You are on page 1of 5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Identitas klien : meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan,
pendidikan, no registrasi, tgl masuk RS
B. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Pada pasien typoid biasanya keluahan utama yang dirasakan pada
anak demam tinggi,perut merasa mual dan kembung
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pada umumnya penyakit typoid adala demam,
anoreksia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak diperut, anemia, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, lidah lifoid (kotor), kesadaran berupa samnolen
c. Riwayat kesehatan dahulu : tanyakan apakah pernah mengalami typoid
sebelumnya apa engga
d. Riwayat kesehatan keluarga : tanyakan kepada keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama atau pernah mengalami penyakit serupa atau tidak
C. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : perubahan penatalaksanaan kesehatan
yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatan nya
b. Pola nutrisi dan metabolisme : adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan,
lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga mempengaruhi status nutrisi
klien
c. Pola aktivitas dan latihan : klien akan terganggu aktivitas akibat kelemahan fisik
serta pasien akan mengalami kekerbatasan gerak akibat penyakitnya
d. Pola istirahat dan tidur : kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarnakan suhu
badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur
e. Pola persepsi sensori dan kognitif : perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup
akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri
f. Pola hubungan dengan orang lain : adanya kondisi kesehatan mempengaruhui
terhadap hubungan interpesersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam
menjalankan perannya selama sakit
g. Pola nilai kepercayaan/keyakinan : tmbulnya disstres dalam spiritual pada paisen,
maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian,serta kebiasaan
ibadahnya akan terganggu.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : biasanya pada pasien typoid mengalami lemah badan, suhu tubuh
meningkat, mual dan muntah, sianosis, anorexia
b. Kepala dan leher : biasanya pada pasien typoid yang ditemukan adanya
konjungtiva anemia, mata cekung, bibir kering, lidah kering
c. Dada dan abdomen : pada pasien typoid biasa nya ditemukan nyeri tekan pada
bagian perut
d. Ekstermitas anas dan bawah : turkor kulit menurut, pucat, bekeringat banyak
E. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan SGOT dan SGPT : SGOT dan SGPT pada demam typoid seringkali
meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typoid
b. Pemeriksaan biakan darah : pada pasien typoid hasil biakan darah terdapat posifit
c. Uji widal : uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella typi dalam serum klien
dengan typoid juga terpadapat pada org yang pernah divaksinasikan
2. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan adanya infeksi salmonela thypi
2. Kekurangan volume cairan berhubungan output yang berlebih
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
3. Intervensi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
keperawatan
1. Hipertermia NOC: NIC:
berhubungan 1. Hidration Temperature regulation
dengan adanya 2. Adherence behavior (pengaturan suhu)
infeksi 3. Immune status 1. Monitor suhu minimal tiap dua
salmonela thypi 4. Risk control jam
5. Risk detection 2. Rencanakan monitoring suhu
Kriteria hasil: secara kontinyu
1. Keseimbangan antara 3. Monitor tekanan darah, nadi
produksi panas, panas dan respiratory rate
4. Monitor warna dan suhu kulit
yang diterima, dan 5. Monitor tanda-tanda
kehilangan panas hipertermi dan hipotermi
2. Seimbang antara 6. Tingkatkan intake cairan dan
produksi panas, panas nutrisi
yang diterima, dan 7. Selimuti pasien untuk
kehilangan panas selama mencegah hilangnya
28 hari pertama kehangatan tubuh
kehidupan 8. Ajarkan pada orang tua pasien
3. Keseimbangan asam basa cara mencegah keletihan
bayi baru lahir akibat panas
4. Temperature stabil : 36,5 9. Diskusikan tentang pentingnya
– 37,5°C pengaturan suhu dan
5. Tidak ada kejang kemungkinan efek negative
6. Tidak ada perubahan dari kedinginan
warna kulit 10. Beritahu tentang indikasi
7. Pengendalian risiko: terjadinya keletihan dan
hipertermia penanganann emergency yang
8. Pengendalian risiko: diperlukan
hipotermia 11. Ajarkan indikasi dari
9. Pengendalian risiko: hipotermia dan penanganan
proses menular yang diperlukan yang
10. Pengendalian risiko: diperlukan
paparan sinar matahari 12. Berikan anti piretik jika
diperlukan
2. Kekurangan NOC NIC
volume cairan 1. Fluid balance Fluid management
berhubungan 2. Hydration 1. Timbang popok jika perlu
output yang 3. Nutritional status: food and 2. Pertahankan catatan intake dan
berlebih fluid intake output yang akurat
Kriteria hasil: 3. Monitor status hidrasi
1. Mempertahankan urine (kelembaban membrane
output sesuai dengan usia mukosa, nadi adekuat, tekanan
dan berat badan, berat jenis darah ortostatik) jika
urine normal , HT normal diperlukan
2. Tekanan darah, nadi, suhu 4. Monitor vital sign
tubuh dalam batas normal 5. Monitor masukan makanan
3. Tidak ada tanda-tanda atau cairan dan hitung intake
dehidrasi, elastisitas turgor kalori harian
kulit baik, membran 6. Kolaborasikan pemberian
mukosa lembab, tidak ada cairan IV
rasa haus yang berlebihan. 7. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
8. Dorong masukan oral
9. Berikan nasogastrik sesuai
output
10. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
11. Tawarkan makanan ringan
(jus buah, buah segar) untuk
anak usia bermain sampai
remaja/dewasa
12. Kolaborasi dengan dokter
apabila diperlukan transfusi
Hypovolemia management
1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan Ht
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
6. Monitor berat badan
7. Dorong pasien atau orang tua
pasien untuk menambah intake
oral
8. Pemberian cairan IV monitor
untuk mengindikasi adanya
tanda dan gejala kelebihan
volume cairan yang diberikan
9. Monitor adanya tanda gagal
ginjal
3. Ketidakseimban NOC: NIC
gan nutrisi 1. Nutritional status Weight Management (1260)
kurang dari 2. Nutritional status: Food and 1. Bina hubungan dengan
kebutuhan tubuh fluid intake keluarga klien
berhubungan 3. Nutritional status: nutrient 2. Jelaskan keluarga klien
dengan intake intake mengenai pentingnya
yang tidak 4. Weight control pemberian makanan,
adekuat penambahan berat badan dan
Kriteria Hasil: kehilagan berat badan
1. Adanya peningkatan berat 3. Jelaskan kelurga klien tentang
badan sesuai dengan tujuan kondisi berat badan klien
2. Berat badan ideal sesuai 4. Jelaskan resiko dari
dengan tinggi badan kekurangan berat badan
3. Mampu mengidentifikasi 5. Berikan motivasi keluarga
kebutuhan nutrisi klien untuk meningkatkan
4. Tidak ada tanda malnutrisi berat badan klien
5. Menunjukan peningkatan 6. Pantau porsi makan klien
fungsi pengecapan dari 7. Anjurkan klien makan teratur
menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti

You might also like