You are on page 1of 24

MAKALAH

DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD)

OLEH:

KELOMPOK: 2

 Anita
 Nia kurniawan
 Reni anggraeni
 Sri handayani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah “DEMAM
BERDARAH DENGUE” ini dapat kami selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap
adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Palopo, 20 Mei 2018


DAFTAR ISI

Sampul................................................................................................(i)

Kata pengantar....................................................................................(ii)

Daftar isi.............................................................................................(iii)

Bab

Pendahuluan.......................................................................................(1)

A. Latar belakang.........................................................................(1)
B. Rumusan masalah....................................................................(1)
C. Tujuan......................................................................................(2)
Bab II
Pembahasan........................................................................................(3)
A. Defenisi DBD................................................................ .........(3)
B. Etiologi DBD...........................................................................(3)
C. Patofisiologi DBD............................................................ .......(3)
D. Manifestasi klinis DBD............................................................(4)
E. Klasifikasi DBD.......................................................................(4)
F. Pemeriksaan penunjang DBD..................................................(5)
G. Penatalaksanaan DBD..............................................................(6)
Bab III
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian....................................................................... .......(7)
B. Diagnosa..................................................................................(7)
C. Rencana keperawatan..............................................................(8)
D. Evaluasi ..................................................................................(9)
Bab IV
Analisis picot................................................................................(10)
Bab V
A. Kesimpulan...............................................................................(11)
B. Saran.........................................................................................(11)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai


terjangkit si Surabaya pada tahun 1968,sedangkan di Jakarta, kasus pertama
dilaporkan terjangkit pada tahun 1969, Bandung dan Yogyakarta terjangkit
pada tahun 1972. Di luar jawa seperti Sumatra barat, lampung, riau, Sulawesi
utara, dan bali berturut-turut dilaporkan terjadi wabah dikalimantan selatan
dan NTB dan pada tahun 1994 telah menyebar ke-27 provinsi di Indonesia.
Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas tetapi dalam
garis besarnya dapat dikemukakan jumlah penderita DBD meningkat antara
bulan September sampai februari dan puncaknya di bulan januari.

Vector DBD atau penyebar/pembawa penyakit atau pembawa virus


penyebab DBD adalah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan penyebab DBD
adalah virus dengue.

Mengenai penularan penyakit DBD dapat dijelaskan bahwa penyakit


demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk tersebut. Penyakit ini dapat menyerangsemua orang dan dapat
menyebabkan kematian terutama pada anak-anak serta sering menimbulkan
kejadian luar biasa atau wabah (Misnadiarly, 2009)

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari DBD ?


2. Apa etiologi dari DBD ?
3. Bagaimana patofisiologi DBD ?
4. Apa manifestasi klinis DBD ?
5. Bagaimana penatalaksanaan DBD ?
6. Apa komplikasi dari DBD ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari DBD

2. Untuk mengetahui penyebab dari DBD

3. Untuk mengetahui perjalanan penyakit dari DBD


4. Untuk mengetahui tanda dan gejala DBD

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari DBD

6. Untuk mengetahui komplikasi dari DBD


BAB II

KONSEP MEDIS

A. Defenisi DBD

Demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit mematikan yang


penyebaran dan penularannya sangat cepat, terutama pada kondisi lingkungan
yang kurang sehat. Anak-anak lenih mudah terserang DBD karena daya tahan
tubuhnya lebih rendah disbanding orang dewasa. Di Indonesia, DBD
merupakan penyakit endemis. (Prof. H.M.Hembing Wijayakusuma, 2012)

Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus


dengue. Nyamuk atau/ beberapa jenis nyamuk menularkan (atau
menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone
fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat
menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang
mereka patah. (Kathryn A. Hanley, Scoot, weaver, 2011)

B. Etiologi

Penyebab dengue hemoragic fever (DHF) dinamakan virus dengue tipe


1, tipe 2, tipe 3, tipe 4 vektor dari DHF adalah aedes aegypti, aedes albopictus,
aedes aobae, aedes cooki, aedes hakanssomi, aedes polynesis, aedes
pseudoscutellaris, aedes rotumae. (faisal yatim, DTM&H,MPH, 2013)

Virus dengue termasuk flavivirus sevara serologi terdapat 4 yaitutipe


1, tipe 2, tipe 3, tipe 4dikenal 3 macam arbovirus chikunguyam onyong nyong
dari genus togavirus dan west nile fever dari genus flavivirus yang
mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip DBD. (Kathryn A.
Hanley, Scoot, weaver, 2011)

C. Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan


viremia. Hal tersebut menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi
komplek imun Antibodi – virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan
melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan
merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil
yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga
terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma.
Adanya komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan agregasi trombosit
sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, dan koagulopati.
Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut
terjadi syok dan jika syok tidak teratasi, maka akan terjadi hipoxia jaringan
dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan
karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik
sehingga perfusi jaringan menurun dan jika tidak teratasi dapat menimbulkan
hipoxia jaringan. (Q. Ashton Acton, PhD, 2013)

D. Manifestasi klinis

Sesudah masa tunas (Inkubasi) selama 3-15 hari orang yang tertular
dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk yaitu :

o Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.


o Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari,
nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-
bercak perdarahan dibawah kulit.
o Dengue hemorrhagic fever ( demam berdarah dengue/DBD) atau DHF,
gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah perdarahan dari hidung
mulut, dubur, dan sebagainya.
o Dengue syok sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
Syok/presyok. Pada bentuk ini sering terjadi kematian. (Misnadiarly,
Edisi 1, 2009)

Sedangkan menurut (Godfree robert Ed. D, 2014) tanda dan


gejalaxyaitu :

o Mendadak demam tinggi hingga 41℃ selama 2-7 hari .


o Sakit parah dibelakang mata dan ketika memindahkan mata.
o Sakit kepala yang intens
o Gangguan penghakiman (seperti mabuk; tidak bisa berkonsentrasi)
o Voniting terus menerus, diare
o Nyeri perut atau nyeri perasaan
o Nyeri pada tulang dan sendi
o Nyeri otot

E. Penatalaksanaan

Setiap penderita DF atau DHF sebaiknya di rawat di tempat yang


terpisah dengan penderita lain, sayangnya pada kamar yang bebas nyamuk
(berkelambu). Penatalaksanaan pada DF atau DHF tanpa penyulit adalah:

1. Tirah baring

2. Makanan lunak
3. Bilah belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu,air teh dengan gula atau sirup) atau air tawar
di tambah denga garam saja.

4. Medikametosa yang bersifat simtomatis.

Untuk hiperpireksia dapat di berikan kompres di kepala, ketiak


dan iminal. Antipiretik sebaiknya dari golongan acetaminofin,eukinin
atau dipiron. hindari pemakaian asetosal karna bahaya perdarahan.

5. Anti biotik diberikan bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder. (Alan


L. Rothman, 2009)

F. Komplikasi
Menurut Palupi Widyastuti, SKM, (2011) Komplikasi DBD adalah sebagai
berikut:

1. Gagal jantung

2. Hepatomegaly

3. Gagal ginjal

4. Perdarahan

5. Hipotensi
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Observasi
 Data Psikologis (Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola
koping, gaya komunikasi, dan konsep diri)
 Data social (Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga
dan masyarakat)
 Data spiritual (Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme
terhadap kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)
 Program dan Rencana Pengobatan(Berisi tentang program pengobatan
yang sedang dijalani dan yang akan dijalani oleh klien)
2. Wawancara
 Identitas Klien (kaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa,
pekerjaan dan lain-lain).
 Identitas penanggung jawab (kaji nama, alamat, pekerjaan dan
hubungan dengan klien).
 Riwayan kesehatan ( kaji keluhan, riwayat penyakit terdahulu, riwayat
penyakit saat ini, riwayat kesehatan keluarga, pola aktivitas sehari-hari)
3. Pemeriksaan fisik
Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik
pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi
keadaan umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi.
4. Pemeriksaan penunjang
Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang
dijalani klien, seperti Uji fungsi pancreas, Biopsi, CT scan, MRI dll.
B. Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme(11,6,00007)
b. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositpenia (11,2,00206)
c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya cairan
dirongga pleura (4,4,00032)
(NANDA International inc. Nursing diagnoses: definition &
classification 2015-2017)
C. Intervensi

No Diagnosa Intervensi

1. Hipertermi - Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya.


- Monitor warna kulit dan suhu
berhubungan
- Berikan obat atau cairan IV (misalnya,
dengan antipiretik, agen anti bakteri, dan agen anti
meggigil)
peningkatan laju
- Monitor penurunan tingkat kesadaran
metabolisme - Tutup pasien dengan selimut atau pakaian
ringan, tergantung pada fase demam (yaitu:
(11,6,00007)
memberikan selimut hangat untuk fase dingin,
menyediakan pakaian atau linen tempat tidur
untuk demam
- Dorong konsumsi cairan
- Fasilitasi istirahat
- Kompres hangat pasien pada lipatan paha dan
aksila

2. Resiko perdarahan - Monitor ketattanda-tanda vital perdarahan


- Catat nilai Hb Ht sebelum dan sesudah
berhubungan
terjadinya perdarahan
dengan - Monitor nilai laboratorium
- Monitor status cairan yang meliputi intae dan
trombositpenia
output
(11,2,00206) - Observasi adanya darah dalam sekresi cairan
tubuh
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya akan vitamin
- Instruksikan keluarga untuk memonitor tanda-
tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan (misalnya: lapor
epada perawat)

3. Ketidakefektifan - Pertahankan kepatenan jalan napas


- Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui
pola nafas
system humidifier
berhubungan - Berikan oksigen tambahan seperti yang
diperintahkanm(Sambungan)
dengan adanya
- Monitor aliran oksigen
- Monitor efektifitas terapioksigen
cairan dirongga - Atur posisi untuk meringankan sesak napas
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi,
pleura (4,4,00032)
sebagaimana mestinya.

D. Implementasi

Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan,


adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. (Perry & Potter, 2005).

1. Tindakan Keperawatan Mandiri.


Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan
keperawatan mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan
lingkungan yang tenang, mengompres hangat saat klien demam.
2. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja
dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat
keputusan bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah klien.

E. Evaluasi

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien


terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.
Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya
adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien
mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan
(Perry Potter, 2005).
BAB IV

ANALISI PICOT

No Judul/pengarang/tahu Desain Populasi Interv Control Outcome Time


n/jurnal penerbit penelitian ensi
1. Judul: Rancanga Sampel - - Hasil 2013
Hubungan faktor n dalam penelitian
lingkungan dan perilaku penelitian penelitian ini menunjukkan
dengan kejadian demam ini adalah adalah 38 bahwa 38
berdarah dengue (DBD) observasio kasus dan 38 responden
diwilayah kelurahan nal kontrol. (100%)
perumnas WAY analitik kelompok
halimkota bandar yang kasus dan 30
lampung mempelaja responden
Pengarang: ri seberapa (78,98)
Riza Berdian Tamza1, jauh faktor kelompok
Dr. dr. Suhartono, risiko kontrol semua
M.Kes2, dr. Dharminto, mempenga memiliki
M.Kes3 ruhi breeding place
Tahun terbit: terjadinya potensial
2013 efek. perkembangbia
Jurnal penerbit: kan nyamuk
jurnal kesehatan Aedes aegypti
masyarakat volume 2, seperti bak
nomor 2 mandi, kolam
ikan, gentong
dan vas bunga
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa 38
responden
(100%)
kelompok
kasus dan 26
responden
(68,4%)
kelompok
kontrol semua
memiliki
resting place
potensial
perkembangbia
kan nyamuk
Aedes aegypti
2 Judul: mengguna Sampel - - Penelitian 2012
Hubungan kepada kan penelitian Miftakhul
jentik Aedes sp dan metode sebanyak 75 Falah (2010)
praktik PSN dengan proportion SD menyebutkan
kejadian DBD di al bahwa ada
sekolah tingkat dasar di multistage hubungan
kota semarang random antara praktik
Pengarang: sampling. menguras
Puspita Sari , Martini , tempat
Praba Ginanjar penampungan
Tahun penerbit: air (p=0,015),
2012 praktik
Jurnal penerbit: menutup
Jurnal kesehatan tempat
masyarakat volume 1 penampungan
nopmor 2 air (p=0,0001)
dan praktik
mengubur
barang-barang
bekas
(p=0,0001)
dengan
kejadian
DBD.12 Telur,
larva, dan pupa
nyamuk Aedes
aegypti
tumbuh dan
berkembang di
dalam air.
Genangan
yang disukai
sebagai tempat
perindukan
nyamuk ini
berupa
genangan air
yang
tertampung di
suatu wadah
yang disebut
kontainer atau
tempat
penampungan
air (TPA)
bukan
genangan air di
tanah.
Terdapat
beberapa
faktor yang
mempengaruhi
peletakan telur
nyamuk Aedes
sp antara lain
jenis TPA,
warna TPA,
letak TPA, air,
suhu,
kelembaban,
dan kondisi
lingkungan
setempat.
Identifikasi
TPA dapat
digunakan
untuk
keperluan
pemberantasan
penyakit DBD.
3 Judul: penelitian Perpustakaan - - Hasil yang 2009
Interasi laporan demam ini NuSOAP diperoleh
berdarah dengue (DBD) berfokus diperlukan penelitian ini
menggunakan teknologi pada untuk adalah
web service pengemba menyediakan mengimplement
Pengarang: ngan kelas asikan
Ragil Saputra, Ahmad sistem soapClient teknologi web
Ashari terintegras dan service
Tahun penerbit: i berbasis soapServer. pada pencatatan
2009 Web dan pelaporan
Judul penerbit: Service kasus Demam
Jurnal masyarakat pada Berdarah
informatika,volume 2, laporan Dengue (DBD)
nomor 3 Dengue di Dinas
Hemorrha Kesehatan
gic Fever. Kabupaten
Pertukaran Karanganyar.
data
dilakukan
dalam
bentuk
XML oleh
aplikasi
teknologi
SOAP dan
WSDL
4 Judul: Metode Subyek - - Jenis penelitian 2013
Subyek penelitiannya penelitian penelitiannya yang digunakan
petugas surveilans di 8 adalah petugas adalah Pra
RS (8 orang), Kabid. pra- surveilans di eksperimen,
P2P-PL (1orang) dan eksperime 8 RS (8 karena syarat-
Staf P2P (2 orang) di n dengan orang), syarat
DKKPekalongan,meng pendekata Kabid. P2P- penelitian
gunakan total sampling n PL (1orang) eksperimen
Pengarang: rancangan dan Staf P2P murni, yaitu
Nur siyam One (2 orang) di adanya
Tahun penrbit: Group DKK replikasi,
2013 Pretest- Pekalongan, randomisasi,
Judul penerbit: Postest. menggunaka dan kontrol
Jurnal Kesehatan n total tidak memadai
Masyarakat Sampling
5 Judul: dengan berdasarkan - - Pasien yang 2012
Analisis Survival metode data rekam terserang DBD
dengan Pendekatan Multivaria medis pasien rata-rata
Multivariate Adaptive te rawat inap berumur 12
Regression Splines Adaptive DBD di tahun
pada Kasus demam Regressio Kabupaten dengan jumlah
berdarah dengue n Splines Gresik. trombosit rata-
(DBD) (MARS) rata 79.566/μ
Pengarang: berdasarka dan kadar
Shofa F Nisa’ dan I n data hematokrit
Nyoman Budiantara rekam sebesar 41,25%.
Tahun penerbit: medis Berdasarkan
2012 pasien hasil pemodelan
Judul penerbit: rawat inap Cox
Jurnal sains dan seni DBD di Proportional
ITS volume 1 nomor 1 Kabupaten Hazard dengan
Gresik. pendekatan
MARS, yang
digunakan
adalah
kombinasi
Basis Fungsi,
Maksimum
Interaksi dan
Minimum
Observasinya
adalah 14, 3,
dan 3 dengan
nilai GCV
minimum
adalah 0,488.
Variabel yang
berpengaruh
terhadap laju
kesembuhan
pasien DBD
secara individu
adalah jumlah
trombosit dan
kadar
hematokrit,
selain itu
diketahui pula
bahwa variabel
yang
berpengaruh
adalah
adanya interaksi
antara usia
pasien dengan
kejadian
perbesaran hati,
kadar
hematokrit
dengan
perbesaran hati,
kadar hemtokrit
dengan jumlah
trombosit, dan
interaksi antara
usia, kejadian
perbesaran hati,
dan
kadarhematokrit
. Jumlah
trombosit
mempunyai
tingkat
kepentingan
tertinggi dalam
mempengaruhi
laju
kesembuhan
pasien DBD
yaitu sebesar
100%,
sedangkan
kepentingan
tertinggi kedua
adalah
presentase
kadar
hematokrit
sebesar
84,324%,
kemudian umur
dan pembesaran
hati mempunyai
tingkat
kepentingan
sebesar 45,32%.
6 Judul: Pertimban Gempa bumi - - Penelitian telah 2015
Dengue Hemorrhagic gan telah menunjukkan
Fever and Natural statistik mengakibatk bahwa insiden
Disaster: The Case of demam an perubahan demam
Padang, West Sumatra berdarah jangka berdarah di
Pengarang: dengue, panjang yang Indonesia
David Fanany dikombina signifikn sangat terkait
Tahun penerbit: sikan terhadap dengan curah
2012 dengan lingkungan hujan tetapi
Judul penerbit: penilaian hidup, yang suhu tampaknya
International Journal of masalah berdampak menjadi
Collaborative Research yang pada masalah indikator utama
on Internal Medicine & timbul dari kesehatn, keparahan dari
Public Health gempa terutama wabah 8. Model
bumi yang melalui prediktif yang
berdampa peningktan dikembangkan
k pada demam untuk kota
kesehatan berdarah Makassar di
lingkunga dengue. Indonesia
n, seperti bagian timur
yang menggunakan
dilaporkan kelembaban
dalam sebagai faktor
dokumen yang menonjol
resmi dan dalam
diskusi menentukan
media. terjadinya
wabah 9. Tidak
ada keraguan
bahwa, di
banyak wilayah
di Indonesia,
peningkatan
insiden demam
berdarah terjadi
selama musim
hujan ketika
kondisi cuaca
dan iklim ini
terpenuhi.
Sementara
dengue adalah
masalah kronis
di daerah ini,
gempa bumi
menciptakan
satu set faktor
yang
meningkatkan
penularan
penyakit dan
juga
menyebabkan
serangkaian
keadaan di
mana
pencegahan
sangat sulit.
7 Jurnal: Penelitian Sampel - - 100 anak 2017
Prevention of Dengue ini dikumpulkas dilibatkan
Hemorrhagic Fever mengguna ecara dalam
(DHF) Associated with kan proporsional penelitian ini.
the Aedes aegypti analitik random Ada kelebihan
Larvae observasio sampling di laki-laki (nilai p
Presence based on the nal dengan lima desa. 0,034).
Type of Water Sourc desain Data Ada insiden
Pengarang: case dianalisis musiman dari
Nurul Hidayah, control dengan uji bulan
Iskandar, Zainal Abidin regresi September
Tahun penerbit: logistik. hingga
2017 Variabel November,
Judul penerbit: signifikan yang
The journal of tropical yang terkait merupakan
life scuence open dengan periode monsun
access freely available keberadaan pasca, (p value
online volume .7 larva adalah 0,000). 94%
nomor. 2 jenis sumber kasus
air (OR = membutuhkan
1.923), warna izin masuk
wadah (OR = PICU untuk
2.345), lokasi pemantauan.
wadah (OR = Jumlah hari
2.241), rata-rata untuk
keberadaan masuk adalah 4-
tutup 6 hari (nilai p
kontainer 0,000).
(OR = 2.122) Gejala demam
dan frekuensi berdarah yang
penampung paling umum
kontainer adalah demam,
(ATAU = muntah, ruam,
2,260). nyeri perut dan
diatesis
perdarahan.
Sejarah demam
ditimbulkan
pada 100%
kasus (nilai p
0,000). Gejala
umum
berikutnya
adalah nyeri
perut dan
muntah. Tabel I
di sini
menggambarka
n simtomatologi
8 Judul: Penelitian Ukuran - -
Clinical profile and ini sampel dalam
outcome of dengue mengguna penelitian ini
fever and dengue kan mencakup
haemorrhagic fever in observasio dua
paediatric age group nal kelompok
with special peference analitik sekitar 260
to who guidelines dengan rumah
(2012) on fluid pendekata tangga, 130
management of n case rumah tangga
denguefever control. di masing-
Pengarang: Kelompok masing
Dr. Siddharth. Bhave1, kasus kelompok.
Dr. C. S. Rajput2, Dr. terdiri dari Rumah
Sudha Bhave3 rumah tangga
Tahun penerbit: tangga diperoleh dari
2015 yang lima desa
Judul penerbit: mengguna dengan
International Journal of kan air insiden DBD
Advanced Research sumur dan tertinggi di
Volume 3, Issue 4, kelompok Kecamatan
kontrol Martapura.
yang Mereka
terdiri dari adalah
rumah Tanjung
tangga Rema Darat,
mengguna Sekumpul,
kan air Sungai Par-
keran. ing, Indrasari,
dan Tanjung
Rema.
Teknik
pengambilan
sampel
menggunaka
n
proporsional
random
sampling
untuk
mewakili
untuk
masing-
masing desa.

9 Judul: Tidak ada Sampel Dari - - menghasilkan 2011


Dengue transmission in penelitian 290 artikel 1931 referensi
the Asia-Pacific region: yang full-text, 22 termasuk
impact of dilakukan artikel duplikat. Semua
climate change and di memenuhi judul
socio-environmental beberapa kriteria dan 466 abstrak
factors negara inklusi ditinjau untuk
Pengarang: wilayah dan temuan mengidentifikas
Shahera Banu1, Asia- utama dari i potensi
Wenbiao Hu2, Pasifik di studi ini studi
Cameron Hurst1 and mana ditinjau dan epidemiologi.
Shilu Tong demam dirangkum Kemudian, 290
Tahun penerbit: berdarah dalam Tabel artikel full-text
2011 endemik, 2 dan 3. diambil
Judul penerbit: seperti, Semua artikel berdasarkan
Tropical Medicine and Banglades termasuk abstrak yang
International Health h, Sri dalam ini dikaji dan
volume 16 no 5 Lanka, dianalisis secara
dan kritis
Myanmar. oleh penulis
pertama.
10 Jurnal: penelitian Sampel - - Penelitian ini 2018
Data mining for dengue diambil Dengan bertujuan untuk
hemorrhagic fever dari rekam menggunaka memprediksi
(DHF) prediction medis n input data demam dengue
with naive Bayes (rekam medis pasien, dengan metode
method medis) yaitu; demam Naive Bayes.
Pengarang: rumah (suhu), Ini digunakan
Ria Arafiyah and sakit Dr. kehadiran karena memiliki
Fariani Hermin Sardjito bercak, Keuntungan: Ini
Tahun penerbit: Yogyakart kehadiran meningkatkan
2018 a pada 13- pendarahan, kinerja
Judul penerbit: 16 dan uji dan klasifikasi
Journal of Physics: Desember data keluaran dengan
Conf. Series 948 2005. tornikuet, menghilangkan
Sampel mendiagnosa fitur-fitur yang
terdiri dari pasien tidak terkait, Ia
data apakah memiliki
pasien mengalami kinerja yang
yang demam baik dan
menderita berdarah atau membutuhkan
demam tidak waktu
berdarah demam komputasi yang
dan dibuat. lebih sedikit
demam Pengolahan [11]. Parameter
berdarah data dari variabel
(DMD) menggunaka input adalah
sebanyak n metode data medis
212 Naïve bayes pasien (suhu,
pasien. dengan tools spot,
Orange, perdarahan, dan
diperoleh tes tornuine)
pada gambar dan variabel
1. output
menderita
dari DBD atau
tidak.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam dengue adalah penyakit febris-virus akut, seringkali


disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan
leukopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (DBD) ditandai
dengan empat manifestasi klinis utama: demam tinggi, fenomena
hemoragik, sering dengan hepatomegali dan, pada kasus berat, tanda-tanda
kegagalan sirkulasi. Pasien ini dapat mengalami syok hipovelemik yang
diakibatkan oleh kebocoran plasma. Syok ini disebut sindrom syok dengue
(DSS) dan dapat menjadi fatal

B. Saran
Untuk menghindari terjadinya DBD sebaiknya kita selalu menjaga
lingkungan sekitar kita agar tetap bersih dan terhindar dari jentik nyamuk
dan selalu melakukan 3M (Menguras, menutup, mengubur).
DAFTAR PUSTAKA

Alan L. Rothman, 2009, Dengue virus

Faisal yatim, DTM&H, MPH, 2013, Macam-macam penyakit menular dan


Cara pencegahannya

Godfree robert Ed. D, 2014, Dealing with dengue: Diagnosing, Treating, and
Recovering from dengue fever

Harry oxom, William R. forte, 2015, Ilmu penyakit dalam, jilid II Edisi
kedua

Kathryn A. Hanley, Scoot C. Weaver, 2011, Frontiers in dengue virus


research

Misnadiarly, Edisi 1, 2009, Demam berdarah dengue (DBD)

NANDA International inc. Nursing diagnoses: definition & classification


2015-2017

Nursing intervensions classification (NIC), 6th edition by

Palupi widyastuti, 2011, Pencegahan pengendalian Dengue dan Demam


berdarah dengue

Q Ashton acton, 2013, Dengue Fever: New insights for the Healthcare
Professional

You might also like