You are on page 1of 95

LAPORAN AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II

KP. WATES RT 03 DAN 04 DS. KARANG MEKAR

Oleh:

Kelompok II
Amaliyatul Hasanah
Anto Wijaya
Durorul Bahiyah
Idoh Faridoh
Nadia Rahimah P
Nuraldiatma
Reza Khoirullah
Rifaldi Agung M
Uun Unengsih
Trisnawati
Vita Fitriani

AKPER BHAKTI HUSADA CIKARANG

Jl. RE Martadinata (By Pass) Cikarang


HALAMAN PERSETUJUAN

SUSUNAN LAPORAN AKHIR


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Oleh :

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing proposal keperawatan komunitas Akademi
Keperawatan Bhakti Husada Cikarang

Pembimbing

(Lina Marlina SKp. M.Biomed)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesikan “Laporan Akhir Asuhan Keperawatan
Komunitas II”. Penyusuanan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah Keperawatan Komunitas pada Akademi Keperawatan Bhakti Husada Cikarang-
Bekasi.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Proposal Penelitian ini tidak


lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Oleh karena
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Nur Sait selaku Kepala Desa Karang Mekar


2. Ibu Susi Asmawati S.KM selaku Kepala Puskesmas Kedung Waringin
3. Ibu Iin Ira Kartika S.KM, M.KM selaku direktur Akper Bhakti Husada,
4. Ibu Lina Marlina S.Kp, M.Biomed selaku dosen pembimbing PKN,
5. Tokoh Masyarakat Desa Karang Mekar
6. Seluruh masyarakat Kp. Wates RT 03 dan 04
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan.

Bekasi, 22 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar judul ....................................................................................................................... i

Lembar pengesahan ............................................................................................................ ii

Kata pengantar .................................................................................................................... iii

Daftar isi.............................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..................................................................................................... 1


B. Tujuan .................................................................................................................. 3
C. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Perawatan Kesehatan Komunitas........................................................................... 5


B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas .............................................................. 6
C. Sasaran ................................................................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas................................................. 10
E. Kegiatan Praktik Keperwatan Komunitas.............................................................. 11
F. Prinsip Dasar .......................................................................................................... 12
G. Model Pendekatan.................................................................................................. 14
H. Metode ................................................................................................................... 15

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian ............................................................................................................... 19
B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi.................................................................... 61
C. Implementasi dan Evaluasi ..................................................................................... 65

BAB IV METODE PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 68
B. Saran ....................................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditunjukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra pada
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di
Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep puskesmas diperkenalkan
sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara kofrehensif.

Keperawatan sebagai bentuk kofrehensif melakukan penekanan tujuan


untuk menekan stressor atau meningkatkan pengetahuan kemampuan komunitas
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan
kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan
langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi
kesehatan individu, keluarga dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan
lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggungjawab terhadap
masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat, menjadi pelaku atau
perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakan kegiatan masyarakat
dibisang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal
tersebut masayarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga,
pikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses


keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam
pelaksanaan askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga
masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya.

Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang


perawat komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen
tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan yang
berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu siklus melalui tahap
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.

Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah praktek keperawatan


komunitas atau rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar
gotomg royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan
dibidang yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
Kegiatan ini merupakan aplikasi teori yang diperoleh melalui kegiatan belajr
mengajar dikelas selama proses akademik yang disajikan dalam suatu tatanan
nyata yang merupakan kegiatan lapangan di masyarakat melalui upaya
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang terpadu dengan program-program
yang dilaksanakan oleh puskesmas.

Nelalui kegiatan praktek komunitas ini, mahasiswa sebagai calon perawat


profesional diharapkan mempunyai pengalaman belajar di masyarakat, khususnya
dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan di lain
pihak. Masyarakat juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini
dengan belajar mengembangkan pola hidup sehat dan mengoptimalkan fungsi
keluarga.

Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-


batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling
mengenal dan interaksi anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
(WHO, 1974)

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik


keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat diterpakan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk. (ANA, 1973).
Diwilayah Kp Wates yang terdiri dari 2 RT : RT 03 dan 04 dengan jumlah
penduduk 1017 jiwa (laki-laki 494 dan perempuan 592 jiwa) yang terdata.
Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, buang air besar sembarangan,
pembuangan sampah masih sembarangan dan sampah masih banyak yang di
bakar, ventilasi rumah masih kurang dan cahaya yang masuk kerumah masih
kurang sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada
lingkungan seperti TBC, ISPA, Diare dan lainnya.

Berdasarkan Dinas Kesehatan (2012) angka kejadian ISPA 33,01%, Darah


tinggi sebanyak 14,32%, Reumatik sebanyak 10,7%, Gastritis sebanyak 9,47%,
Diare sebanyak 7,49%, Penyakit kulit sebanyak 7,74%, penyakit kencing manis
sebanyak 2,70% sedangkan di Desa Karang Mekar Kampung Jati, Wates dan
Kapek kejadian TBC sebanyak 4,3%. ISPA sebanyak 17,71%. Hipertensi
sebanyak 30,85%. Diare sebanyak 6,85%. Asam urat sebanyak 7,42%. Kencing
manis sebanyak 3,43%.

Sehingga Kp Wates menjadi desa binaan kelompok II Akper Bhakti


Husada dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas di Kp. Wates RT 03 dan 04
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian asuhan keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa asuhan keperawatan komunitas
c. Mahasiswa mampu mengetahui perencanaan asuhan keperawatan
komunitas
d. Mahasiwa mampu mengetahui implementasi asuhan keperawatan
komunitas
e. Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi dan rencana tindak lanjut asuhan
keperawatan komunitas
C. Sistematika penulisan
Laporan akhir asuhan keperawatan komunitas ini terdiri dari 4 BAB,
yaitu BAB I : Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan sistematika
penulisan. BAB II Tinjauan teori asuhan keperawatan komunitas berisi perawatan
kesehatan komunitas, tujuan perawatan kesehatan komunitas, sasaran, ruang
lingkup perawatan kesehatan komunitas, kegiatan praktik keperawatan komunitas,
konsep dasar, model pendekatan, metode. BAB III Asuhan keperawatan
komunitas berisi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan rencana tindak lanjut. BAB IV Penutup berisi kesimpulan dan
rekomendasi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perawatan kesehatan komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga

(Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil,

kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam

kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat

pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses

keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka

memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010).


B. Tujuan perawatan kesehatan komunitas

1. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya- upaya sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care).

2. Fungsi keperawatan komunitas

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan


c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

C. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus

baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan karena ketidakmampuan merawat

dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka dapat mempengaruhi anggota

keluarga lainnya baik secara fisik, mental, maupun social.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,

anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga

karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya

saling tergantung dan berinteraksi bila salah satu ada beberapa anggota keluarga

mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh

terhadap anggota-anggota keluarga yang lain, dan keluarga-keluarga yang ada di

sekitarnya.

3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :

1) Ibu hamil

2) Bayi baru lahir

3) Anak balita

4) Anak usia sekolah

5) Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :

1) Penderita penyakit menular, seperti : TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin

lainnya.

2) Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti : DM, jantung

koroner, cacat fisik, gangguan mental dan sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya :

1) Wanita tuna susila

2) Kelompok penyalahgunaan narkotika

3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu

d. Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah :

1) Panti werda

2) Panti asuhan

3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, social dan lainnya)

4) Penitipan anak balita


4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai suatu kesatuan social dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan

jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, sesame

anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan apakah itu permasalahan

social, kebudayaan, perekonomian, politik, maupun kesehatan khususnya.

Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga

ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal, diantaranya

adalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan misalnya membuang sampah

sembarangan, buang air besar disungai yang digunakan orang banyak sebagai

tempat mandi, mencuci dan aktifitas-aktifitas lainnya. Masalah gizi, dimana

pengetahuan keluarga tentang gizi kurang, cara pengolah gizi yang salah,

kebiasaan makan yang berkaitan dengan pantangan dan kurangnya pengetahuan

dalam hal perawatan diri sendiri. Disamping itu masalah-masalah yang berkaitan

dengan pemeliharaan diri sendiri(personal hygiene) yang berkaitan dengan

kurangnya pengetahuan dalam hal perawatan diri sendiri. Disamping itu

anggapan masyarakat sendiri tentang pengertian sakit, dimana yang dikatakan

sakit adalah tidak mampu lagi untuk berbuat sesuatu, dan jika masih batuk pilek,

pusing dan gangguan-gangguan kesehatan ringan belum di kategorikan sakit. Hal

yang sangat memperihatinkan adalah pemanfaatan fasilitas kesehatan yang masih

sangat rendah, misalnya pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi anak,

posyandu dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan yang telah melekat membudaya

dalam pemeliharaan kesehatan gizi, kehamilan dan pertolongan persalinan, karena


factor ketidaktahuan, akan memberikan konstribusi yang besar dalam

meningkatkan angka kesakitan dan kematian di masyarakat.

D. Ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat, meliputi upaya-upaya peningkatan

kesehatan(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan

(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitative) dan pengembalian serta memfungsikan

kembali baik individu, keluarga, dan kelompok-kelompok masyarakat (resosialitatif).

Adapun sasaran tempatnya adalah :

1. Sekolah atau Kampus

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan pencegahan

penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawat

yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada

kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa,

batuk dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan

keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan kesehatan kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya

yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini

meliputi lima bidang. Perawat menjalankan program yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah

kejadian kecelakaan kerja

b. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

c. Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja


d. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan

pendidikan kesehatan

e. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).

3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan

secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan

perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawat melakukan kunjungan rumah,

hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki

kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri,

sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.

4. Lingkungan kesehatan kerja lain

Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki

peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan

praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendidikan,

penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu,

dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan

perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

E. Kegiatan praktik keperawatan komunitas

Kegiatan praktik keperawatan masyarakat, yang dilakukan oleh perawat mencakup

hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana

perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat

kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asuhan perawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok-

kelompok khusus baik dirumah (home nursing), disekolah (school healthy


nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan daerah binaan kesehatan

masyarakat.

2. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah

perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih

lanjut

6. Penemuan kasus pada tingkat individu, kelompok, keluarga dan masyarakat

7. Sebagi penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan

menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan.

8. Mengandalkan koordinasi berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunity

9. Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait

10. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan

11. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan

masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.

F. Prinsip dasar

Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktik keperawatan masyarakat adalah sebagai

berikut :

1. Keluarga sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat

2. Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawat kesehatan masyarakat yaitu :

a. Individu

b. Keluarga
c. Kelompok khusus

d. Masyarakat

3. Perawat kesehatan masyarakat berkerja dengan dan bukan bekerja untuk individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat bekerja dengan maksudnya dalam kegiatan

selalu mengikut sertakan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah

kesehatan mereka sendiri

4. Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekankan kepada

upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan

rehabilitative.

5. Dasar utaria dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah

menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses

keperawatan.

6. Kegiatan utama perawat kesehatan masyarakat adalah dimasyarakat dan bukan di

rumah sakit.

7. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku sehat

masyarakat.

8. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara seoptimal

mungkin secara mandiri.

9. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja sendiri tetapi bekerja secara tim.

10. Perawat kesehatan masyarakat harus melihat kenyataan dan keadaan yang nyata di

lingkungan klien baik dirumah, disekolah, panti-panti dan lain sebagainya. Oleh

karena itu kunjungan rumah (home visit) sangat penting artinya untuk membantu

mengatasi permasalahan kesehatan atau keperawatan klien.


11. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama perawat kesehatan guna

merubah perilaku dan kebiasaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat kea

rah yang menguntungkan kesehatan.

12. Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu kepada system

pelayanan kesehatan yang ada.

13. Pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan di institusi

pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan institusi lainnya seperti panti, sekolah,

dan lainnya dan rumah dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

G. Model pendekatan

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu

yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari

konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep

praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care

System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang

menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan

stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,

normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak &

Chayatin, 2009).Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada

metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan,

kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang

terkait dengan keperawatan komunitas adalah :

a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari

harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,

psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.


b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh

dari sekitar atau sistem klien

c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat

merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan

menghindari atau mengatasi stressor

Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat ditunjukan kedalam individu

keluarga, kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang di

gunakan oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem

solving approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan

pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah

yang di hadapi oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat akan dapat diatasi

oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intevensi keperawatan sebagai

bidang keahliannya dalam melaksanakan propesinya sebagai perawat kesehatan

masyarakat.

Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family

approach, tetapi bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang

ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case aproach,

dan bila pendekatan tersebut dilakukan terhadap masyrakat daerah binaan melalui

survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut dengan

comunity approach.

H. Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metodelogi

yang digunakan oleh perawat adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan

ilmiah dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut :


1. Pengkajian

Kegiatan-kegiatan dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat dalam

mengkaji masalah esehatan baaik ditingkat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat adalah:

Pengumpulan data, adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, melalui wawancara,

observasi, study dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

dalam menghimpun informasi.

Analisa data, dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan

disususun dalam satu format yang sistematis. Dalam menganalisa data

memerlukan pemikiran yang kritis

2. Diagnosa

Merumuskan masalah keperawatan atau kesehatan dan diagnosa keperawatan

kesehatan masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.

Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan

baik yang actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas akan

memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik

yang nyata dan yang mungkin terjadi.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor

yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah

(P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S)

(Mubarak, 2005).

1. Problem: merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal

yang seharusnya terjadi.


2. Etiologi: penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

3. Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi

3. Perencanaan

Kegiatan -kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan

4. Pelaksanaan

Adalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan individu

keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah

kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang harus di pertimbangkan

dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:

a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait

b. Mengikut sertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

c. Memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat

5. Evaluasi

Penilainan yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan di capai, sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus

dipertimbangkan dalam penilaian yaitu:

a. Daya guna

b. Hasil guna
c. Kelayakan

d. Kecukupan

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan

dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam

perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas

dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak,

2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:

a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan

intervensi

b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata

c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

DI KP. WATES RT. 03 DAN 04 DESA KARANG MEKAR

TAHUN 2017

A. Pengkajian
1. Survey Mawas Diri
a. Masalah Kampung Wates RT 03 dan RT 04
1) Masalah kesehatan
a) Hipertensi
b) Diabetes
c) Asam urat
2) Masalah lingkungan
a) Buang sampah sembarangan
b) Saluran air mampet
c) BAB di irigasi atau empang
d) Merokok.
3) Harapan.
a) Warga sehat
b) Lingkungan bersih dari sampah
c) Warga tidak BAB di irigasi atau empang
d) Warga tidak merokok
4) Solusi.
a) Pemeriksaan GDS, TD dan asam urat
b) Melakukan posyandu dan poswindu
c) Penyuluhan tentang kesehatan
d) Penyuluhan tentang lingkungan
e) Mendirikan bank sampah
f) Menyediakan bak sampah
2. Rekapitulasi Data
a. Data Demografi
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin(Sex) Di
Kampung Wates rt 03 dan 04 Tahun 2017

Distribusi penduduk berdasarkan


Umur dan jenis kelamin
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN
I
n 172
t 143
124 125
e
r 68 79 66 62
47 41 46 44
p
a
s 0- 5 6 – 12 13 – 18 19 – 35 36 – 54 > 55
i
Interpretasi tabel: dari hasil data angka PUS di kp wates tinggi yaitu ,
artinya kemungkinan resiko untuk memiliki anak besar sehingga harus ikut
program Kb untuk mencegah pertambahan penduduk, sedangkan yg paling
rendah adalah usia remaja, kemungkinan tingkat kemajuan penduduk
untuk berkreativitas rendah sehingga harus ikut sertakan remaja dalam
kegiatan desa seperti karang taruna dan remaja masjid.

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kp Wates rt 03 dan 04


Tahun 2017

Distribusi Penduduk berdasarkan


Pendidikan
Belum sekolah Tidak sekolah TK SD SMP SMA Perguruan tinggi

404

305

114 123
48
8 15
Interpretasi tabel: dari hasil data, yang paling tinggi adalah pendidikan SD
yaitu 404 orang, sehingga tingkat pengetahuan warga kurang, sehingga
pada saat penyuluhan harus menggunakan bahasa yg dimengerti.

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kp Wates rt 03 dan 04


Tahun 2017

Distribusi penduduk berdasarkan


pekerjaan
Pelajar Tidak bekerja PNS TNI/POLRI
Pensiunan SWASTA BURUH

416

275
186
137

2 1 0

Interpretasi tabel: dari data yg paling tinggi adalah tidak bekerja yaitu 416
oang, artinya tingkat pengangguran tinggi, sehingga harus ada
pemberdayaan di daerah ini dengan cara menciptakan lahan pekerjaan yg
bermanfaat seperti berkebun sayuran, memanfaatkan limbah menjadi
kerajinan.

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di Kp Wates rt 03 dan 04 Tahun


2017

Distribusi Penduduk Berdasarkan


Agama
Islam Kristen Hindu Budha Lain-lain

998

10
0
9
0
Interpretasi tabel: dari hasil data mayoritas warga kp wates beragama
Islam yaitu sebanyak 998 orang dan Kisten sebanyak 10 orang, sehingga
harus diadakan penyuluhan tentang toleransi beragama agat tidak terdapat
diskriminasi.
b. Data Sosial Ekonomi
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Rata-Rata Penghasilan Di Kp Wates rt
03 dan 04 Tahun 2017.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Rata-


Rata Penghasilan
kurang dari Rp. 500.000 Rp 500.000 – 1.000.000
Rp. 1.000.000 – 2.000.000 Lebih dari Rp. 2.000.000

98

65
56
49

Interpretasi tabel: dari hasil data yg paling tinggi adalah penghasilan 5 rts-
1 jta yaitu 98 orang, sehingga harus mempunyai kerja sampingan yang
memenfaatkan potensi kp ini seperti memanfaatkan waktu senggang
dengan cara berkebun, memelihara hewan ternak.
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Tabungan Di Kp Wates rt
03 dan 04
Distribusi Penduduk Berdasarkan
Kepemilikan tabungan
Ya, Tidak

26%

74%

Interpretasi tabel: dari hasil data kebanyakan warga tidak memiliki


tabungan yaitu sekitar 74 % sehingga diharapkan dibentuknya program
seperti arisan desa dan sebagainya untuk jangka waktu panjang.
c. Data Lingkungan Fisik
1) Perumahan
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Rumah Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017.

distribusi penduduk berdasarkan


pemilikan rumah
Sewa numpang, milik sendiri

239

0 3

Interpretasi tabel: dari data yang didapat kepemilikan rumah yang ada
di desa karang mekar ialah berdasarkan milik sendiri sebanyak 714
rumah dan status sewa sebanyak 3 rumah sehingga perlu diadakan
pinjaman koperasi desa agar tidak ada lagi warga yang menyewa.
b) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah Di Kp Wates Rt 03 S/D
Rt 04 Tahun 2017.

distribusi penduduk berdasarkan


jenis rumah
Permanen, semi permanen tidak permanen

181

58
3

Interpretasi tabel: dari hasil data jenis rumah paling banyak adalah
permanen yaitu 181 rumah dan yang sedikit adalah tidak permanen
yaitu sebanyak 3 rumah sehingga harus diadakan tabungan di koperasi
desa agar tidak ada lagi warga yang jenis rumahnya tidak permanen.
c) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai Rumah Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017.

Distribusi penduduk berdasarkan


Jenis Lantai
Tanah papan tegel/semen

20%
0%

80%

Interpretasi tabel: dari hasil data masih banyak rumah dengan lantai
tanah yaitu sekitar 80% rumah, sehingga harus dilakukan penyuluhan
untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah agar tidak lembab, serta
bisa terjalan nya program arisan untuk pembuatan lantai tegel.

d) Distribusi Penduduk Berdasarkan Ventilasi Rumah Di Kp Wates Rt 03


S/D Rt 04Tahun 2017.

Distribusi Penduduk berdasarkan


Ventilasi Rumah
Baik kurang.

38%

62%

Interpretasi tabel: dari hasil data masih banyak ventilasi rumah dalam
keadaan kurang yaitu sekitar 62% dari jumlah rumah yang terdata,
padahal rumah dengan ventilasi yang kurang dapat menyebabkan
penularan penyakit lebih tinggi seperti TB Paru, sehingga harus
diberikan penyuluhan tentang rumah sehat.
e) Distribusi Penduduk Berdasarkan Penerangan Rumah Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017.
Distribusi Penduduk berdasarkan
Penerangan Rumah
Baik Cukup Kurang

128
72
42

Interpretasi tabel: dari data yang didapat rumah dengan penerangan


baik sebanyak 72 rumah, cukup 42 rumah dan kurang sebanyak 128
rumah sehingga masih perlu diberikannya penyuluhan tentang rumah
sehat bagi warga yang keadaan penerangan rumahnya kurang.
f) Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Kamar Tidur Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017.

Distribusi Penduduk berdasarkan


Luas Kamar Tidur
memenuhi syarat tidak memenuhi sarat.

47%
53%

Interpretasi tabel: dari data yang ada ada sekitar 53% rumah yang luas
kamarnya tidak memenuhi syarat dan 47% memenuhi syarat sehingga
harus diadakan penyuluhan tentang runah sehat agar warga yang belum
mempunyai kamar yang memenuhi syarat terpicu untuk memperbaiki
keadaan rumahnya.
g) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Vektor Kp wates Rt 03 S/D Rt
04 Tahun 2017.

Distribusi Penduduk berdasarkan


Jenis Vektor
lalat, nyamuk, kecoa, Anjing burung, lain-lain

222 254

127

4 37
0

Interpretasi table : dari data yang ada sekitar di rumah yang jenis
vektor yang berada di rumah warga yaitu nyamuk sehingga harus
dilakukan penyuluhan rumah sehat (PHBS)

2) Halaman Rumah
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Halaman Rumah Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk
berdasarkan kepemilikan halam
rumah
Ada Tidak

21%

79%

IInterpretasi table : dari data yang ada sekitar 79% yang memiliki
halaman rumah, perlu diadaannya penyuluhan tentang pemanfaat
halaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat
b) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pemanfaatan Halaman Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis


Pemanfaatan Halaman
Kebun, Kolam Kandang ternak Tidak dimanfaatkan lain-lain

119
102

21
0 0

Interpretasi table : dari hasil data sebagian warga memanfaatkan


halaman rumahnya untuk tempat kandang ternak sehingga harus
diberikan penyuluhan tentang perawatan kandang ternak.
d. Pembuangan Kotoran
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Bab Di Kp Wates Rt 03 S/D
Rt 04 Tahun 2017.

Distribusi Penduduk Kebiasaan BAB


sungai selokan sembarang tempat, WC, lain-lain

111
90

41

0 0

Interpretasi table : dari hasil data sudah banyak warga yang BAB d Wc
tetapi ada juga yang masih BAB di sungai sehingga harus dilakukan arisan
WC seperti 1 WC untuk 4 rumah
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban Di Kp Wates
Mekar Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Kepemilikan Jamban


ada, Tidak

122 120

Interpretasi table : dari hasil data sebagian besar warga masih belum
memiliki jamban sehingga harus diadakan arisan WC, 1 WC untuk 4
rumah
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Jamban Dengan Sumber Air Di
Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jamban


dengan Sumber Air
kurang dari 10 m lebih dar 10 m

80
40

Interpretasi table : dari hasil data sekitar 80 rumah memiliki jarak jamban
dengan air bersih kurang dari 10 M, sehingga potensi air untuk tercemar
tinggi sehingga harus dilakukan penyuluhan jamban sehat.
4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Jamban Di Kp Wates Rt 03 S/D
Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Berdasarkan


Kondisi Jamban
terawat, tidak terawat

51

69

Interpretasi table : dari hasil data sekitar 69 rumah memiliki jamban yang
tidak terawat sehingga harus diberikan penyuluhan tentang jamban sehat
e. Sumber Air
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum Dan Masak Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Berdasarkan


Sumber Air Minum dan Masak
PDAM sumur pompa sumur gali mata air sungai air mineral

130

0 108
4
0
0

Interpretasi table : dari hasil data kebanyakan warga menggunakan sumur


pompa untuk minum dan masak sehingga harus dilakukan penyuluhan
tentang PHBS
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Untuk Mandi Dan Mencuci Di
Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Sumber Untuk


Mandi dan Mencuci
PDAM sumur pompa sumur gali mata air sungai

18
0
10

0 214

Interpretasi Table : dari hasil data 214 warga menggunakan sumur pompa
untuk mencuci dan mandi sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang
PHBS
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengolahan Air Minum Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Pengelolaan air


minum
dimasak, tidak dimasak

44%
56%

Interpretasi Table : dari hasil data 56 % warga mengelola air minum


dengan tidak dimasak sehingga harus diberikan penyuluhan tentang PHBS
f. Tempat Penampungan Air
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan Air Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
bak, gentong ember, lain-lain

224 18

0 0
bak, gentong ember, lain-lain

Interpretasi Table : dari hasil data 224 wrga menggunakan bak untuk
penampungan air sehingga harus dilakukan penyluhan PHBS agar tidak
bermunculan jentik nyamuk
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air Di
Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

tertutup, terbuka
0%

100%

Interpretasi Table : dari hasil data seluruh warga kampung wates tempat
penampungan air terbuka sehingga harus dilakukan penyuluhan PHBS
agar tidak ada jentik nyamuk
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengurasan Tempat Penampungan Air
Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

Distribusi Penduduk Berdasarkan


Pengurasan Tempat Penampungan Air
0%

Ya
tidak.

100%

Interpretasi Table : dri hasil dat seluruh warga kp wates menguras


penampungan air

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Frekuensi Menguras Dalam Seminggu


Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI


MENGURAS DALAM SEMINGGU

1 kali 2 kali 3 kali lebih 3 kali

216

23
3 0

1 kali 2 kali 3 kali lebih 3 kali

Interpretasi Table : dari hasil data sekitar 216 warga yang menguras
penampungan air 2 kali dalam seminggu sehingg harus ditingkatkan
perilaku hidup sehat dalam membersihkan penampungan air
5) Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Penampungan Air Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN


PENAMPUNGAN AIR

berlumut, tidak berlumut ada jentik nyamuk tidak ada jentik nyamuk

158

84

0 0

Interpretasi Table : dari hasil data 158 warga memiliki penampungan air
yang tidak berlumut, tapi masih ada warga yang memiliki penampungan
air yang berlumut sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang PHBS
6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Air Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt
04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI
AIR

berbau,
berwarna
berasa
tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

220
5 10 7

Interpretasi Table : dari hasil data 220 warga memiliki kondisi air yang
baik tapi masih terdapat warga yang memiliki kondisi air yang berwrna,
berbau dan berasa sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang PHBS

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah Di Kp Wates


Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN CARA PEMBUANGAN


SAMPAH

ditimbun, dibakar tempat sampah umum sungai sembarang tempat

242

0
0
0
0

Interpretasi Table : dari hasil data seluruh warga kp wates membuag


sampah dengan cara dibakar sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang
pemilahan sampah, bank sampah dan pemanfaatan sampah sebagai
kerajinan
8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT


PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA
ada, tidak./sembarangan

48%
52%

Interpretasi Table : dari hasil data masih terdapat warga yang tidak
memiliki pembuangan smpah semetara sehingga harus dilakukan
penyuluhan tentang pemilahan sampah
9) Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN


TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA
tertutup terbuka

0%

100%

Interpretasi Table : dari hasil data seluruh warga yang memiliki tempat
mebuangan sampah sementara degan kondisi terbuka sehingga harus
dilakukan penyuluhan tentang PHBS agar tidak dipenuhi dengan lalat dan
udara tidak tercemar oleh bau sampah.
10) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Tempat Penampungan Sampah
Dengan Rumah Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JARAK


TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DENGAN
RUMAH
0%
kurang dari 5 meter lebih dari 5 meter

100%

Interpretasi Table: dari hasil data seluruh warga memiliki tempat


penampungan sampah dngan jarak kurang dari 5 meter sehingga harus
dilakukn penyuluhan tentang jarak tempat sampah dengan rumah sehingga
tidak mengga aktifitas anggota keluarga dengan bau dari sampah itu
sendiri
11) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Air Limbah Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


PEMBUANGAN AIR LIMBAH
got, sungai sembarang tempat penampungan/resapan

137
105

0
0

Interpretasi Table: dari hasil data sekitar 137 warga yang membuang
air limbah ke penampungan/resapan sehingga harus dilakukan kerja
bakti agar ligkungan tetap bersih dan rapih menghindari penyakit
12) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KONDISI


SALURAN LIMBAH
lancar, tergenang.

242

Interpretasi Table: dari hasil data seluruh warga kp watessaluran air


limbahnya tergenang sehingga harus dilakukan kerja bakti tidak terjadi
penyebaran penyakit dan banjir
g. Hewan Ternak
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Hewan Ternak Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN


HEWAN TERNAK
Ada Tidak

48%
52%

Interpretasi Table: dari hasil data terdapat 52 % warga memiliki hewan


ternak sehingga hrus dilakukan penyuluhan tentang ternak sehat
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Letak Kandang Ternak Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LETAK KANDANG


TERNAK

dalam rumah diluar rumah


0%

100%

Interpretasi Table: dari hasil data seluruh warga yang memiliki hewan
ternak meletakkan kandangnya diluar rumah sehingga harus dilakukan
penyuluha tentang ternak sehat

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak Di Kp Wates


Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KONDISI KANDANG TERNAK
terawat tidak terawat

0%

100%

Interpretasi Table: dari hasil data seluruh warga memiliki kondisi kandang
yang terawat namun tetap saja ya harus diberikan penyuluhantentang
berternak sehat sehingga mengetahui kandang yang sehat itu seperti apa.
h. Data Status Kesehata
1) Sarana Kesehatan
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT BEROBAT
KELUARGA
Rumah sakit puskesmas balai pengobatan posyandu,
dokter praktek perawat, bidan

96

65
49

24
I
8
n 0 0
t
e
rpretasi Table: dari hasil data sekitar 96 warga berobat puskesmas dan
146 warga berobat ke pelayanan kesehatan lain
b) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN SARANA


KESEHATAN TERDEKAT
Rumah sakit puskesmas praktek swasta lain-lain

242

0 0 0

Interpretasi Table: dari hasil data seluruh warga, pusat kesehatan


terdekat dengan warga adalah praktek swasta seperti bidan atau klinik
c) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Sebelum Berobat Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN
SEBELUM BEROBAT
beli obat bebas Minum jamu tidak ada

242

0 0

Interpretasi Table : dari hasil data seluruh warga kp wates membeli


obat bebas atau warung sebelum berobat ke pelayanan kesehatan
d) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Di Kp
Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


SUMBER PENDANAAN KESEHATAN
Askes/Jamsostek Dana sehat umum/sendiri gratis/JPS

196

72

0 0

Interpretasi Table: dari hasil data 196 warga memiliki kartu asuransi
kesehatan dan 72 warga yang belum memiliki kartu asuransi kesehatan
sehingg harus difasilitasi untuk mengajukan pembuatan kartu asuransi
kesehatan.
e) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebutuhan Penyuluhan Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBUTUHAN
PENYULUHAN
tidak, ya, secara individu ya, secara berkelompok

242

0 0

Interpretasi Table : dari hasil data masih banyak warga yang


membutuhkan peyuluhan sehingga harus dilakukan penyuluhan sesuai
dengan masalah priotas
f) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kunjungan Petugas Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KUNJUNGAN


PETUGAS
ya, Tidak

25%

75%

Interpretasi Table : dari hasil data 75% warga yang tidak dikunjungi
petugas kesehatan sehingga harus dilakukan kunjungan petugas setiap
minggunya secara bergantian kepada warga yang belum dikunjungi
g) Distribusi Penduduk Berdasarkan Waktu Penyuluhan Di Kp Wates Rt
03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
WAKTU PENYULUHAN
pagi, siang, Sore malam

0%

20%
0%

80%

Interpretasi Table : dari hasil data 80% warga yang dikunjungi petugas
kesehatan untuk penyuluhan pada sore hari
h) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Penyuluhan Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


TEMPAT PENYULUHAN
dirumah, dipengajian,
diarahkan diarisan,
lain-lain..................

33%

67%

Interpretasi Table : dari hasil data 67% warga mengikuti penyuluhan


ditempat yang diarahakan seharusnya dari warga sendiri mengatur
tempat yang sesuai dengan kebutuhan warga
2) Masalah Kesakitan
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga Sakit Pada 6
Bulan Terakhir Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
ANGGOTA KELUARGA SAKIT PADA 6
BULAN TERAKHIR

Ya Tidak

48%
52%

Interpretasi table : dari hasil data 52% terdapat anggota keluarga yang
sakit pada 6 bulan terakhir sehingga harus dilakukan pengenalan
penyakit dan memeriksakan ke puskesmas

b) Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga Sakit Di Kp


Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
44
7 16 6 10 13 6 6
1 4 2 0

diare,
ISPA,
Demam berdarah
Asma
Typhoid,
TBC
Cacar air

Interpretasi Table : Interpretasi table : Dari hasil data kebanyakan


warga yang sakit yaitu dengan hipertensi, sehingga harus diberikan
penyuluhan tentang hipertensi dan pengobatan tradisional

3) Kia / Kb
a) Pus
1.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pus di Kp. Wates Rt 003/004
Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
PUS
Ya Tidak

26%

74%

Interpretasi table : dari hasil data 74% merupakan PUS sehingga


harus dilakukan penyuluhan tentang KB

1.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pus Menjadi Akseptor Kb Pada


Kp. Wates Rt 003/004 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


PUS MENJADI AKSEPTOR KB
Ya Tidak

28%

72%

Interpretasi tabel : dari data sekitar 72% PUS yang melakukan KB


sehingga yang belum melakukan KB perlu diberikan penyuluhan
tentang KB

1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Kp. Wates


Rt 003/004 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK
BERDASARKAN JENIS KONTRASEPSI
IUD suntik, Pil susuk,
kondom, tubectomy vasektomy

52 14 1 1

0 0 0

Interpretasi table : dari hasil data sekitar 330 warga yang sudah
menggunakan KB suntik
1.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Alat
Kontrasepsi Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


ALASAN TIDAK MENGGUNAKAN ALAT
KONTRASEPSI

0%
0%
0% dilarang suami
agama
tidak tahu ,
lain-lain sebutkan
100%

Interpretasi Table : dari hasil data warga yang tidak menggunakan


KB dengan alasan ingin punya anak dll.Sehingga perlu di beri
penyuluhan tentang perencanaan untuk memiliki anak, dengan
pemantauan jarak kehamilan

b) Bumil
1.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ada/Tidak Bumil di Kp.Wates
Rt 003/004 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


ADA/TIDAK BUMIL
ya, Tidak

Interpretasi Table : dari hasil data terdapat 9 ibu hamil di kp wates


1.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Kehamilan Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


UMUR KEHAMILAN
Trimester I Trimester II Trimester III

Interpretasi Table : dari hasil data ibu hamil pada trimester III
terdapat 6 orang sehingga harus dilakukan penyuluhan tentang
persipan persalinan
1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kehamilan Keberapa Di Kp.
Wates Rt 003/004 Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK
BERDASARKAN KEHAMILAN
KEBERAPA
1 2 3 >3

5
3
1 0
Interpretasi Table : dari hasil data kebanyakan ibu hamil sedang
mengandung kehamilan pertama
1.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Bumil Di Kp Wates Rt 03
S/D Rt 04 Tahun 2017
4. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
USIA BUMIL
kurang 20 th, 20 - 35th lebih 35 th.

0 0

Interpretasi Table : dari hasil data usia ibu hamil antara 20-35
tahun
1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Imunisasi Tt Di Kp. Wates Rt
003/004 Pada Tahun 2017

DISTRIBUSI PENDUDUK
BERDASARKAN IMUNISASI TT
ya, tidak

Interpretasi Table : dari hasil data sekitar 7 ibu hamil yang


melakukan imunisasi TT sehingga untuk ibu hamil yang tidak
melakukan imunisasi harus dilakukan penyuluhan tetang manaat
imnisasi TT
1.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Imunisasi Tt Di Kp Wates Rt 03
S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN IMUNISASI TT

lengkap
belum lengkap

lengkap belum lengkap

Interpretasi Table : dari hasil data masih terdapat ibu hamil yang
belum lengkap imunisasi TT sehingga perlu di lakukan penyuluhan
tentang imunisasi TT supaya ibu hamil mau melengkapi imunisasi
TT
1.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Bumil Memeriksakan Kehamilan
Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN BUMIL
MEMERIKSAKAN KEHAMILAN
ya, tidak

ya, tidak

Interpretasi Table : dari hasil data 3 ibu hamil yang tidak


memeriksakan kehamilannya sehingga harus dilakukan kunjungan
rumah dan diberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil dan
pentingnnya memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan
1.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan
Kehamilan Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Trimester I Trimester II Trimester III

1 1 4

Trimester I Trimester II Trimester III

Interpretasi Table : dari hasil data sekitar 4 ibu hamil yang


memeriksakan kehamilannya di trimester III
1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kehamilan
Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN TEMPAT
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
ke Rumah sakit
ke puskesmas ke dokter praktek
keperawat/bidan praktek kedukun
lain-lain,

1 5

0 0 0 0

nterpretasi Table : dari hasil data sekitar 5 ibu hamil yang


memeriksakan kehamilannya ke bidan atau praktek swasta
1.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak Memeriksakan
Kehamilan Di Kp Wates Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN ALASAN TIDAK
MEMERIKSAKAN KEHAMILAN
dilarang suami agama tidak tahu biaya lain-lain

0
0
0
0
dilarang
agama
suami tidak tahu
biaya
lain-lain

Interpretasi Table : dari hasil data sekitar 3 ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya dengan alasan sibuk dll
1.10 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keluhan Yang Dirasakan Bumil
Di Kp. Wates Rt 003/004 Tahun 2017

11. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KELUHAN YANG DIRASAKAN BUMIL
kaki bengkak
mual dan muntah lebih 3 bulan,
kurang darah
tekanan darah tinggi,
tekanan darah rendah,
tidak ada keluhan
4 4
0 1
0 0
0

Interpretasi Table : dari hasil data terdapat 4 ibu hamil yang


mengalami keluhan tekanan darah rendah sehingga harus dilakukan
penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil meliputi gizi ibu hmail.
e) Buteki
1.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keberadaan Buteki Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBERADAAN
BUTEKI
FREKUENSI

34

0
ya, tidak

Interpretasi Table : dari hasil data terdapat 34 ibu menyusui di kp


wates
1.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Lama Menyusui Di Kp Wates
Rt 03 S/D Rt 04 Tahun 2017
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN LAMA
MENYUSUI
kurang dari 1 bulan l -6 bulan 6 – 12 bulan lebih 12 bulan

33
0 0 2

Interpretasi Table : dari hasil data ibu menyusui anaknya sampai


lebih dari 12 bulan sebanyak 33 orang
f) Balita
1) Distribusi penduduk berdasarkan keberadaan anak 0-1 tahun di Kp.
Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

KEBERADAAN BALITA 0-1 TAHUN

20

15
YA
10
TIDAK

0
0 -1 TAHUN YA TIDAK

Interpretasi: dari data yang didapat ada sebanyak 20 orang balita


yang berusia 0-1 tahu di Kp. Wates rt 03 dan rt 04.

2) Distribusi penduduk berdasarkan keberadaan anak usia 1-5 tahun di


Kp. Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

KEBERADAAN ANAK USIA 1-5 TAHUN

100%

80%

60%
FREKUENSI
40%

20%

0%
1 – 5 TAHUN YA TIDAk

Interpretasi: dari hasil data didapatkan ada sebanyak 68 anak yang


berusia 1-5 tahun di Kp. Wates rt 03 dan 04.
3) Distribusi penduduk berdasarkan imunisasi di Kp. Wates rt 03 dan
rt 04 tahun 2017.

IMUNISASI
lengkap, tidak lengkap belum lengkap

71

10 7

Interpreatsi: dari hasil data ada 71 balita diimunisasi dengan


lengkap, 10 balita diimunisasi tidak lengkap dan 7 balita
diimunisasi belum lengkap sehingga perlu diberikan penyuluhan
mengenai imunisasi untuk meningkatkan angka balita yang
melakukan imunisasi secara lengkap.

4) Distribusi penduduk berdasarkan alas an tidak imunisasi di Kp.


Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

ALASAN TIDAK IMUNISASI

lain-lain

tidak ada manfaatnya FREKUENSI

tidak tahu

0 2 4 6 8 10

Interpretasi: dari data yang didapatkan ada 10 balita yang tidak


mau diimunisasi oleh ibu mereka dengan alasan tidak
diperbolehkan oleh ayahnya karena ada beberapa imunisasi yang
menyebabkan demam.

5) Ditribusi penduduk berdasarkan kepemilikan KMS di Kp. Wates rt


30 dab rt 04 tahun 2017.

KEPEMILIKAN KMS

100

80

60 FREKUENSI
40

20

0
YA TIDAK

Interpretasi: dari data yang didapat ada sebanyak 88 anak yang


memiliki KMS di Kp. Wates rt 03 dan rt 04.

6) Distribusi penduduk berdasarkan kemampuan membaca KMS di


Kp. Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

KEMAMPUAN MEMBACA KMS


YA TIDAK

35%

65%

Interpretasi: daru hasil data didapatkan ada 57 ibu yang dapat


membaca KMS anak mereka dan ada 31 ibu yang tidak dapat
membaca KMS anaknya sehingga harus ada penyuluhan tentang
cara membaca KMS sehingga ibu dapat mengetahui keadaan
kesehatan anak mereka.
7) Distribusi penduduk berdasarkan anak dibaw ke Posyandu di Kp.
Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

ANAK DIBAWA KE POSYANDU


YA TIDAK

88

YA TIDAK

Interpretasi: dari data yang didapat semua anak yang ada di Kp.
Wates yaitu sebanyak 88 anak rutin dibawa ke posyandu oleh ibu
mereka.

8) Distribusi penduduk berdasarkan BB anak di Kp. Wates rt 03 dab rt


04 tahun 2017.

BB ANAK
naik tetap turun.

67 21

naik tetap turun.

Interpretasi: dari hasil data didapat ada sebanyak 67 anak yang


berat badannya naik, ada 21 anak yang berat badannya tetap dan
tidak ada anak yang berat badannya turun sehingga harus diberikan
penyuluhan tentang nutrisi seimbang bagi anak agar lebih banyak
lagi prosentase anak yang berat badannya naik.
9) Distribusi penduduk berdasarkan status gizi anak di Kp. Wates rt
03 dab 04 tahun 2017.

STATUS GIZI ANAK


berada digaris hijau diatas hijau kuning
dibawah titik-titik dibawah garis merah

24%

76%

Interpretasi: dari hasil data didapat ada sebanyak 67 anak yang


status gizinya berada di garis hijau, ada 21 anak yang status gizinya
berada di garis kuning dan tidak ada anak yang status gizinya
berda di bawah garis putus-putus dan dibawah garis merah
sehingga harus diberikan penyuluhan tentang nutrisi seimbang bagi
anak agar semua status gizi anak yang ada di Kp. Wates rt 03 dab
04 dapat berada di garis hijau.

10) Distribusi penduduk berdasarkan mendapat vitamin A di Kp.


Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

FREKUENSI
ya tidak

88

ya tidak

Intepretasi: dari data yang didapat ada sebanyak 88 anak yang telah
mendapatkan vitamin A di Kp. Wates rt 03 dab rt 04.
g) Remaja.
1) Distribusi penduduk berdasarkan keberadaan remaja di Kp. Wates
rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

KEBERADAAN REMAJA
FREKUENSI

128

YA TIDAk

Interpretasi: dari data yang didapatkan ada sebayak 128 orang


remaja yang ada di Kp. Wates rt 03 dan rt 04.

2) Distribusi penduduk berdasarkan kegiatan remaja diluar sekolah di


Kp. Wates rt 03 dan 04 tahun 2017.

KEGIATAN REMAJA DILUAR


SEKOLAH
keagamaan, karang taruna olah raga lain-lain sebutkan

23%

77%

Interpretasi: dari hasil data ditemukan 98 remaja mengisi kegiatan


diluar jam sekolah dengan berolah raga dan 30 remaja mengisi
kegiatan diluar sekolah dengan lain-lain sehingga perlu diberikan
pendidikan kesehatan tentang kegiatan yang bermanfaat untuk
mengisi waktu luang selain berolah raga.
3) Distribusi penduduk bedasarkan kebiasaan kurang baik di Kp.
Wates rt 03 dan rt 04 tahun 2017.

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


KEBIASAAN KURANG BAIK
merokok

minum alkohol

22%
penggunaan obat-
obatan / narkoba

tidak ada
78%

Interpretasi: dari hasil data ditemukan 78% remaja memiliki


kebiasaan buruk merokok, sehingga perlu diberikan pendidikan
kesehatan tentang bahaya rokok.
h) Lansia
1) Distribusi Penduduk berdasarkan keberadaan usila
1. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN
KEBERADAAN USILA
YA TIDAK

180

Interpretasi table : dari hasil data dikampung wates terdapat


180 lansia
2) Distribusi penduduk berdasarkan lansia memiliki keluhan penyakit

2. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


LANSIA MEMILIKI KELUHAN PENYAKIT
YA TIDAK

31%

69%

Interpretasi Tabel : dari hasil data terdapat 69% lansia yang


memiliki keluhan penyakit sehingga harus dilakukan
pengenalan masalah kesehatan
3) Distribusi penduduk berdasarkan lansia memiliki keluhan penyakit

3. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


LANSIA MEMILIKI KELUHAN PENYAKIT
Asma, TBC Hypertensi, Kencing manis
Reumatik Katarak Penyakit kulit Lain-lain

32

11 10
0 0
1 0 1

Interpretasi table : dari hasil data terdapat 32 lansia yang


memiliki penyakit hipertensi sehingga harus dilakukan
penyuluhan penyakit hipertensi
i) Masalah ISPA pada balita
1) Ditribusi penduduk berdasarkan balita batuk pilek

1. DISTRIBUSI PENDUDUK
BERDASARKAN BALITA BATUK PILEK
YA

72

16

YA TIDAK

Interpretasi table : dari hasil data terdapat balita batuk pilek


sebanyak 72 balita sehingga harus diberikan penyuluhan
tentang ISPA
j) TBC
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Keberadaan Anggotan Keluarga
Sakit Batuk >3 Minggu

2. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN


ANGGOTA KELUARGA SUDAH BEROBAT KE
YANKES

YA TIDAK

Interpretasi table : dari hasil data sekitar 4 orang yang


menderita TBC sehingga harus diberikan penyluhan tentang
TBC dan pemeriksaan BTA
2) Distribusi penduduk berdasarkan anggota keluarga pernah mendaapt
Obat TB
4. DISTRIBUSI PENDUDUK
BERDASARKAN ANGGOTA KELUARGA
PERNAH MENDAPAT OBAT TBC
YA TIDAK

Interpretasi table : dari hasil data sekitar 4 orang yang sudah


mendapat pengobatan TB sehingga harus dilakukan penyuluhan
tentang TB berulang

3. Analisa Data

No Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan


1 1. Warga mengatakan 1. Dari hasil data Lingkungan yang kurang
masih banyak yang kebanyakan kebiasaan sehat di Ds. Karang Mekar
membuang samapah BAB warga yaitu di berhubungan dengan
sembarangan. jamban atau warga membuang sampah
2. Warga mengatakan helikopter yaitu 225 sembarangan, warga BAB
masih ada warga yang rumah. sembarangan, warga
BAB di irigasi atau 2. Dari hasil data yang menimbun dan kemudian
empang. mempunyai wc dan membakar sampah,
3. Warga mengatakan sepiteng nya ada saluran air mampet, air
salruan air di sekitar kp 297rumah, tetapi tergenang.
wates mampet dan masih ada yang
airnya tergenang. mempunyai wc tanpa
sepiteng.
3. Dari hasil data
kebanyakan warga
membuang sampah
dengan cara dibakar,
dengan tempat
pembuangan
sementara yang
terbuka.
4. Dari hasil data
pembuangan air
limbah banyak yg
menggunakan resan
atau empang dengan
kondisi saluran limbah
yang tergenang.
2 1. Warga mengatakan 1. Dari hasil data masih Resiko terjadinya angka
masih ada balita yang banyak balita yang kesakitan pada ibu hamil
kurang sehat kurang sehat dan balita di Kp. Wates
2. Warga mengatakan 2. Dari hasil data masih berhubungan dengan
masih banyak balita banyak balita yang banyaknya balita kurang
sakit dan menularkan sakit dan menularkan sehat dan ibu hamil yang
penyakit penyakit tidak memeriksakan
3. Warga mengatakan 3. Dari hasil data kehamilannya
masih ada ibu hamil terdapat ibu hamil
yang tidak
memeriksakan
kehamilannya
3 1. Warga mengatakan 1. Dari hasil data Resiko terjadiya angka
masih banyak lansia terdapat 32 lansia yang kesakitan pada lansia
yang menderita memiliki keluhan berhubungan dengan
hipertesi dan asam urat hipertensi banyaknya penderita
hipertensi pada lansia
B. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN SASARAN STRATEGI RENCANA KEGIATAN HARI / TEMPAT EVALUASI


KEPERAWATAN TANGGAL
KOMUNITAS KRITERIA STANDAR

1. Lingkungan Setelah Ibu-ibu KIE a. Lakukan kerja Minggu 12/ Kp. Psikomotor a. Lingkungan
yang kurang dilakukan kader dan bakti. 05/ 2017 Wates rt bersih.
sehat di Kp. tindakan warga. b. Membersihka 03 dan rt b. Saluran air bersih
Wates keperawatan selokan dari 04. dari sampah.
selama 3 kali sampah. c. Jalan desa bersih
berhubungan
pertemuan c. Membersihkan dari tanaman liar
dengan warga diharapkan tanaman dan
membuang masyarakat Kp. rumput liar yang
sampah Wates mampu: tumbuh di sekitar
sembarangan, jalan desa.
warga BAB a.mengiden- d. Lakukan kegiatan Kp.
sembarangan, tifikasi jenis Ibu-ibu KIE AKSI bersama Senin, 22/ Wates rt Verbal dan
warga menimbun sampah. kader dan ECO Village. 05/ 2017. 03 dan rt psikomotor
dan kemudian warga. e. Penyuluhan 04
b.memisahkan tentang pemilahan
membakar sampah kering
sampah. Saluran sampah.
dan sampah f. Lalukan pemicuan
air mampet, air basah. Rabu, 17/ Wates rt
tentang BABS Psikomotor d. Warga terpicu
tergenang 05/ 2017 03 dan rt
c. membuang untuk tidak BABS
04. dan berkomitmen
sampah dengan
jenis dan tempat untuk mebuat WC
yang telah
disediakan.

d. tidak BAB
sembarangan.

e. tidak
mengolah
sampah dengan
cara dibakar.

f. memelihara
lingkungan
sehat.

2. Resiko Setelah Ibu-ibu a. Penyuluhan Senin, 15/ Posyandu Verbal. a. Mengetahui gizi
terjadinya angka dilakukan hamil di yang dikonsumsi
KIE tentang Gizi Ibu 05/ 2017.
kesakitan pada tindakan kp. wates sesuai dengan
ibu hamil dan keperawatan, Hamil kebutuhan ibu dan
masyarakat KP. Ibu-ibu Senin, 15/ Verbal. janin
balita di Kp. hamil di b. Penyuluhan Posyandu
Wates mampu 05 2017. b. Mengetahui
Wates desa kp. Tentang pentingnya
berhubungan a. Mengetahui wates meminum obat
dengan mengenal Pentingnya
penambah darah
banyaknya balita masalah Penambah Darah dan akibat tidak
kurang sehat dan kesehatan meminum obat
b. Mampu Ibu-ibu
ibu hamil yang hamil di penambah darah
mengeambil Rumah
tidak kp. wates c. Kunjungan Rumah Selasa, 16/ c. Mengetahui
keputusan Bumil Verbal.
memeriksakan pentingnya
tentang Ibu Hamil 05/ 2017
kehamilannya pemeriksaan
masalah ibu kehamilan
hamil dan Sabtu, 20/ d. Mengetahui tanda
balita d. Penyuluhan
bahaya kehamilan
c. Mampu Ibu-ibu 05/ 2017. Posyandu
Tentang Tanda
merawat ibu hamil di
hamil dan desa kp. dan Bahaya
balita wates Kehamilan
Ibu-ibu e. Penyuluhan e. Mengetahui apa
hamil di saja yang harus
tentang Persiapan Sabtu 20/ Posyandu Verbal. dipersiapakan
kp. wates
Persalinan pada saat
05/2017
Ibu-ibu persalinan
hamil kp. f. Senam Hamil f. Mampu
Wates melakukan senam
hamil secara
Orang Tua mandiri dirumah
yang g. Penyuluhan Posyandu Verbal g. Mengetahu
memiliki Senin, 15 pengertian, tanda
balita di tentang ISPA pada
Mei 2017 dan gejala,
kp. Wates Balita penyebab dan
cara perawatan
ISPA

3. Resiko Setelah Lansia di KIE Senin, 15/ Posyandu Verbal. a. Mengetahui


terjadinya angka dilakukan balai desa 05/ 2017 pengertian,
kesakitan pada tindakan karang penyebab, tanda
lansia keperawatan mekar gejala, skibst dsn
berhubungan masyarakat perawatan ISPA
mampu Rabu, 24/ b. Merangsang
dengan 05/ 2017. Balai Psikomotor.
desa perkembangan
banyaknya anak, melihat
penderita karang
mekar. tumbuh kembang
hipertensi pada
lansia Lansia di
a. Mengenal KIE a. mengetahui pengertian Verbal.
masalah balai desa Rabu, 17/
karang hipertensi. 05/ 2017. Balai a. mengetahui pengertian,
hipertensi. penyebab dan cara
b. Mengambil mekar. desa
b. mengetahui penyebab karang pengobatan tradisional
keputusan hipertensi. hipertensi.
untuk mu mekar.
membawa ke c. mengetahui cara
pelayanan pengobatan tradisisonal
kesehatan hipertensi.
c. Merawat anak
yang sedang
sakit
d. Memperha
tikan tumbuh
kembang
anak.

e. Lakukan Lansia di KIE a. melakukan pencegahan Balai Psikomotor. a. melakukan senam


senam lansia. balai desa dan resiko berulang desa hipertensi untuk
karang hipertensi. Minggu, karang mencegah dan resiko
mekar. 14/ 05/ mekar. berulang dari hipertensi.
2017 dan
Rabu, 17/
05/ 2017.
4. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi


1 Lingkungan yang kurang 13/05/2017 1. Memberikan penyuluhan tentang PHBS 1. Masyarakat mampu menyebutkan
sehat di Kp. Wates pengertian, penyebab , tanda dan
berhubungan dengan gejala, masyarakat mau mengikuti
warga membuang penyuluhan
sampah sembarangan, 14/05/2017 2. Melakukan kerja bakti di kp.wates 2. Masyarakat mau untuk melakukan
warga BAB kerja bakti, selokan tidak mampet dan
sembarangan, warga jalanan bersih
menimbun dan kemudian 16/05/2017 3. Melakukan pengecatan di posyandu 3. Masyarakat antusias dengan karya –
membakar sampah. karya mahasiswa
Saluran air mampet, air 18/05/2017 4. Menanam Toga 4. Masyarakat senang dengan adanya
tergenang tanaman toga untuk dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin
2 Resiko terjadinya angka 15/05/2017 1. Memberikan penyuluhan tentang ISPA 1. Masyarakat mampu menyebutkan
kesakitan pada ibu hamil kembali pengertian , penyebab, tanda
dan balita di Kp. Wates dan gejala dan perawatan ISPA,
berhubungan dengan masyarakat mau mengikuti
banyaknya balita kurang penyuluhan
sehat dan ibu hamil yang
tidak memeriksakan
kehamilannya
3 Resiko terjadinya angka 14/05/2017 1. Melakukan Senam Lansia 1. Lansia mampu mempraktekan senam
kesakitan pada lansia Dan lansia
berhubungan dengan 17/05/2017
banyaknya penderita
hipertensi pada lansia 17/05/2017 2. Memberikan Penyuluhan tentang 2. Masyarakat mampu menyebutkan
Hipertensi kembali pengertian, penyebab, tanda
dan gejala dan perawatan obat
tradisional pada hipertensi,
masyarakat mau mengikuti
penyuluhan
14/05/2017 3. Melakukan Tensi Gratis 3. Masyarakat mau mengecek tensi
Darah
17/05/2017 4. Melakukan tes GDS dan Asam Urat 4. Masyarakat mau mengecek gula darah
dan Asam urat
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian

Jadi kesimpulan dari hasil pengkajian jumlah penduduk yang menjadi


binaan 1017 jiwa. Pada saat pengkajian ditemukan berbagai masalah khususnya
masalah kesehatan dan lingkungan. Adapun kendala dalam melakukan
pengkajian adalah adanya warga yang tidak mau di data dan ada juga warga yang
tidak ada di rumah.

1. Diagnosa
Adapun diagnosa yang didapat yaitu :
a. Lingkungan yang kurang sehat di Kp. Wates berhubungan dengan warga
membuang sampah sembarangan, warga BAB sembarangan, warga
menimbun dan kemudian membakar sampah. Saluran air mampet, air
tergenang.
b. Resiko terjadinya angka kesakitan pada ibu hamil dan balita di Kp. Wates
berhubungan dengan banyaknya balita kurang sehat dan ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya.
c. Resiko terjadinya angka kesakitan pada lansia berhubungan dengan
banyaknya penderita hipertensi pada lansia.
2. Intervensi
Adapun intervensi yang dilakukan yaitu, penyuluhan, kerjabakti dan
pemicuan.
3. Implementasi
Sehingga implementasi yang sudah dilakukan yaitu, kerjabakti, penyuluhan
meliputi : penyluhan PHBS, kerja bakti dir t 03 dan rt 04, pengecetan posyandu,
penanaman tanaman obat keluarga, penyuluhan ISPA, melakukan senam lansia,
penyuluhan konsep hipertensi, melakukan tensi gratis, melakukan pemeriksaan
GDS dan asam urat gratis. Adapun kendala dalam melakukan implementasi
adalah keterbatasan waktu dan kesibukan warga. Sehingga evaluasi yang di dapat
yaitu, masyarakat mau melakukan kerja bakti sehingga, masyarakat terpicu untuk
tidak BABS dan berkeinginan untuk membuat jamban, serta masyarakat
mengetahui tentang ISPA, penyakit degeneratif dan tentang ibu hamil.
B. Saran
Untuk lebih memaksimalkan hasil yang akan diperoleh mahasiswa pada saat
melakukan praktek keperawatan komunitas, ada beberapa yang harus diperhatikan :
1. Perlu usaha untuk melibatkan masyarakat secara penuh dengan kemampuan yang
dimiliki, khususnya dengan aspek ekonomi dan sumber daya manusia yang baik
sehingga kegiatan terlaksana dengan baik.
2. Perlu adanya pemantauan dan tindak lanjut terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa AKPER Bhakti Husada, Kader kesehatan dan
petugas PUSKESMAS.
3. Kerjasama yang adekuat antara AKPER Bhakti Husada dengan pihak tokoh
masyarakat Kp. Wates rt 03 dan 04 dan pihak PUSKESMAS serta warga RT/RW
yang dijadikan lahan praktek oleh mahasaiswa , sehingga pembinaan dapat
dilakukan secara berkesinambungan.`
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T., 2006, Buku Ajar Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktik, ed. 3,

Jakarta : EGC

Effendy, N., 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, ed. 2,Jakarta :

EGC
LAMPIRAN

1. Pre Planning Penyuluhan Hipertensi

RENCANA KEGIATAN (PRE PLANNING)


KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI
DI KP. WATES DESA KARANGMEKAR KECAMATAN KEDUNG WARINGIN
KABUPATEN BEKASI
Hari/ Tanggal : Minggu, 14 Mei 2017

Waktu : 07.30 s/d selesai

Tempat : Balai Desa

Topik : Senam dan Penyuluhan Hipertensi

Kegiatan

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan

kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang

penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali. Hipertensi

bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,

bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal.

Seiring pertambahan usia akan terjadi penurunan elastisitas dari dinding aorta.

Pada lansia umumnya juga akan terjadi penurunan ukuran dari organ-organ

tubuh tetapi tidak pada jantung. Jantung pada lansia umumnya akan

membesar. Hal ini nantinya akan berhubungan kelainan pada sistem

kardiovaskuler yang akan menyebabkan gangguan pada tekanan darah seperti

hipertensi (Fatmah, 2010)

Berdasarkan Chobanian dkk (2004), hipertensi atau tekanan darah tinggi

adalah tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmHg dan/atau tekanan darah

diastolik yang lebih dari 90 mmHg. Dari tahun ketahun didapatkan


peningkatan prevalensi penderita hipertensi seiring dengan meningkatnya usia

harapan hidup, jumlah populasi obesitas dan kesadaran masyarakat akan

penyakit ini (Mohani, 2014)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Warga dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan klien dengan

masalah hipertensi

2. Tujuan Khusus :

a. Warga dapat mengetahui definisi hipertensi

b. Warga dapat mengetahui etiologi hipertensi

c. Warga dapat mengetahui tanda dan gejala hipertensi

d. Warga dapat mengetahui komplikasi hipertensi

e. Warga dapat mengetahui pengobatan hipertensi

C. Peserta

Ibu –ibu, bapak – bapak dan lansia


D. Kepanitiaan
Ketua : Anto Wijaya
Sekretaris : Nuraldiatma, Vita
Bendahara : Idoh Faridoh, Durorul
Sie. Acara : Amliyatul H, Rifaldi Agung
Sie. Humas : Reza, Uun Unengsih
Sie. Evaluasi : Trisnawati, Nadia R
E. Setting Acara
1. Panitia datang satu jam sebelum acara dimulai
2. Persiapan
3. Warga datang 15 menit sebelum acara dimulai
4. Pembukaan oleh ibu ketua atau yang mewakili dianjutkan dengan senam
5. Penyuluhan
6. Diskusi dan tanya jawab
F. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media
1. Proyektor
2. Laptop
3. Microfon
H. Materi Penyuluhan
1. Definisi

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg

dinyatakan hipertensi. Menurut Departemen Kesehatan

RI (1990) Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peninggian yang menetap

daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di

atas 90 mmHg.

Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang merupakan

gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti

hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis. Hipertensi (tekanan darah

tinggi) atau sering dikenal dengan ” Silent Killer” adalah tekanan darah

yang lebih tinggi dari normal. Dimana tekanan darah normal antara

140/90 mmHg

Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang

lebih dari 140/90 mmHg.

2. Penyebab hipertensi

a. Asupan garam yang tinggi

b. Strees psikologis

c. Faktor genetik (keturunan)


d. Kurang olahraga

e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol

f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi

g. Peningkatan usia

h. Kegemukan

3. Tanda dan gejalan hipertensi

Sebagian besar (lebih 60%) penderita hipertensi tidak mengeluh namun

tanda dan gejala umum yang sering ditemukan, yaitu:

a. Sakit kepala

b. Rasa berat di tengkuk

c. Mudah emosi/marah

d. Jantung berdebar-debar

e. Sesak napas

f. Keletihan

g. Mata berkunang-kunang

h. Sukar tidur

4. Komplikasi hipertensi

a. Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila

arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan

menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya

berkurang. Universitas Sumatera Utara Arteri-arteri otak yang


mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan

kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).

b. Gagal jantung

Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah

yang

kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul

di paru,kaki dan

jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru – paru

menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan

kaki bengkak atau sering dikatakan edema(Amir, 2002)

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya

glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

Dengan rusaknya membrane glomerolus, protein akan keluar melalui

urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan

edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000)

5. Pencegahan hipertensi

a. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan

terdekat

b. Diet hipertensi

c. Menjaga keseimbangan berat badan

d. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan

merokok
e. Istirahat yang cukup

f. Hindari strees

g. Olahraga yang teratur

6. Pengobatan tradisional hipertensi

a. Dua buah timun dimakan pagi dan soe atau diparut, diperas dan

diambil airnya diminum pagi dan sore hari

b. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai airnya

tinggal satu gelas diminum pagi dan sore

c. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai

airnya tinggal satu gelas diminum pagi dan sore

Referensi :

Aris, S., 2007, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.

Jakarta: PT Intisari Mediatam.

Notoadmodjo, Sukidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.

Renika Cipta : Jakarta.

http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.h

tml

I. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
a. Pengaturan pengorganisasian
b. Pemberian informasi kepada kader dan warga
c. Persiapan penyuluhan yang disajikan
d. Menyiapkan strategi pelaksanaan kegiatan
e. Menyiapkan media – media yang dibutuhkan
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Tempat :
c. Peserta aktif mengikuti kegiatan senam dan penyuluhan hipertensi
3. Evaluasi hasil :
a. Warga dapat menyebutkan pengertian hipertensi
b. Warga dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
c. Warga dapat menyebutkan pengobatan tradisional hipertensi
2. Pre Plannning penyuluhan ISPA

RENCANA KEGIATAN (PRE PLANNING)


KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG ISPA
DI KP. WATES DESA KARANGMEKAR KECAMATAN KEDUNG
WARINGIN
KABUPATEN BEKASI
Hari/ Tanggal : Senin, 13 Mei 2017
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Posyandu
Topik : ISPA
Kegiatan

A. Latar Belakang
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa
atau disertai radang parenkim paru (Alsagaf, 2009). ISPA salah satu penyebab
utama kematian pada anak di bawah 5 tahun tetapi diagnosis sulit ditegakkan.
World Health Organization memperkirakan insidens Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kejadian ISPA
pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun
pada 13 juta anak balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun 2000, 1,9
juta (95%) anak – anak di seluruh dunia meninggal karena ISPA, 70 % dari
Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2002).
Gejala ISPA sangat banyak ditemukan pada kelompok masyarakat di dunia,
karena penyebab ISPA merupakan salah satu hal yang sangat akrab di
masyarakat. ISPA merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh virus meliputi
infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran
pernapasan bagian bawah. ISPA menjadi perhatian bagi anak-anak (termasuk
balita) baik dinegara berkembang maupun dinegara maju karena ini berkaitan
dengan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dan balita akan sangat rentan
terinfeksi penyebab ISPA karena sistem tubuh yang masih rendah, itulah yang
menyebabkan angka prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi anak-anak
dan balita (Riskerdas, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Warga mampu mengetahui dan memahami tentang ISPA
2. Tujuan Umum
a. Warga dapat menyebutkan pengertian ISPA
b. Warga dapat menyebutkan penyebab ISPA
c. Warga dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA
d. Warga dapat menyebutkan komplikasi ISPA
e. Warga dapat menyebutkan pencegahan ISPA
f. Pengobatan tradisional ISPA
C. Peserta
Ibu – ibu yang hadir pada acara pengajian
D. Kepanitiaan
Ketua : Idoh Faridoh
Sekretaris : Durorul Bahiyah
Bendahara : Uun Unengsih, Vita Fitriani
Sie. Acara : Nadia Rahimah, Nuraldiatma
Sie. Humas : Rivaldi Agung, Reza, Amaliyatul H
Sie. Evaluasi : Trisnawati, Anto Wijaya
E. Setting Acara
7. Panitia datang satu jam sebelum acara dimulai
8. Persiapan
9. Warga datang 15 menit sebelum acara dimulai
10. Pembukaan oleh ibu ketua atau yang mewakili
11. Penyuluhan
12. Diskusi dan tanya jawab
F. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media
1. Proyektor
2. Laptop
3. Microfon
H. Materi Penyuluhan
ISPA
I. Rencana Evaluasi Kegiatan
4. Evaluasi Struktur
a. Pengaturan pengorganisasian
b. Pemberian informasi kepada kader dan warga
c. Persiapan penyuluhan yang disajikan
d. Menyiapkan strategi pelaksanaan kegiatan
e. Menyiapkan media – media yang dibutuhkan
5. Evaluasi Proses :
a. Peserta hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Tempat : Madrasah
c. Peserta aktif mengikuti kegiatan penyuluhan ISPA
6. Evaluasi hasil :
a. Warga dapat menyebutkan pengertian ISPA
b. Warga dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA
c. Warga dapat menyebutkan Cara perawatan penyakit ISPA
3. Pre Planning Kerja Bakti

RENCANA KEGIATAN (PRE PLANNING)


KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KERJA BAKTI
DI KP. WATES DESA KARANGMEKAR KECAMATAN
KEDUNG WARINGIN
KABUPATEN BEKASI
Hari/ Tanggal : Minggu, 14 Mei 2017

Waktu : 15.00 s/d selesai

Tempat : RT.04 dan 03

Topik : Kerja Bakti

Kegiatan

A. Latar Belakang
Kebersihan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan, karena

kebersihan sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Kebersihan dapat dimulai

dari hal – hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan

rumah, kelas dan lain – lain.

Berkaitan dengan masalah kebersihan, maka sesuai dengan program kerja

kami, kami bermaksud menyelenggarakan kerja bakti di RT. 03 dan RT 04.

Agar terciptanya suasana kampung yang kondusif. Sehingga dalam kegiatan

ini diharapkan warga dapat menanamkan budaya kebersihan dan keindahan.

B. Tujuan
Warga mampu menerapkan kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar
kampung
C. Kepanitiaan
Ketua : Trisnawati
Sekretaris : Uun Unengsih
Bendahara : Nadia Rahimah
Sie. Acara : Idoh Faridoh, Amaliyatul
Sie. Humas : Nuraldiatma, Durorul, Anto Wijaya
Sie. Evaluasi : Reza, Rifaldi, Vita Fitriani
D. Setting Acara
13. Panitia datang satu jam sebelum acara dimulai
14. Persiapan
15. Warga datang 15 menit sebelum acara dimulai
16. Dimulai dengan membersihkan tanaman liar, sampah dan got yang airnya
tergenang
E. Metode

F. Media
1. Sapu
2. Pacul
3. Arit
4. Serokan sampah
5. Plastik sampah
6. Cat
7. Kuas
G. Materi Penyuluhan
H. Rencana Evaluasi Kegiatan
7. Evaluasi Struktur
f. Pengaturan pengorganisasian
g. Pemberian informasi kepada kader dan warga
h. Persiapan alat alat kerja bakti
i. Menyiapkan strategi pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi Proses :
d. Peserta hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan
e. Tempat : RT 03 dan 04
f. Warga aktif menggikuti kerja bakti
9. Evaluasi hasil :
Warga dapat menyadari pentingnya kebersihan dan keindahan kampung
sendiri
4. Pre Planning Penyuluhan PHBS

RENCANA KEGIATAN (PRE PLANNING)

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENYULUHAN PHBS DI

KP. WATES DESA KARANGMEKAR KECAMATAN KEDUNG

WARINGIN KABUPATEN BEKASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 13 Mei 2017

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Pengajian (Madrasah)

Topik : PHBS

Kegiatan

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan
dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan
sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memlihara dan
meningkatkan kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat
diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat
menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari – hari baik dirumah, sekolah dan
tempat kerja.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh setiap
individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai
dengan tidur kembali.. perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas adasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan individu, keluarga atau kelompok dapat menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyrakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Warga mampu mengetahui dan memahami tentang PHBS
2. Tujuan Umum
a. Warga dapat menyebutkan pengertian PHBS
b. Warga dapat menyebutkan manfaat PHBS
c. Warga dapat menyebutkan 10 indikator PHBS dirumah
d. Warga dapat menyebutkan akibat tidak melakukan PHBS

C. Peserta
Ibu – ibu yang hadir pada acara pengajian
D. Kepanitiaan
Ketua : Trisnawati
Sekretaris : Amaliatul Hasanah
Bendahara : Idoh Faridoh
Sie. Acara : Nadia Rahimah P
Sie. Humas : Vita Fitriani
Sie. Evaluasi : Uun Unengsih
E. Setting Acara
1. Panitia datang satu jam sebelum acara dimulai
2. Persiapan
3. Warga datang 15 menit sebelum acara dimulai
4. Pembukaan oleh ibu ketua atau yang mewakili
5. Penyuluhan
6. Diskusi dan tanya jawab
F. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media
1. Proyektor
2. Laptop
3. Microfon
H. Materi Penyuluhan
I. Rencana Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Pengaturan pengorganisasian
b. Pemberian informasi kepada kader dan warga
c. Persiapan penyuluhan yang disajikan
d. Menyiapkan strategi pelaksanaan kegiatan
e. Menyiapkan media – media yang dibutuhkan
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Tempat : Madrasah
c. Peserta aktif mengikuti kegiatan penyuluhan PHBS
3. Evaluasi hasil :
a. Warga dapat menyebutkan pengertian PHBS
b. Warga dapat menyebutkan manfaat PHBS
c. Warga dapat menyebutkan akibat tidak PHBS
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

1. Kegiatan MMRT
2. Kegiatan Kerja Bakti
3. Kegiatan Senam

4. Kegiatan Penyuluhan Hipertensi


5. Kegiatan Penanaman Toga

You might also like