You are on page 1of 2

Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relatif belum profesional.

Hal ini
bisa dilihat dengan adanya kemampuan profesional terbatas, pengaturan tugas yang kurang
efektif, dan fasilitas maupun alat yang kurang memadai. Kondisi seperti ini terjadi akibat relatif
masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan maupun adanya krisis moral para perilaku
pelayan kesehatan akibat krisis di berbagai bidang yang berkepanjangan.

Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan pelayanan rumah
sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan untuk bertindak profesional. Situasi
ini menuntut para pembaharu di bidang keperawatan untuk mengembangkan suatu metode
pemberian asuhan keperawatan untuk dapat diimplementasikan dalam pengorganisasian ruang
keperawatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian
asuhan keperawatan. Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan dengan berbagai
keuntungan dan kerugiannya. Pada akhirnya, diharapkan pimpinan keperawatan dapat memilih
metode pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan falsafah organisasi, struktur, pola
ketenagaan, dan keadaan pasien yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di rumah
sakit.

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu
manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan. Penetapan dan keberhasilan model
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan
keperawatan tersebut.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan
prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi/jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan klien tidak akan dapat terwujud. Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat
dibedakan menjadi empat yaitu: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan
sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model, maka keempat hal tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan, karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Kesimpulan

Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
Tujuan manajeman asuhan keperawatan professional antaralain menjaga konsistensi asuhan
keperawatan, mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan, menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan,memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan, menjelaskan
dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

You might also like