Professional Documents
Culture Documents
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pra
Rancangan LPG Plant PPEJ Tuban” dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Penulis menyadari jika dalam penyusunan skripsi ini bukan semerta-merta hasil kerja dari
penulis sendiri, melainkan didukung juga oleh berbagai pihak yang telah memberikan bantuan,
kritik dan sarannya kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. R.Y. Perry Burhan, M.Sc., selaku Ketua STEM Akamigas.
2. Ibu Ir. Sri Lestari, M.T.selaku Ketua Program Studi Teknik Pengolahan Migas.
3. Bapak Haris Nu’man Aulia, M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Pengolahan
Migas.
4. Bapak Zami Furqon, M.T., selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Djoko Suprapto., Ir., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II.
6. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas
7. Keluarga tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga terselesaikan Proposal Skripsi ini.
Semoga penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.
KELOMPOK V
REF IVA
ABSTRAK
LPG Plant PPEJ adalah unit pengolah gas alam dari lapangan Mudi dan Sukowati menjadi
gas pipa, LPG campuran dan kondensat. Karakteristik gas ini memiliki kandungan H2S 18.500
ppm dan CO2 sebesar 35%. LPG plant PPEJ didesain untuk mengolah gas tersebut dengan
kapasitas 31 MMSCFD. LPG Plant PPEJ memiliki beberapa unit proses antara lain scrubbing
unit, acid gas removal unit, gas dehydration unit, liquefaction unit, fractination unit dan hot oil
system.
Hasil perhitungan keekonomian LPG Plant PPEJ menghasilkan nilai total capital investment
(TCI) sebesar US $ 62,956,666.552, annual net profit US $ 9,175,383.814/ tahun, nilai ROI
14.574 % /tahun, payback period (PBP) selama 5.230 Tahun, dan NPV = US $ 41,148,103.07
dan IRR sebesar 18.62 %/tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kilang ini layak dibangun.
I. PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu, penggunaan gas semakin penting yang berfungsi sebagai
penunjang kegiatan industri maupun rumah tangga. Saat ini industri gas merupakan industri yang
vital, maka diperlukan penggunaan yang tepat dan kapasitas yang mampu menunjang kebutuhan
penggunaan gas di Indonesia. Selain itu, kinerja dan proses bisnis perlu dilakukan agar tidak
tentang peralihan penggunaan minyak tanah (kerosene) ke LPG pada tanggal 1 September 2006
memicu meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap LPG. Peningkatan kebutuhan LPG untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri tentunya harus di imbangi dengan produksi LPG oleh
produsen. Namun, kebutuhan dan produksi LPG tidak seimbang, Indonesia masih mengimpor
Kebutuhan LPG yang semakin meningkat dengan adanya regulasi tersebut dibandingkan
dengan kilang LPG yang terbatas tentunya menjadi alasan kuat untuk impor LPG. Pada tabel 1.1
dijelaskan bahwa impor LPG semakin lama semakin meningkat apabila tidak diimbangi dengan
pembangunan infrastruktur LPG plant. Maka dari itu perlu dilakukan pembangunan kilang LPG
Dalam proses pengolahan gas, hal yang dilakukan adalah mengurangi kandungan impurities
sebelum diolah lebih lanjut menjadi produk-produk gas. Pada produk Lean gas, gas hanya diolah
untuk mengurangi kandungan impurities berupa H2S, CO2, dan kandungan air. Sedangkan untuk
Karakteristik gas yang dimiliki gas PPEJ mengandung impurities yang tinggi dengan
kandungan H2S sebesar 18.500 ppm dan CO2 mencapai 35%. Karena kandungan gas asam yang
tinggi, Gas and LPG Plant membutuhkan proses acid gas treating untuk mengurangi kandungan
H2S dan CO2 melalui kolom absorber dengan absorbent berupa Methyl Diethanolamine
(MDEA). MDEA yang telah jenuh akan diregenerasi di kolom amine regenerator. Untuk
mengurangi kandungan air dalam gas digunakan kolom absorber dengan absorbent berupa
Triethylene Glycol (TEG). Selain dua unit proses tersebut, juga terdapat unit lainnya seperti unit
pencairan dan fraksinasi yang bertugas untuk memproduksi LPG dan kondensat.
Sebelum masuk ke unit purifikasi, terdapat unit pemisahan awal untuk memisahkan gas, air,
dan kondensat. Pengilangan impurities terjadi dua tahap yaitu untuk menghilangkan H2S dan
CO2 serta menghilangkan kandungan H2O. Proses yang digunakan adalah Amine Treating dan
Glycol Dehydration. Selain itu untuk menghasilkan produk LPG yang memenuhi spesifikasi,
dilakukan pencairan dan distilasi pada unit Liquefaction unit dan Fractionation unit. Produk
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk melakukan pra rancang LPG plant PPEJ. Dalam
penulisannya akan dijelaskan langkah-langkah dalam perancangan unit scrubbing unit, acid gas
removal unit, dehydration unit, liquefaction unit, dan fractionation unit. Perancangan tersebut
meliputi perhitungan kondisi operasi, dimensi alat, jenis material yang digunakan berdasarkan
kondisi umpan. Perancangan tersebut diharapkan memliki beberapa tujuan antara lain sebagai
berikut:
Dari sisi kemampuan (performance), perancangan LPG plant PPEJ sehingga diperoleh hasil
yang optimal
Dari sisi keekonomian (economy), perhitungan desain dan pemilihan peralatan dan material
untuk seluruh unit pada LPG plant sehingga didapatkan desain yang memiliki nilai
kemudahan dalam perawatan sehingga dihasilkan konfigurasi LPG plant yang fleksibel dalam
hal maintenance.
Dari segi keselamatan (safety), hasil perancangan akan memenuhi standar peralatan sesuai
Dalam penulisan skripsi penulis yang berkaitan dengan unit dehidrasi dan sistem hot oil
Desain proses unit dehidrasi dan sistem hot oil, equipment sizing, dan studi keekonomian.
Penentuan sizing peralatan yang digunakan untuk menentukan biaya capital cost LPG plant.
Capital cost ini dimaksutkan untuk studi kelayakan yang digunakan untuk menentukan
proyek LPG plant PPEJ layak untuk dilanjutkan atau tidak layak.
Harga pada capital cost mengacu pada referensi harga handbook, bukan pada manufacturer.
Menentukan Basic Engineering Design Data (BEDD) sebagai landasan rancangan pabrik
Melakukan Sizing dan penentuan spesifikasi setiap peralatan dan sistem perpipaan
1. BAB I Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
2. BAB II Dasar Teori. Bab ini berisikan prinsip dasar pemurnian gas, langkah-langkah
dalam perhitungan perancangan unit dehidrasi dan sistem hot oil serta penilaian dan
peninjauan kelayakan secara ekonomi sebuah proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak.
3. BAB III Pembahasan. Bab ini berisikan perancangan unit dehidrasi dan sistem hot oil.
Pembahasan dimulai dari penentuan basis perancangan, penentuan kondisi operasi dan
pembangunan LPG plant PPEJ. Tinjauan nilai keekonomian yang digunakan adalah Pay Out
Time (POT), Rate of Return (ROR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
5. BAB V Penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran atas pra rancang unit dehidrasi dan
Basis desain perancangan atau Basic Engineering Design Data (BEDD) adalah dasar
rancangan yang merupakan acuan untuk segala bentuk proses maupun peralatan yang digunakan.
BEDD merupakan hal dasar yang tidak dapat diubah begitu sudah disetujui oleh pihak-pihak
terkait dalam keputusan proyek. Berikut ini merupakan basis desain pra rancangan LPG Plant
JOB PPEJ :
(JOB PPEJ)
- Unit Capacity
Komposisi
- Product
Condensate : 11 MMSCFD
- Feed/Product Characteristics
LPG Mix
Condensate
- Utility Specifications
Water
Air
Temperature Ambient : 35 °C
Power
- Product Spec.
Lean Gas
Condensate
LPG Mix
Gambar 2. 1 Spesifikasi LPG Mix
Proses pengolahan LPG dari gas alam umumnya terdiri dari beberapa unit utama yaitu
scrubbing, acid gas treating, gas dehydration, pencairan (liquefaction) dan fraksinasi. Unit-unit
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi gas umpan dan produk yang akan dihasilkan. Penjelasan
mengenai unit-unit pengolahan gas secara umum tersebut disajikan sebagai berikut.
Tahap scrubbing yaitu tahap yang bertujuan untuk memisahkan antara gas dengan kondensat
dan air atau padatan yang terikut. Hal ini bertujuan agar gas umpan kompresor terbebas dari
kandungan air dan kondensat, sehingga tidak menimbulkan permasalahan pada kompresor.
Tahap ini tersusun atas separator- separator yang berguna untuk memisahkan liquid-liquid yang
Acid gas treating adalah suatu proses yang berguna untuk memisahkan gas-gas asam seperti
CO2 dan H2S. Gas-gas ini pada umumnya dipisahkan dengan menggunakan proses absorbsi.
Caustic atau larutan NaOH digunakan sebagai absorbant gas-gas asam khususnya
merchaptan. Salah satu proses pemurnian menggunakan caustic adalah merox treating.
Carbonat atau Benfield Process digunakan untuk menyerap gas asam terutama kandungan
CO2 dalam aliran gas. Karbonat dipilih karena kemampuan mengikat gas CO 2 untuk membentuk
bikarbonat yang nantinya dapat diregenerasi menjadi karbonat kembali. Namun, proses ini
kurang selektif terhadap H2S sehingga kurang cocok untuk pengolahan gas alam yang
Amine treating adalah proses treating gas asam yang banyak digunakan pada gas plant.
Senyawa-senyawa amine dapat mengikat CO2 dan H2S secara bersamaan tergantung dari
selektifitas masing-masing senyawa amine. Senyawa amine yang umumnya digunakan adalah
MEA, DEA, MDEA, TEA dan beberapa amine dengan berbagai aktivator seperti piperazine atau
Dehidrasi adalah proses yang digunakan untuk menghilangkan air dari gas alam dan cairan
1. Mencegah pembentukan hidrat dan kondensasi air di fasilitas pengolahan dan transportasi,
3. Mencegah korosi
Penghilangan air didominasi oleh dua proses yaitu: absorbsi dengan larutan glikol dan
adsorpsi dengan desiccant padat. Kedua proses dalam banyak kasus keduanya cukup efektif.
Secara umum, sistem dehidrasi dengan desiccant padat akan memakan biaya lebih banyak,
namun menghasilkan lebih banyak penjerapan. Pada operasi dengan volume besar; gas alam
bertekanan tinggi, sistem glikol pada umumnya lebih irit jika penurunan titik embun beku cukup
berkisar antara 40°F sampai 60°F. Pada penurunan titik embun sekitar 60°F dan 100°F, salah
satu jenis proses dehidrasi dapat terbukti lebih ekonomis tergantung pada persyaratan spesifikasi
desain dan biaya operasional lokal. Pada depresi embun di atas 100°F, proses desiccant padat
umumnya dipilih, walaupun dapat dilakukan juga dengan penggunaan jumlah larutan glikol yang
besar untuk mendapatkan titik embun air serendah -130 ° F. Proses desiccant padat juga disukai
untuk instalasi yang sangat kecil dimana kesederhanaan operasi merupakan faktor penting.
Tahap pencairan adalah tahap dimana gas umpan yang telah dikompresi (compressed gas) di
cairkan dengan cara pendinginan. Prosesnya sendiri terdiri dari beberapa cara yaitu sebagai
berikut :
Pendinginnan
Ekspansi
Fraksinasi unit adalah unit yang digunakan untuk mengolah natural gas liquid sehingga
mengasilkan suatu produk dalam fase cairan dengan produk yang dihasilkan sesuai spesifikasi
yang diinginkan. Proses fraksinasi tersebut menggunakan sistem panas yang dihasilkan oleh
reboiler untuk menguapkan pada bagian stripping sehingga vapor akan meninggalkan bagian
stripping melewati kolom dan berkontak langsung menggunakan tray atau packing dengan
liquid.
Vapor yang meninggalkan top kolom akan melewati kondensor untuk dihilangkan panasnya
dengan beberapa jenis media pendingin, liquid akan kembali ke dalam kolom sebagai refluks
untuk membatasi hilangnya komponen berat pada overhead. Vapor yang masuk kedalam
separator akan didinginkan dan menghasilkan kondensasi dari komponen komponen berat,
dimana komponen yang lebih berat akan terkonsentrasi dalam fase liquid dan menjadi produk
bawah kolom.
Berikut adalah tipikal Natural Gas Liquid produk dari proses fraksinasi, yaitu :
Commercial Propane
Butane
Butane/Gasoline mixture
Natural Gasoline
Wet gas masuk melalui bagian bawah kontaktor dan mengalir secara countercurrent dengan
glikol. Kontak gas dan glikol terjadi pada tray atau packing. Bubble cap trays telah digunakan
sejak dulu, namun packing lebih umum digunakan saat ini. Gas kering keluar dari top absorber.
Lean Glikol masuk dari tray atas atau bagian atas packing dan mengalir kebawah, menyerap
air saat mengalir. Glikol yang keluar kaya akan kandungan air..
Supaya memudahkan, digunakan kata “rich” untuk mendeskripsikan bottom absorber dan
kata “lean” untuk top absorber. Di bagian bottom, gas masuk dan glikol keluar kaya dengan
kandungan air, pada top absorber keduanya memiliki kandungan air yang rendah.
Rich glycol keluar dari bottom absorber mengalir menuju reflux condenser pada bagian atas
still coloumn. Kemudian rich glycol masuk ke flash tank dimana sebagian besar komponen
volatil (terikut dan terlarutkan) diuapkan. Tekanan flash tank biasanya 300-700 kPa (44-102
psia). Keluar dari flash tank, rich glycol mengalir melalui filter glikol dan rich-lean exchanger
yang berfungsi menukarkan panas dan untuk memanaskan lean glycol. Rich glycol kemudian
Still column dan reboiler biasa disebut sebagai regenerator atau reconcentrator. Disinilah
Unit regenerasi yang ditunjukkan dirancang untuk beroperasi pada tekanan atmosfer.
Hot Oil System merupakan unit khusus yang didesain untuk menyediakan supplai panas bagi
unit lainnya. Hot Oil yang ditampung pada tangki selanjutnya akan dipompakan menuju furnace
untuk dipanaskan. Panas pembakaran didapat dari waste gas yang diperoleh dari unit-unit lain.
Hot oil yang sudah panas akan disalurkan menuju reboiler MDEA, reboiler TEG, reboiler
Deethanizer dan reboiler Debuthanizer. Simplified flow diagram gas dehydration dan hot oil