You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
TanggalTerbit 02 Januari 2016
Halaman 01 dari 06
PEMERINTAH Dr. Firmina Tri Rahayu J
KABUPATEN MALANG Nip.19621124 198903 2 004

Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
Tujuan Sebagai pedoman penanganan DM di Puskesmas Sumberpucung agar
dapat di tindak lanjuti dengan segera untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan klinis di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas
Sumberpucung Nomor : 440/192.f/SK /35.07.103.105/2015 mengenai
kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas.
Referensi Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta
: EGC.
Prosedur / langkah- 1. Anamnesa
langkah 2. Pemeriksaan Fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan DM
4. Tatalaksana
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada
kulit yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa
berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh
poli urea, polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare
kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat,
haus-haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita
dan masalah impoten pada pria.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
- Riwayat ISK berulang
- Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan
penoborbital.

- Riwaya t mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan


ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 2 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
d. Pemeriksaan Fisik
- Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori,
kekacauan mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang.
- Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural
hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
- Pernafasan
Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk
dengan sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi,
panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam),
RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.

- Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
- Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk,
diare (bising usus hiper aktif).
- Reproduksi/sexualitas
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria,
dan sulit orgasme pada wanita
- Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki,
reflek tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
- Integumen
Kulit panas,kering dan kemerahan, bola mata cekung,turgor
jelek,pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit
rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
e.. Aspek psikososial: Stress, anxientas, depresi,Peka
rangsangan,Tergantung pada orang lain
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 3 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG

f. Pemeriksaan diagnostic :

Gula darah meningkat > 200 mg/dl, Aseton plasma (aseton) : positif
secara mencolok, Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt,
Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik),
Alkalosis respiratorik, Trombosit darah : mungkin meningkat
(dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan respon
terhadap stress/infeksi.
Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan
fungsi ginjal, Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut,
Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal
sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi
insulin, Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid
dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin, Urine :
gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat, Kultur
dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pada luka.

2. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, kehilangan
gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme.
3. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.

3. Intervensi
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
Data yang mungkin muncul :
Peningkatan haluaran urin, urine encer, haus, lemah, BB menurun , kulit
kering, turgor buruk.
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 4 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG

Kriteria hasil :
Tanda vital stabil, turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar
elektrolit dalam batas normal

Intervensi
1. Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi
dan takikardi.
2. Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan,
kering sebagai cerminan dari dehidrasi.
3. Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan
perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan keefektifan
terapi.
4. Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik
dan status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam
memberikan cairan pengganti.
5. Pertahankan cairan  2500 cc/hari jika pemasukan secara oral sudah
dapat diberikan. Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi
6. Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis
Menghindari pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan
menimbulkan kehilangan cairan.
7. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah,
distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
motilitas lambung, yang sering menimbulkan muntah sehingga terjadi
kekurangan cairan atau elektrolit.
Kolaborasi
8. Berikan terapi cairan sesuai indikasi
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan
respons pasien secara individual.
9. Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan
indikasi. Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah.

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral,
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 5 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG

hipermetabolisme
Kriteria Hasil : Mencerna jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan
tingkat energi biasanya, BB stabil atau naik.
Intervensi
1. Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makananyang
adekuat (termasuk absorpsi).
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dihabiskan pasien. Mengidentifikasi
kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan.
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual,
muntah. Hiperglikemi dapat menurunkan motilitas/ fungsi lambung
(distensi atau ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan
intervensi.
4. Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat
dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat
diupayakan setelah pulang.
5. Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan
nutrisi pasien.
6. Kolaborasi dengan ahli diet Sangat bermanfaat dalam perhitungan
dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan pasien.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,


penurunan fungsi lekosit/perubahan sirkulasi.
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin
masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
ketuasidosis atau infeksi nasokomial.
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua
orang yang berhubungan dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri.
Mencegah timbulnya infeksi nasokomial.
3. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELITUS
(DM)
No.Dokumen B.327/0394
SOP No. Revisi 00
UPTD PUSKESMAS Tanggal Terbit 02 Januari 2016
Halaman 6 dari 6 Dr. Firmina Tri Rahayu J
SUMBERPUCUNG

akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.


4. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh,
massage daerah yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering
dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan
pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
5. Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko
terjadinya penyakit mulut.
6. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan
kemungkinan terjadinya infeksi.
7. Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai Penanganan
awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

DokumenTerkait  Rekam Medis


 Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. UGD

You might also like