... minggu , persalinan, BBL, nifas dan KB yang sesuai dengan standar

asuhan kebidanan”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,

nifas , BBL dan KB sesuai dengan manajemen 7 langkah varney dan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian terhadap kehamilan, persalinan, BBL ,

nifas dan KB pada Ny.x

b) Mampu menginterpretasikan data dan menganalisa masalah untuk

menegakkan diagnosa sesuai dengan kebutuhan pada kehamilan,

persalinan, BBL, nifas dan KB pada Ny.x


c) Mampu mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial serta

mengantisipikasi data sesuai dengan kebutuhan pada kehamilan,

persalinan, BBL, nifas dan KB pada Ny.x

d) Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera secara mandiri

konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan

kebutuhan pada kehamilan, persalinan,BBL, nifas dan KB pada Ny.x

e) Mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan cepat

dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah

sebelumnya sesuai dengan kebutuhan pada kehamilan, persalinan, BBL,

nifas dan KB pada Ny.x

f) Melaksanakan secara langsung asuhan yang efisien dan aman sehingga

memenuhi kebutuhan pada Ibu kehamilan, persalinan,BBL, nifas dan KB

pada Ny.x

g) Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada

kehamilan, persalinan, BBL, nifas dan KB pada Ny.x

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Kehamilam, persalinan,BBL, nifasdan KB Ny. X umur....tahun,

2. Tempat

3. Waktunya

-
E. Manfaat

1. Bagi Bidan

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penatalaksanaan asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan,BBL, nifasdan KB.

2. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penatalaksanaan asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan, BBL, nifasdan KB, serta sebagai proses

pembelajara tahap awal penulisan karya tulis ilmiah.

3. Bagi lahan praktik

Dapat di jadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanankebidanan secara

komprehensif.

4. Bagi klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan dan menambah pengetahuan ibu tentang

kesehatan ibu selama hamilan, persiapan persalinan, perawatan BBL, perawatan

masa nifas dan perencanaan penggunaan KB.

F. Metode Penelitian

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab (Anamnesa) langsung kepada klien yang

bersangkutan tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang masalah

kesehatan klien, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat sesuai

dengan diagnosa dan masalah.


2. Pemeriksaan

1). Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan, BBL, nifas dan KB klien.Dalam pemeriksaan fisik diperluka empat

unsur dasar yang digunakan diantaranya :

a. Inspeksi
Yaitu pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartist meliputi :
tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru-paru dan
sebagainya. ( Rustam Mochtar, sinopsis obseteri 2011 )
b. Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan berdiri di sebelah kanan ibu
hamil dengan melakukan perabaan pada perut untuk menentukan
besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak, presentasi,
gerakan janin, kontraksi atau his. ( Rustam Mochtar, sinopsis obseteri
2011 )

c. Auskultasi
Pemeriksaan menggunakan stetoskop monoaural (stetoscop obstetrik)
untuk mendengarkan denyut jantung janin (DJJ). ( Rustam Mochtar,
sinopsis obseteri 2011 )

d. Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali jika ada suatu indikasi. ( Rustam
Mochtar, sinopsis obseteri 2011 )

2). Pemeriksaan penunjang

Uji laboratorium dan pemeriksaan terkait yang meliputi analisis urin rutin,
analisis tinja rutin, HB, MCV, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis
B virus, antibodi Rubela, HIV dan USG.

3. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan pencatatan

masalah, pengamatan dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

4. Studi dokumentasi

Dengan melihat program pengobatan dan perawatan pada klien melalui catatan

medik.

5. Studi Kepustakaan

Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan

dengan masalah yang ditulis serta dapat membandingkan antara teori dan

praktek.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

ruang lingkup, manfaat, metode memperoleh data dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

Pada bab ini menguraikan teori mengenai kehamilan, persalinan, BBL,

nifas dan masa antara (KB).

B. Tinjauan teori asuhan kebidanan

Menguraikan tentang asuhan kebidanan komperhensif pada pasien

mulai dari kehamilan, persalinan BBL, nifas dan masa antara (KB)

dengan menggunakan pendekatan Manajemen kebidanan menurut 7

langkah varney dan pendokumentasian kebidanan dengan metode


SOAPIE (subjektif, objektif, assesment, planning, implementasi, dan

evaluasi).

C. Landasan hukum

Aspek hukum berisi landasan hukum baik undang-undang, standar

pelayanan kebidanan, dan standar kompetensi bidan sesuai dengan

kewenangan bidan sesuai dengan kasus.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Pada bab III ini menguraikan tentang pengkajian yang terdiri dari pengkajian

subjektif, objektif, assesment atau diagnosa, perencanaan asuhan

menyeluruh, pelaksanaan dan evaluasi, serta uraian data perkembangan

dari pasien.

BAB IV : PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek asuhan

kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, BBL, nifas dan masa

antara (KB)

BAB V : PENUTUP

a. Kesimpulan

Terdiri dari latar belakang, ringkasan teori, pengkajian dan interpretasi

data, perencanaan asuhan, penatalaksanaan kebidanan sesuai dengan

kasus dan evaluasi setelah dilakukan asuhan.

b. Saran

Terdiri dari anjuran atau masukan yang ditunjukan pada pihak-pihak

yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis

1. kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di

definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamiln

terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung salam 12

minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono

Prawirohardjo 2010; h.213).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

(Saifuddin 2010; h.89).

Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan

peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah

mengalami pubertas yang di tandai dengan terjadinya menstruasi.(Umi

Hani,dkk 2010; h.21).

Secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat di bagi dalam 3 kategori

yaitu tanda tidak pasti , tanda mungkin kehamilan dan tanda pasti kehamilan.
a. Tanda tidak pasti

1) Amenorhea

Seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin

mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun

keadaan stres, obat-obatan, penyakit kronis dapat ula mengakibatkan

terlambat haid.

2) Mual dan Muntah (morning sickness)

Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak

sampai muntah yan berkepanjangan. Untuk mengatasinya penderita

perlu diberi makan-makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan

lupa menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang

hamil. .

3) Keluhan Kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing di malam hari,

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh

uterus ke kranial.

4) Konstipasi

Terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena

perubahan pola makan sehingga menghambat peristaltik usus atau tonus

otot menurun dan menyebabkan kesulitan untuk BAB.

5) Perubahan Berat Badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena

nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya

berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.

6) Perubahan Temperatur Basal

Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan

tanda telh terjadinya kehamilan.

7) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum,

biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.

b. Tanda-tanda mungkin

1) Terjadi pembesaran abdomen

Perubahan perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada

saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga

perut.

2) Perubahan Pada Uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.

Uterus berubah menjadi lunak, bentuk globular.

Teraba ballotement, tanda ini muncul pada minggu ke-16 hingga ke-

20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup

banyak. Ballotement adalah tanda ada benda terapung/melayang dalam

cairan.

3) Tanda Piskacek’s

Terjadi pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat

dengan implantasi plasenta.

4) Perubahan-Perubahan Pada Serviks

a. Tanda Hegar

Pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena terjadinya

oedema dari cervix dan hiperplasia kelenjar-kelenjar cervix, sehingga

cervix menjadi lunak.

b. Tanda Goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak.

c. Tanda Chadwick

Pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput

lendirnya biru.
d. Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah di difleksikan satu sama

lain dan tergantung pada lunak tidaknya jaringan isthmus.

e. Kontraksi Uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya

kencang, tapi tidak disertai rasa sakit.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat di dengar dengan menggunakan stetoskop laenec pada minggu

17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik

(doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12.

Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi

yang lain seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.

2) Palpasi

Harus di tentukan outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah

minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah

minggu ke-24.

d. Perubahan Fisiologis pada ibu hamil

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita

mengalami perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam

perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, esterogen,

dan progesteron yang menyebabkan perubahan (Prawirohardjo, 2009; 157)

pada :

1. Rahim atau Uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan

mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram


saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi

menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin.

2. Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh esterogen, sehingga tampak makin merah dan

kebiru-biruan.

3. Ovarium (Indung Telur)

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya

plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

4. Vagina dan perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina

akan terlihat berwarna kebiru-biruan yang di kenal dengan tanda

Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

5. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini di kenal dengan nama striae

gravidarum.

Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea

alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea

nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada

wajah dan leher yang di sebut chloasma atau melasma gravidarum.


Selain itu pada aerola dan derah genital juga akan terlihat pigmentasi

yang berlebihan. Perubahan ini di hasilkan dari cadangan melanin pada

daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum di ketahui.

6. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukuranya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting

payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak, setelah bulan pertama

suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut dengan kolostrum dapat

keluar.Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

hormon saat kehamilan, yaitu esterogen, progesteron.

7. Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg.

8. Sirkulasi Darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya,

meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi

hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter,

dan pengaruh hormon esterogen dan progesteron makin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah

yaitu :

a. Volume darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih

besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam

pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil


32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25 sampai 30 %

sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

b. Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk

dapat meningkatkan pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume

darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel

darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml.

Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah

semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

9. Sistem Respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu.

Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang

meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25%

dari biasanya.

10. Sistem Pencernaan

Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat

yang dapat menyebabkan :

a. Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).

b. Daerah lambung terasa panas.

c. Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning

sickness).

d. Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.

e. Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari

(hiperemesis gravidarum).
f. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat

menyebabkan obstipasi.

e. Perubahan, ketidaknyamanan dan kebutuhan psikologis ibu hamil.

Perubahan, ketidaknyamanan dan kebutuhan psikologis ibu hamil.

(Umi Hani,dkk. 2010 ; h.68).

1) Trimester pertama

Trimester pertama di mulai dari konsepsi sampai umur kehamilan

3 bulan (0-12 minggu). Pada trimester ini mulai muncul berbagai

macam ketidaknyamanan seperti mual muntah, keluhan kencing dan

pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan

psikologis seperti :

a) Ibu memebenci kehamilannya, merasa kecewa, penolakan

kecemasan dan kesedihan.

b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil

dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali

memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya.

c) Hasrat untuk melakukan seks berbeda-beda setiap wanita. Ada

yang meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami

penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan

menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi scara jujur

dan terbuka dengan suaminya.

d) Bagi suami sebagai calon ayah akan timbul rasa bangga. Tetapi

bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari

nafkah bagi keluarga.

2) Trimester kedua

Trimester kedua di mulai umur kehamilan 12 minggu sampai 28

minggu. Pada trimester ini ibu dapat merasakan gerakan janin, ibu

akan merasa sehat sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi,
serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Ibu

sudah dapat menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan

energi dan pikiranya secara lebih konstruktif. Banya ibu yang merasa

terlepas dari rasa kecemasan dan rasa ketidaknyamanan seperti yang

di rasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya

libido.

3) Trimester ketiga

Trimester ketiga di mulai umur kehamilan 28 sampai 40 minggu,

pada trimester ini disebut dengan periode menunggu dan waspada

karena ibu sudah tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan

bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan

ibu akan bayinya.

Pada trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Selain itu

ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya, dan

kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Ibu

memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga , serta

bidan. Trimester ini juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan

menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayi

mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip dengan siapa.

Bahkan sudah mulai memilih nama untuk bayinya.

f. Kebutuhan dasar ibu hamil

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusiatermasuk ibu

hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil

sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu


akan berpengarauh pada bayinya yang di kandung. Untuk mencegah

hal tersebut maka ibu hamil perlu :

a) Latihan nafas melalui senam hamil

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi dan miring kiri

c) Makan tidak terlalu banyak

d) Kurangi atau hentikan merokok

e) Konsultasi dengan dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernafasan seperti asma.

2. Nutrisi dalam kehamilan

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung

nilai gizi dan bermutu tinggi. Gizi yang di butuhkan ibu selama hamil

yaitu 300 kalori perhari. Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi, minum yang cukup

cairan, dan tambahan vitamin.

3. Personal Hygiene

Kebersihan harus di jaga pada masa hamil, mandi di anjurkan

setidaknya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung mengeluarkan

banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama pada lipatan kulit

(ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia). Menjaga kebersihan gigi

dan mulut, agar tidak mudah terjadi gigi berlubang, caries gigi dan bau

mulut.

4. Pakaian selama kehamilan

Pada dasarnya ibu hamil boleh memakai pakaian apa saja yang

terpenting baju yang di pakai ibu tidak ketat dan bahannya yang

mudah menyerap keringat. Kemudian payudara di topang

menggunakan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak

karena pembesaran dan kecenderungan menjadi pendulans.

5. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancar, dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga

daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan

jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan

mengeluarkan keputihan. Untuk itu ibu hamil di anjurkan untuk

mengganti celana dalamnya jika sudah basah.

Akibat pengaruh progesteron, otot-otot tractus digestivus tonusnya

menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan

menyebabkan obstipasi. Untuk mengatas hal itu ibu hamil di anjurkan

untuk minum lebih dari 8 gelas perhari.

6. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus di perbolehkan sampai

akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak

berhubunga seks selam 14 hari menjelang kelahiran.

7. Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu

melelahkan seperti menyapu, mengepel, memasak dan mengajar.

8. Senam hamil

Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-

jalan di pagi hari, berenang, olahraga ringan dan senam hamil.

9. Istirahat

Ibu hamil di anjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur

khususnya seiring dengan kemajuan kehamilannya.

10. Imunisasi

Di indonesia vaksinasi terhadap tetanus (TT) diberikan 2 kali,

sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-kurangnya 4

minggu. Vaksiasi kedua sebaiknya diberikan kurang dari 1 bulan

sebelum anak lahir agar serum antitetanus mencapai kadar optimal


interval Lama %

Antigen perlindungan perlindungan

TT 1 Pada kunjungan -

antenatal

pertama

TT 2 4 Minggu setelah 3 tahun 80

TT1

TT 3 6 bulan setelah 5 tahun 95

TT 2

TT 4 1 tahun setelah 10 tahun 99

TT 3

TT 5 1 tahun setelah 25 tahun/ seumur -

TT 4 hidup

11. Travelling

Ibu hamil diperbolehkan untuk berpergian selama ia telah

mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya

selama dalam perjalanan dan kondisi kesehatan fisik ibu cukup baik.

12. Persiapan laktasi

Wanita yang hamil biasanya semangat membahas rencana

pemberin makan pada bayi baru lahir. Air susu ibu adalah makanan

yang di pilih dan menyusi dikaitkan dengan penurunn insiden

morbiditas dan mortalitas perinatal.

13. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi

Menjelang persiapan persalinan sebagian besar wanita merasa

takut menghadapi persalinannya terutama bagi yang baru pertama kali

melahirkan. Disinilh pembinaan hubungan antara penolong dan ibu


saling mendukung dengan penuh kesabaran, sehingga persalinan

dapat berjalan dengan lancar.

14. Memantau kesejahteraan janin

Melakukan pemeriksaan kesejahteraan janin dalam rahim. Dengan

pemantauan denyut jantung bayi menggunakan alat-alat canggih

seperti doppler.

15. Kunjungan ulang

Pada umumnya kunjungan ulang dijadwlkan tiap 4 minggu sampai

umur kehamilan 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sampai umur

kehamilan 36 minggu dan seterusnya tiap minggu sampai bersalin.

16. Pekerjaan

Seorang ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal

hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. (Yuni

Kusmiyati,dkk. 2010 ;h.103).

g. Tanda bahaya pada kehamilan.

1) Perdarahan pada kehamilan muda

Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan sebelum 24 minggu.

Perdarahan ini di sebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik, atau

molahidatidosa.

a. Pengertian Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu.

b. Kehamilan ektopik

Kehamilan yang terjadi di luar rahim, misalnya dalam tuba,

ovarium, rongga perut, serviks atau dalam tanduk rudimenter rahim,

kehamilan ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan

abortus atau ruptur tuba.


c. Mola Hidatidosa

Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil

konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi

dari villi korialis disertai dengan degenerasi hidrofik.

2) Perdarahan pada usia lanjut

Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 24 minggu.

Tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan

lanjut adalah :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan antepartum/ perdarahan pada kehamilan lanjut adalah

perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi di

lahirkan. Jenis perdarahan antepartum :

a) Plasenta previa

Plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi

sebagian /seluruh ostiun uteri internum.

b) Solutio plasenta

Lepasnya plasenta sebelum waktunya.

b. Hipertensi gravidarum

Merupakan keadaan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

lebih dari 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah di lakukan

sekurang-kurangnya 2 kali dalam 4 jam. Kenaikan tekanan darah

sistolik lebih dari 30 mmHg dan kenaikan diastolik lebih dari 15 mmHg.

c. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat disertai dengan pandangan kabur merupakan gejala

preeklamsia berat.

d. Penglihatan kabur
Pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit

kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklamsia

e. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan dan kaki

Merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan

fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan tanda-tanda anemia, gagal jantung

dan pre-eklamsi.

f. Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan air dari vagina pada trimester 3. Ketuban

dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan

preterm (sebelum kehamilan 37 minggu)maupun pada kehamilan

aterm..

g. Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut yang bersifat menetap tidak hilang setelah beristirahat.

Hal ini bisa berhubungan dengan apendiciti, kehamilan ektopik, aborsi,

radang panggul, penyakit kantung empedu.

h. Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu merasakan gerakan janin pda bulan ke 5 atau ke 6 usia

kehamilan. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan janin

sangat terasa pada saat ibu istirahat, makan, minum, dan berbaring.

Biasnya bayi bergerak paling sedikit 3x dalam periode 3 jam. (Yuni

Kusmiyati, dkk. 2010 ; h.154).

2. Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal

dalam kehidupan. Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya


serviks, dan janin turun kejalan lahir. Dengan demikian dapat di katakan

bahwa persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng

teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi ( janin, plasenta, ketuban,

dan cairan ketuban ) dari uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. (Sumarah, dkk.

2008; h.1).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

elakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa ada komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin. (saifuddin. 2010; h.100).

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran

hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan

sejati, yang di tandai oleh perubahan progesif padaserviks, dan diakhiri

dengan pelahiran plasenta. (Varney. 2008; h.672).

a. Sebab-sebab mulainya persalinan

Terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, dan menimbulkan

beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his. Hormon-

hormon yang dominan pada saat kehamilan :

1) Hormon Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan

penerimaan rangsangan dar luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

2) Hormon Progesteron

Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan

rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin,


rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos

relaksasi.

Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang

seimbang, sehingga kehamilan bisa di pertahankan. Perubahan

keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang di

keluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi

dalam bentuk braxton hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang

dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu makin tua

kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering. Beberapa teori

yang memungkinkan terjadinya proses persalinan.

a) Teori Keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas waktu terebut terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai.

b) Teori Penurunan Progesteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan produksi progesteron mengalami

penurunan

c) Teori Oksitosin internal

d) Teori Prostaglandin

e) Teori Hipotalamus-pituitari dan galandula suprarenalis

f) Teori berkurannya nutrisi

g) Faktor lain

b. Tahapan persalinan

c. Tujua asuhan persalinan

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

You might also like