You are on page 1of 2

Menetapkan Pengendalian

Dalam melakukan pengendalian harus dimulai dari tindakan yang terbesar. Tahapan-tahapan
yang harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyebab bahaya jika tidak memungkinkan
dilakukan tindakan pencegahan atau mengurangi peluang terjadinya risiko adalah: dengan
mengganti peralatan (substitusi); melakukan desain ulang dari perangkat kerja (engineering);
melakukan isolasi sumber bahaya. Dalam kasus ini seharusnya dilakukan isolasi terhadap sumber
bahaya terlebih dahulu sebelum menugaskan kepada pekerja untuk membersihkan kapal CPO.
Bila alternatif kegiatan di atas belum dapat dilakukan, maka dilakukan pengendalian secara
admininstratif, seperti: prosedur, instruksi kerja, supervisi pekerjaan dan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD). Pengendalian administratif dengan cara mengatur jadwal pembersihan
maupun inspeksi terhadap tempat-tempat yang sekiranya potensial untuk menimbulkan bahaya.
Menghilangkan bahaya adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan
pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Ini berarti menghentikan peralatan/prasarana
yang dapat menimbulkan bahaya. Misalnya dengan melakukan pembersihan kapal secara teratur
sehingga bahan kimia yang ada tidak terakumulasi dan tidak bereaksi lebih lanjut. Selain itu juga
lebih memperhatikan hal pengemasan, sehingga mengurangi tumpahan bahan yang dapat
membahayakan pekerja. Bahan kimia yang digunakan diusahakan yang mempunyai tingkat
bahaya serendah mungkin. Mengubah desain tempat kerja sehingga mudah dibersihkan dan
ventilasi udara adekuat, karena salah satu cara mengendalikan bahan kimia yaitu dengan
melakukan perbaikan pada ventilasinya.
Isolasi terhadap area yang memungkinkan terjadinya bahaya sangat penting, dengan cara
memasang papan pengaman atau tulisan di sekitar lokasi berbahaya, menutup atau menjaga
tempat yang berbahaya supaya tidak membahayakan orang lain dan pekerja serta melarang
pekerja untuk memasuki area yang membahayakan.
Alat pelindung fdiri memang merupakan pilihan terakhir. Penggunaan APD bukan pengendali
sumber bahaya. Seharusnya pekerja menggunakan APD sebelum melakukan pembersihan kapal.
Beberapa APD yang seharusnya digunakan adalah: masker, kacamata pelindung seperti goggles,
safety helmet, atau bahkan menggunakan baju yang tertutup karena akan mendekati sumber
bahaya yang dapat menyebabkan kematian.

4. Penerapan Langkah Pengendalian


Dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian, diantaranya ada beberapa hal yang harus
dilaksanakan, yaitu:
a. Mengembangkan prosedur kerja
Prosedur bertujuan sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya
dan risiko yang kita pilih, agar penerapan pengendalian bahaya potensial dapat berjalan efektif.
Tanggung jawab manajer, supervisor dan dan pekerja harus jelas dinyatakan dalam prosedur
tersebut. Contohnya: Manajer bertanggung jawab dalam desain tempat kerja dan lingkungan
kerja telah sesuai dengan peraturan. Supervisor bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan
pekerja. Dalam kasus ini tidak ada pengawasan dari supervisor, dan hanya dari sesama pekerja.
Pekerja bertanggung jawab untuk melaksanakan pembersihan sesuai prosedur yang ada.
b. Komunikasi
Pekerja harus diberi informasi mengenai penggunaan alat pengendali bahaya dan juga alasan
penggunaannya.
c. Menyediakan pelatihan
Pelatihan terutama bagi para pekerja hendaknya dilakukan secara berkesinambungan, sehingga
dalam menghadapi suatu permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan dan lingkungan
kerjanya dapat ditangani dengan baik oleh pekerja itu sendiri.
d. Pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan dengan menggunakan lembar isian atau formulir yang harus diisi
oleh pekerja dan nantinya digunakan untuk pemantauan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan terhadap peralatan dan alat pengendali bahaya merupakan hal penting yang harus
dilakukan. Prosedur kerja harus mencantumkan persyaratan pemeliharaan untuk memastikan
keefektifan penggunaan alat kendali tersebut.

5. Monitor dan Tinjauan


Langkah terakhir dalam pengendalian bahaya adalah memonitor dan meninjau efektivitas
pengendalian. Pemantauan dan tinjauan risiko harus dilakukan pada selang waktu yang sesuai.
Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko tergantung pada: sifat dan bahaya;
besarnya risiko; perubahan operasi; perubahan dari metode kerja dan perubahan peraturan dan
organisasi.

Beberapa peraturan dan Keputusan Menteri yang berkaitan dengan bahaya di tempat kerja:
1. Permenkes No:472/Menkes/Per/V/1996 ttg Pengamanan Bahan Berbahaya bagi kesehatan
2. Kep. Men Perindustrian No:148/M/SK/4/1985 tentang Pengamanan B3 di Perusahaan Industri
3. Kepmenaker No:Kep-147/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia berbahaya di tempat
kerja

C. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan kasus di atas adalah:
1. Kecelakaan sampai dengan meninggal yang terjadi pada enam orang pegawai yang sedang
membersihkan kapal CPO termasuk kecelakaan kerja sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
2. Pada saat melakukan tugas pembersihan, pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri dan
tidak ada pengawasan dari supervisornya.
3. Perusahaan tidak melaksanakan langkah-langkah yang dilakukan seharusnya dilakukan dalam
pengendalian bahaya yang dapat terjadi di kapal CPO tersebut.
4. Telah terjadi paparan bahan kimia yang melebihi ambang batas sehingga tidak dapat ditolerir
oleh tubuh manusia sehingga dapat menyebabkan kematian.
5. Perlunya tindakan pengendalian kecelakaan di tempat kerja untuk mengurangi insiden
kecelakaan dan kematian akibat kerja.
6. Supaya tidak terjadi kematian akibat kerja maka perlu peran serta dari para supervisor dan
manajer dalam melakukan administrative control seperti menetapkan jadwal pembersihan kapal
secara teratur, serta merotasi petugas untuk melakukan kegiatan.
7. Sebagian besar penyebab kecelakaan dan kematian akibat kerja adalah manusia itu sendiri.
8. Jaminan Sosial Tenaga Kerja wajib dilaksanakan oleh Perusahaan untuk menjamin pekerja
yang mengalami penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
9. Perusahaan harus menerapkan K3, oleh karena itu dibutuhkan komitmen manajemen yang
tinggi serta keterlibatan dari pekerja untuk melaksanakannya.

You might also like