You are on page 1of 12

Patofisiologi

Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat


kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian ), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi
berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh
pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh
yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan
yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastifitas dan
fiskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali
pada keadaan yang sebelumnya. Fiskositas adalah kemampuan jaringan untuk
menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut. Beratnya trauma yang terjadi tergantung
kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan.
Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi
tubuh relatif terhadap permukaan benturan.
Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa
mekanisme:
 Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekanan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak
benar mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
 Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae
atau struktur tulang dinding thoraks.
 Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler.

Trauma tumpul pada abdomen disebabkan oleh pengguntingan, penghancuran atau kuatnya
tekanan yang menyebabkan rupture pada usus atau struktur abdomen yang lain :

Trauma tumpul abdomen.


1. Memar/jejas pada dinding perut.
2. Kerusakan organ-organ.
3. Nyeri
4. Iritasi cairan usus
WOC
Jatuh,pukulan benda tumpul,
kompresi, Dll

Gaya presdisposisi trauma


> elastisitas dan vikositas

Ketahanan jaringan tidak


mampu mengkompensasi

nyeri tekan,spontan lepas trauma tumpul abdomen

kompensasi organ abdomen


Nyeri Akut

memar atau jejas pada dinding abdomen

perdarahan intra abdomen

penurunan/hilang sel darah merah iritasi

syok hemoragik
Resiko infeksi

syok hipovolemik
kehilangan darah
dengan cepat
Perubahan perfusi
jaringan
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Kasus semu Status Trauma Abdomen Tumpul

Pada tanggal 28 Februari 2018 Tn.B usia 54 tahun datang ke UGD RSUD Jombang
diantar oleh anaknya Tn.D usia 25 tahun pada pukul 17.00 WIB. Klien mengeluh nyeri di
perut bagian kanan. Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa klien 2 jam yang lalu
mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motornya, klien menabrak gerobak sayur
yang menyeberang, dia jatuh dengan posisi dada dan perut kanan membentur aspal, setelah
kecelakaan klien masih bisa pulang sendiri tapi beberapa saat kemudian klien merasa
perutnya “ampeg” dan sesak. Klien mengatakan sebelum kecelakaan minum segelas teh, dan
tidak mengkonsumsi obat apapun. Perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data
sebagai berikut: Airway klien tidak mengalami sumbatan, Breathing: klien bernafas dengan
normal (RR 26x/menit), circulasi: TD : 120/80 mmHg. N : 88x/menit, Capillary reffil :< 2
detik. GCS klien 456 dan kesadaran composmentis, terdapat luka lecet, jejas pada perut
sebelah kanan klien. Pengkajian head to toe klien tidak terdapat masalah, kepala klien dapat
digerakan dengan bebas, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung
simetris tidak ada secret.Paru-paru klien tidak ada masalah, auskultasi vesikuler.Tidak ada
pembesaran hepar, bising usus 7x/menit.Ektremitas normal tidak ada luka dan turgor baik.

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jombang
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Dx. Medis : Trauma Abdomen
Penanggungjawab : Tn. D

PRIMARY SURVEY:
TRIAGE : P3 (hijau)
Keluhan utama/keadaan umum : Klien mengeluh nyeri di perut bagian kanan
Klien merasa perutnya “ampeg” dan sesak
Kesadaran (A/V/P/U) :
A (Alert/Awake) : sadar penuh
V (Verbal) : pasien berespon terhadap suara
P(Pain) :berespon terhadap nyeri
U (Unresponsive) :tidak ada respon

A. Airway : Jalan nafas klien tidak ada sumbatan, tidak ada secret, dada
simetris
B. Breathing :Klien bernafas secara normal (26x/menit), bunyi napas
vesikuler frekuensi pernafasan, pola nafas, penggunaan otot
bantu napas.
C. Circulating :TD :120/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, RR : 26x/menit, CRT :
<2 detik
D. Disability : - GCS : 456
- Kesadaran : composmentis)
E. Exposure : terdapat luka lecet, jejas pada perut sebelah kanan klien.

SECONDARY SURVEY:
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami penyakit yang berat.
Riwayat Penyakit Sekarang :
klien datang ke UGD RSUD jombang diantar oleh anaknya TN. D usia 25 tahun. Kilen
mengeluh nyeri di perut bagian kanan saat dibuat gerak. Pada saat pengajian klien
mengatakan bahwa 2 jam yang lalu mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda
montornya, klien menabrak gerobak sayur yang menyebrang dan dia jatuh dengan posisis
dada dan perut kanan membentur aspal, setelah kecelakaan klien masih bisa pulang sendiri,
tapi selang beberapa saat kemudian klien merasa perutnya “ampeg” dan sesak. Klien
mengatakan setelah kecelakaan minum segelas air putih dan tidak mengkonsumsi obat
apapun.
S,A,M,P,L,E
S ( Symptoms) : klien megeluh nyeri perut bagian kanan
A ( Allergies) : klien tidak memiliki riwayat alergi
M ( Medications) : belum dilakukan pengobatan sebelumnya
P ( Past medical history) : klien tidak pernah masuk RS sebelumnya
L ( Last oral intake) : Klien mengatakan setelah kecelakaan minum segelas
air putih dan tidak mengkonsumsi obat apapun.
E (Events preceding the incidents): klien mengatakan bahwa 2 jam yang lalu mengalami
kecelakaan ketika mengendarai sepeda montornya, klien
menabrak gerobak sayur yang menyebrang dan dia
jatuh dengan posisis dada dan perut kanan membentur
aspal
Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mm/Hg RR: 26x/mnt
Nadi: 88x/mnt Suhu:36,5 °C
Nyeri: 5
P : saat digerakkan
Q : Nyeri dirasakan terus menerus
R : Pada abdomen
S :5
T : sekitar 15 menit

GCS (Eye, Verbal, Motorik): E : 4 (membuka mata sepontan)


V : 5 (berorientasi baik)
M : 6 (dapat mengikuti perintah)
PEMERIKSAAAN FISIK:
Head to toe
a. Kepala:
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, Kepala dapat digerakkan kesegala arah,
2. Mata
Inspeksi : Pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis.
3. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada secret.
4. Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris
5. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir sianosis, tidak ada stomatitis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Leher:
Inspeksi
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada JVP , tidak ada kaku kuduk.
Palpasi : -
c. Dada:
1. Paru
Inspeksi : bentuk tulang dada simetris, terlihat pengembangan gerakan
antara kanan dan kiri sama saat pasien bernafas.
Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
Auskultasi : vesikuler
Perkusi : sonor

2. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : Bj 1- Bj2 reguler, tidak mendengar murmur dan gallop

d. Abdomen:
Inspeksi : Terdapat jejas dan luka lecet pada perut sebelah kanan klien
Palpasi : Kuadran I : hepar  ada hepatomegali, ada nyeri tekan
Kuadran II :gaster  tidak ada nyeri tekan abdomen
lien  tidak ada splenomegali
Kuadran III :tidak ada masa (skibala, tumor), tidak ada
nyeri tekan
Kuadran IV :tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney
Auskultasi : bising usus 7x/menit
Perkusi : pekak
e. Lower back/Punggung bawah:
Inspeksi : kekuatan otot ekstremitas normal
Palpasi : tidak ada oedem turgor kulit baik
f. Pelvis:
Inspeksi : terdapat jejas, ada nyeri tekan
Palpasi : tidak ada “gap” (cekungan)
g. Genitalia:
Inspeksi : vagina bersih, tidak ada odem, tidak ada tanda-tanda infeksi
h. Ekstremitas atas dan bawah, kulit:
Inspeksi : Clubbing Finger : tidak mengalami clibbing finger
Perfusi (kulit, kuku, bibir) : CRT < 2dtk, mukosa bibir
sianosis
Odem : tidak mengalami oedem
Palpasi : Turgor Kulit : kembali 3 detik
Suhu Akral : hangat

kekuatan otot : 5 5

4 5

Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4:Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan
tahanan ringan
5:Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan
tahanan penuh

i. Persyarafan (if necessasry)


1) Uji nervus I olfaktorius (pembau) : pasien dapat membedakan bau
2) Uji nervus II opticus (penglihatan) : tidak ada katarak, tidak ada infeksi
konjungtiva atau infeksi lainnya, pasien dapat melihat dengan jelas
tanpa menggunakan kacamata
3) Uji nervus III oculomotorius : tidak ada edema pada kelopak mata dan
bola mata menonjol (exophtalamus)
4) Nervus IV toklearis : ukuran pupil normal
5) Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah) : pasien dapat membuka dan
menutup mulut
6) Nervus VI abdusen : tidak ada strabismus (juling), gerakan mata
normal
7) Uji nervus VII facialis : pasien dapat menggembungkan pipi,
menaikkan dan menurunkan alis mata
8) Nervus VIII auditorius/AKUSTIKUS : pasien dapat mendengar kata-
kata dengan baik
9) Nervus IX glosoparingeal : terdapat reflek muntah
10) Nervus X vagus : dapat menggerakkan lidah
11) Nervus XI aksesorius : dapat menggeleng dan menoleh kiri kanan, dan
nyeri ketika mengangkat bahu
12) Nervus XII hypoglosal/hipoglosum : dapat menjulurkan lidah
Reflek fisiologis : normal, tidak ada gangguan
Pemeriksaan reflek patologis : normal, tidak ada gangguan
GCS (Glasgow Coma Scale) :
 Eye/membuka mata(E) : 4
 Verbal/bicara (V) :5
 Motorik (M) :6
j. PemeriksaanPenunjang
Hasil laboratoriumtanggal 28 -02-2018
 Hemoglobin : 14,5 g/dl (n :14-17,5 g/dl)
 Eritrosit : 5,05 106/ul (n : 4,5-5,9106/ul)
 Leukosit : 12,1 103/ul (n :4,0-11,3 103/ul)
 Hematokrit :43,8% (n : 40-52%)
 Trombosit : 204
 Goldarah :O
 HBSAG :-

2. Masalah Keperawatan:
1. Polanafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. Nyeriakut berhubungan dengan trauma abdomen.
3. Resikoinfeksi berhubungan dengan luka non-penetrasi abdomen.
3. Intervensi dan Implementasi Diurutkan permasalahan A,B,C,D
No. Intervensi Rasional Jam/Waktu Implementasi
1. 1. Kaji pola nafas 1. Untuk menentukan 17:30 WIB 1. Mengkaji pola nafas klien
2. Kaji tanda vital intervensi yang tindakan 2. Mengkaji tanda tanda vital
3. Posisikan klien semi fowler tepat keperawatan klien
4. Beri oksigen sesuai indikasi 2. Mengetahui selama 1x15 3. Memposisikan klien semi
perkembangan menit fowler
klien 4. Memberikan nasal kanul
3. Untuk mengurangi 2L/menit
sesak nafas
4. Mengurangi sesak
nafas

2. 1. Kaji intensitas nyeri 1. Untuk menentukan 17: 45 WIB 1. Mengkaji tingkat nyeri
Jelaskan penyebab nyeri intervensi yang tindakan 2. Mengajarkan nafas dalam
2. Beri posisi nyaman dan tepat. keperawatan bila nyeri timbul
Ajarkan teknik relaksasi 2. Untuk 1x10 menit 3. Memberikan injeksi
3. Kolaborasi pemberian menenangkan klien ketorolak 2ml
analgetik dan untuk
mengurangi nyeri.
3. Meningkatkan
kenyamanan klien.
Mengurangi
ketegangan otot
sehingga
mengurangi
nyeri.Analgetik
berfungsi
menghilangkan
nyeri

3. 1. Pasang kateter 1. Untuk mengurangi 17:55 WIB 1. Memasang kateter


2. Pasang NGT aktivitas klien. tindakan 2. Memasang NGT
3. Pasang trail pada tempat 2. Untuk mengetahui keperawatan 3. Memasang trail tempat
tidur klien adanya perdarahan 1x20 menit tidur
4.Monitor hasil laboratorium dalam. 4. Mengambil sample darah
terutama Hb 3. Menurunkan resiko 5. Memberikan injeksi
5. Kolaborasi pemberian cidera. cefotaxim 1g
antibiotik 4. Mengetahui
perkembangan
klien
5. Mencegah infeksi

4. Evaluasi & Hands off”


Evaluasi Komunikasi
Subjektif: Sitution:
Pasien mengatakan masi Dokter Tn. B yang masuk tadi sore pukul 17.00 baru MRS dengan
merasakan nyeri pada daerah diagnosa trauma abdomen tumpul. Saat ini pasien masih
abdomen dan masih sesak. mengeluh nyeri pinggang bagian kanan dan masi sesak nafas
skala 5. TD: 120/80 mm/Hg RR: 26x/mnt, Nadi: 88x/mnt ,
Suhu:36,5 °C.
Sudah dilakukan pemeriksaan lab dengan hasil :
 Hemoglobin :14,5g/dl
 Eritrosit :5,05106/ul
 Leukosit : 12,1 103/ul
 Hematokrit :43,8%
 Trombosit : 204
OBJEKTIF: Background:
 KU : pasien tampak Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
gelisa penyakit yang berat
 Kesadaran : GCS Terapi yang sudah diberikan pada pasien :
(eyes,verbar,motori) 456  Memberikan O2 nasal kanul 2L/menit
 TTV  Memposisikan semi fowler
TD : 120/80 mmHg  Mengajarkan relaksasi dengan nafas dalam jika nyeri timbul
RR : 26 x/mnt  Memberikan injeksi ketorolak 2ml
Nadi : 88 x/mnt  Memberikan injeksi cefotaxim 1g

Suhu : 36,5 °C
 Capillary reffil :< 2
detik.
 kesadaran
composmentis,
 terdapat luka lecet, jejas
pada perut sebelah
kanan klien
ASSESMENT: Assessment:
Subjektif data entry saya rasa pasien juga mengalami syok pada abdomenya
Klien mengatakan masih
merasakan nyeri di perut bagian
kanan dan perutnya terasa
seperti “ampeg” dan sesak
Objective data entry
 TTV
TD : 120/80 mmHg
RR : 26 x/mnt
Nadi : 88 x/mnt
suhu : 36,5 °C
 Capillary reffil :< 2
detik.
 GCS klien 456 dan
kesadaran
composmentis,
 terdapat luka lecet, jejas
pada perut sebelah
kanan klien

PLANNING: Recomendation:
 berikan O2 melalui 1. apa saran dokter pada pasien ini ?
nasal kanul 2l/menit 2. apakah perlu di lakukan USG atau foto rongent dokter ?
 lakukan distraksi 3. apakah perlu dikonsulkan pada dokter penyakit dalam ?
relaksasi pada klien
 observasi TTV
 kaji skala nyeri
Daftar Pustaka

Nugroho Taufan. 2016.”Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat”.Yogyakarta.Nuha


Medika
P Felisanny Rizkia.2008.”Trauma Tumpul Abdomen”.diakses dari:http://.(16 Maret 2018)
Hariadi Rakhmad.2015.”Asuhan Keperawatan Trauma Benda Tumpul Abdomen.diakses
dari:http://blogspot.co.id.(16 Maret 2018)

You might also like