You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A . DEFINISI
1. Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plesenta dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir , (Bobak, 2005).
2. Persalinan adalah suatu proses yang alami yang ditandai dengan terbukanya
serviks, diikuti dengan lahirnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir, (DepKes
RI, 1999).
B. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN .
1. Lightening (kepala turun memasuki PAP , terutama primigravida).
2. Perut tampak melebar dan fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah buang air kecil (BAK).
4.Perasaan sakit perut atau pinggang karena adanya kontraksi lemah dari uterus
(false labor pain).
5.Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah dan kadang
bercampur darah (blood show).
C. TANDA-TANDA AKAN INPARTU
1. Rasa sakit karena adanya his yang kuat, sering dan teratur.
2.Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis.
3. Kadang ketuban pecah.
4. Pada pembukaan dalam serviks mendatar dan ada pembukaan.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN DAN
KELAHIRAN (BOBAK, 2005).
1. Passenger (penumpang) adalah merupakan semua hasil konsepsi (janin dan
plasenta).
Janin bergerak disepanjang jalan, hal ini merupakan akibat interaksi
beberapa faktor , yaitu :
a. Ukuran kepala janin
Ukuran dan sifatnya yang relatif kaku dan sangat mempengaruhi proses
persalinan. Setelah selaput ketuban pecah, pada pemeriksaaan dalam
frontale dan sutura dipalpasi untuk menentukan persentasi, posisi dan

1
sikap janin. Tulang kepala memiliki kemampuan untuk saling menggeser
dan memungkinkannya beradaptasi terhadap diameter panggul ibu.
b. Presentasi janin.
Merupakan bagian janin yang pertama kali memasuki PAP dan akan terus
turun melalui jalan lahir saat persalinan mencapai cukup bulan (aterem)
dan akan teraba pada saat pemeriksaan dalam.
c. Letak janin
Hubungan antara sumbu panjang janin (punggung) terhadap sumbu
panjang ibu (punggung).
d. Sikap janin
Merupakan akibat dari pola pertumbuhan janin dan penyesuaian janin
terhadap bentuk rongga janin.
e. Posisi janin.
Presentasi yang menunjukan bagian janin yang menempati PAP
- Presentasi kepala (Oksiput)
- Presentasi bokong ( sakrum)
- Presentasi letak lintang (Skapula bahu).
2. Passager way (jalan lahir)
Tulang panggul dan jaringan lunak.
a. Tulang panggul, dibentuk oleh gabungan tulang ilium, isikum, pubis dan
sakrum.
Memiliki 4 sendi, yaitu : simpisis pubis, sakro koksigis, sakro iliaka kiri
dan kanan . Dipisahkan oleh pintu atas panggul ( PAP) yang terbagi
menjadi 2, yaitu:
1). Panggul palsu yang merupakan bagian atas PAP dan tidak berkaitan
dengan persalinan.
2). Panggul sejati yang terdiri dari pintu atas, rongga panggul dan pintu
bawah panggul.

Tedapat 4 jenis panggul :


1). Ginekoid ( tipe wanita klasik)
2). Android ( mirip panggul pria)
3). Antrhopoid ( mirip panggul kera / bulat panjang)
4). Platipoid ( panggul pipih)

2
Pemeriksaan tulang panggul dapat dilakukan pada evaluasi prenatal
pertama dan dilakukan lebih teliti pada trimester III. Hal ini dikarenakan
hormon progesteron ovarium memungkinkan sendi panggul bergerak
dengan leluasa.

b. Jaringa lunak :
Merupakan segmen bawah uterus yang dapat meregang, servik, otot dasar
panggul, vagina dan introitus ( lubang luar vagina). Saat persalinan,
kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri terbagi menjadi 2 bagian ,
yaitu:
Bagian atas tebal dan berotot dan bagian bawah tipis dan berotot pasif.
Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin tertekan ke bawah kearah
serviks.

3. Power ( kekutan mendorong janin keluar )


His atau kontraksi uterus, kontraksi otot-otot dinding perut dan diagfragma.
Ibu melakukan involuntary dan volunteer secara bersamaan untuk menyalurkan
janin dan plasenta dari uterus.
a. Kontraksi involuntary (kekuatan primer), menandakan persalinan dimulai,
digambarkan dengan menilai frekuensi (waktu antara kontraksi dari awal
suatu kontraksi dan awal dari konstraksi berikutnya, durasi (lamanya
kontraksi), intensitas (kekuatan kontraksi) dan relaksasi.kontraksi
involuntary ini membuat serviks menipis dan berdilatasi.
b. Kontraksi volunteer (kekuatan sekunder), sifatnya mendorong keluar dan ibu
merasa ingin meneran.
4. Posisi ibu
Posisi ibu ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan,
merubah posisi sehingga rasa letih berkurang, memberi rasa nyaman dan
memperbaiki sirkulasi. Saat janin menuruni jalan lahir, tekanan bagian presentasi
pada reseptor regangan dasar panggul merangsang reflex mengedan ibu.
Rangsangan reseptor regangan ini akan merangsang pelepasan oksitosin dari
hipofisis posterior (refleks fregeson). Pelepasan oksitosin menambah intensitas
kontraksi uterus. Apabila ibu mengedan pada posisi duduk / berjongkok otot-otot
abdomen bekerja lebih singkron (saling menguatkan) dengan kontraksi janin.

3
E. PERUBAHAN PADA SISTIM REPRODUKSI
1. Jika primigravida : rahim akan turun dan terdorong kedepan ± 2 minggu
sebelum aterem.
Saat bagian penetrasi janin turun dalam panggul sejati, ditandai dengan proses
lightening :
a. Ibu merasa lega dan mudah bernafas.
b. Peningkatan kandung kemih (sering ingin BAK).
c. Mengeluh nyeri yang menetap pada punggung bagian bawah dan tekanan
pada sakro iliaka akibat relaksasi sendi panggul.
d. Ibu dapat mengalami kontraksi yang kuat, sering dan tidak teratur.
2. Jika multigravida : proses lightening mungkin tidak terjadi sampai setelah
rahim berkontraksi dan proses persalinan yang sesungguhnya berlangsung.

F. FENOMENA LAIN YANG DAPAT TERJADI PADA IBU HAMIL


1. Berat badan ibu turun 0,5 – 1,5 kg ( merupakan akibat dari tubuh kehilangan
air karena perpindahan elektrolit, yang merupakan hasil perubahan kadar
estrogen dan progesteron).
2. Terjadi suatu lonjakan energi pada ibu (perasaan tiba-tiba memiliki energi yang
tinggi.

G. TAHAP – TAHAP PERSALINAN


Proses persalinan normal yang berlangsung sangat konstan, terdiri :
1. Kemajuan teratur dari kontraksi uterus.
2. Penipisan dan dilatasi serviks yang progresif.
3. Kemajuan penurunan bagian penetrasi.

H. TERDAPAT 4 KALA DALAM PERSALINAN


1. KALA I (kla pembukaan)
Dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks
lengkap.
Perawatan dimulai ketika wanita melaporkan salah satu dari :
a. Kontraksi uterus yang progresif, teratur kekuatannya, frekuensi dan durasi
terus menerus meningkat.

4
b. Bloody show .
c. Selaput ketuban pecah spontan.

Kala I terbagi menjadi 2 fase, yaiut:


a. Fase laten : pembukaan serviks sampai 3 cm dengan waktu ± 7 – 8 jam.
b. Fase aktif : berlangsung 6 jam dan terbagi menjadi beberapa periode :
1). Akselerasi : waktunya 2 jam dan pembukaan dari 3 cm menjadi 4
cm
2). Dilatasi maksimal : waktunya 2 jam dan pembukaan dari 4 cm menjadi 9
cm
3). Deselrasi lengkap : waktunya 2 jam dan pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm atau lengkap.

Pengkajian yang dilakukan pada kala I


1. Identitas : usia kurang dari 20 tahun dan lebih 30 tahun dan atau primigravida
kemungkinan akan mengalami kesulitan partus lama atau persalinan sulit.
2. Pemeriksaan kehamilan yang lalu dan diperiksa oleh siapa.
3. Riwayat kehamilan yang lalu dan sekarang.
4. Riwayat kesehatan ibu.
5. Waktu mulas-mulas timbul dan frekuensinya.
6. Kaji keutuhan ketuban.
7. Kaji apa saja yang keluar dari vagina.
8. Kaji kebiasaan minum obat tertentu atau minim jamu yang dapat mempercepat
atau memperlambat persalinan.
9. Kaji adanya gejala-gejala preeklamsi atau eklamsi : nyeri kepala, gangguan
penglihatan atau nyeri ulu hati.
10. Kaji makan terakhir dan bab.

Pemeriksaan fisik:
1. Umum : untuk mengetahui keadaan umum ibu ( observasi tanda vital, kaji
adanya tanda dehidrasi, anemi, cemas dll ).
2. Abdomen : untuk menetukan kala persalinan, kemajuan persalinan dan
keadaaan janin (pemeriksaan leopold, cek his dan frekuensinya, DJJ).

5
3. Pemerksaan dalam : untuk memastikan pembukaan serviks, keadaan ketuban,
letak dan posisi janin, molase verteks dan penurunan bagian bawah janin.
Dilakukan pada waktu ibu datang dan tiap 4 jam sekali dan dilakukan dengan
hati-hati mencegah infeksi.

His berguna untuk pembukaan jalan lahir. His yang adquat :


1. Pada fase laten : 2 kali dalam 10 menit danganlama 20 – 30 detik.
2. Pada fase aktif : 3 – 4 kali dalam 10 menit dengan lama 40 detik.

Pemantauan djj (denyut jantung janin) berguna untuk melihat keadaan janin
dipantau setiap 30 menit. Normal berkisar 120 – 160 kali per menit.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :


1. Spesimen urine: untuk melihat kesehatan ibu.
2. Cek darah: Golongan darah,Rh, darah lengkap.
3. Pemantauan djj.

Diagnosa Keperawatan :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur
pemeriksaan fisik, belum berpengalaman atau tidak mengikuti kelas
persiapan untuk orang tua.
2. Nyeri berhubungan kontraksi yang kuat dan dilatasi serviks.
3. Defisit volume cairan berhubungan kurangnya masukan cairan .
4. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan status selaput ketuban,
pemantauan janin.
5. Gangguan pertukaran gas janin berhubungan dengan posisi maternal,
hiperventilasi.
6. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang tindakan yang dapat menolong wanita yang sedang melahirkan.

2. KALA II ( KALA PENGELUARAN JANIN).


Tahap ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap (10 cm ) dan berakhir dengan
lahirnya bayi.

6
Tanda-tanda pada kala II :
a. His kuat, cepat dan lebih lama (2-3 menit sekali).
b. Kepala janin telah turun masuk rongga panggul sehingga menekan otot dasar
panggul yang secara refleks akan menimbulkan rasa meneran.
c. Anus membuka dan ibu merasa seperti mau BAB.
d. Pada saat his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang.
e. Dengan his, mengedan yang terpimpin akan lahir kepala diikuti seluruh
badan janin.

Pemeriksaan fisik:
a. Kontraksi uterus meningkat dengan frekuensi 2-3 menit dengan lama 45-90
detik.
b. Ingin rasa meneran.
c. Bunyi merintih.
d. Berkeringat.
e. Merasa ingin BAB
f. Vagina dan anus menonjol.
Pengkajian psikologis
a. Kecemasan meningkat.
b. Takut
c. Dapat kehilang kontrol.

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan usaha mengedan can distensi perineum.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
yang berlawanan dengan keinginan fisiologis wanita untuk mengedan.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidak mampuan mengendalikan defekasi
saat mengedan, defisit pengetahuan tentang sebab-sebab sensasi pada
perineum.
4. Resiko cedera pada ibu dan janin berhubungan dengan penggunaan manuver
valsava secara kontinu.

7
3. KALA III ( Kala Pengeluaran palsenta atau uri )
Kala III persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Tujuan
penanganan kala III persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi plasenta dengan
cara yang paling mudah

Tanda-tanda pada kala III :


a. Uterus terasa keras dengan fundus uteri setinggi pusat.
b. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
lahir spontan dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri.
c. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah ( 100 – 200 CC ).
d. Seluruh proses berlangsung 5 – 30 menit.

Pengkajian:
a. Pemeriksaan fisik :
1). Tanda vital
2). Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat.
3). Jumlah perdarahan.
4). Keadaan kandung kemih.
5). Pemeriksaan perlukaan / robrkan perineum.
b. Pemeriksaan plasenta :
Panjang tali pusat, robekan selaput, insertio tali pusat, kelengkapan
kotiledon, adanya infark dan perkapuran.
c. Pengkajian psikologis:
1). Verbal : memanggil bayi, berbicara dengan bayi, komentar dengan bayi,
kecewa terhadap bayi.
2). Non verbal : melihat bayi dengan tersenyum, membelai, tidak mau
menyentuh bayi, tegang.

Diagnosa keperawatan :
1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan pada saat proses
kelahiran .
2. Resiko ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya lendir
pada saluran pernafasan bayi.
3. Hipotermi berhubungan dengan kehilangan panas pada bayi.

8
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan kontraksi uterus.
5. Nyeri berhubungan dengan robekan perineum.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka robek di perineum.
7. Kecemasan ibu berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang bayi baru lahir.

4. KALA IV (Kala Pengawasan )


Merupakan periode yang kritis untuk ibu dan bayi baru lahir. Selama 2 jam
pertama melahirkan, organ –organ ibu mengalami penyesuaian awal terhadap
keadaan tidak hamil dan sistim tubuh mulai menjadi stabil. Selama beberapa jam,
bayi baru lahir terus menjalani transisi dari keadaan intrauterin ke ekstra uerin.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian:


a. Selama 1-2 jam setelah bayi lahir dan plasenta lahir melakukan pengamatan
terhadap : kesadaran, tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan post partum,
tinggi fundus uteri dan kandung kemih.
b. Pemantauan keadaan-keadaan yang dapat menjadi faktor predisposisi seperti :
persalina cepat, bayi besar, persalinan denga induksi.
c. Psikologis ibu: gembira, lelah , mengantuk..

Diagnosa keperawatan:
1. Nyeri berhubungan dengan luka akibat proses kelahiran bayi.
2. Retensi urine berhubungan dengan efek persalinan atau melahirkan .
3. Resiko cedera berhubungan dengan ambulasi dini.
4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan dan atau atonia
uteri.
5. Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan nyeri/keletihan pasca
post partum, kekcewaan terhadap jenis kelamin bayi yang baru lahir.
6. Perubahan keluarga berhubungan dengan bertambahnya anggota keluarga baru
7. Menyusui bayi yang tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan.

MEKANISME PERSALINAN NORMAL


1. Sinklitimus : arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP
Ansiklismus anterior : arah sumbu kepala janin membuat sudut lancip didepan
PAP.

9
Ansiklismus posterior: arah sumbu kepala janin berlawanan dengan ansiklimus
anterior.
2. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling
kecil.
3. Sampai di atas panggul kepala mengadakan rotasi / putaran paksi dalam sehingga
ubun-ubun kecil berputar kearah depan dan bawah simpisis, maka dengan
suboksiput sebagai hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan.
4. Setelah seluruh kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi / putaran paksi luar
untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.
5. Selanjutnya bahu depan dilahirkan kemudian bahu belakang dan telusuri sampai
dengan ke kedua kaki , dengan perasat garpu letakan bayi dialas yang telah
tersedia dan segera keringkan bayi sambil menilai apgarnya , tutup kepala bayi
dan inisiasikan bayi ke ibu .

10

You might also like