Professional Documents
Culture Documents
A.
Pengkajian
I. Data Umum:
3.Pekerjaan : Swasta
4.Pendidikan : SMP
6.Genogram :
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti dimana mereka hanya tinggal berdua saja
(suami istri) dalam satu rumah.
9. Agama : Islam. Keluarga bapak G percaya bahwa kesehatan dan penyakit yang diderita
selama ini merupakan cobaan dari Allah SWT, dan akan berusaha agar penyakit istrinya bisa
sembuh.
Pendapatan bapak G sebagai buruh pada pabrik arang adalah Rp.500.000/bulan dan kadang
Rp.700.000,- / bulan jika ada lembur,Penghasilan mereka sebagian besar dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, jika ada lebih mereka simpan untuk keperluan Ny. A
berobat.
Aktifitas rekreasi dalam rumah selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama istri sambil
nonton TV, cucu dan menantu dari anak yang ketiga sering bertandang kerumah, kadang-
kadang anak-anak yang rumahnya tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Aktifitas rekreasi
diluar rumah jarang mereka lakukan.
Pada saat ini keluarga bapak G sedang berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu pada
tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), karena anak memisahkan diri dari keluarga,
sudah menikah, mempunyai anak (memiliki keluarga sendiri)
Dari ketiga tugas perkembangan keluarga menurut Duvalla and Miller, pada keluarga bapak
G semua tugas perkembangan tersebut telah terpenuhi yaitu :
c. membentu orang tua, suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
Bapak E.S merasa belum memenuhi tugas karena Ny.S belum sembuh dari sakitnya.
Bapak G pernah di rawat di Rumah Sakit 2 tahun yang lalu pada peristiwa kecelakaan hingga
saat ini telinganya yang sebelah kanan terdengar seperti air mendidih dan sangat mengganggu
karena selain tidak nyaman, pendengarannya juga terasa berkurang. Sedangkan istrinya Ny.A
menderita penyakit Hipertensi hingga saat ini (pasca Stroke) sejak 5 tahun yang lalu.
Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa orang tua perempuan bapak G meninggal karena
menderita Stroke sedangkan yang laki-laki meninggal karena sakit tua. Orang tua Ny A
meninggal karena perdarahan (perempuan), sedangkan yang laki-laki meninggal karena
digigit ular. Dari pengakuan keduanya tidak ada anggota keluarganya yang menderita
penyakit menular atau penyakit seperti yang diderita oleh Ny. A saat ini.
1. Karakteristik rumah
Luas rumah kira-kira 3x20Meter Persegi. Tipe rumah permanen dengan dinding rumah dari
tembok, jumlah ruangan tidur 1 buah, kamar tamu 1 buah, 1 kamar keluarga yang digunakan
sebagai tempat nonton TV, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang dapur, didepan terdapat
tanah kosong yang lumayan luas tempat parkir mobil dinas tempat anak pertamanya bekerja.
Didalam ruang tidur dan ruang keluarga tampak agak gelap karena tidak ada pencahayaan
hanya ada satu kaca diantara genting, banyak pakaian yang bergantungan, dapur dan gudang
nampak tidak rapi, lantai keramik namun nampak kurang bersih dan banyak lalat.
Keluarga bapak G sudah menempati rumah yang ditempatinya saat ini sejak berumah tangga
sampai sekarang, berdasarkan keterangan dulu daerah sekitar lingkungan tempat tinggal
masih jarang ditempati penduduk.
Selama ini keluarga bapak G tidak pernah mengikuti kegiatan formal amaupun informal di
lingkungan atau di Rwnya.
5. Denah Rumah
Keluarga bapak G saat ini hanya tinggal berdua saja bersama istri, tapi anak dan menantu
terutama dari anak ketiga hampir tiap hari datang ke rumah untuk membantu segala
keperluan keluarga seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah, karenma NY. A
dalam keadaan sakit dan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya secara penuh sebagai istri,
tapi mereka selalu saling bahu membahu untuk saling memenuhi kebutuhan keluarga bapak
G. Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga masih kurang, seperti tidaka da dana
khusus untuk anggaran pemeliharaaan kesehatan, keluarga jarang menabung, tidak tersedia
obat P3K dalam rumah walaupun memiliki Tensimeter sendiri, keluarga bapak G juga
mempunyai kebiasaan jarang memeriksakan diri ke sarana kesehatan, kecuali jika keluhan
yang mereka rasakan benar-benar menggangu aktifitas mereka. Ny A juga tidak akan
kontyrol jika tidak ada keluhan padahal sudah mengalami post Stroke sejak 5 tahun yang lalu.
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu
permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu
permasalahan, ibu dan anak-anaknya biasa memberikan alternatif pemikiran bagaimana untuk
memutuskan masalah, tapi biasanya yang paling sering mengambil keputusan adalah anak
tertua (pertama).
Di dalam aktifitas sehari – hari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa mengatasi
masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.
3. Struktur peran
Bapak G sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi nafkah keluarga, Ny.A sebagai
ibu rumah tangga yang mengurusi segala keperluan suami.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga bapak G memahami keadaan penyakit yang diderita oleh Ny.A. semua anak dan
menantu turut membantu pengobatan Ny.A, ada yang membelikan tensimeter untuk
mengontrol tekanan darah, ada yang membantu membuatkan minuman tradisional seperti sari
larutan daun alpokat, daun seledri, buah belimbing, bawang putih dan lain-lain.
b. Fungsi sosialisasi
Bapak G mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk hidup mandiri dan hidup Nerimo
apa adanya, jika ada di makan jika tidak ada dicari, jika tidak dapat hidup yang sabar.
Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit Hipertensi hal ini
ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit
Hipertensi. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga
tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi pada penyakit Hipertensi.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga bapak G memiliki anak 3 orang semuanya laki-laki. Ny.A saat ini tidak menjadi
akseptor KB karena alasan sudah tua, tidak mungkin hamil. Selama melahirkan mulai anak
pertama sampai anak terakhir tidak menagalami gangguan berarti.
e. Fungsi ekonomi
Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga bapak G adalah penyakit Hipertensi
(Post Stroke) yang diderita sejak 5 tahun yang lalu
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga swudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh Ny.A karena sakit
yang dideritanya sudah semenjak lama dan keluarga selalu berdoa agar penyakit yang diderita
Ny.SAdapat segera sembuh.
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Ny.A nampak keletihan, penampilan terlihat rapi, kebersihan diri baik.
Respirasi : 32x/menit
Suhu : 36,6°C
Berat Badan : 58 Kg
Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda – tanda sianosis
2. Dada
Pergerakan dada terlihat saat inpirasi, suara Jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur tidak ada, ronchi(-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
3. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran Hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik baik
4. Ekstremitas
Pada ekstremitas kanan atas dan bawah terdapat kelumpuhan, ketidak mampuan
menggerakkan persendian dan melipat persendian secara sempurna. Ektremitas kiri dalam
batas normal.
8. Harapan keluarga
V. ANALISA DATA
VI. SKORING
1. Resiko terjadinya serangan Stroke berulang (pecahnya pembuluh darah otak akibat
Hipertensi) sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga dengan
Hipertensi.
Tidak/kurang sehat
3.
diubah.
Masalah dapat diubah karena anggota
Sebagian. keluarga memiliki waktu yang cukup
guna membersihkan rumah.
Cukup
4. Menonjolnya
½ x 1 = 1/2
masalah.
1. Resiko terjadi serangan Stroke (pecahnya pembuluh darah otak) berulang berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita
Hipertensi
2. Resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan sehubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
C. PRIORITAS MASALAH
Resiko terjadinya serangan Stroke (pecahnya pembuluh darah otak) berulang berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi.
D. INTERVENSI
Lansia memeriksakan
diri ke Puskesmas
/RS
2. Keluarga
mampu
mengambil
keputusan
tentang Verbal Menganjurkan
tindakan keluarga untuk
yang tepat memeriksakan
Ny.A ke
RS/Puskesmas.
3. Ny.A
bersama
anggota
keluarga
mampu
memanfaat
kan
pelayanan
kesehatan
yang ada Psiko
motor
2. Resiko Setelah 1. Keluarga Verbal 1. Keluarga mampu 1. Jelaskan kepada
terjadinya dilakukan dapat menyebutkan 3 syarat keluarga tentang
penyakit kunjungan menyebutka syarat rumah yang
berhubu keluarga n beberapa
ngan diharapkan syarat rumah yang sehat sehat.
dengan mampu rumah sehat
lingkunga memelihara 2. Keluarga mampu 2. Jelaskan kepada
n lingkungan 2. Keluarga menyebutkan 2 dari 3 keluarga tentang
sehubunga rumah yang dapat manfaat rumah yang hal-hal yang dapat
n dengan sehat menyebutka bersih terjadi akibat
ketidak n kembali rumah yang
mampuan dampak kurang sehat
keluarga dari (lembab, kurang
dalam lingkungan Verbal sinar Matahari,
memelihar rumah yang banyak lalat,
a tidak sehat perabotan yang
lingkunga tidak teratur)
n rumah
3. Keluarga
dapat 3. Diskusikan
menjaga dengan keluarga
kebersihan 1. Rumah tampak rapi tentang
lingkungan dan tidak ada baju pembagian tugas
rumah yang bergantungan. dalam menjaga
terutama kebersihan rumah.
kamar 2. Membersihkan
rumah setiap hari 4. Anjurkan
4. Keluarga kepada keluarga
dapat 3. Membersihkan untuk membuka
merapikan Non kamar mandi secara jendela, melipat
baju yang Verbal teratur baju yan
bergantung bergantungan
an
5. Anjurkan
5. Keluarga kepada keluarga
dapat untuk tetap
membersih menjaga
kan kebersihan
lingkungan lingkungan rumah
rumah
secara 6. Beri pujian
teratur Non
Verbal untuk tindakan
yang tepat
Non
Verbal
E. Implementasi.
Tanggal No. DP Pelaksanaan
15/2/02 I 1. Menjelaskan kepada anggota keluarga factor-faktor yang menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi yaitu; akibat ada faktor keturunan,
peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan makanan.
- Kepala pusing.
- Mata berkunang-kunang.
3. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa terjadi akibat dari tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol yaitu gangguan pada system organ seperti
otak, mata, jantung, dan ginjal yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian .
Menghindari kegemukan
Olahraga teratur
- Banyaknya nyamuk.
F. Evaluasi
Tgl Evaluasi
21/2/02 S:- Ny. A. mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan melipat baju yang
bergantungan, serta menyapu lantai.
- Ny. A. mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk menguras bak kamar
mandi dan sudah di lakukannya.
- Rumah tampak bersih dan rapi.
Masalah teratasi.
P:
21/2/02 S:- Ny. A. mengungkapkan sakit kepalanya sudah tidak muncul lagi
- Ny. A. mengatakan akan kontrol secara teratur sesuai anjuran dokter dan akan
selalu minum obat yang diberikan dokter.
Masalah teratasi.
P:
PRE PLANNING
I. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah Diastolik
≥90mmHg, atau bila pasien memakai obat Hipertensi. Dengan kata lain Hypertensi
didefinisikan sebagai suatu peningkatan Tekanan Darah Sistolik dan/atau Diastolik yang
tidak normal. Klien yang menderita Hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang
benar bisa menyebabkan berbagai resiko yang berakibat fatal. Pada keluarga Tn. G, dimana
NY.A menderita Hipertensi (post Stroke), dirasa perlu mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan Hipertensi untuk kepentingan perawatan bagi penderita.
V. Media
VI. Metode
Hari :
Pukul :
Hari / tanggal :
Waktu : 50 menit
3. Sasaran
o Penyakit hipertensi
5. Metode
Ceramah
6. Media
7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi hasil
Keluarga mengerti tentang penyakit Hipertensi, dapat menyebutkan Pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, hal-hal yang memperberat penyakit Hipertensi serta upaya – upaya
pencegahannya
8. Pengorganisasian
Supervisor :
Pemberian diit rendah garam bertujuan membantu menghilangkan retensi garam / air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Diit ini diindikasikan
untuk pasien dengan edema dan / atau Hipertensi, seperti pada aggal Jantung, sirosis Hepatis,
Penyakit Ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial.
Syarat diit ini adalah cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin, jumlah Natrium yang
diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam / air atau hipertensi, dan
bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.
Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan (diit rendah garam)
Sumber Protein Daging dan ikan maksimum Otak, ginjal, lidah, sardin,
Hewani 100 gram sehari; telur keju, daging, ikan dan telur
maksimum 1 butir sehari; yang diawet dengan garam
susu maksimum 200 gram dapur seperti : daging asam,
sehari ham, bacon, dendeng, abvon,
ikan asin, ikan kaleng, kornet,
ebi, udang kering, telur asing,
telur pindang dsb.
Posting Komentar
Arsip Blog
► 2015 (3)
▼ 2013 (23)
o ▼ Juli (23)
MAKALAH PSIKODINAMIKA GANGGUAN JIWA
SATUAN UKURAN GULA DARAH
RUMUS MENGHITUNG BERAT BADAN IDEAL
MAKALAH PENYEDIAAN JAMBAN KELUARGA
HIMPUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TENTANG KESE...
Keterangan Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI,perio...
Asuhan Keperawatan ARDS (Adult Respiratory Distres...
CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI
PADA ...
METABOLISME KARBOHIDRAT
CONTOH FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN...
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) "ANOREKSIA NERVOSA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.S DENGAN
HIPER...
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA
Tn"G" DE...
ADMINISTRASI KESEHATAN
ASKEP DISENTRI
RENCANA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA
PASIEN...
SAP PENGAWET MAKANAN
ASKEP MALARIA
Contoh Kasus JIWA,ENDOKRIN,NEURO,GASTRO
ASKEP TUMOR beserta Pathway
ASKEP LIMFE EDEMA
Askep Tentamina Suicide
Mengenai Saya
septia pritayani
Lihat profil lengkapku
Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.