You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

AGREGAT REMAJA DENGAN PENYAKIT MAAG (GASTRITIS)


Di kelurahan Jajartunggal Dsn. Gemol kecamatan Wiyung kami melakukan
pengkajian dengan cara data sekunder yang kita dapat dari Kader Dsn. Gemol. Pada remaja
yang terkena penyakit Maag(Gastritis). Jumlah penduduknya adalah 400 orang, pada usia
remaja jumlah keseluruhannya adalah 100 remaja, tetapi yang terkena 25 remaja yang terdiri
dari 7 perempuan dan 18 laki-laki.

1.1 Pengkajian
1. Pengkajian Inti
1) Geografis
a) Wilayah : gemol 1
b) Luas : 1234 km²
c) Jumlah RW :1
d) Batas wilayah : bogor, gemol kali
2) Demografi
a) Jumlah Rumah Tangga :68KK
b) Jumlah penduduk : 400 orang
c) Jumlah penduduk laki-laki : 120
d) Jumlah penduduk perempuan : 180
e) Jumlah remaja : 100
f) Sasaran remaja dengan Maag : 25 oramg
3) Demografi fokus pada kelompok remaja
Tabel 1. Distribusi frekuensi demografi kepala keluarga pada agregat remaja dengan
Maag di Kelurahan A Kecamatan B Kota C September 2017
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Jenis Laki-laki 120 30 % 75%
Kelamin Perempuan 180 45%

Betawi 0 0% 100 %
Sunda 0 0%
Suku Jawa 375 93,7%
Lainnya 25 6,3%
Agama Islam 400 100% 100%

Tabel 2. Distribusi frekuensi demografi responden pada agregat remaja dengan Maag di
Kelurahan A Kecamatan B Kota C September 2017

1
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Jenis kelamin Laki-laki 18 48 %
100 %
Perempuan 7 52 %
Betawi 0 0%
Suku Sunda 0 0%
100 %
Jawa 22 88 %
Lainnya 3 12 %
Agama Islam 25 100 % 100

4) Statistik vital
Tabel 3. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan Maag. Berdasarkan statistik
vital di Kelurahan A Kecamatan B Kota D September 2017
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Keluhan - Nyeri perut 15 60% 100%
utama - Rasa perih / panas 10 40%
pada perut
Biasa saja 2 8% 80%
Perasaan Sedih 18 72%
responden Cemas 5 20% 20%
Kecewa 0 0
Status Ya 2 8% 8%
kesehatan 3 Tidak 0
bulan yang
lalu

2. Data sub Sistem


1) Lingkungan fisik
1. Perumahan
a. Tipe perumahan
No Tipe rumah Frekuensi Persentase
1. Permanen 68 100%
2. Semi permanen 0% 0%
3. Tidak permanen 0% 0%
Jumlah 100%

b. Sistem ventilasi rumah


No Jendela Frekuensi Persentase
1. Ada 68 100%
2. Tidak ada 0 0%
Jumlah 100%

2
c. Sistem pencahayaan rumah pada siang hari
No Pencahayaan Frekuensi Persentase
1. Terang 68 100%
2. Remang-remang 0 0%
3. Gelap 0%
Jumlah 100%

d. Jarak rumah dengan tetangga


No Jarak rumah Frekuensi Persentase
1. Bersatu 0 0%
2. Dekat 68 100%
3. Terpisah 0 0%
Jumlah 100%

e. Pemanfaatan pekarangan rumah


No Pemanfaatan pekarangan Frekuensi Persentase
1. Kebun 2 3%
2. Kolam 0 0%
3. Kandang 0 0%
4. Tidak dimanfaatkan 66 97%
Jumlah 100%

2. Sumber air bersih


a. Sumber air untuk masak dan minum
No Sumber air Frekuensi Persentase
1. PAM 63 93%
2. Sumur 5 7%
3. Air mineral 0 0%
Jumlah 100%

b. Sistem pengolahan air minum


No Pengolahan Frekuensi Persentase
1. Dimasak 20 29%
2. Tidak dimasak 48 71%
Jumlah 100%

c. Jarak sumber air dengan septic tank


No Jarak Frekuensi Persentase
1. Kurang dari 10 meter 5
2. Lebih dari 10 meter 53
Jumlah

3
d. Tempat penampungan air sementara
No Penampungan Frekuensi Persentase
1. Bak 35 51%
2. Ember 20 30%
3. Gentong 13 19%
4. Lain-lain 0 0%
Jumlah 100%

e. Kondisi tempat penampungan air


No Kondisi tempat Frekuensi Persentase
1. Tertutup 58 85%
2. Terbuka 10 15%
Jumlah 100%

f. Kondisi air
No Kondisi air Frekuensi Jumlah
1. Berwarna 15 22%
2. Berbau 25 37%
3. Berasa 8 12%
4. Tidak berasa/tidak berwarna 20 29%
Jumlah 100%

3. Makanan
a. Kualitas makanan: 70% sehat, dari semua warung ada sebagian yang menjual
makanan yang kurang bersih, dalam kondisi terbuka dan mudah dihinggapi lalat,
sebagian remaja yang tidak sempat makan dirumah mereka sering membeli
makanan di warung, sebelum makan sebagian remaja langsung menyantap
makanan tanpa cuci tangan yang benar terlebih dahulu.
b. Makanan yang sering dikonsumsi sebagian remaja adalah sambal, mereka
berpendapat bahwa makan tanpa sambal rasanya kurang nikmat.

4. Sistem pembuangan sampah


a. Pembuangan sampah
No Sistem pembuangan Frekuensi Persentase
1. Tempat pembuangan umum 15 22%
2. Di sungai 25 37%
3. Ditimbun 0 0%
4. Dibakar 20 29%
5. Disembarang tempat 8 12%
Jumlah 100%

4
b. Tempat penampungan sampah sementara
No Penampungan sementara Frekuensi Persentase
1. Ada 68 100%
2. Tidak ada/sembarang 0 0%
Jumlah 100%

c. Kondisi tempat penampungan sampah dengan rumah


No Kondisi penampungan Frekuensi Persentase
1. Terbuka 5 7%
2. Tertutup 63 93%
Jumlah 100%

d. Jarak tempat penampungan sampah dengan rumah


No Jarak dengan rumah Frekuensi Persentase
1. Kurang dari 5 meter 15
2. Lebih dari 5 meter 53
Jumlah

5. Sistem pembuangan kotoran rumah tangga


a. Kebiasaan keluarga buang air besar
No Sistem pembuangan Frekuensi Persentase
1. WC 68
2. Sungai 0
3. Sembarang tempat 0
Jumlah 0

b. Jenis jamban yang digunakan


No Jenis jamban Frekuensi Persentase
1. Cemplung 38
2. Plengsengan 0
3. Leher angsa 30
Jumlah

c. Sistem pembuangan air limbah


No Tempat pembuangan Frekuensi Persentase
1. Resapan 18
2. Selokan 50
3. Sembarang tempat 0
Jumlah

5
6. Hewan peliharaan
a. Kepemilikan hewan ternak dirumah
No Hewan peliharaan Frekuensi Persentase
1. Dalam rumah 2
2. Luar rumah 0
Jumlah

b. Letak kandang
No Letak kandang Frekuensi Persentase
1. Dalam rumah 2
2. Luar rumah 0
Jumlah

c. Kondisi kandang
No Kondisi kandang Frekuensi Persentase
1. Terawat 2
2. Tidak terawat 0
Jumlah

2) Pelayanan kesehatan dan sosial


Distribusi frekuensi fasilitas kesehatan dan pelayanan sosial.
a. Rumah sakit : terdapat satu rumah sakit
b. Puskesmas : terdapat satu puskesmas
c. Rumah bersalin swasta : Bidan 1 dalam satu RW
d. Balai pengobatan klinik : Terdapat 2 klinik
e. Praktek dokter bersama : Tidak Ada
f. Apotek swasta : Terdapat 3 Apotek
g. Toko obat : Terdapat 5 toko
h. Industri obat tradisional : Tidak Ada
i. Posyandu : Terdapat 1 Posyandu dalam satu RW

3) Ekonomi
Tabel 6. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan Maag berdasarkan
penghasilan dalam sebulan di Kelurahan A Kecamatan B Kota C September
2017

6
No Kebutuhan keluarga dalam Frekuensi Persentase
sebulan
1. < Rp 2.400.000 25
2. ≥ Rp 2.400.000 43
Jumlah

4) Transportasi
Tabel 7. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan Maag berdasarkan
transportasi yang digunakan ke tempat yankes di Kelurahan A Kecamatan B
Kota C September 2016
No Transportasi yang digunakan Frekuensi Persentase
ke tempat pelayanan kesehatan
1. Kendaraan pribadi 58
2. Angkutan umum 10
Jumlah

5) Politik dan pemerintahan


a. Kegiatan pemerintah : tidak ada aturan pemerintahan didesa gemol yang
mempersulit warganya
b. Aturan pemerintah : baik
6) Komunikasi
Tabel 8. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan Maag berdasarkan informasi
kesehatan tentang Maag yang pernah diperoleh di Kelurahan A Kecamatan B
Kota C September 2017
No Pernah memperoleh informasi Frekuensi Persentase
kesehatan
1. Ya 78
2. Tidak 22
Jumlah

Tabel 9. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan Maag berdasarkan sumber
informasi kesehatan di Kelurahan A Kecamatan B Kota C September 2017
No Sumber informasi tentang Frekuensi Persentase
kesehatan
1. Media elektronik 27
2. Media cetak 21
3. Tenaga kesehatan 18
4. Teman / tetangga / keluarga 13
5. Lainnya 21
Jumlah 100

7
Tabel 10. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan maag berdasarkan metode
informasi kesehatan yang diperoleh di Kelurahan A Kecamatan B Kota C
September 2017
No Metode informasi kesehatan Frekuensi Persentase
yang diperoleh
1. Penyuluhan
2. Poster / leaflet
3. Pemutaran video / film
4. Lainnya
Jumlah

7) Rekreasi
a. Luas tempat rekreasi : tidak terdapat tempat
rekreasi di daerah gemol
b. Jarak antara tempat rekreasi dengan tempat tinggal : 15 km
c. Seberapa sering masyarakat pergi ke tempat rekreasi : 1-2 bulan sekali
d. Tiket masuk : 50.000-100.000
e. Jam buka dan tutup : 08.00-18.00
f. Banyaknya pengunjung per hari : ± 200 pengunjung

8) Pendidikan
Tabel 11. Distribusi frekuensi pada agregat remaja dengan maag berdasarkan fasilitas
pendidikan di Kelurahan A Kecamatan B Kota C September 2017
No Fasilitas pendidikan Jumlah
1. TK 100
2. SD 17
3. SMP / MTsN 68
4. SMA 10
5. PT 5

3. Persepsi
a. Persepsi Masyarakat
Berdasarkan data pengkajian di atas, 70% masyarakat berpendapat bahwa mereka
senang dan nyaman berada di lingkungan tempat tinggal mereka. 70% masyarakat
berpendapat bahwa tempat tinggal yang ditempati sudah puluhan tahun dan sudah
merasa nyaman, akan tetapi 30% masyarakat berpendapat sudah mengetahui
informasi kesehatan namun hanya garis besarnya saja. Kebanyakan masyarakat
mengabaikan kesehatan karena terlalu sibuk dengan pekerjaaannya.
8
b. Persepsi Perawat
Berdasarkan pengkajian di atas, kondisi kesehatan di masyarakat cukup bersih,
terdapat sampah dibeberapa rumah dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan. Kebanyakan remaja di daerah tersebut adalah pekerja sehingga
banyak dari mereka yang tidak teratur makan yang menyebabkan sebagian dari
mereka menderita penyakit maag. Masyarakat masih bertahan di lingkungan tersebut
dikarenakan sudah turun temurun.

1.2 Analisa Data


NO. DATA MASALAH
1. DS: Perilaku kesehatan
- Nyeri perut, perih, panas pada perut cenderung berisiko
DO: pada agregat remaja
- Adanya sampah disekitar rumah dengan penyakit
- Minuman yang tidak dididihkan terlebih maag di Dukuh
dahulu Gemol kelurahan
- Pola makan yang tidak teratur akibat fokus jajartunggal
pada pekerjaan kecamatan wiyung.
- Makan ditempat sembarangan
- Sering makan sambal

1.3 Diagnosa Keperawatan


a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada agregat remaja dengan penyakit maag
di Dukuh Gemol kelurahan jajartunggal kecamatan wiyung.

9
Domain 1 : Promosi Kesehatan

Kategori Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2


Manajemen Manajemen Manajemen kesehatan Manajemen Manajemen
kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan
Kesiapan meningkatkan
Perilaku kesehatan Ketidakefektifan manajemen kesehatan Ketidakefektifan Ketidakefektifan
cenderung beresiko manajemen 00162 manajemen perlindungan
kesehatan kesehatan keluarga
00078
00188 00078 00043
Definisi Hambatan Pola pengaturan dan Pola pengaturan dan Pola pengaturan dan Penurunan
kemampuan untuk pengintegrasian ke pengintegrasian ke dalam pengintegrasian ke kemampuan untuk
mengubah gayadalam kebiasaan kehidupan sehari-hari suatu dalam proses melindungi diri
hidup/perilaku dalamterapeutik hidup regimen terapeutik untuk keluarga, suatu sendiri dari ancaman
cara yangsehari-hari untuk pengobatan penyakit dan program untuk internal atau
memperbaiki status pengobatan penyakit sekuelannya yang dapat pengobatan penyakit eksternal seperti
kesehatan dan sekuelannya ditingkatkan dan sekuelanya yang penyakit atau cedera
yang tidak tidak memuaskan
memuaskan untuk untuk memenuhi
memenuhi tujuan tujuan kesehatan
kesehatan spesifik tertentu.
Batasan 1. Gagal melakukan 1. Kegagalan 1. Mengekspresikan 1. Kurang perhatian 1. Anoreksia
karakteristik tindakan melakukan keinginan untuk melaukan terhadap penyakit 2. Insomnia
mencegah masalah tindakan untuk penanganan terhadap 3. Lemah
kesehatan mengurangi faktor resiko 1. Respon stres
faktor resiko 2. Mengekspresikan maladaptif
2. Gagal mencapai 2. Kegagalan keinginan untuk melaukan
pengendalian memasukkan penanganan terhadap
optimal regimen gejala
pengobatan 3. Mengekspresikan
dalam kehidupan keinginan untuk melaukan

10
sehari-hari penanganan terhadap
regimen yang
diprogramkan
4. Mengekspresikan
keinginan untuk
menangani penyakit
5. Mengekspresikan
keinginan untuk
meningkatkan pilihan
hidup sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan
Faktor 1. Kurang 1. kesulitan ekonomi 1. Kesulitan 1. Agens
etiologi pemahaman ekonomi farmaseutik
2. Penggunaan 2. kurang 2. Nutrisi tidak
alkohol pengetahuan adekuat
berlebihan tentang program 3. Penyalahgunaan
3. Status sosio- terapeutik zat
ekonomi rendah
4. stresor

Domain 2 : Nutrisi

Kategori Kelas 1 Kelas 5 Kelas 5


Makan Hidrasi Hidrasi

Ketidakseimbangan nutrisi : Risiko kekurangan volume cairan Risiko ketidakseimbangan volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh
00002 00028
00025
Definisi Asupan nutrisi tidak cukup Kerentanan mengalami penurunan Kerentanan terhadap penurunan, peningkatan,
untuk memenuhi kebutuhan volume cairan intravaskuler, atau pergeseran cepat cairan intravaskular,
metabolik interstisial, dan / intraseluler, yang intersitial, dan / intraseluler lain, yang dapat

11
dapat mengganggu kesehatan mengganggu kesehatan. Mengacu pada
kehilangan penambahan cairan tubuh atau
keduanya
Batasan 1. Bising usus hiperaktif
karakteristik 2. Cepat kenyang setelah
makan
3. Gangguan sensasi rasa
4. Kram abdomen
5. Kurang informasi
6. Nyeri abdomen
Faktor etiologi 1. Faktor biologis
2. Faktor ekonomi
3. Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
Faktor risiko 1. Agen farmaseutikal 1. Asites
2. Gangguan mekanisme regulasi 2. Berkeringat
3. Penyimpangan yang 3. Obstruksi intestinal
mempengaruhi asupan cairan

Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran

Kategori Kelas 2 Kelas 2


Fungsi gastrointestinal Fungsi gastrointestinal

Diare Disfungsi motilitas gastrointestinal


00013 00196
Definisi Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk Peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang
aktivitas peristaltik di dalam sistem gastrointestinal
Batasan 1. Bising usus hiperaktif 1. Akselerasi pengosongan lambung
karakteristik 2. Kram 2. Distensi abdomen
3. Nyeri abdomen 3. Kram abdomen

12
4. Mual
5. Muntah
6. Nyeri abdomen
7. Perubahan bising usus
8. Residu lambung berwarna empedu
Faktor etiologi Fisiologis 1. Ansietas
1. Inflamasi gastrointestinal 2. Malnutrisi
2. Iritasi gastrointestinal 3. Memakan kontaminan (mis : radioaktif, makanan, air)
3. Kram
4. Malabsorbsi
5. Parasit
Psikologis
1. Ansietas
2. Tingkat stres tinggi
Situasional
1. Pemaparan terhadap toksin
2. Penyalahgunaan zat

Domain 4 : Aktivitas / Istirahat

Kategori Kelas 1 Kelas 2


Tidur / istirahat Aktivitas / olahraga

Insomnia Hambatan mobilitas fisik


00095 00085
Definisi Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih
menghambat fungsi ekstremitas secara mandiri dan terarah
Batasan 1. Bangun terlalu dini 1. Ketidaknyamanan
karakteristik 2. Gangguan pola tidur
3. Gangguan status kesehatan
4. Gangguan tidur yang berdampak pada keesokan
hari
13
5. Kesulitan tidur nyenyak
6. Tidur tidak memuaskan
Faktor etiologi 1. Agens farmaseutikal 1. Ansietas
2. Ansietas 2. Gangguan metabolisme
3. Ketidaknyamanan fisik 3. Malnutrisi
4. Konsumsi alkohol 4. Nyeri
5. Stresor

Domain 5 : persepsi / kognisi

Kategori Kelas 4 Kelas 4


Kognisi Kognisi

Defisiensi pengetahuan Kesiapan meningkatkan pengetahuan


00126 00161
Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang Suatu pola informasi kognitif yang berhubungan dengan
berkaitan dengan topik tertentu topik spesifik atau penguasaannya, yang dapat diperkuat
Batasan 1. Ketidakakuratan melaukan tes 1. Mengungkapkan minat untuk meningkatkan
karakteristik 2. Ketidakakuratan mengikuti perintah pembelajaran
3. Kurang pengetahuan
Faktor etiologi 1. Kurang informasi
2. Kurang minat untuk belajar
3. Kurang sumber pengetahuan

Domain 7 : HUBUNGAN PERAN

Kategori Kelas 2 Kelas 3


Hubungan Keluarga Performa peran
Gangguan proses keluarga Ketidakefektifan performa peran
00060 00055
Definisi Perubahan dalam hubungan dan / fungsi Suatu pola perilaku dan ekspresi diri yang tidak sesuai denga

14
keluarga harapan, norma, dan konteks lingkungan
Batasan 1.Penurunan ketersediaan dukungan emosi 1. Ansietas
Karakteristik 2.Perubahan dalam perilaku meredakan 2. Depresi
stres 3. Ketidakadekuatan adaptasi terhadap perubahan
3.Perubahan dalam persatuan kekuatan 4. Kurang dukungan eksternal untuk melaksanakan peran
4.Perubahan dalam pola hubungan 5. Kurang manajemen diri
5.Perubahan dalam pola komunikasi 6. Kurang motivasistrategi koping yang tidak efektif
6.Perubahan dalam resolusi konflik di
dalam keluarga
Faktor etiologi 1.Gangguan finansial keluarga Pengetahuan
2.Pergeseran kekuatan anggota keluarga 1.Kurang edukasi
3.Pergeseran peran keluarga Fisiologis
4.Perubahan status sosial keluarga 1.Depresi
2.Nyeri
3.Penyakit fisik
4.Penyalahgunaan zat
Sosial
1.Kurang sumber daya (mis : finansial, sosial, pengetahuan)
2.Stresor

DOMAIN 9 : KOPING / TOLERANSI STRES

Kategori Kelas 2 Kelas 2


Respon koping Respon koping

Ansietas Kesiapan meningkatkan koping


00146 00158
Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai Suatu pola upaya kognitif dan perilaku untuk
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak mengtasi tuntutan / permintaan yang adekuat untuk
diketahui oleh individu) ; perasaan takut yang disebabkan oleh kesejahteraan dan dapat ditingkatkan
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
15
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman
Batasan Perilaku 1.Menunjukkan keinginan meningkatkan
karakteristik 1. Insomnia manajemen stresor
Simpatis 2.Menunjukkan keinginan meningkatkan
1. Anoreksia pengetahuan tentang strategi manajemen stres
2. Lemah baru
3. Mulut kering

Parasimpatis
1. Gangguan pola tidur
2. Letih
3. Mual
4. Nyeri abdomen
Faktor etiologi 1. Pajanan pada toksin
2. Penyalahgunaan zat
3. Stresor

Domain 11 : keamanan / perlindungan

Kategori Kelas 1 Kelas 4 Kelas 4 Kelas 6


Infeksi Bahaya lingkungan Bahaya lingkungan Termoregulsi

Kontaminasi Risiko kontaminasi Hipertermia


Risiko infeksi 00181 00180 00007
00004
Definisi Rentan mengalami Pemajanan pada kontaminan Rentan pada pemajanan Suhu inti tubuh di atas
invasi dan multiplikasi lingkungan dalam dosis yang terhadap kontaminan kisaran normal diurnal
organisme patogenik cukup menyebabkan efek lingkungan dalam yang dapat karena kegagalan
yang dapat yang membahayakan mengganggu kesehatan termoregulasi
mengganggu kesehatan kesehatan

16
Batasan Zat kimia 1. Kulit terasa hangat
karakteristik 1. Efek gastrointestinal
akibat pemajanan zat
kimia
Biologis
1. Efek gastrointestinal
akibat pemajanan zat
biologi
Faktor etiologi 1. Ekonomi rendah 1. Dehidrasi
2. Kontaminasi zat kimia 2. Peningkatan laju
dalam makanan metabolisme
3. Nutrisi tidak adekuat 3. Penyakit
4. Pemajanan kontaminan
Faktor risiko 1. Kurang 1. Ekonomi rendah
pengetahuan untuk 2. Kontaminasi zat kimia
menghindari dalam makanan
pemajaman patogen 3. Nutrisi tidak adekuat
2. Malnutrisi 4. Pemajanan kontaminan

Domain 12 : kenyamanan

Kategori Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1


Kenyamanan fisik Kenyamanan fisik Kenyamanan fisik

Gangguan rasa nyaman Kesiapan meningkatkan rasa Nyeri akut


nyaman
00214 00183 00132
Definisi Merasa kurang nyaman, lega, dan Suatu pola kesenangan, kelegaan, Pengalaman sensori dan emosional tidak
sempurna dalam dimensi fisik, dan kesempurnaan dalam dimensi menyenangkan yang muncul aibat
psikospiritual, lingkungan, budaya, fisik, psikospiritual, lingkungan, kerusakan jaringan aktual atau potensial
dan / sosial dan / sosial yang dapat ditingkatkan atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (international association for
17
the study of pain) ; awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi
Batasan 1. Ansietas 1. Menyatakan keinginan 1. Ekspresi wajah nyeri (mis ; mata
karakteristik 2. Ketidakmampuan untuk rileks meningkatkan perasaan puas kurang bercahaya, tampak kacau,
3. Merasa lapar 2. Menyatakan keinginan gerakan mata berpencar atau tetap
4. Merasa tidak nyaman meningkatkan rasa nyaman pada satu fokus, meringis)
5. Merintih 3. Menyatakan keinginan 2. Mengekspresikan perilaku (mis ;
meningkatkan relaksasi gelisah, merengek, menangis,
4. Menyatakan keinginan waspada)
meningkatkan resolusi terhadap 3. Perubahan posisi untuk menghindari
keluhan nyeri
4. Sikap melindungi area nyeri
5. Agens cedera biologis (mis ; infeksi,
iskemia, neoplasma)
Faktor etiologi 1. Gejala terkait penyakit
2. Kurang pengendalian
lingkungan
3. Sumber daya tidak adekuat
(mis : finansial, pengetahuan,
dan sosial)

18
Tujuan, Indikator Ukur Pencapaian Tujuan, dan Intervensi Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Perilaku 1.Prevensi Primer 1.Prevensi Primer
kesehatan a. Domain IV :Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan a. Domain VII : Komunitas
cenderung Kelas Q : Perilaku Kesehatan Kelas d : Community Risk Management
berisiko pada 1602 Perilaku Promosi Kesehatan pada remaja dengan 6610 : Identifikasi Risiko
agregat remaja penyakit maag meningkat dari 2 (jarang - Identifikasi sumber yang dapat membantu
dengan penyakit dilakukan) menjadi 3 (kadang-kadang), dengan untuk menurunkan faktor risiko
maag di indikator sebagai berikut : - Identifikasi tipe strategi koping
Kelurahan A I. Menggunakan perilaku menjauhi risiko
Kota C II. Memonitor perilaku personal untuk risiko b. Domain III : Perilaku
III. Menggunakan teknik pengurangan stres yang Kelas T : Promosi Kenyamanan Psikologi
efektif 5820 Pengurangan Kecemasan
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi
b. Domain IV : Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan situasi yang dapat mempercepat kecemasan
Kelas T : Kontrol Risiko dan Keamanan - Kontrol stimulus yang tepat yang
1902 Kontrol Risiko pada remaja dengan penyakit dibutuhkan pasien
maag dapat meningkatdari skala 2 (jarang - Menentukan kemampuan pasien dalam
dilakukan) menjadi 3 (kadang-kadang), dengan membuat keputusan
indikator sebagai berikut : - Instruksikan pasien dalam penggunaan
I. Mencari informasi tentang risiko kesehatan teknik relaksasi
saat ini - Mengatur pengobatan untuk mengurangi
II. Mengidentifikasi faktor risiko kecemasan yang tepat
III. Memonitor faktor lingkungan yang berisiko
IV. Mengembangkan strategi yang efektif c. Domain III : Perilaku
terhadap kontrol risiko Kelas S : Pendidikan Pasien
V. Mengikuti strategi kontrol risiko yang 5510 : Pendidikan Kesehatan
dipilih - Mengidentifikasi faktor internal atau
VI. Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi eksternal yang dapat meningkatkan atau

19
risiko mengurangi motivasi terhadap perilaku
VII. Memonitor perubahan dalam status kesehatan
kesehatan secara umum - Menentukan pengetahuan tentang kesehatan
dan perilaku gaya hidup saat ini pada
c. Domain IV : Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan individu, keluarga, atau kelompok target
Kelas T : Kontrol Risiko dan Keamanan - Berikan penyuluhan untuk menyampaikan
1903 Kontrol Risiko : Penggunaan Alkohol pada informasi dalam jumlah yang besar pada
remaja dengan penyakit maag dapat meningkat saat yang tepat
dari skala 2 (jarang dilakukan) menjadi 3
(kadang-kadang), dengan indikator sebagai d. Domain III : Perilaku
berikut : Kelas O : Terapi Perilaku
I. Mencari informasi tentang risiko kesehatan 4490 : Bantuan Penghentian Merokok
saat ini - Melaporkan status merokok saat ini dan
II. Mengidentifikasi faktor risiko terhadap riwayat merokok
penyalahgunaan alkohol - Monitor kesiapan pasien untuk mencoba
III. Memonitor lingkungan terhadap faktor berhenti merokok
penyalahgunaan alkohol
IV. Menggunakan kontrol strategi yang efektif
terhadap penggunaan alkohol
V. Mengatur kontrol strategi penggunaan
alkohol

d. Domain IV : Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan


Kelas T : Kontrol Risiko dan Keamanan
1906 Kontrol Risiko : Penggunaan Tembakau pada
remaja dengan penyakit maag dapat meningkat
dari skala 2 (jarang dilakukan) menjadi 3
(kadang-kadang), dengan indikator sebagai
berikut :
I. Mencari informasi tentang risiko kesehatan
saat ini
II. Mengidentifikasi faktor risiko terhadap

20
penggunaan tembakau yang dianjurkan
III. Memonitor lingkungan terhadap faktor
penggunaan tembakau
IV. Menngunakan strategi untuk mencegah
penggunaan tembakau disekitar teman sebaya
V. Menggunakan penanganan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan
VI. Menghindari situasi yang dianjurkan terhadap
penggunaan alkohol

2.Prevensi Sekunder 2. Prevensi Sekunder


a. Domain IV : Pengetahuan dan Perilau Kesehatan a. Domain III : Perilaku
Kelas FF : Manajemen Kesehatan Kelas S : Pendidikan Pasien
3100 Manajemen Diri : Penyakit Akut pada remaja 5602 pengajaran : proses penyakit
dengan penyakit maag dapat meningkat dari - Review pengetahuan pasien tentang
skala 2 (jarang dilakukan) menjadi 3 (kadang- kondisinya
kadang), dengan indikator sebagai berikut : - Jelaskan tentang proses penyakit, sesuai
I. Memonitor tanda dan gejala kompilkasi kebutuhan
II. Mengikuti pengobatan yang - Berikan informasi kepada pasien tentang
direkomendasikan kondisinya, sesuai kebutuhan
III. Memonitor efek samping pengobatan - Identifikasi perubahan dalam kondisi fisik
IV. Memonitor efek samping pengobatan pasien
- Berikan informasi mengenai pemeriksaan
diagnostik yang tersedia, sesuai kebutuhan

b. Domain VII : Komunitas


Kelas d : Community Risk Management
6520 Skreening Kesehatan
- Penyediaan akses yang mudah untuk
pelayanan screening (contoh : waktu dan
tempat)
- Penyediaan untuk privasi dan kepercayaan

21
- Penyediaan kenyamanan selama prosedur
screening

3.Prevensi Tersier 3.Prevensi Tersier


a. Domain IV : Pengetahuan dan Perilau Kesehatan a. Domain III : Perilaku
Kelas Q : Perilaku Kesehatan Kelas R : Bantuan Koping
1623 Perilaku Patuh : Pengobatan Yang Disarankan 5430 ukungan Kelompok
pada remaja dengan penyakit maag dapat - Gunakan dukungan kelompok selama masa
meningkat dari skala 2 (jarang dilakukan) transisi untuk membantu pasien
menjadi 3 (kadang-kadang), dengan indikator beradaptasi dengan kondisinya
sebagai berikut : - Pertahankan suasana positif terhadap
I. Membuat daftar semua obat dengan dosis perubahan perilaku
dan frekuensi pemberian - Tekankan pentingnya koping yang efektif
II. Memperoleh obat yang dibutuhkan
III. Menginformasikan kepada profesional
kesehatan terhadap semua obat yang sudah
di konsumsi
IV. Memonitor efek samping obat

22
Rencana Kerja (Plan Of Action / POA) Agregat Remaja Dengan Penyakit Maag
di Kelurahan A Kecamatan B Kota C Tahun 2017

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan Media Pelaksana Dana


tempat
1. Talkshow Setelah dilakukan - Agregat September - LCD Mahasiswa - Mahasiswa
kesehatan penyuluhan kesehatan remaja 2017 - Laptop - Institusi
tentang diharapkan pengetahuan - Agregat - Balai Desa - Sound
maagdan masyarakat tentang maag remaja - Sekolah system
demonstrasi khususnya remaja dapat dengan maag - Leaflet
tentang meningkat dan dapat - Masyarakat - Poster
penanganan melakukan penanganan umum
awal pada awal apabila terjadi maag
maag secara tiba-tiba
2. Skrining pola Setelah dilaukan skrining - Agregat September - Kertas - - Puskesmas - Mahasiswa
makan pola makan dengan tes uji remaja 2017 lakmus - - Mahasiswa - Institusi
dengan tes uji pH asam lambung - Agregat - Puskesmas - Ph meter - Swadaya
pH asam diharapkan terdeteksi maag remaja masyarakat
lambung pada remaja dengan maag
3. Puzzle game Setelah dilakukan - Agregat September - Buku tulis Mahasiswa - Mahasiswa
tentang manajemen pola makan remaja 2017 - Alat tulis - Institusi
jadwal dan diharapkan masyarakat - Agregat - Balai Desa - Kertas
pola makan khususnya remaja dapat remaja - Sekolah manila
membuat jadwal pola dengan maag
makan secara teratur, dan - Masyarakat
dapat meningkatkan umum
kebersihan lingkungan ke
arah yang lebih sehat

23
Rencana Anggaran

No Komponen kegiatan Jumlah item Harga satuan Total biaya


1. Kegiatan penyuluhan
a. Daftar hadir 5 lembar Rp. 200 Rp. 1.000
b. Lembaran pre-test post-test 100 Rp. 200 Rp. 20.000
c. Lembar balik 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
d. Leaflet Paket Rp. 200.000 Rp. 200.000
e. ATK 10 Paket Rp. 20.000 Rp. 200.000
f. Leaflet 50 Rp. 1.000 Rp. 1.000
g. Poster 50 Rp. 2.000 Rp. 100.000
Jumlah Rp. 1.172.000
2. Kegiatan skrining
a. Daftar hadir 5 lembar Rp. 200 Rp. 1.000
b. Kertas lakmus 5 Rp. 60.000 Rp. 300.000
c. Ph meter 2 Rp. 170.000 Rp. 340.000
d. Transportasi Rp. 500.000
Jumlah Rp. 1.141.000
3. Puzzle game
a. Kertas manila 10 Rp. 1.500 Rp. 150.000
b. Daftar hadir 5 lembar Rp. 200 Rp. 1.000
c. ATK Paket Rp. 100.000 Rp. 100.000
Jumlah Rp. 251.000
4. Konsumsi
Snack 100 Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-
Air mineral 100 Rp. 500,- Rp. 50.000,-
Jumlah Rp. 550.000
5. Lain-lain Rp. 500.000,-
Total biaya Rp. 2.764.000,-

24
Rancangan Implementasi

No Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Hasil Media Pelaksana


1. Talkshow Setelah dilakukan penyuluhan - Agregat remaja - Dihadiri oleh 60 % - LCD - Mahasiswa
kesehatan kesehatan diharapkan sasaran - Leaflet praktek
- Agregat remaja
tentang maag pengetahuan masyarakat - 60 % masyarakat - Poster
dan tentang maag khususnya dengan maag khususnya remaja
demonstrasi remaja dapat meningkat dan memahami masalah maag
- Masyarakat umum
tentang dapat melakukan penanganan dengan menjawab
penanganan awal apabila terjadi maag pertanyaan tentang maag
awal pada secara tiba-tiba - Peningkatan pengetahuan
maag tentang maag sebesar 20
%
2. Skrining pola Setelah dilakukan skrining - Agregat remaja - Diikuti oleh 60 % sasaran - Kertas - Mahasiswa
makan dengan pola makan dengan tes pH di Kelurahan A lakmus praktek
- Agregat remaja
tes pH asam asam lambung diharapkan - Ph meter
lambung terdeteksi maag pada remaja dengan maag
untuk pencegahan sekunder
3. Puzzle game Setelah dilakukan manajemen - Agregat remaja - Pola makan masyarakat - Buku Mahasiswa
tentang jadwal pola makan diharapkan khususnya remaja teratur tulis praktek
- Agregat remaja
dan pola masyarakat khususnya remaja - Kebersihan lingkungan - Alat
makan dapat membuat jadwal pola dengan maag meningkat 20 % tulis
makan secara teratur, dan
dapat meningkatkan
kebersihan lingkungan ke
arah yang lebih sehat

25
Rancangan Evaluasi

1. Kriteria Keberhasilan Kegiatan


1) Aspek yang dipantau
- Input : Jumlah tenaga pelasana, ketersediaan dana, metode pemantauan yang digunakan dan kesinambungan pelaksanaan.
- Proses : - Kehadiran masyarakat khususnya remaja dalam penyuluhan kesehatan.
- Kehadiran masyarakat khususnya remaja dalam skrining pH asam lambung.
- Output : - Peningkatan pengetahuan pasien.
- Pravelensi masalah maag.
2) Pelaksanaan pemantauan
Pemantauan dapat dilaukan oleh mahasiswa dan lintas sektor terkait seperti RW.
3) Waktu pemantauan
Waktu pemantauan dapat dilakukan tergantung dari kegiatan yang dilaukan.
4) Evaluasi hasil pemantauan
Hasil pemantauan dibahas oleh tim untuk menetukan langkah-langkah penyempurnaan kegiatan; menentukan apakah ada perubahan
status maag pada remaja; menentukan tindak lanjut kegiatan; mendukung upaya penurunan kesakitan.
5) Indikator keberhasilan
Menurunnya angka kejadian maag dan meningkatnya pengetahuan pasien akan penanganan awal pada maag
2. Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Evaluasi Struktur
a. Adanya tenaga pelaksana kegiatan implementasi (mahasiswa)
b. Terjalinnya kerja sama dengan lintas sektor dan lintas program dalam pelaksanaan kegiatan implementasi

26
c. Tersedianya undangan untuk masyarakat terkait dengan pelaksanaan kegiatan implementasi
d. Keikutsertaan kelompok remaja dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
e. Tersedianya dana untuk pelaksanaan kegiatan implementasi
f. Tersedianya tempat pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan antara mahasiswa dan masyarakat
g. Keadaan lingkungan yang nyaman dan mendukung saat pelaksanaan kegiatan implementasi
h. Tersedianya alat dan media yang akan digunakan dalam kegiatan implementasi
i. Tersedianya metode pemantauab atau instrumen evaluasi yang digunakan saat kegiatan implementasi

2) Kriteria Evaluasi Proses


a. Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan
b. Mahasiswa bekerja sama dengan lintas program dalam pelaksanaan kegiatan
c. Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan terkait masalah maag dan penanganannya kepada kelompok remaja dan
masyarakat
d. Masyarakat dapat menghadiri semua kegiatan yang telah direncanakan
e. Masyarakat antusias dalam mengikuti kegiatan implementasi keperawatan
f. Kelompok remaja mampu melakukan penanganan maag pada dirinya sendiri dan orang lain
g. Penyebaran leaflet dan poster tentang maag merata kepada setiap masyarakat kelurahan A
h. Media yang digunakan dalam kegiatan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat
i. Instrumen evaluasi yang digunakan mampu menilai keberhasilan kegiatan implementasi
j. Kegiatan terlaksana secara sistematis dan sesuai dengan tujuan

27
3) Kriteria Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang maag dan demonstrasi kepada masyarakat tentang penanganan awal
pada maag
- Dihadiri oleh 60 % sasaran
- 60 % masyarakat khususnya remaja memahami masalah maag dengan menjawab pertanyaan tentang maag
- 60 % masyarakat khususnya remaja mampu memahami tentang penanganan awal maag dengan melakukan tindakan untuk
menangani maag
- Peningkatan pengetahuan tentang maag sebesar 20 %
b. Skrining pola makan dengan tes uji pH asam lambung
- Diikuti oleh 60 % sasaran di Kelurahan A
- Pravelensi penderita baru dengan maag terdeteksi
c. Puzzle game tentang jadwal makan
- Pola makan masyarakat khususnya remaja teratur
- Kebersihan lingkungan meningkat 20 %
d. Pravelensi masalah maag pada usia remaja di Kelurahan A Kecamatan B Kota C menjadi berkurang
3. Instrumen Evaluasi
No Alat Ukur / Metode Evaluasi Kegiatan
1. - Daftar hadir Kegiatan talkshow kesehatan kepada masyarakat tentang
- Panduan pertanyaan pre dan post test maag dan demonstrasi kepada masyarakat tentang
penanganan awal maag
2. - Daftar hadir Skrining pola makan dengan tes uji pH asam lambung
- Daftar hasil pemeriksaan asam lambung
3. - Daftar pembuatan jadwal makan Puzzle game tentang jadwal dan pola makan

28
4. Komponen Pemantauan Kegiatan
No Item Pemantauan Jawab Keterangan
Ya Tidak
1. Input :
a. Keterlibatan dalam pemantauan :
- Puskesmas
b. Masalah maag yang ada
c. Alat pemantauan yang ada :
- Daftar hadir
- Kertas lakmus
- pH meter
d. Dana disediakan oleh :
- Swadaya masyarakat
- Mahasiswa
- Institusi
2. Proses :
a. Penyuluhan kesehatan tentang maag
b. Skrining pH asam lambung
c. Puzzle game tentang jadwal dan pola makan
3. Output :
a. Terjadi peningkatan pengetahuan pada agregat remaja
dalam penanganan awal yang berkaitan dengan maag
b. Prevelensi maag menurun

29

You might also like