Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Ada beberapa macam sebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada anak
hingga menjadi tuna daksa. Kerusakan tersebut ada yang terletak dijaringan otak,
jaringan sumsum tulang belakang, pada sistem musculus skeletal.
Adanya keragaman jenis tuna daksa dan masing-masing kerusakan
timbulnya berbeda-beda. Dilihat dari saat terjadinya kerusakan otak dapat terjadi
pada masa sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah lahir.
1. Sebab-sebab Sebelum Lahir (Fase Prenatal),
a. Gangguan pertumbuhan otak
b. Penyakit metabolisme
c. Penyakit plasma
d. Penyakit ibu
2. Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal),
a. Partus lama
b. Trauma kelahiran dan perdarahan subdural
c. Prematuritas
d. Pertumbuhan atau lilitan tali pusar
e. Atelektasis yang menetap
f. Aspirasi isi lambung dan usus
g. Sedasi berat pada tubuh ibu
3. Sebab-sebab setelah proses kelahiran (post natal),
a. Penyakit infeksi (ensefalitis)
b. Lesi oleh trauma
1. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat bagian tulang punggung dan badan.
2. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat bagian-bagian anggota gerak atas.
3. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat anggota gerak bawah.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka kelompok tujuh dapat
menyimpulkan bahwa tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk
melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh
untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan
yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan
secara khusus. Seperti juga kondisi ketuntasan yang lain, kondisi kelainan pada
fungsi anggota tubuh atau tunadaksa dapat terjadi pada saat sebelum anak lahir
(prenatal), saat lahir (neonatal), dan setelah anak lahir (postnatal). Insiden kelainan
fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi sebelum bayi lahir atua ketika
dalam kandungan, diantaranya dikarenakan faktor genetik dan kerusakan pada system
saraf pusat. Sama seperti bentuk kelainan atau ketuntasan yang lain, kelainan fungsi
anggota tubuh atau tunadaksa yang dialami seseorang memiliki konsekuensi atau
akibat yang hampir serupa, terutama pada aspek kejiwaan penderita, baik berefek
langsung maupun tidak langsung. Jenis rehabilitasi bagi penyandang tunadaksa
menurut kebutuhannya ada 3 macam, yaitu rehabilitasi medis, rehabilitasi vokasional,
dan rehabilitasi psikososial.