You are on page 1of 5

Gerakan Antikorupsi Berbasis Kearifan Lokal

Nurul Choiriyah
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
nchoiriyah9@gmail.com

Tindakan hukum telah diambil untuk pemberantasan perilaku korupsi,


lembaga-lembaga yang berwenang dalam bidang korupsi telah dibentuk, akan
tetapi mengapa perilaku korupsi ini tak juga kunjung berhenti, seakan-akan para
pelaku korupsi tidak pernah jera.

Korupsi sendiri merupakan kejahatan yang luar biasa. Para pelaku korupsi
ditahan di dalam jeruji besi, akan tetapi mereka mendapat pelayanan seperti di
hotel berbintang dan mereka bisa dengan bebas keluar masuk. Mereka seakan
tidak punya malu, bagi mereka korupsi adala hal yang biasa, itu semua karena
korupsi telah membudaya dan mendarah daging serta dianggap hal yang biasa.

Maka dari itu penanaman sifat antikorupsi sejak dini sangatlah penting,
untuk menentukan masa depan yang akan datang.Pembelajaran dan penanaman
pada anak usia dini dapat dilakukan memaalui media berbasis kearifan lokal yang
ada di daerahnya masing-masing.

Gerakan Antikorupsi Berbasis Kearifan lokal merupakan gagasan yang


timbul dan berkembang secara terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa
adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan
sehari-hari.

Kesadaran diri dengan mengembalikan kekuatan karakter, moral, mental


yang sekarang ini mulai hilang dari masyarakat, sehingga gerakan yang berbasis
kearifan lokal ini sangat berguna untuk upaya pemberantasan korupsi.

Kearifan lokal yang terdapat pada beberapa kelompok/masyarakat


minoritas atau masyarakat adat di indonesia banyak mengandung nilai luhur
budaya bangsa yang masih kuat menjadi identitas karakter warga masyarakatnya.
Namun disisi lain, nilai kearifan lokal sering kali diabaikan, karena dianggap tidak
sesuai dengan perkembangan zamannya. Padahal dari kearifan lokal tersebut
dipromosikan nilai-nilai luhur yang bisa dijadikan model dalam pengembangan
budaya bangsa indonesia.

Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi berproses panjang
sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka.
Keterujiannya dalam sisi ini membuat kearifan lokal menjadi budaya yang
menjadi tradisi, melekat kuat pada kehidupan masyarakat. Artinya, sampai batas
tertentu ada nilai-nilai perenial yang berakar kuat pada setiap aspek lokalitas
budaya ini. Semua, terlepas dari perbedaan intensitasnya, mengeram visi
terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera dan damai. Dalam bingkai kearifan
lokal ini, masyarakat bereksistensi, dan berkoeksistensi satu dengan yang lain.

Kearifan lokal yang digali, dipoles, dikemas dan dipelihara dengan baik
bisa berfungsi sebagai alternatif pedoman hidup manusia Indonesia dewasa ini
dan dapat digunakan untuk menyaring nilai-nilai baru/asing agar tidak
bertentangan dengan kepribadian bangsa dan menjaga keharmonisan hubungan
manusia dengan Sang Khalik, alam sekitar, dan sesamanya (tripita cipta karana).
Dan sebagai bangsa yang besar pemilik dan pewaris sah kebudayaan yang
adiluhung pula, bercermin pada kaca benggala kearifan para leluhur dapat
menolong kita menemukan posisi yang kokoh di arena global ini.

Kearifan lokal mempunyai arti sangat penting bagi anak-anak sejak usia
dini. Dengan mempelajari kearifan lokal mereka akan memahami perjuangan
nenek moyangnya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Nilai-nilai kerja
keras, pantang mundur, dan tidak kenal menyerah perlu diajarkan pada anak-anak
sejak usia dini. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui kearifan lokal
seharusnya mulai diperkenalkan sejak usia dini.

Anak adalah masa emas sekaligus masa cukup beresiko. Masa depan
bangsa berada pada kualitas anak sekarang. Deklarasi Dakkar tahun 2000
menyerukan bahwa pendidikan anak merupakan “Education for All”. Upaya
mendidik antikorupsi mesti dilakukan secara sistematis dan komprehensif.
Anak adalah usia bermain. Berbagai perangkat dapat dioptimalkan sebagai
pendekatan yang bersinergis dan bisa menjadi contoh keteladanan yang terkait
dengan agama dan budaya , yang disajikan dalam bentuk seperti permainan, lagu,
cerita bergambar, dongeng, komik, yang berbasis kearifan lokal dan merupakan
model pendidikan yang menyenangkan yang didalamnya menyisipkan penanaman
nilai kejujuran dan antikorupsi

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai kebijaksanaan atau nilai-nilai


luhur yang terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi,
petatah-petitih dan semboyan hidup. Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus
Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Lokal berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan.

Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat digunakan sebagai media untuk


melestarikan potensi masing-masing daerah. Kearifan lokal harus dikembangkan
dari potensi daerah. Potensi daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang
dimiliki suatu daerah tertentu.

Sifat antikoruptif harus ditanamkan sedini mungkin, sehingga salah satu


kearifan lokal yang bisa digunakan untuk menarik masyarakat sejak dini dikemas
dalam berbagai cara, salah satu upaya gerakan antikorupsi adalah dongeng .
Dongeng yang kerap mengajarkan kembali permainan tradisional dan cerita-cerita
yang bisa memperkuat karakter anak usia dini menyambut baik upaya anti korupsi
ini mulai dibicarakan sejak dini.

Nilai-nilai kejujuran sekarang ini sulit ditemui, untuk itu melalui contoh -
contoh dongeng, permainan anak, gending-gending seharusnya bisa diberikan
kepada anak-anak, karena banyak metode pembelajaran terhadap nilai- nilai
karakter, kejujuran dunia anak.

Upaya pencegahan korupsi ini harus menjadi perhatian serius semua


pihak. Terutama model pembelajaran seperti apa yang harus dijalankan mulai
anak- anak usia dini hingga perguruan tinggi. Lembaga-lembaga nonformal
seperti adat, dan model penanganannya harus bisa dilibatkan untuk bersama-sama
mencegah korupsi.

Pendidikan karakter salah satu dari kemampuan soft skill, yakni proses
tuntunan kepada anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Karakter individu dimaknai
sebagai hasil keterpaduan antar olah hati, olah pikir, olah raga dan perpaduan olah
rasa dan karsa. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai budi pekerti yang
mendasari prilaku, pola tindak, dan sikap peserta didik (Cahyani: 2012).

Pembelajaran bagi anak usia dini adalah belajar sambil bermain. Bagi anak
bermain adalah kegiatan yang serius namun mengasikkan, melalui bermain semua
aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Melalui bermain juga anak anak
dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah
diketahui dan menemukan hal-hal baru, dimana anak akan menyatakan jati
dirinya, bukan saja fantasinya, tetapi juga keaktifannya.

Cerita yang indah akan masuk dalam jiwa dan membentuk karakter yang
indah pula, mendongeng sangat penting diberikan kepada anak-anak baik dirumah
maupun di sekolah, sebab melalui dongeng guru atau orang tua bisa
menyampaikan pembelajaran kepada anak-anak secara menyenangkan sekaligus
membuat anak merasa terhibur.

Sehubungan dengan permasalahan yang sudah dipaparkan, maka Dongeng


sebagai media penanaman karakter pada anak usia dini, dapat dilakukan dengan
memberikan sebuah cerita yang mengandung pesan-pesan moral, serta
kesimpulan akhir dari cerita dongeng yang bisa diterapkan anak usia dini dalam
kehidupannya sehari-hari dan mampu menanamkan juga menumbuhkan karakter
dalam diri seorang anak. sehubungan dengan pernyataan diatas, maka peneliti
ingin mengkaji secara mendalam tentang karakter yang perlu ditanamkan pada
anak usia dini, terutama tentang karakter tolong menolong dan tanggung jawab
yang wajib dimiliki oleh setiap anak.

Mendongeng dapat dijadikan salah satu metode menanamkan nilai-nilai


kepada anak, dengan kemasan yang menarik dan atraktif dongeng bisa menjadi
salah satu metode yang dirindukan anak. Pada perkembangan anak usia dini,
mengembangkan imajinasi sangatlah penting oleh karena itu perlu kiranya bagi
seorang guru untuk selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi anak
didiknya. Lewat metode dongeng ini diharapkan terbentuk sebuah karakter yang
kuat dan bermartabat pada diri anak. Dongeng adalah tradisi yang bisa melatih
imajnasimenginspirasi tanpa menggurui untuk anak usia dini.

Ada beberapa nilai yang disasar untuk ditanamkan nilainya yaitu jujur,
disiplin, berani, sabar, tanggung jawab, bersyukur, kerja sama, peduli dan sayang
teman. Dalam beberapa dongeng yang dikenal masyarakat, ada beberapa nilai
yang sebetulnya menyimpan nilai yang tidak baik.

Dongeng mengenai kancil, memiliki kecerdikan yang tinggi. Tapi


kecerdikan dan kecerdasan tinggi dari karakter kancil sendiri ada yang tidak
memuat nilai kejujuran. Kancil punya kecerdasan tinggi tapi ujungnya
menggunakan kecerdikannya untuk membohongi dan memanfaatkan buaya ketika
ia akan menyeberang sungai. Dari situ sudah ada nilai tidak jujur yang sebetulnya
secara tidak langsung mengajari anak berbohong. Dari dongeng tersebut kita
dapat menanamkan bahwa sifat tidak jujur itu tidak baik.

You might also like