Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Rahmat, Taufik dan Hidayah-nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
Hidatidosa”
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini;
3. Teman-teman Alih Jenjang tahun 2016 yang senantiasa memberikan semangat juang
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu saran dan kritik demi perbaikan sangat penulis harapkan. Dan semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca serta perkembangan ilmu
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................
1.4 Manfaat.........................................................................................................
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan
1.4.3 Bagi Masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Manifestasi Klinis
2.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.6 Prognosis
2.7 WOC
2.8 Pemeriksaan Penunjang
2.9 Penatalaksanaan
2.10 Komplikasi
2.11 Discharge Planning
2.12 Konsep Asuhan Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
cukup bulan dan sempurna secara fisik. Tetapi kenyataanya tidak selalu demikian,
kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin dalam rahim atau bayi lahir tidak
normal yaitu mola hidatidosa, kehamilan ini tidak disertai janin namun hanya
meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yakni mola hidatidosa
parsial dan komplet, kariokarsinoma, mola invasif dan placental site trophoblastic
displasia. Vili khorialis terisi cairan, membengkak, dan hanya terdapat sedikit
Lima belas sampai dua puluh persen penderita mola hidatidosa dapat
berubah menjadi ganas dan dikenal dengan tumor trofoblas gestasional, dimana
ini masih merupakan masalah obstetri yang cukup serius, karena menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Morbiditas yang dapat timbul dari
menyebabkan kematian. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada golongan sosio
ekonomi rendah.
1:141 kehamilan. Sedangkan di negara barat angka kejadian ini lebih rendah dari
pada negara-negara Asia dan Amerika Latin, misalnya Amerika Serikat 1:1450
1985) (Admedika, Artikel Tahun 2014). Insidensi kehamilan mola berkisar anatara
0,5-2,5 dari 1000 wanita hamil. Pada akhir usia produktif lebih tinggi
kemungkinan akan terjadinya kehamilan mola, terlebih jika berusia tua, risiko
untuk mengalami kehamilan mola antara 300-400 kali lipat bila dibandingkan
dengan wanita usia 20-29. Sekitar 15-28 kasus mola hidatidosa dapat menjadi
patogenesis penyakit ini adalah teori missed abortion dan teori neoplasma dari
Park. Patogenesis molekuler penyakit ini secara pasti belum diketahui. Penyakit
trofoblas gestasional adalah mola hidatidosa yang jinak dan tumor trofoblas
gestasional yang ganas. Penyakit trofoblas adalah suatu istilah umum yang
digunakan bagi sekumpulan penyakit yang ditandai dengan adanya proliferasi
Penyakit ini masih kurang disadari dan dimengerti oleh banyak orang. Hal
ini ditandai dengan kebiasaan penderita yang datang ke rumah sakit saat ia telah
mola komplit dan 1% pada mola parsial. Oleh karena itu dibutuhkan deteksi dini
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan pelayanan primer melalui anamnesis,
yang baik agar didapatkan hasil yang efektif dan efisien (Farahdiba Cutra Olivia,
2016).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui konsep kehamilan mola hidatidosa
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan mola hidatidosa
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi kehamilan mola hidatidosa
2. Mengetahui klasifikasi kehamilan mola hidatidosa
3. Mengetahui etiologi kehamilan mola hidatidosa
4. Mengetahui manifestasi klinis kehamilan mola hidatidosa
5. Mengetahui diagnosis dan diagnosis banding kehamilan mola
hidatidosa
6. Mengetahui prognosis kehamilan mola hidatidosa
7. Mengetahui web of caution kehamilan mola hidatidosa
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang kehamilan mola hidatidosa
9. Mengetahui penatalaksanaan kehamilan mola hidatidosa
10. Mengetahui komplikasi kehamilan mola hidatidosa
11. Mengetahui discharge planning kehamilan mola hidatidosa
12. Mengetahui konsep asuhan keperawatan kehamilan mola
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang nantinya dijadikan acuan
keluarga klien
1.4.3 Bagi Masyarakat
Sebagai ilmu pengetahuan dan peringatan untuk selalu menjaga
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Berikut beberapa pengertian dari kehamilan mola hidatidosa:
a. Mola hidatidosa disebut juga hamil anggur, dapat dibagi menjadi mola
didatidosa total dan mola hidatidosa parsial. Mola hidatidosa total adalah
tidak terdapat fetus dan adneksanya (plasenta, tali pusat, ketuban). Mola
vesikel, dapat terdapat atau tidak terdapat fetus (Wan desen, 2011 dalam
yang meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yakni mola
DSOG)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan mola hidatidosa adalah kehamilan
embrio setelah fertilisasi terjadi. Disebut juga hamil anggur karena terjadi
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi mola hidatidosa menurut Federation International of Gynecology
and Obstetric (FIGO) terbagi menjadi mola hidatidosa komplit dan parsial
androgenetik tanpa adanya jaringan janin. Hal ini terjadi karena satu sel
satu set kromosom maternal, tetapi pada triploid akibat dua set
terdapat mudigah atau jika ditemukan sel darah merah berinti pada
2.3 Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor
penyebabnya adalah:
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
darah pada stroma villi menjadi jarang dan stroma villi menjadi sembab
yang rendah maka untuk memenuhi gizi yang diperlukan tubuh kurang
perkembangan janinnya.
4. Paritas tinggi, Ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola
tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, rahim dan buah dada ibu,
keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila
normal.
e. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas, infeksi mikroba
dapat mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya
mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit.
Hal ini sangat tergantung dari jumlah mikroba yang masuk virulensinya
serta daya tahan tubuh (Mochtar, Rustam, 1998:238 dalam Amin Huda
yaitu berkaitan dengan genetika dan riwayat reproduksi. Berikut faktor resiko
hidatidosa di kawasan Asia. Perempuan dari etnis Asia beresiko dua kali
memiliki penyebab genetik terkait dengan mutasi gen pada kromosom 19.
d. Faktor makanan
Asupan rendah karotene dan rendah lemak hewani dikaitkan
dan mencegah terjadinya kanker yang disebabkan sel hamil anggur yang
kehamilan 24 minggu.
h. Mungkin anemik sekunder akibat kehilangan darah dan/atau nutrisi yang
sebagai berikut:
1. Human Chrorionic Gonadotropin (HCG) diproduksi oleh proliferasi
untuk implantasi janin. HCG terdiri dari 145 asam amino subunit beta dan
Lengkong, 2016).
2.6 Prognosis
Risiko kematian/kesakitan pada penderita mola hidatidosa meningkat
(Sastrawinata, 2004).
Sebagian besar penderita mola hidatidosa akan baik kembali setelah
mola yang terbanyak dalam enam bulan pertama. Mola hidatidosa parsial
Keterlambatan
dalam
pengeluaran
Kematian ovum di dalam
tubuh
Mengalami
degenerasi
Janggot-janggot korion yang tumbuh berganda dan
mengandung cairan
Membentuk kista-kista kecil
seperti anggur
Mola Hidatidosa
Tindakan invasif
Tindakan pembedahan
histerektomi MK: NUTRISI KURANG DARI
Curetage KEB TUBUH
Pengaruh anastesi Nafsu makan↓
Pre operasi Intra operasi Post operasi
Perdarahan selama operasi Luka sayatan Motalitas usus↓ Mual/muntah
Kurang informasi tentang
penyakit/tindakan Kurang memperhatikan prinsip
MK: ANSIETAS MK : RESIKO SYOK steril selama operasi
Mikroorganisme masuk Malas bergerak, bedrest total Terpustusnya Kurang pengetahuan
jaringan syaraf perawaatn luka
Invasi dalam tubuh melalui Invasi mikroorganisme
permukaan tubuh yang terbuka
Takut akan lukanya MK : NYERI AKUT Terdapat tanda gejala
MK : RESIKO INFEKSI infeksi : kalor, dlolor,
rubor, tumor,
MK : DEFISIT PERAWATAN MK : RESIKO
fungsiolesa
DIRI INFEKSI
Pre curetage Curetage Post curetage
ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde
diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan
(Sujiyatini, 2009)
h. Pemeriksaan dapat dilakukan untuk penetapan diagnosa apabila terjadi
2009).
b. Pengeluaran jaringan mola: kuretase dan histerektomi
1. Evakuasi jaringan mola hidatidosa
Pada mola hidatidosa dengan umur mola dan jumlah anak sedikit,
Manuaba, 2004).
d. Pemeriksaan tindak lanjut
- Lama pengawasan berkisar satu sampai dua tahun
- Setelah pengawasan penderita dianjurkan memakai kontrasepsi
kontrasepsi.
2.10Komplikasi
Komplikasi pada mola hidatidosa menurut Nugroho, 2011 meliputi:
a. Perdarahan hebat
Syok dapat terjadi bila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal
(Yulaikhah, 2008).
b. Anemia
c. Syok hipovolemik
d. Infeksi sekunder
e. Perforasi uterus
f. Keganasan (PTG)
Sekitar 15-20% yang akan menjadi mola destruens atau karikarsinoma
(Yulaikhah, 2008).
2.11Discharge Planning
a. Makan makanan yang mengandung protein tinggi sehingga meningkatkan
ovum
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien yang
meliputi data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan
perdarahan.
3) Suku Bangsa
Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan
asuhan keperawatan.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena pengaruh pekerjaan
(Walsh, 2007).
f) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan yang perlu dikaji meliputi ANC (tempat dan
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
hamil maupun saat hamil dalam segi pola makan, pola personal
2010).
2) Eliminasi
Dikaji untuk menggambarkan pola eliminasi meliputi kebiasaan
2006).
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan (vital sign)
dan pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (head to toe) serta
dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 150 mmHg dari keadaan
meliputi:
(a) Inspeksi
Adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematik.
dan berketombe.
b) Muka : kedaan muka pucat dan kekuning-kuningan.
c) Mata : konjungtiva merah muda atau tidak, adakah kuning
pada sklera.
d) Hidung : untuk menilai adanya kelainan, adakah benjolan,
(Varney, 2007).
3) Abdomen
Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi
(Winkjosastro, 2006).
5) Genetalia
Untuk mengetahui daerah genetalia eksterna yang meliputi
kesimetrisan labia mayora dan labia minora, ada atau tidak varises
2006).
(b) Palpasi
Pemeriksaan palpasi menurut (Hutahean, 2013) meliputi:
a. Leopold I
Untuk menentukan usia kehamilan, apakah ada janin didalam
ukuran kehamilan.
b. Leopold II
Untuk menentukan punggung janin dan bagian terkecil pada
janin.
c. Leopold III
Untuk menentukan bagian janin pada bagian terbawah
d. Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan mengetahui seberapa
dan konsistensi jaringan seperti pada reflek pattela kanan dan kiri
seberapa besar ukuran rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-
kadar β-HCG darah atau urin, USG (tanpa gambaran janin): pada
mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan tida terlihat
1 Ansietas NOC 1. Pertahankan sikap yang tenang dan 1. Ketelitian terhadap tindakan yang
Definisi : perasaan Tingkat kecemasan
Kriteria Hasil berhati-hati dilakukan membantu mengurangi
tidak nyaman atau Tidak dapat beristirahat,
2. Perhatikan kontak mata kecemasan akan keadaan
kekhawatiran yang berjalan mondar-mandirr, 2. Gerakan bola mata yang berulang atau
nyaman disertai meremas-remas tangan, tidak fokus dapat menjadi isyarat bahwa
individu akan adanya gangguan tidur 7. Tawarkan cairan hangat atau susu hangat dan ketenangan diri klien
Berat (1), cukup berat 7. Kandungan serotonin yang terdapat
bahaya dan
(2), sedang (3), ringan dalam susu hangat mampu mebuat
memampukan individu
(4), tidak ada (5) psiologis klien lebih tenang
untuk bertindak 8. Sentuhan lembut pada punggung menuju
8. Tawarkan usapan pada punggung jika
mengahdapi ancaman. ke arah servikal memberikan efek
diperlukan
Batasan
ketenangan bagi klien
Karakteristik
Perilaku
- Agitasi
- Gelisah
- Gerakan ekstra
- Kontak mata yang
buruk
- Mengekspresikan
kekhawatiran karena
perubahan dalam
peristiwa hidup
- Penurunan
produktivitas
Afektif
- Berfokus pada diri
sendiri
- Distress
- Gelisah
- Gugup
- Kesedihan yang
mendalam
- Ketakutan
- Perasaan tidak
adekuat
- Putus asa
- Ragu
- Sangat khawatir
Fisiologis
- Gemetar
- Peningkatan keringat
- Suara bergetar
- Tremor
Faktor yang
Berhubungan
- Ancaman kematian
- Perubahan besar
(mis, status
ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, fungsi
mengalami Hipovolemik nadi, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, menganalisis keadaan hemodinamika
Tujuan dan Kriteria
ketidakcukupan aliran PCWP, CO, dan CI, jika tersedia tubuh klien
Hasil 2. Monitor area akses memasukkan alat 2. Penerapan prinsip steril dalam melakukan
darah ke jaringan Penurunan tekanan darah
terhadap adanya infiltrasi, phlebitis, dan tindakan invasif mampu mencegah
tubuh, yang dapat (sistolik dan diastolik),
infeksi, dengan tepat komplikasi infeksi silang pada klien
mengakibatkan nadi lemah dan halus, 3. Monitor adanya bukti laboratorium terkait 3. Hasil penunjang penting dan fokus pada
disfungsi seluler yang penurunan oksigen arteri, dengan kehilangan darah (misalnya, masalah klien dilakukan secara berkala
mengancam jiwa, yang akral dingin, kulit hemoglobin, hematokrit, tes fekal adanya sebagai upaya kewaspadaan terhadap
dapat mengganggu lembab/basah, pucat, gumpalan darah (jika tersedia) kondisi klien
4. Jaga kepatenan akses IV 4. Ketepatan pemasangan tindakan invasif
kesehatan memanjangnya waktu
Faktor Resiko sebagai akses masuknya obat melalui
- Hipovolemia pembekuan darah
- Infeksi Berat (1), cukup berat jalur intravena memudahkan pemberian
- Sepsis
(2), sedang (3), ringan cairan atau obat yang diperlukan
5. Ketepatan perhitungan tetesan dalam
(4), tidak ada (5) pemberian obat tertentu sangat diperlukan
dengan tepat
3 Resiko Infeksi NOC : Perlindungan Infeksi
1. Pengenalan tanda gejala awal adanya
Definisi : rentan Keparahan Infeksi 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi infeksi membantu penanganan awal
mengalami invasi dan sistemik dan lokal yang lebih baik
2. Prosedur asepsis yang dijalankan
multiplikasi organisme
Kriteria Hasil : dengan baik dan benar dapat
patogenik yang dapat
2. Pertahankan asepsis untuk pasien
menimalkan resiko infeksi atau infeksi
menganggu kesehatan Kemerahan, cairan [luka]
Faktor Risiko : berisiko
semakin parah
yang berbau busuk, 3. Mengetahui kelainan yang terjadi pada
Prosedur invasif
demam, nyeri, menggigil, luka sayatan atau bedah
4. Pemenuhan nutrisi terutama kaya akan
depresi jumlah sel darah protein membantu percepatan
dengan akhir yang perubahan pada pola menyediakan dukungan nyeri pada kebutuhan kenyamanan
6. Gunakan metode penilaian yang sesuai
dapat diantisipasi atau makan pasien
Tidak ada (5), ringan dengan tahapan perkembangan yang 5. Melibatkan keluarga dalam pertolongan
diprediksi
Batasan (4), sedang (3), cukup memungkinkan untuk memonitor pada nyeri pasien
6. Pengelompokan dalam identifikasi
Karakteristik: berat (2), berat (1) perubahan nyeri dan akan dapat
- Bukti nyeri dengan 3. Suhu tubuh, irama faktor pencetus nyeri membantu
membantu mengidentifikasi faktor
menggunakan standar pernpasan, tekanan nadi memudahkan melakukan intervensi
Tidak ada (5), ringan pencetus aktual dan potensial
daftar periksa nyeri (4), sedang (3), cukup (mis.catatan perkembangan, catatan
biasanya
8. Dokumentasikan respon terhadap 6. Memudahkan dalam pengawasan apabila
analgesik dan adanya efek samping terjadi reaksi atau efek samping yang
berbeda
9. Menghindari keterlambatan penanganan
perubahan penyakit
3. Perubahan suhu tubuh dapat
tidak cukup untuk makanan, asupan intoleransi makanan yang dimiliki menghabiskan porsi diet yang diberikan
mencerna makanan tubuh terhadap adanya tanda-tanda untuk digunakan beraktivits lebih
- Ketidakmampuan
tekanan atau iritasi diutamakan karena dapat menimbulkan
mengabsrobsi nutrien
- Kurang asupan 5. Berikan sumber-sumber edukasi yang masalah baru bagi pasien
5. Ketersediaan sumber informasi yang
makanan relevan dan berguna mengenai
akurat dapat membantu pasien
manajemen penyakit dan cedera pada
menghadapi pertanyaan dan prosedur
pasien dan keluarga jika sesuai
pengobatan yang belum dipahami
7 Defisit perawatan diri NOC : NIC :
merasakan bagian
tubuh
- Ketidakmampuan
merasakan hubungan
spasial
- Nyeri
- Penurunan motivasi
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Kasus : pasien datang rujukan dari Klinik KODIM 0822 Bondowoso, G1P0A0
tanggal 25 Pebruari 2017 Pukul 17.00 WIB, pasien mengatakan cemas dengan
usia 12 tahun, menikah di usia 17 tahun dengan 1 suami, lama menarche ±7 hari.
apapun
h. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini
cemas
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak : direncanakan
c. Jenis kelamin harapan : jenis kelamin apapun sama saja
d. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung
e. Keluarga yang tinggal serumah : hanya berdua dengan suami
f. Pantangan makanan : tidak ada
g. Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : upacara mitoni
h. Penggunaan obat-obatan/merokok : hanya mengkonsumsi vitamin
anemis
c. Hidung : normal
d. Telinga : normal
e. Mulut : bibir digigit saat tidak berbicara, gagu saat berbicara
b) Leher
a. Kelenjar gondok : -
b. Tumor : -
c. Pembesaran kelenjar limfe : -
c) Dada dan axila
a. Mammae
a.) Membesar : sesuai kehamilan
b.) Tumor : -
c.) Simetris : -
d.) Aerola : -
e.) Puting susu : -
f.) Kolostrum : -
b. Axilla
a.) Benjolan : -
b.) Nyeri: -
d) Ekstremitas
a.) Atas : tremor, tampak memegangi perut
b.) Varices :-
c.) Oedema :-
d.) Reflek patella : -
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
1) Abdomen
a) Inspeksi
1. Pembesaran perut: lebih besar dari usia kehamilan
2. Bentuk perut: memanjang
3. Linea alba/nigra: -
4. Striae albican/livide : -
5. Kelainan: -
6. Pergerakan janin : tidak ada
b) Palpasi
1. Kontraksi : tidak ada
2. Leopold I : TFU 3 jari dibawah perutm pada bagian fundus
1 Ds: ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya saat Faktor-faktor pendukung terjadinya mola hidatidosa Ansietas
↓
ini Keterlambatan dalam pengeluaran
Do: ↓
a. TTV : TD: 140/80 mmHg N: 100x/menit RR: Kematian ovum di dalam tubuh
↓
24x/menit S: 36,70C Mengalami degenerasi
b. Psikososial budaya (Perasaan menghadapi kehamilan ↓
Janggot-janggot korion yang tumbuh berganda dan
ini): ibu mengatakan merasa cemas
c. Pemeriksaan Sistematis mengandung cairan
a) Kepala ↓
Muka : terlihat tegang, pucat, keringat dingin Membentuk kista-kista kecil seperti anggur
Mata : tatapan mata tidak fokus pada lawan bicara ↓
Mulut : bibir digigit saat tidak berbicara, gagu Mola Hidatidosa
↓
saat berbicara Tindakan invasif
b) Ekstremitas ↓
Atas : tremor, tampak memegangi Tindakan pembedahan histerektomi
↓
perut Pre operasi/kuretage
↓
Kurang informasi tentang penyakit/tindakan
1 Ansietas NOC 1. Pertahankan sikap yang tenang dan 1. Ketelitian terhadap tindakan yang
Definisi : perasaan Tingkat kecemasan
Kriteria Hasil berhati-hati dilakukan membantu mengurangi
tidak nyaman atau Tidak dapat beristirahat,
2. Perhatikan kontak mata kecemasan akan keadaan
kekhawatiran yang berjalan mondar-mandirr, 2. Gerakan bola mata yang berulang atau
nyaman disertai meremas-remas tangan, tidak fokus dapat menjadi isyarat bahwa
Karakteristik
Perilaku
- Agitasi
- Gelisah
- Gerakan ekstra
- Kontak mata yang
buruk
- Mengekspresikan
kekhawatiran karena
perubahan dalam
peristiwa hidup
- Penurunan
produktivitas
Afektif
- Berfokus pada diri
sendiri
- Distress
- Gelisah
- Gugup
- Kesedihan yang
mendalam
- Ketakutan
- Perasaan tidak
adekuat
- Putus asa
- Ragu
- Sangat khawatir
Fisiologis
- Gemetar
- Peningkatan keringat
- Suara bergetar
- Tremor
Faktor yang
Berhubungan
- Ancaman kematian
- Perubahan besar
(mis, status
ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, fungsi
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mola hidatidosa atau yang sering dikenal dengan “hamil anggur” adalah
transparan dan berisi cairan. Pada kasus ini sebagian tidak disertai dengan
Kasus ini berkembang lebih pesat di negara Afrika dan Asia sedangakn di
yang mengalami kehamilan ini harus segera mengeluarkan janinnya jika tidak
beresiko menderita 6,8 kali lebih besar terkena mola hidatidosa. Keadaan ini
jelas terlihat dari kasus yang telah ada bahwa perempuan dengan mola
mengeluarkan jaringan mola di dalam rahim. Bila jaringan ini tidak segera
melakukan pemeriksaan dan menjaga kondisinya secar tepat dan teratut pada
4.2 SARAN
agar dapat bermanfaat bagi klien yang sedang menjalani perawatan atau
masyarakat di sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
2-babii.pdf
Yovita, dr. Safriani. Diakses pada tanggal 21-02-1994 pukul 21.19
http://www1-
media.acehprov.go.id/uploads/Apa_Kehamilan_Anggur_itu.pdf
Yulaikhah, Yuli. S. Si. T. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan
Saroyo, Yudianto Budi dan Khusen, Denny. 2016. Artikel Peranan Konsep
konsep
Santoso, DR. Dwi. Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)
http://www.admedika.co.id/index.php/id/medias/sehati-blog/item/44-
hamil-anggur-mola-hydatidosa
Susilawati, Dessy.2010. Hamil Anggur Karena Kurang Vitamin A.
http://ftp.unpad.ac.id/koran/republika/2010-08-03/republika_2010-08-
03_023.pdf
paputungan, Tiara V, dkk. 2016. Profil penderita mola hidatidosa di
article=431777&val=1001&title=PROFIL%20PENDERITA%20MOLA
%20HIDATIDOSA%20DI%20RSUP%20Prof.dr.R.D.%20KANDOU
%20MANADO
Rizky, Sheila Anindya. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Pada
sheilaanin-794-1-kti_shei-8.pdf
DSOG Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan
Jakarta