Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tembak dan luka tusuk, keracunan luka bakar dan tenggelam (Thoifatul
Barokah, dkk ).
cedera yang serius, cedera kepala menduduki urutan tertinggi, disusul cedera
sebanyak 1.547 jiwa meninggal dunia akibat korban kecelakaan lalu lintas di
seluruh Indonesia sejak awal januari 2012. Angka kecelakaan lalu lintas
cukup tinggi dan menonjol, data selama satu setengah bulan ada 9.884 kasus,
meninggal dunia 1.547 jiwa, luka berat 2.562 jiwa dan luka ringan 7.564
1
abdomen. Trauma abdomen merupakan penyebab terbanyak kehilangan
nyawa yang bersifat tragis, trauma abdomen yang tidak diketahui masih tetap
56,4% dan terendah di Papua 19,4%. Proporsi terbanyak terjadipada umur 15-
dan darat lain) dari 25,9% menjadi 47,7%. Tiga urutan terbanyak jenis cedera
yang di alami adalah luka lecet/memar 70,9%, terkilir 27,5% dan luka robek
yaitu di jalan raya 42,8%, rumah36,5%, area pertanian 6,9%, dan sekolah
5,4%.
terutama pada usia produktif yaitu kelompok usia di bawah 45 tahun. Lebih
2
terjatuh, luka tembak, dan luka tusuk, keracunan, luka bakar, dan tenggelam.
merupakan salah satu dampak terbesar dari kecelakaan lalu lintas yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Cedera pada trauma abdomen dapat
terjadi akibat tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselarasi), dan
kompresi. Akibat cedera ini dapat berupa memar, luka jaringan lunak, cedera
adalah robek, atau pecahnya suatu jaringan secara paksa yang dapat terjadi
3
Penatalaksanaan menurut FKUI (2010) penatalaksanaan kedaruratan
yang di lakukan pada pasien trauma abdomen adalah mengkaji ABCD, lalu
primary survey yang terdiri dari nilai tingkat kesadaran, Airway, Breathing,
jalan napas serta memberikan O2 dan juga dengan secondary survey dengan
abdomen.
4
Sesuai dengan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk
tahun 2017
B. Tujuan
1. Tujuan umum
abdomen di IGD
2. Tujuan khusus
darurat
5
d. Mampu menentukan Diagnosa keperawatan gawat darurat pada klien
gawat darurat
C. Kerangka penelitian
1. Pengumpulan data
6
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis
a. Studi kepustakaan
b. Observasi
7
d. Studi dokumentasi
lakukannya.
e. Partisipasi aktif
april 2017, pengumpulan Draft KTI dilakukan dari tanggal 03 jui 2017 –
08 juli 2017, sidang KTI dilakukan dari tanggal 10 juli 2017 – 15 juli 2017
3. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
8
Dalam adanya karya tulis ilmiah ini, kiranya adik-adik
sehari-hari.
2. Bagi institusi
pendidikan selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
9
2. Bagi perawat
3. Bagi penulis
4. Bagi pembaca
: Trauma Abdomen.
D. Sistematika penulisan
Sistematika dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah terdiri dari :
yaitu Tujuan umum dan tujuan khusus, Kerangka penelitian terdapat beberapa
bagian yaitu : Pengumpulan data, waktu dan tempat, Manfaat penulisan terdiri
dari manfaat reoritis dan manfaat praktis dan sistematika penulisan; BAB II
survey, secondary survey, dan Masalah kesehatan terdiri dari definisi trauma
10
dada, anatomi dan fisiologi trauma abdomen, etiologi trauma abdomen,
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
kita terdapat berbagai organ dan semua itu terbentuk dari sel-sel, sel
tersebut akan tetap hidup bila pasokan oksigen tidak di ketahui, dan
kematian tubuh itu akan timbul jika sel tidak bisa mendapatkan pasokan
oksigen. Kematian ada dua macam yaitu mati klinis dan mati biologis,
mati klinis adalah apabila seorang penderita henti napas dan henti
kerusakan sel-sel otak dan waktunya 6-8 menit setelah terhentinya sistem
(Musliha,2010).
dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan. (Krisanti paula
12
Kegiatan pelayanan keperawatan menunjukan keahlian dalam
2. Triase
pemberi layanan yang harus mentriage setiap pasien (ENE, 2001, dalam
13
berhadapan dengan keadaaan yang dapat mengancam kehidupan atau
suhu lebih dari 37 c ( krisanti paula dan manurung santa, dkk 2016).
14
dangkal. Secara umum dapat bertolerasi menunggu beberapa jam
atau injuri jaringan lunak, gejala demam atau viral, dan skin rashes
3. Primery survey
Airway bersih dari berbagai sekret atau debris dengan kateter suction
15
posisi netral, posisi in-linedan menggunakan manauver jaw thrust
sadar :
palsu, atau tulang obstruksi juga dapat disebabkan oleh lidah atau
3) Gunakan chin lift atau jaw thrust manual untuk membbuka jalan
napas.
b. Breating (Pernapasan)
apakah usaha ventilasi efektif atau tidak hanya pada saat klien
16
bernapas. Fokusnya adalah pada auskultasi bunyi napas dan evaluasi
ekspansi dada, usaha respirasi, dan adanya bukti trauma dinding dada
c. Circulation (sirkulasi)
digunakan.
17
5) Kaji adanya bukti perdarahan kontrol perdarahan dengan penekanan
al,1997,hal2073.)
A : alert (Waspada)
dan diterima luas adalah GCS (Glowsglow Coma Scale) dengan nilai
Penilaian GCS
Nilai Eye
4 Klien melihat dengan spontan
18
Nilai Motorik
6 Mengikuti perintah
Melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat
5
diberi rangsangan nyeri)
Withdraws (menghindar/menarik ekstermitas/tubuh menjauhi
4
stimulus saat diberi rangsangan nyeri
Fleks abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
3
dada dan kaki ekstansi saat diberi rangsangan nyeri)
Ekstensi abnormal (tangan satu atau keduanya disisi tubuh,
2 dengan jari mengepal dan kaki ekstensi saat duberi rangsangan
nyeri)
1 Tidak ada respon
Nilai Verbal
Orientasi baik (mampu mengatakan nama, waktu, dan tempat
5
sekarang dengan baik)
Disorientasi tempat dan waktu, bingung, berbicara mengacau
4
(sering bertanya ulang-ulang)
3 Kata-kata tidak jelas
2 Suara tanpa arti (mengerang)
1 Tidak ada respon
Kesimpulan
e. Exposure (Paparan)
19
tubuh. Jika penyediaan tanda bukti adalah suatu isu, barang-barang
tersebut harus ditangani sesuai aturan yang berlaku. Tanda bukti termasuk
f. Secondary survey
serius :
1) Kepala
d) Kaji respons atau orientasi pasien akan waktu, tempat dan diri.
2) Wajah
20
b) Kaji ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya. Catat apakah
c) Catat adanya darah atau drainage dari telinga, mata, hidung, atau
mulit.
f) Cek adanya gigi palsu. Jika ada dan pasien mengalami penurunan
lepaskan: lalu beri nama dan simpan ditempat yang aman (lebih
3) Leher
dipastikan.
4) Dada
21
iga pada posisi lateral, lalu anterior, dan posterior: manuver ini
c) Catat keluhan pasien akan nyeri, dispnea, atau sensasi dad terasa
berat.
5) Abdomen
peristaltik
discharge.
7) Tulang belakang
22
tulang belakang sampai trauma spinal sudah dipastikan. Jika anda
long-roll.
8) Ekstermitas
ekstermitas.
c) Palpasi nadi distal dan cek capilary reffil pada ujung kuku, kaji
B. MASALAH KESEHATAN
1. Definisi
organ.(Sjamsuhidajat, 1997).
23
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang
yaitu saluran pencernaan atas yang dimulai dari mulut sampai rektum, dan
organ aksesori yang terdiri dari hati, kandung empedu, dan pankreas.
a. Mulut
terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang
24
diantara gusi dan gigi dengan bibir dan pipi, serta bagian dalam yang
terdiri dari atas rongga mulut. Pada mulut ini terdapat palatum anterior
menjadi maltose.
sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25
Sfingter bagian atas dalam keadaan normal selalu tertutup kecuali bila
25
makanan akan masuk kedalam lambung atau muntah, keadaan ini
c. Lambung
massa setengah cair (bubur) yang di sebut kimus. Otot lambung yang
26
Kelenjar lambung yang menghasilkan getah lambung terdapat di
bagian fundus dan korpus gaster. Kelenjarnya terdiri atas empat jenis
sel, yaitu sel parietal, sel zimogen, mucous neck cells, dan sel
dan kolesistokinin.
d. Usus Halus
pankreas.
27
Epitel mukosa usus halus adalah epitel selapis silindris, dengan sel
e. Usus Besar
dalam sekum dan masih setengah cair, kemudian dalam kolon menjadi
setengah padat.
f. Apendiks
dan menahun.
g. Rektum
membentuk tiga pita memanjang, sebagai tenia coli. Pada rektum lapis
28
lipatan memanjang yang di sebut kolumna rektalis Morgagni. Di
daerah ini terdapat banyak vena memanjang dengan dinding tipis yang
h. Pankreas
lemak.
sel pulau langerhans ada beberapa jenis, yaitu sel A (alfa) membentuk
29
glikogenolisis, sehingga meningkatkan kadar gula darah. Dan sel B
i. Hepar (hati)
1,5 kg atau lebih. Hati menampung semua bahan yang di serap dari
usus, kecuali lemak, melalui vena porta. Selain bahan yang di cerna,
darah portal juga membaea berbagai bahan toksik ke dalam hati untuk
5) Mensintesis kolestrol
30
6) Mendetoksikasi bahan-bahan toksik dalam darah
3. Etiologi
31
4. Patofisiologi
darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu
abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas, dan
distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis umum.
peritonitis munkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya
tanda-tanda yang tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa
masuk rongga abdomen, maka operasi harus dilakukan. Pada trauma non
penetrasi (tumpul) pada non penetrasi biasanya terdapat adanya jejas atau
gejala mual, muntah, dan BAB hitam (melena). Kemungkinan bukti klinis
tidak dampak sampai beberapa jam setelah trauma. Cedera serius dapat
Pada trauma penetrasi biasanya terdapat luka robekan pada abdomen, luka
32
biasa perdarahan/memperparah keadaanluar dari dalam abdomen,
Pathway
Trauma abdomen
Trauma Tumpul
Kerusakan Kerusakan organ Kerusakan
jaringan kulit abdomen jaringan
Kompresi Organ abdomen
5. Manifestasi Klinis
spontan.
34
mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB
hitam (melena).
setelah trauma
pendarahan/memperparah keadaan.
abdomen.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rontgen
pelvis.
35
DPL merupakan tes cepat dan akurat yang digunakan untuk
pasien hipotensi atau tidak responsive tanpa indikasi yang jelas untuk
berikut :
bebas.
36
d. Computed Tomography Abdomen (CT Scan Abdomen)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis :
1) Abdomen paracentesis
2) Pemeriksaan laparoskopi
3) Pemasangan NGT
abdomen
4) Pemberian antibioti
Mencegah infeksi
5) Laparotomi.
37
b. Penatalaksanaan non-Medis :
1) Balutan tekan
2) Balutan melilit
3) filtrasi
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
rohmah,2009,36).
a. Triase
b. Primary survey
38
ABC mnemonik dengan D dan E di tambahkan untuk klien trauma :
terjadi secara silmutan dengan setiap elemen dari primery survey ini
c. Secondary survey
2. Analisa data
3. Diagnosa keperawatan
39
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan pemberian informasisecara pasti
merubah.
c. Nyeri akut
e. Syok hipovolemik
f. Resiko infeksi
4. Perencanaan keperwatan
adalah :
40
Diagnosa
No Noc Nic Rasional
keperawatan
1 Gangguan Kriteria Hasil Monitor adanya Unutk
41
fungsi sensori analgetik menjadikan
dokter
Pengetahuan
yang baik
dapat
meningkatkan
motivasi
dalam proses
penyembuhan
42
mengacu pada normal dehidrasi Mukosa bibir
Penurunan kelebihan
Penurunan Membantu
Membran mempertahank
mukosa an balance
kering cairan
Peningkatan
suhu tubuh
43
Haus
Kelemahan
Penurunan
berat badan
Peningkatan
frekuensi nadi
Faktor yang
berhubungan
Kehilangan cairan
aktif
44
(international berkurang Gunakan teknik nonverbal
tekanan darah
Perubahan
frekuensi
pernapasan
Mengekspresi
kan perilaku
seperti mata
45
kurang
bercahaya,
gelisah,
merengek dll.
Melaporkan
nyeri secara
verbal
Faktor yang
berhubungan :
(mis, abses,
amputasi, luka
bakar, terpotong,
mengangkat
berat, prosedur
bedah, trauma,
olahraga
berlebihan)
46
tidak memberi Dapat Pertahanakan pernafasan
47
irama, selama 30 menit makan dengan
kedalaman) mungkin
berhubungan
Pencegahan
aspirasi
48
beresiko terhadap anak berbahaya klien
kekerasan Membatasi
pengunjung
49
dalam batas lingkungan aseptik pengetahuan
Ajarkan pasien
Ajarkan cara
menghindar
infeksi
50
permukaan baik pasien) setiap dua n cepatnya
cairan, adanya
perubahan perubahan
5. Implementasi
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
51
keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi juga mencakup
berpusat pada klien, dan menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf,
6. Evaluasi
Unit Gawat Darurat, evaluasi dengan cara subjektif, objektif, analisa, dan
7. Dokumentasi Keperawatan
52
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan
53
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums,ac.id//22057/12/02.Naskah_Publikasi.Pdf
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf-thesis/unud-1E57-2007960886-
thesis%final.pdf
medika.2010
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta 2015
Wilkinson, J.M & Shen, N,R 2012. Buku saku diagnosa keperawatan Nanda NIC
http://emedicine.medscape.com/article/821995-overview,2010
http://emedicine.medscape.com/article/940726-overview.2010
54