Professional Documents
Culture Documents
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
TanggalTerbit 02 Januari 2016
Halaman 01 dari 06
PEMERINTAH Dr. Firmina Tri Rahayu J
KABUPATEN MALANG Nip.19621124 198903 2 004
- Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
- Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk,
diare (bising usus hiper aktif).
- Reproduksi/sexualitas
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria,
dan sulit orgasme pada wanita
- Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki,
reflek tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
- Integumen
Kulit panas,kering dan kemerahan, bola mata cekung,turgor
jelek,pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit
rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
e.. Aspek psikososial: Stress, anxientas, depresi,Peka
rangsangan,Tergantung pada orang lain
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 3 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG
f. Pemeriksaan diagnostic :
Gula darah meningkat > 200 mg/dl, Aseton plasma (aseton) : positif
secara mencolok, Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt,
Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik),
Alkalosis respiratorik, Trombosit darah : mungkin meningkat
(dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan respon
terhadap stress/infeksi.
Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan
fungsi ginjal, Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut,
Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal
sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi
insulin, Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid
dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin, Urine :
gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat, Kultur
dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pada luka.
2. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, kehilangan
gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme.
3. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.
3. Intervensi
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
Data yang mungkin muncul :
Peningkatan haluaran urin, urine encer, haus, lemah, BB menurun , kulit
kering, turgor buruk.
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 4 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG
Kriteria hasil :
Tanda vital stabil, turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar
elektrolit dalam batas normal
Intervensi
1. Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi
dan takikardi.
2. Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan,
kering sebagai cerminan dari dehidrasi.
3. Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan
perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan keefektifan
terapi.
4. Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik
dan status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam
memberikan cairan pengganti.
5. Pertahankan cairan 2500 cc/hari jika pemasukan secara oral sudah
dapat diberikan. Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi
6. Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis
Menghindari pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan
menimbulkan kehilangan cairan.
7. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah,
distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
motilitas lambung, yang sering menimbulkan muntah sehingga terjadi
kekurangan cairan atau elektrolit.
Kolaborasi
8. Berikan terapi cairan sesuai indikasi
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan
respons pasien secara individual.
9. Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan
indikasi. Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah.
hipermetabolisme
Kriteria Hasil : Mencerna jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan
tingkat energi biasanya, BB stabil atau naik.
Intervensi
1. Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makananyang
adekuat (termasuk absorpsi).
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dihabiskan pasien. Mengidentifikasi
kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan.
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual,
muntah. Hiperglikemi dapat menurunkan motilitas/ fungsi lambung
(distensi atau ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan
intervensi.
4. Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat
dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat
diupayakan setelah pulang.
5. Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan
nutrisi pasien.
6. Kolaborasi dengan ahli diet Sangat bermanfaat dalam perhitungan
dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan pasien.