Professional Documents
Culture Documents
ihza547@gmail.com
aripurwita13@gmail.com
audi.navira@gmail.com
ABSTRACT
Based on analysis, political corruption and private sector corruption are corruption by public or
private sector officials and the proceeds of crime are channeled for political or private sector
activities. Based on the findings of TI (Transparency International), revealed the main source of
corruption in the private sector is a bribe. The practice occurs when the business world intersects
with government officials, civil servants, or members of political parties. This happens in
Indonesia, so far many parties are more focused on the issue of corruption in the political sector,
such as booming at this time is the case of E-ID card who dragged the chairman of the House of
Representatives Setya Novanto. In reality, however, the practice of in-migration and collusion
occurring in the banking sector in Indonesia in 2009 was seen as one of the causes of Indonesia's
collapse in the economic crisis. The Bank Century scandal is a recent, highly relevant example of
fraud cases by the private sector in Indonesia. Through KPK, the State of Indonesia guarantees
the security and welfare of its people from the impact of rampant corruption. However, with the
revision of Law No. 30 Year 2002 on Corruption Eradication itself is considered very potential
to weaken the Commission, so the Commission is not effective in combating corruption that is
still the main disease as a nation. The purpose of this analysis is to show that corruption and
revision have far-reaching effects, as corruption always strives to maintain and prolong the abuse
of power and the need for socio-political order requires a balanced role of control in the exercise
of power.
Keywords: political corruption, private sector corruption, revision of law no 30 of 2002
ABSTRAK
Berdasarkan analisis, korupsi politik dan korupsi sektor swasta merupakan korupsi yang
dilakukan pejabat publik atau sektor swasta dan uang hasil kejahatannya dialirkan untuk kegiatan
politik atau sektor swasta. Berdasarkan hasil temuan TI (Transparency Internasional), terungkap
sumber utama terjadinya praktik korupsi di sector swasta adalah suap. Praktik tersebut terjadi
ketika dunia bisnis bersinggungan dengan pejabat pemerintah, pegawai negeri, ataupun anggota
partai politik. Hal ini terjadi di Indonesia, selama ini banyak pihak yang lebih berfokus pada
persoalan korupsi pada sector politik, seperti yang sedang booming pada saat ini adalah kasus E-
KTP yang menyeret ketua DPR RI Setya Novanto. Namun pada kenyataannya, praktik penjualan
ke dalam dan kolusi yang terjadi dalm sector perbankan di Indonesia pada tahun 2009 dianggap
sebagai salah satu penyebab terjatuhnya Indonesia dalam krisis ekonomi. Skandal Bank Century
merupakan contoh terbaru yang sangat relevan tentang kasus penipuan (fraud) oleh sector swasta
di Indonesia.
Melalui KPK, Negara Indonesia menjaminkan keamanan dan kesejahteraa rakyatnya dari
dampak maraknya tindakan korupsi. Namun, dengan adanya revisi UU 30 Tahun 2002 tentang
Pemberantasan Korupsi sendiri dinilai sangat potensial untuk melemahkan KPK, sehingga KPK
tidak efektif dalam memberantas korupsi yang masih menjadi penyakit utama sebagai bangsa.
Tujuan analisis ini guna menunjukkan bahwa korupsi dan revisi memiliki dampak yang luas,
karena korupsi selalu berusaha untuk mempertahankan dan memperpanjang penyalahgunaan
kekuasaan dan kebutuhan terhadap tatanan sosio politik membutuhkan peran control yang
seimbang dalam pelaksanaan kekuasaan.
Kata kunci: korupsi politik, korupsi sektor swasta, revisi undang-undang no 30 tahun 2002
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui pada sector mana saja korupsi dapat dilakukan dan bagaimana peran seluruh
subjek Negara dalam pemberantasan korupsi
b. Tujuan Khusus
Mengetahui pencegahan perilaku korupsi dan pemberantasan korupsi di Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang
mempunyai karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung
dilakukan secara analisa induktif serta makna merupakan hal yang esensial. Terdapat 6 (enam)
macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yakni: etnografis, studi
kasus, grounded theory, interaktif, partisipatories, serta penelitian tindakan kelas.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan yakni penelitian Fenomenalogi. Menurut
Donny Gahrial Adian di dalam buku Pengantar Fenomenologi menyebutkan bahwa
fenomenologis yakni sebuah studi tentang fenomena-fenomena atau apapun itu yang tampak.
Dengan kata lain fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang
nampak.
B. Rancangan Penelitian
a) Judul Penelitian
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan dan Manfaat
d) Hipotesis
e) Tinjauan Pustaka
f) Metode Pengumpulan Data
g) Metode Analisis Data
h) Penulisan Jurnal
E. Cara Penafsiran
Sesuai data yang ada diatas, rata-rata masyarakat yang menanggapi kuisioner kita
berjenis kelamin perempuan dan memiliki umur 19 hingga 20 tahun. Banyak masyarakat yang
tidak mengetahui apa fungsi dan perkembangan lembaga KPK hingga saat ini, tetapi meskipun
tampak acuh masyarakat tetap mendukung KPK untuk melaksanakan program yang tidak
diketahui asal dan usul dari program tersebut. Dari segi birokrasi, bahwa kurangnya sosialisasi
tentang peran serta fungsi KPK terhadap masyarakat dan masyarakat juga mendukung adanya
revisi UU KPK karena masyarakat beranggapan bahwa mekanisme yang dilakukan oleh KPK
masih belum sesuai dengan kewenangan KPK yang sebagai mana mestinya. Serta revisi UU
dilakukan secara utuh dan komprehensif karena keberadaannya yang dinilai sangat bermanfaat
bagi pemberantasan korupsi di tanah air.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1) Jadwal Penelitian
Waktu
No. Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memilih tema
dan merancang
pembahasan
2. Merancang
desain
penelitian
3. Membuat
kuisioner
4. Mencari
koresponden
5. Menyimpulkan
data
6. Menyusun
jurnal
2) Anggaran Biaya
No. Jenis Biaya Jumlah
1. Biaya habis pakai (pembelian paket internet) Rp 70,000,00
2. Biaya transportasi Rp 7,800,00 x 3 motor x 5 hari Rp 117,000,00
Total Rp 187,000,00